PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Makalah Untuk memenuhi nilai mata kuliah Akutansi Keuangan 2
Disusun oleh : Diana Astuti Mahmuda Pupu Hayati Saiful Falah Tria Ningrum
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG Jl. Surya kencana no. 1 Pamulang
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi demikian dapat dikemukakan sebagai berikut. 1.
Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti misalnya: estimasi jumlah piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap.
2.
Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu untuk mengubah metoda akuntansinya untuk lebih mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
3.
Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar, prinsip, atau metoda akuntansi yang baru.
4.
Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan terjadinya perubahan entitas pelapor.
5.
Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara berlebihan. Perubahan akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi lebih besar.
Apapun alasannya, akuntan harus tetap menempatkan manfaat atau kegunaan informasi sebagai pertimbangan utama di dalam menyajikan informasi akuntansi. Akuntan harus menentukan apakah perubahan akuntansi memang diperlukan, dan kemudian memutuskan bagaimana efek perubahan akuntansi harus dilaporkan untuk membantu para pemakai di dalam memahami laporan keuangan.
Deteksi kesalahan akuntansi terhadap transaksi-transaksi yang terjadi dimasa lalu juga dihadapkan pada persoalan yang sama. Kesalahan harus dikoreksi, dan penjelasan yang lengkap harus diberikan agar pemakai laporan keuangan tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi. Latar Belakangnya adalah :
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi demikian dapat dikemukakan sebagai berikut. 1.
Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti misalnya: estimasi jumlah piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap.
2.
Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu untuk mengubah metoda akuntansinya untuk lebih mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
3.
Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar, prinsip, atau metoda akuntansi yang baru.
4.
Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan terjadinya perubahan entitas pelapor.
5.
Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara berlebihan. Perubahan akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi lebih besar.
Apapun alasannya, akuntan harus tetap menempatkan manfaat atau kegunaan informasi sebagai pertimbangan utama di dalam menyajikan informasi akuntansi. Akuntan harus menentukan apakah perubahan akuntansi memang diperlukan, dan kemudian memutuskan bagaimana efek perubahan akuntansi harus dilaporkan untuk membantu para pemakai di dalam memahami laporan keuangan.
Deteksi kesalahan akuntansi terhadap transaksi-transaksi yang terjadi dimasa lalu juga dihadapkan pada persoalan yang sama. Kesalahan harus dikoreksi, dan penjelasan yang lengkap harus diberikan agar pemakai laporan keuangan tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi. Latar Belakangnya adalah :
a.
Tujuan :
Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi
Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas :
Perubahan kebijakan
Perubahan estimasi
Koreksi Kesalahan
b.
Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding laporan keuangan.
c.
Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1
B.
RUANG LINGKUP Penerapan PSAK 25:
1.
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2.
Akuntansi untuk a. Perubahan kebijakan akuntansi, b.
Perubahan estimasi akuntansi, dan
c.
Koreksi kesalahan periode lalu.
Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
C.
KONSEP MATERIALITAS
Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan adalah material jika, baik secara sendiri maupun bersama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait.
Ukuran atau sifat pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
D.
MATERIALITAS •
Penilaian
apakah
kelalaian-pencantuman
atau
kesalahan-pencatatan
dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai, dan menjadi material, memerlukan pertimbangan karakteristik pemakai tersebut. •
Penilaian
tersebut
mempertimbangkan
bagaimana
pemakai
terpengaruh secara rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi.
diperkirakan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran dan penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, pada laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan 1.
Pengakuan : Kapan dan kondisi seperti apa diakui
2.
Pengukuran : Berapa banyak yang diakui
3.
Penyajian: Bagaimana disajikannya di Laporan Keuangan
Penetapan Kebijakan Akuntansi :
PSAK Spesifik : akuntansi untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut. Tidak Ada PSAK Spesifik : menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan
menerapkan
suatu
kebijakan
akuntansi
yang
menghasilkan informasi yang relevan & andal (menyajikan jujur,
mencerminkan
subtansi
ekonomi,netral,
pertimbangan sehat dan lengkap). Pertimbangan dalam Penerapan :
1.
Sumber acuan manajemen dalam membuat pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait
Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
2.
Manajemen juga menggunakan
standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang mengacu pada KDPPLK yang sama
Literatur akuntansi
Praktik akuntansi industri yang berlaku
Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Konsistensi penerapan kebijakan
1.
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa,
kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokan pos pos dengan kebijakan akuntansi berbeda adalah hal tepat.
2.
Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan tersebut,
Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
1.
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.
2.
Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan yang konsisten diperlukan
Bukan Kebijakan Akuntansi
1.
Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
2.
Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau PSAK 19, bukan
sesuai dengan Pernyataan ini. Penerapan Perubahan Kebijakan
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada: 1.
Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada;
2.
Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Pendekatan Pelaporan Perubahan Kebijakan Akuntansi (Kieso et al.)
1.
1
Entitas melaporkan dampak kumulatif atas perubahan kebijakan pada laporan keuangan tahun berjalan. Entitas tidak melakukan perubahan pada laporan keuangan tahun sebelumnya.
2.
Entitas melakukan perubahan secara retrospektif. Entitas melakukan penyesuaian laporan keuangan tahun sebelumnya dan menunjukkan dampak kumulatif sebagai penyesuaian pada laba ditahan awal tahun berjalan.
3.
Entitas melakukan perubahan secara prospektif (di masa depan). Entitas tidak melakukan penyesuaian pada neraca awal untuk merefleksikan perubahan kebijakan.
IASB cenderung pada penggunaan pendekatan retrospektif.
1
Entitas : Setiap unit atau organisasi yang dapat dipandang atau diperlakukan sebagaimana layaknya individu menurut ketentuan hukum yang berlaku, atau setiap unit atau lembaga yang keberadaannya dijamin atau dilindungi oleh ketentuan hukum yang berlaku, sehingga bisa menuntut atau mengklaim pihak lain dan dituntut dimuka pengadilan atas namanya sendiri. Atau dengan kata lain entitas adalah setiap individu dan/atau organisasi yang berbadan hukum.
B.
PENERAPAN RETROSPEKTIF Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan : 1.
Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal.
2.
Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Keterbatasan Penerapan Retrospektif ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif periode tersebut. Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan (Variasi Ilustrasi Kieso et al., 2011) Contoh : #Informasi PT A
Tanggal 1 Januari 2011, PT A menjual saham Rp 200 juta dan mulai beroperasi di industri retail. Berikut data penjualan, pembelian persediaan, dan beban operasi selama tahun 2011 – 2013 yang dilakukan dengan transaksi kas. Tahun
2011
2012
2013
Penjualan Pembelian Beban operasi Arus kas dari operasi
700jt 200jt 350jt 150jt
650jt 200jt 350jt 50jt
650jt 250jt 300jt 100jt
PT A menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk biaya persediaan sebelum 1 Januari 2013 dan menerapkan metode FIFO sejak tahun 2013.
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan : Berikut perbandingan jumlah persediaan selama tahun 2011-2013 dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO.
Average cost
FIFO
Perbedaan
01-Jan-11
0
0
0
31-Des-11
50jt
55jt
5jt
31-Des-12
75jt
85jt
10jt
31-Des-13
95jt
110jt
15jt
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Berikut perbandingan COGS selama tahun 2011-2013 dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Average cost
FIFO
Perbedaan
2011
150jt
145jt
5jt
2012
225jt
220jt
5jt
2013
230jt
225jt
5jt
Informasi Laba Per Saham tidak disyaratkan dalam laporan laba-rugi. Dampak pajak diabaikan #Informasi PT A Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Laba Rugi 2011
2012
2013
Penjualan
700jt
650jt
650jt
COGS (rata-rata tertimbang)
150jt
225jt
230jt
Beban operasi
350jt
350jt
300jt
Laba bersih
200jt
75jt
120jt
2011
2012
2013
Penjualan
700jt
650jt
650jt
COGS (FIFO)
145jt
220jt
225jt
Beban operasi
350jt
350jt
300jt
Laba bersih
205jt
80jt
125jt
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Laba Ditahan 2011
2012
2013
0
200jt
275jt
Laba bersih (rata-rata tertimbang)
200jt
75jt
120jt
Laba ditahan (akhir)
200jt
275jt
395jt
2011
2012
2013
Laba ditahan (awal)
0
205jt
285jt
Laba bersih (FIFO)
205jt
80jt
125jt
Laba ditahan (akhir)
205jt
285jt
410jt
Laba ditahan (awal)
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Posisi Keuangan 2011
2012
2013
50jt
75jt
95jt
Kas
350jt
400jt
500jt
Total Aset
400jt
475jt
595jt
Modal Saham
200jt
200jt
200jt
Laba ditahan
200jt
275jt
395jt
Total Ekuitas
400jt
475jt
595jt
2011
2012
2013
55jt
85jt
110jt
Kas
350jt
400jt
500jt
Total Aset
405jt
485jt
610jt
Modal Saham
200jt
200jt
200jt
Laba ditahan
205jt
285jt
410jt
Total Ekuitas
405jt
485jt
610jt
Persediaan (rata-rata tertimbang)
Persediaan (rata-rata tertimbang)
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Arus Kas 2011
2012
2013
Penjualan
700jt
650jt
650jt
Pembelian
200jt
200jt
250jt
Beban operasi
350jt
350jt
300jt
150jt
50jt
100jt
200jt 350jt
50jt
100jt
Kas awal tahun
0
350jt
400jt
Kas akhir tahun
350jt
400jt
500jt
Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas bersih dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan Penerbitan saham biasa Penambahan kas bersih
***Karena dampak pajak diabaikan, maka perubahan dari metode rata-rata tertimbang tidak mempengaruhi laporan arus kas perusahaan.
#Pencatatan Perubahan Prinsip Akuntansi
Di dalam penerapan retrospektif, penggunaan metode FIFO mempengaruhi nilai persediaan, COGS, laba bersih, dan laba ditahan.
Tahun
Laba Bersih
Perbedaan Laba
Average cost
FIFO
2011
200jt
205jt
5jt
2012
75jt
80jt
5jt
Total kumulatif awal 2013
275jt
285jt
10jt
Total 2013
120jt
125jt
5jt
Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah : Persediaan Laba ditahan
10 juta 10 juta
Ketika Retrospektif Tidak Praktis - > Ketika tidak praktis untuk menentukan :
Dampak periode-spesifik akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif, maka entitas :
Menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan
Membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu.
Dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode lalu, maka entitas :
Menyesuaikan informasi komparatif untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal
Pengungkapan Penerapan Awal
1. Judul PSAK; 2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan; 3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi; 4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan; 5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang, ketika dapat diterapkan; 6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah penyesuaian: i. ii.
Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas; a)
Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang praktis; dan
b)
Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.
Pengungkapan Perubahan Sukarela (Voluntary)
1. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi; 2. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal dan lebih relevan; 3. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,:
Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;dan Penyesuaian LPS dasar dan dilusian; 4. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan 5. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan
perubahan
kebijakan
akuntansi
diterapkan,
jika
penerapan
retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan. # Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang. PSAK baru belum Efektif
Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan: 1. Fakta Tersebut 2. Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya. Pengungkapan PSAK Baru belum Efektif
1.
Judul PSAK baru;
2.
Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi;
3.
Tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan;
4.
Tanggal di mana entitas berencana untuk menerapkan PSAK awalnya; dan
5.
Suatu Pernyataan tentang, apakah:
Suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK atas laporan keuangan; atau
jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar, pernyataan atas hal itu.
C.
ESTIMASI AKUNTANSI Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemen dalam LK. Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini
yang tersedia dan dapat diandalkan. Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara akurat
namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada aktivitas bisnis. Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan
LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. “Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pen galaman …” Perubahan estimasi akuntansi adalah:
Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
Perubahan
estimasi
akuntansi
dihasilkan
dari
informasi
baru
atau
perkembangan baru dan,
Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan. Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut:
1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan. 2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
Pengungkapan Perubahan Estimasi
1. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang:
Berdampak pada periode berjalan, atau
Diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk mengestimasi dampak itu
2. Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut. Kesalahan
1. Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. 2. Laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK jika mengandung:
Kesalahan material, atau Tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu. Kesalahan Periode Lalu
Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang: a.
tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
b.
secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk
Dampak kesalahan perhitungan matematis,
Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
Kecurangan.
Koreksi Kesalahan Periode Lalu
Koreksi kesalahan material periode lalu: Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan : a)
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan terjadi; atau
b)
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian p aling awal, maka menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal
Keterbatasan Penyajian Retrospektif Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali secara retrospektif
kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif kesalahan. Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu
Entitas
menyajikan-kembali
informasi
komparatif
untuk
mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal Pengungkapan Koreksi Kesalahan
Sifat kesalahan periode lalu;
Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang p raktis:
Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu
tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi. # … Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang
Tidak Praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah seluruh usaha rasional dilakukan. Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk menerapkan
suatu perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk mengoreksi kesalahan, jika:
dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif tidak dapat ditentukan;
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan asumsi mengenai maksud
manajemen yang ada pada periode lalu
tersebut; atau
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi yang: 1. menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan 2. akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan dari informasi lain.
Tanggal Efektif
Tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Menggantikan PSAK 25 (1994).
Perubahan Estimasi Akuntansi Contoh :
Biaya Perolehan Nilai sisa
Dalam Ribuan 510.000 10.000
Dasar Amortisasi Masa manfaat (awal)
500.000 20 tahun 25.000
Amortsasi tahunan Neraca (31 Des 2008) Aset Tidak Lancar: Tanaman Menghasilkan Akumulasi Amortisasi Nilai Tercatat
510.000 50.000 460.000
Perubahan Estimasi Akuntansi
Nilai tercatat Nilai Sisa (baru)
460.000 5.000
Dasar amortisasi Sisa masa manfaat Amortisasi tahunan
455.000 28 tahun 16.250
Jurnal tahun 2009
Beban Amortisasi
16.250 Akumulasi Amortisasi
16250
x 2 tahun =
50.000
Contoh 1
Tahun 20X1, PT. Beta salah mencatat saldo akhir persediaan, yaitu Rp 6.500 lebih besar dari jumlah sebenarnya, sehingga menyebabkan saldo awal 20X2 overvalued sebesar Rp 6.500
PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp 104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp 5.250
PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp 73.500, HPP 53.500 pajak penghasilan Rp 6.000.
Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan saldo laba akhir Rp 34.000
Tarif pajak 30%
Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham tidak diperdagangkan di publik.
Berdasarkan Data diatas Maka : Laporan 20x1 20 × 1
Penjualan Beban Pokok Penjualan
73.500 -53.500
Laba sebelum pajak penghasilan
20.000
Pajak Penghasilan Laba
-6.000 14.000
Disajikan Kembali Laporan 20x2 20 × 2
Penjualan Beban Pokok Penjualan
20 × 1
104.000 -80.000
73.500 -60.000
Laba sebelum pajak penghasilan
24.000
13.500
Pajak Penghasilan Laba
-7.200 16.800
-4.050 9.450
Laporan Perubahan Ekuitas Modal saham
Saldo per 31 Desember 20x0
20.000
25.000
-
9.450
9.450
5.000
29.450
34.450
-
16.800
16.800
5.000
46.250
51.250
Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des 20X2 Saldo per 31 Desember 20X2
# Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2. Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan Penurunan beban pajak penghasilan (Penurunan) dalam laba (Penurunan) dalam persediaan Penurunan dalam utang pajak penghasilan (Penurunan) dalam ekuitas
Total
5.000
Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des 20X1 disajikan kembali Saldo per 31 Desember 20X1
Saldo Laba
(6500) 1950 (4550) (6500) 1950 (4550)
Contoh Kasus (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Sebelum 1 Januari 2012, Perusahaan mencatat perjanjian sewa menara sebagai sewa
operasi , yang mana hal ini dipandang sebagai satu kesatuan antara tanah dan bangunan,
dan keseluruhan perjanjian tersebut diperlakukan sebagai sewa tanah.
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 30 (revisi 2011) secara
retrospektif , di mana Perusahaan diharuskan melakukan klasifikasi elemen tanah dan
bangunan dalam perjanjian sewa menara secara terpisah apakah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi . Dampak utama PSAK 30 (revisi 2011) adalah
pengakuan aset dan kewajiban sewa pembiayaan atas elemen bangunan dalam perjanjian sewa slot menara di mana Perusahaan bertindak sebagai lessee. Sebelum 1 Januari 2012, tidak ada panduan spesifik atas akuntansi untuk perjanjuan
konsesi jasa. Grup memperlakukan perjanjian ini sebagai kontrak executory. Aset prasarana yang dibangun dalam perjanjian ini diperlakukan sebagai aset tetap dan disusutkan selama taksiran masa manfaatnya. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan secara retrospektif ISAK 16,
“Perjanjian Konsesi Jasa” dan ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”, untuk memperlakukan kontrak konsesi Perusahaan. Dampak penerapan ISAK 16 dan ISAK 22 terdapat pada pengakuan pendapatan , aset prasarana yang dibangun dalam perjanjian tidak diakui sebagai aset, dan pengakuan aset keuangan. Sebelum 1 Januari 2011, menurut PSAK, goodwill diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus berdasarkan masa manfaatnya. Mulai tanggal 1 Januari 2011, goodwill tidak diamortisasi melainkan dilakukan uji penurunan bagi goodwill setiap tahun (pada 31 Desember) dan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi ini berdasarkan amandemen PSAK 22, “Kombinasi Bisnis” yang diterapkan secara prospektif . Menurut PSAK, sampai tanggal 31 Desember 2009, pendapatan dari jasa penyambungan
diakui sebagai pendapatan pada saat penyambungan selesai dilakukan (pasca-bayar) atau pada saat aktivasi kartu perdana (pra-bayar). Sejak 1 Januari 2010, komponen aktivasi dari penjualan paket perdana telah ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama rata-rata masa hubungan yang diharapkan dari pelanggan. Perubahan kebijakan akuntansi ini merupakan dampak dari pencabutan PSAK 35, “Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi” yang berlaku secara prospektif .
Jawaban
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak)
Analisis Kesalahan (Kieso et al., 2011) Tiga analisis kesalahan:
1. Jenis kesalahan yang terlibat 2. Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan 3. Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah kesalahan ditemukan Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan pada
pertiode berjalan sebagai penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba.
Kesalahan Laporan Posisi Keuangan Merupakan kesalahan yang hanya mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas. Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi seharusnya Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan posisi keuangan
periode sebelumnya untuk tujuan perbandingan. Analisis Kesalahan Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan
ekuitas. Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan beban yang
tidak sesuai tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih. Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba Rugi
1. Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya selama 2 periode.
Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca saldo laba ditahan.
Jika perusahaan belum tutup buku:
Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan
Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan
Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan tidak diperlukan.
Contoh Umum Counterbalancing E rr ors 1.
Tidak Mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak
mencatat beban gaji akrual
sebesar Rp 50 juta. a.
PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah
sebagai berikut: Laba ditahan
50 juta Beban gaji
b.
2.
50 juta
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
Tidak Mencatat beban dibayar di muka
Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta dengan kas dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun. a.
PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Beban asuransi
50 juta
Laba ditahan
b.
3.
50 juta
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
Pendapatan dibayar di muka
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar 50 juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat jurnal penyesuaian. a. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Laba ditahan
50 juta
Pendapatan sewa
b.
4.
50 juta
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
Pendapatan Akrual
Tanggal
31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas
bunga sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. a. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Laba ditahan
50 juta Pendapatan bunga
50 juta
b. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
5.
Pendapatan Akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012 tercatat dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode persediaan periodik. a. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Pembelian
50 juta Laba ditahan
50 juta
b. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2. Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode akuntansi
selanjutnya
(memerlukan
waktu
lebih
dari
2
periode
untuk
memperbaiki diri sendiri). Contoh Umum Non- Counterbalancing Er ror s Depresiasi aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan dengan membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru diketahui tahun 2013. PT A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset. 1.
PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Mesin
50 juta
Beban depresiasi – mesin
10 juta (50jt / 5 tahun)
Laba ditahan
40 juta (50jt – 10jt)
Akumulasi depresiasi – mesin 2.
20 juta (2 x 10jt)
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut. Mesin
50 juta Laba ditahan
30 juta (50jt – 2 x 10jt)
Akumulasi depresiasi 20 juta