Berikut ini lingkup materi Mengkreasikan Puisi Rakyat untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs. Indikator yang akan dicapai pada tiap bagian dicontohkan berikut. (dapat dibuat indikator lain) Kompetensi Dasar
3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat pantun, syair, syair, yang dibaca dibaca dan dan didengar .
4.9 Menyimpulkan isi (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang disajikan dalam bentuk tulis
3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar .
4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa
Indikator • menyimpulkan ciri umum (pantun, syair, dan gurindam) pada teks yang dibaca/didengar. • Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur pantun, syair, dan gurindam pada teks yang dibaca/didengar. • Mendaftar kata/ kalimat yang digunakan pada teks yang dibaca/didengar.
• Menyimpulkan isi pantun • Menyimpulkan isi syair • Menyimpulkan isi gurindam
• Menyimpulkan variasi pola pengembangan isi pantun • menyimpulkan prinsip penggunaan kata/ kalimat pada pantun • melengkapi pantun sesuai struktur dan kaidah bahasa serta menelaahnya • memvariasikan beragam pola pengembangan pantun • mengomentari dari segi struktur dan bahasa • memperbaiki kesalahan dari segi isi, syarat pantun, penggunaan kata,kalimat, ejaan dan tanda baca • menulis dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan dan kaidah (pantun) • menyajikan syair dan gurindam dalam bentuk musikalisasi • menyajikan pantun dalam bentuk berbalas pantun
Pemilihan Tema Tema yang dipilih pada unit puisi rakyat ini adalah nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur bangsa Indonesia. Tema kearifan, keadilan, kejujuran, kepedulian/ gotong royong, kerja keras perlu ditumbuhkan secara terus- menerus. Dalam upaya enumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitar, kedekatan dengan orang-orang tercinta, dan menumbuhkan rasa empati sosial dengan penagmatan berbagai fenomena. Aspek kebahasaan yang dilatihkan Bekal yang diperlukan siswa untuk membuat puisi rakyat adalah memahami prinsip penggunaan dan keterampilan bagian-bagain kompetensi. Pada unit ini siswa berlatih
menggunakan kata benda, kata sifat, keterangan tempat, kata depan, sinonim kata, kalimat rincian, kalimat bermajas Materi Materi untuk tiap kegiatan diuraikan berikut. Pengetahuan Kegiatan A dan B Pengertian Jenis Tujuan komunikasi puisi rakyat Persamaan dan perbedaan syair, gurindam, pantun Kata berima Makna kata/ ungkapan Keterampilan Memahami isi syair, gurindam, pantun Praktik memahami isi puisi rakyat (menjawab pertanyaan hal yang dideskripsikan, apa saja informasi rincian) Kegiatan C Pengetahuan Struktur Karakteristik tiap bagian Contoh cara melengkapi Contoh variasi puisi rakyat dari segi kalimat yang digunakan Contoh penggunaan kata/ kalimat pada pantun Keterampilan Praktik menelaah struktur Praktik melengkapi struktur puisi rakyat (melengkapi bagian identifikasi/ gambaran umum, deskripsi bagian) Praktik memvariasikan beragam pantun Praktik membuat telaah ketepatan struktur, syarat pantun, dan penggunaan bahasa pada puisi rakyat Kegiatan D Pengetahuan Contoh langkah penyusunan Contoh variasi sampiran pantun dengan beragam tema Contoh variasi isi pantun dengan beragam tema Keterampilan Praktik menulis dari objek sekitar yang diamati Praktik menyunting dan memperbaiki puisi rakyat yang dibuat Sikap yang ditumbuhkan Sikap utama yang ditumbuhkan pada pembelajaran unit ini adalah sikap peduli, Jujur berkarya, tanggung jawab, toleran dan kerjasama , proaktif, dan kreatif. Kepedulian dapat ditumbuhkan melalui penggalian masalah di sekitar untuk dijadikan pantun. Kreativitas dilatihkan pada berbagai latihan memvariasikan pantun dari berbagai aspek. Bagian C: Mencermati dan Melengkapi Struktur/ Kebahasaan Materi Pengetahuan Struktur puisi rakyat (struktur gurindam, syair, dan pantun) Contoh variasi pantun dari segi jenis kalimat, pola penyajian kalimat pada larik Contoh variasi pengembangan isi Contoh beragam kata berima pada sampiran dan isi Prinsip mengurutkan Prinsip melengkapi Prinsip mengembangkan Prinsip menggunakan kata/ kalimat Keterampilan
Praktik mengurutkan Praktik melengkapi Praktik menyusun Praktik menyunting Sikap yang ditumbuhkan Jujur berkarya Tanggung jawab
Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara. Puisi rakyat berupa puisi, syair, dan gurindam. Pada unit ini kita akan belajar tentang puisi rakyat yang berupa pantun. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama warisan nenek moyang kita yang kaya muatan nilai moral, agama, dan budi pekerti. Melalui pantun inilah para l eluhur kita mewariskan nilai-nilai luhur dengan cara yang menghibur, segar, dan indah. Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat Melalui kesastraan lama kamu dapat memahami nilai-nilai yang ingin diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Pada acara-acara di televisi, kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada lagulagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang lagi didengar. Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turuntemurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulutkemulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Pada bagian ini puisi lama yang akan dibahas adalah pantun. Dan untuk membuka pembelajaran Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat, diawali dengan membaca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! (gunakan irama lagu Rasa Sayange) Marilah membaca puisi rakyat untuk mengenali bentuk dan memahami nilai luhur yang terkandung di dalamnya! Pantun karya nenek moyang Pantun 1 Air surut memungut bayam, Sayur diisi ke dalam kantung; Jangan diikuti tabiat ayam, Bertelur sebiji riuh sekampung. Pantun 2 Baik bergalas baik tidak, Buli-buli bertali benang; Baik berbalas baik tidak, Asal budi sama dikenang. Pantun 3 Ikan nila dimakan berang-berang, Katak hijau melompat ke kiri; Jika berada di rantau orang, Baik-baik membawa diri. Pantun 4 Akar keladi melilit selasih, Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan budi junjungan kasih, Mesra kenangan sepanjang zaman.
Sumber: Buku sumber yang digunakan sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII pada postingan-postingan ini dikutip dari: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Pengertian, Ciri, dan Langkah Membuat Gurindam OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Pengertian Gurindam Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau “perumpamaan”. Gurindamssarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindams bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindamsadalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya. Ciri gurindams
terdiri atas dua baris dalam sebait
tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
merupakan satu kesatuan yang utuh.
baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
isi gurindams biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara Langkah membuat gurindamshampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam. Langkah membuat 1) Tentukan ide yang akan disampaikan 2) Menata ide 3) Memilih kosakata 4) Membuat larik 5) Menata kembali kalimat/ larik 6) Menata gurindamssecara logis. Bacalah contoh Gurindams berikut! Gurindam Jika hendak mengenal orang yang baik perangai lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa. Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda
Sumber: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Pengertian, Ciri, dan Langkah Membuat Pantun OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Pengertian Pantun Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun.di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantunsleluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan. Ciri-ciri pantunsdapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciri pantuns
Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
Baris ketiga dan keempat merupakan isi. Langkah membuat pantuns 1) Tentukan ide yang akan disampaikan ( kalau hidup bekerja keras kelak hidupnya menjadi sukses). 2) Menata ide menjadi dua larik ( dengan bunyi akhir yang berbeda). 3) Memilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik. 4) Membuat larik sampiran dari benda/ kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan isi. 5) Menata kembali kalimat/ larik dengan rima dari kosakata yang berima sama. 6) Menata pantunssecara logis.
Contoh Pantuns Pantun Baru
Pergi melaut membawa jala, Jala ditebar sambil mengingat; Meski hidup banyak kendala, Haruslah kita slalu semangat. Enak rasanya bubur yang hangat, Enak dimakan bersama kerupuk; Hidup memang harus semangat, Janganlah mudah kita terpuruk. Kota Sampit di Kalimantan, Kota Makasar di Sulawesi; Teruslah berusaha jadi teladan, Raihlah cita raih prestasi. Penghasil batik di Yogyakarta, Kalaulah Brebes penghasil beras; Berusaha terus mengajar cita, Sambil berdoa dan kerja keras
Sumber: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Pengertian, Ciri, dan Cara Membuat Syair OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Pengertian Syair Selain gurindam dan pantun, yang termasuk ke dalam puisi rakyat adalah syair. Di bawah ini disajikan pengertian syairs, ciri syair, dan Cara Membuat Syair. Syairs adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya syairs tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syairs khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syairs Perahu, Syairs Burung Pingai, Syairs Dagang, dan Syairs Sidang Fakir. Ciri-ciri syairs antara lain : 1. Setiap bait terdiri dari empat baris. 2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata. 3. Bersajak a-a-a-a. 4. Semua baris adalah isi. 5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan. Langkah membuat syairs hampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat syairs. Langkah membuat 1) Menentukan ide 2) Menata ide 3) Memilih kosakata 4) Membuat larik 5) Menata kembali kalimat/ larik
6) Menata syair secara logis. Contoh syairs
Syairs Perahu Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syairs terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah Inilah gerangan suatu madah Wahai muda kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir Karya: Hamzah Fansuri
Sumber: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Menelaah Struktur dan Bahasa Puisi Rakyat OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun. Bacalah pantun berikut! Pola 1 Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Pola 2 Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Pola 3 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu
Pola 4 Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Pola15 Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Pola 6 Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Bacalah gurindam berikut! Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat
Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair Syair Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insane
Buku sumber: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Bekal untuk Menelaah Puisi Rakyat OLEH KECILNYAAKU | JUL 12, 2016 | PUISI RAKYAT | 0 KOMENTAR
Untuk menelaah Puisi Rakyat diperlukan pemahaman kebahasaan. Aspek-aspek kebahasaan yang biasanya digunakan dalam puisi rakyat di antaranya: Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya Kalimat saran Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh:
Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Kalimat ajakan Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari). Contoh: Marilah kita jaga agar lestari Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh: Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita. Kalimat larangan Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari). Contoh: Janganlah berprasangka buruk kepada sesama Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna). Kata penghubung sebab (kausal) Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu). Kata penghubung akibat Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. Kata penghubung syarat Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Cermati Puisi Rakyat berikut! Pantun Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Syair Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Gurindam Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik
Buku sumber: Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra berupa puisi dengan bahasa lisan. Membaca puisi sering diartikan sama dengan deklamasi. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada satu pengertian yang sama, yakni mengkomunikasikan puisi kepada para pendengarnya. Hakikat membaca puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi, yaitu menyampaikan puisi kepada penikmatnya dengan setepattepatnya agar nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan maksud penyairnya.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memerlukan penghayatan dalam pembacaan dan pembawaan. Puisi atau sajak dapat dibaca dalam hati atau dengan suara keras. Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat membaca sajak dengan keras. Prinsip itu adalah volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata. Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat Anda membaca puisi. Keras atau lemahnya suara harus tepat. Artikulasi suara adalah pengucapan kata dem i kata dengan benar serta dengan suara yang jelas dan pilah. Intonasi adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya suara pada saat kalian membaca larik demi larik sajak. Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi sajak yang dibaca. Mimik adalah ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya, sedih, semangat, atau gembira) yang digambarkan pada sajak yang dibaca. Pandangan mata adalah arah mata memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala penjuru tempat penonton berada. Setelah mengetahui prinsip-prinsip tersebut, kita dapat mengaplikasikan prinsip tersebut ke dalam teknikteknik membaca puisi di atas pentas dalam dunia nyata.
Memahami prosedur membaca puisi yang MUDAH
Materi yang kalian hadapi disini agak berbeda dengan materi yang lainnya meskipun berkaitan dengan membaca Puisi. Kalian diajak untuk menerapkan prinsip membaca ekspresif pada saaat membaca puisi atau sajak. Cobalah kalian ikuti langkahlangkah yang diberi pada masing-masing Point: Point (A) Apakah kalian tahu cara membaca puisi?? Puisi dapat diungkapkan atau dibaca dalam hati atau dengan suara yang keras. Berikut ini, kalian diajak untuk membaca puisi dengan suara yang cukup keras tetapi dengan menerapkan teknik dan cara ucapan yang baik. Sebelum menerapkan teknik dasar yang baik, kalian perlu memahami atau mengetahui beberapa prinsip yang diperkirakan pada saat kalian membaca puisi dengan keras, Prinsip itu adalah volume suara,intonasi,artikulasi suara, gerak tubuh, mimik, serta pandangan mata. 1. Volume suara Ialah kerasnya atau lemahnya suara kita pada saat membaca puisi. 2. Intonasi Ialah lagu membaca yang meliputi penggalan kata atau sajak dan tinggi atau rendahnya suara pada saat kalian membaca kalimat demi kalimat. 3. Artikulasi suara Ialah penyampaian kata demi kata dengan memperhatikan tutur kata yang benar serta dengan suara yang jelas.
4. Gerak tubuh Ialah meliputi keseluruhan gerak anggota tubuh: kaki, tangan, badan, serta kepala sesuai dengan isi puisi yang dibaca. 5. Mimik Ialah perubahan raut muka serta ekspresi wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya: sedih, gembira,atau semangat) yang digambarkan pada puisi yang dibaca. 6. Pandangan mata Ialah arah dimana mata memandang, yang seharusnya mata tertuju kesegala penjuru tempat dimana penonton berada. Diskusikanlah prinsip-prinsip tersebut dengan teman-teman kalian. Point (B) Semua prinsip-prinsip itu sangat berguna untuk membaca sajak secara ekspresif. Apa yang dimaksud sengan membaca ekspresif?? Membaca ekspresif adalah membaca dengan mengekspresikan pikiran,perasaan atau pengalaman yang dimiliki si penulis. Pada dasarnya kegiatan dalam membaca ekspresif ini dilakukan dengan suara yang keras serta gaya dan berpenampilan sesuai denga isi puisi yang dibaca. Point (C) Dengan keterangan yang disampaikan diatas, kalian dapat meengarisbawahi bahwa membaca ekspresif, cocok sekali digabungkan dalam membaca puisi. Point (D) Membaca ekspresif sering dilakukan di depan kelas atau di depan teman -teman kalian serta diatas pentas. Jika demikian halnya, diperlukan teknik membaca puisi yang benar. Dapat dikatakan bahwa teknik ini ialah prosedur yang mengandung beberapa point. Point-point itu tidak harus ditempuh secara berurutan karena tidak saling menentukan. (point tambahan dari point D) cobalah kalian cermati teknik membaca puisi diatas pentas berikut: TEKNIK MEMBACA PUISI DIATAS PENTAS Percaya diri (PD) bahwa kalian telah memakai pakaian yang rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca diatas pentas. Berdirilah dengan tegak tetapi agak santai serta tenangkan diri kalian diatas pentas sebelum kalian mulai membaca puisi kalian. Kuasailah pertunjukan serta penonton dengan mengarahkan pandangan kesegala penjuru dimana tempat duduk penonton. Hayati dan cermatilah puisi yang kalian baca dengan memahami isi da n pesan yang terkandung dalam puisi yang kalian baca. Bacalah puisi tersebut dengan suara yang jelas dan jangan terlalu terburu -buru
serta dengan artikulasi suara yang jelas, dengan volume suara yang dapat menjangkau penonton dan serta dengan intonasi yang baik. Aturlah napas kalian dengan baikdan dengan menyesuaikan dengan penggalan kata, larik, serata bait perbait puisi tersebut, Pusatkanlah perhatian kalian pada puisi yang dibaca dengan menguasai panggung dan tanpa terpengaruh oleh penonton atau teman kalian. Point (E) Setelah kalian memahami teknik membaca puisi diatas, praktikkanlah teknik tersebut di depan kelas kalian. Anggaplah posisi depan kelas itu sebagai pentas dan temanteman kalian itu ialah penonton. Kalian dapat m embaca dengan teknik membaca tersebut secara berganti-gantian kepada teman kalian, dan kalian dapat memberikan komentar, pendapat serta penilaian kalian. Point (F) Dari komentar, pendapat, serta penilaian teman kalian, kalian merasa bahwa point-point pada teknik membaca puisi diatas perlunya ada tambahan. Diskusikanlah dengan temann sebangku kalian point-point apa saja yang perlu ditambahkan?? . Point (H) Serta dari penambahan point dari pada (point F) diatas,kalian memahami bahwa prosedur tentang teknik membaca puisi itu merupkan bukan prosedur yang ketat yang setiap pointnya harus ditempuh satu demi satu secara berurutan. Kalian juga mungkin berpendapat bahwa puisi dengan isi serta pesan atau amanat yang terkandung dalamnya yang berbeda untuk menuntut teknik membaca yang berbeda pula. Diskusikanlah apakah teman sebangkumu sependapat dengan apa yang kalian rasakan?? .
Pengertian Puisi, Ciri-Ciri Dan Jenis Puisi Terlengkap By Seputar PengetahuanPosted on 1 July 2015
Pengertian Puis i, Ciri-Cir i Dan J enis Puis i Terleng kap – Berbicara mengenai puisi, pasti sudah tidak diragukan lagi pengetahuannya tentang puisi, namun banyak yang mungkin saja lupa atau belum mengetahui apa sebenarnya puisi itu, apa saja ciri-ciri puisi dan jenis-jenisnya. Baiklah, pada kesempatan ini kita akan membahas dan mengulas sedikit tentang pengertian puisi dan ciri-cirinya serta jenis-jenis puisi. Agar bisa mempermudah teman-teman dalam mengarang sebuah puisi yang baik dan benar. Berikut ini penjelasannya.
Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat . Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru. Puisi lama ialah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut antara l ain : Jumlah kata dalam satu baris; jumlah baris dalam satu bait; rima (persajakan ); banyaknya suku kata dalam setiap baris; dan irama. Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.
Ciri-Ciri Puisi Lama Ada beberapa ciri puisi lama, antara lain sebagai berikut:
Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya. Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap bai tnya, sajak dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya. Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra li san / kesusastraan lisan. Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise. Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.
J enis Puis i lama Adapun jenis-jenis puisi lama antara lain:
Mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib. Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait ada 4 baris, dalam tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2 baris pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi. Karmina yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasihat. Seloka yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun, bisa empat batis atau lebih. Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap bait ada 4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita. Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10 baris.
Ciri-Ciri Puisi Baru Yang ini adalah ciri-ciri puisi baru, antara lain:
Diketahui nama pengarangnya Perkembangannya secara lisan dan tertulis
Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima. Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis). Pada umumnya berisikan tentang kehidupan Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair Bentuknya lebih rapi dan simetris memiliki rima akhir yang lebih teratur Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis
J enis Puis i B aru Berikut adalah jenis-jenis dari puisi baru:
Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah. Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air. Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang -orang yang berjasa. Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung. Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan. Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang. Elegi yakni puisi tentang kesedihan. Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran a taupun kritikan. Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris. Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris. Kuatrain yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris . Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris. Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris. Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau puisi tujuh seuntai. Oktaf/Stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris. Soneta ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Pengertian Puisi, Ciri, Jenis-Jenis, Unsur & Struktur Puisi|Secara Umum, Pengertian Puisiadalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
Herman Waluyo: Pengertian puisi menurut herman waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Sumardi: Pengertian puisi menurut sumardi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Thomas Carlye: Pengertian puisi menurut thomas carley adalah ungkapan pikiran yang bersifat musikal. James Reevas: Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Pradopo: Pengertian puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan. Herbert Spencer: Pengertian puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan.
Unsur-Unsur Puisi Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi antara lain sebagai berikut... Struktur Fisik Puisi
Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi. Diksi ialah pemilihat kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka katakatanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair. Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret "salju" dimana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret "rawarawa" melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dll. Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya; Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur Batin Puisi
Tema/Makna (sense); media pusi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka pusi harus memiliki makna ditipa kata, baris, bait, dan makna keseluruhan. Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga dari
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keperibadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. Nada (tone) adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan penyair kepada pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut.
Puisi Lama dan Puisi Baru 1. Puisi Lama Pengertian puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut..
Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata di tiap baris Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama
Tak diketahui nama pengarangnya. Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-Jenis Puisi Lama a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap mempunyai kekuatan gaip. Contoh Mantra : mantra untuk mengobati orang dari pengaruh makhluk halus Sihir lontar pinang lontar terletak diujung bumi Setan buta jembalang buta Aku sapa tidak berbunyi b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, yang setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tipa baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan untuk 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri atas pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, tekateki, jenaka. Contoh Pantun sungguh elok emas permata lagi elok intan baiduri sungguh elok budi bahasa jika dihias akhlaq terpuji c. Seloka adalah pantun yang berkait Contoh Seloka Sudah bertemu kasih sayang Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang Tulang sendi habis terguncang d. Talibun adalah pantun genap yang disetiap barusnya terdiri dari 6, 8 ataupun 10 baris Contoh Talibun Anak orang di padang tarap Pergi berjalan ke kebun bunga hendak ke pekan hari tiah senja Di sana sirih kami kerekap meskipun daunnya berupa namun rasanya berlain juga e. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris yang bersajak a-a-a-a dengan berisi nasihat atau cerita. Contoh Syair Berfikirlah secara sehat Berucap tentang taubat dan solawat Berkarya dalam hidup dan manfaat Berprasangka yang baik dan tepat f. Karmina adalah pantun kilat misalnya pantun tetapi pendek. Contoh Karmina buah ranun kulitnya luka bibir tersenyum banyak yang suka g. Gurindam adalah puisi yang mana dari tiap bait terdiri 2 baris, bersajak a-a-a-a dan berisi nasihat. Contoh Gurindam. Barang siapa tiada memegang agama (a) Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama (a) Barang siapa mengenal yang empat (b) Maka ia itulah orang yang ma'arifat (b) Gendang gendut tali kecapi (c) Kenyang perut senang hati (c)
2. Puisi Baru Pengertian Puisi Baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas ddari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-Ciri Puisi Baru
Memiliki bentuk yang rapi, simetris Persajakan akhir yang teratur Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
Umumnya puisi empat seuntai Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata
Jenis-Jenis Puisi Baru - Puisi baru dikatogerikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.. Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya a. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini terdiri atas tiga (3) bait, yang setiap delapan (8) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren pada bait-bait berikutnya. Contohnya pada puisi karya Sapardi Damono berjudul "Balada Matinya Seorang Pemberontak". b. Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-ciri himne adalah lagu pujian yang menghormati seorang dewa, tuhan, pahlawan, tanah air, almamater (pemandu di Dunia Sastra). Semakin berkembangnya zaman, arti himne berubah yang mana pengertian himne sekarang adalah sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap yang dihormati seperti guru, pahlawan, dewa, tuhan yang bernapaskan ketuhanan. c. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Arti romansa berarti k eindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra (perancis "Romantique). d. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. e. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. f. Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang berisi sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. g. Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa latin Sature yang berarti sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puasa hati satu golongan (ke atas pemimpin yang purapura, rasuah, zalim, dsb). Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya a. Distikon adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari dua baris (puisi dua seuntai). b. Terzina adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari tiga baris (puisi tiga seuntai). c. Kuatrain adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari empat baris (puisi empat seuntai). d. Kuint adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari lima baris (puisi lima seuntai). e. Sektet adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari enam baris (puisi enam seuntai). f. Septime adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari tujuh baris (tujuh seuntai). g. Oktaf adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). h. Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi dalam dua, dimana dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris. Kata soneta berasal dari bahasa Italia yaitu Sonneto. Kata sono berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Puisi soneta diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi yang diambil dari negeri Belanda, sehingga mengapa kedua nama tersebut sebagai"Pelopor/Bapak Soneta Indonesia". Bentuk soneta Indonesia tak lagi patuh pada syarat-syarat soneta yang ada di italia atau Inggris namun soneta Indonesia memiliki kebebasan baik dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barinya (empat belas baris).