MANFAAT DAN PEMAHAMAN TEORI INTERAKSI SOSIAL BAGI CALON PERAWAT A. Pendahuluan
Seorang perawat dalam pekerjaannya, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan baik antara perawat dengan klien (pasien), perawat dengan perawat, maupun perawat dengan profesi kesehatan lainnya. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi social. Salah satu bentuk interaksi social adalah komunikasi baik secara: verbal dan non-verbal, langsung dan tidak langsung, tertulis maupun terapeutik. Sebagai sorang perawat, kita harus dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan tepat. Maka dari itu dibutuhkan keterampilan dalam berkomunikasi agar dapat memahami kondisi pasien/klien dan menghindari terjadinya salah prasangka jika kita kurang berkomunikasi dengan pasien. Selain itu, dengan komunikasi yang baik, pasien akan merasa nyaman dengan pelayanan kita (caring) dan dapat mempercepat proses kesembuhan. B. Definisi Interaksi Sosial
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social”. “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling (Siagian, 2004). mempercayai, menghargai, dan saling m endukung” (Siagian, Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan interaksi social bagi seorang calon perawat adalah suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. C. Macam-Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Interaksi antara individu dan individu Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan hubungan yang terjadi saling menguntungkan. menguntungkan. Interaksi Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). 2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya. 3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek. D. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu: 1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti : a. Kerja sama Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. b. Akomodasi Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. c. Asimilasi Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. d. Akulturasi Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. 2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti : a. Persaingan Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. b. Kontravensi Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. E. Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain: a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu. F. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: a. Kontak sosial Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik. b. Komunikasi Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. G. Manfaat Interaksi Sosial Bagi Calon Perawat
1. Mampu memahami perilaku orang lain Dengan memahami perilaku pasien, kita dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat memutuskan tidakan apa yang tepat untuk dilakukan. Contonya saat pasien marah, jika kita memiliki keterampilan berkomunikasi kita dapat melakuakn pendekatan, menanyakan sebab marahnya. Jika kita sudah tahu apa sebabnya, kita bisa menenangkannya, memenuhi apa yang diinginkan pasien. 2. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju Contohnya jika kita ingin menyuntik pasien, kita bias menanyakan apakah pasien tersebut setuju atau tidak, apakah pasien itu takut. Kita bisa menjelaskan tujuan pasien disuntik itu untuk apa. Perlu diingat, sebagai seorang perawat, kita harus selalu menjelaskan tujuan dan kepentingan dari setiap tindakan yang kita lakukan kepada pasien. 3. Memahami perlunya memberi pujian Dengan senang memberi pujiian pada pasien, mereka akan merasa nyaman. Terutama pada pasien anak-anak, dengan memberi pujian saat dia mau makan atau minum obat, itu akan memacu agar lebih termotivasi lagi untuk sembuh. 4. Menciptakan hubungan personal yang baik dengan klien, teman sejawat, dan profesi kesehatan lain 5. Memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu
6. Untuk menentukan suatu kesanggupan. Misalnya saat pasien akan diamputasi, kita wajib menanyakan kesanggupan pasien. 7. Untuk meneliti pola kesehatan 8. Mendorong untuk bertindak 9. Memberi nasehat 10. Mendukung sikap caring dengan pasien dalam segala kondisi. Misalnya pada pasien koma jelas saja kita tidak bias berkomunikasi dengan pasien secara verbal, tapi jika kita memahami teori interaksi social kiata dapat berkomunikasi dengan pasien secara non verbal seperti gerakan mata, gesture tubuh, sentuhan tangan, dan lain-lain. H. Kesimpulan
Dengan memahami teori interaksi social bagi calon perawat sangat membantu jika sudah berada di lapangan. Kita dapat menerapkannya dengan baik. Dengan begitu kita dapat berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan menujukkan profesionalitas kiat sebagai perawat.