PENTINGNYA LINGKUNGAN KAMPUS SEHAT
Aditya Affan1), Erwin A.P. Sagala2), Khoirun Nisa3), Kusuma Dewi4), Mardelia Nur Fatana 5), Novriadi Tri K 6), Vania Frimasgita7) 1,2,3,4,5,6,7 Departemen Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang Jalan Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara berkembang yang terus berupaya untuk membangun kualitas bangsa di segala bidangnya. Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus. untuk mencapai lingkungan sehat di kampus, bukanlah tanggung jawab perseorangan atau sepihak saja, melainkan perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa, serta civitas akademika lainnya. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat. Untuk merealisasikan progam kampus sehat memang tidak mudah. Sebagai saran, pemerintah juga harus turut andil dalam pemberian dukungan untuk pengadaan fasilitas sistem kebersihan kampus, seperti tempat sampah yang layak. K ata kunci :lingkungan, sehat, kampus, mahasiswa, fasilitas
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang terus berupaya untuk membangun kualitas bangsa di segala bidangnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia sudah mulai merencanakan program-program kerja terkait peningkatan kualitas bangsa, salah satunya adalah program Indonesia Sehat 2010. Program Indonesia Sehat dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara optimal sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas dan perekonomian wilayah. Dalam Indonesia Sehat, yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan (Sukowati, 2003). Kota Sehat merupakan gerakan untuk mendorong inisiatif masyarakat menuju hidup sehat. Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus. Selain untuk menghindari berbagai macam penyakit, lingkungan sehat yang bersih juga akan memberikan suasana nyaman sehingga pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa. Kinerja civitas akademika serta semangat para mahasiswa meningkat yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Namun, untuk mencapai lingkungan sehat di kampus, bukanlah tanggung jawab perseorangan atau sepihak saja, melainkan perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa, serta civitas akademika lainnya. Adanya gerakan sadar lingkungan harus dimulai dari masing-masing mahasiswa. Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap lingkungan sehat, pandangan mahasiswa terhadap lingkungan kampus sehat, upaya mewujudkan lingkungan kampus sehat dan kendala dalam upaya mewujudkan lingkungan kampus sehat. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah (1) Apa definisi lingkungan sehat? (2) Bagaimana pandangan mahasiswa terhadap lingkungan sehat? (3) Bagaimana cara untuk meweujudkan lingkungan kampus yang sehat? (4) Apa saja kendala dalam meweujudkan lingkungan kampus yang sehat?
PEMBAHASAN Defini Lingkungan Sehat
Menurut KBBI, lingkungan sehat adalah lingkungan yang mendukung aktifitas manusia dan memiliki hubungan timbal balik yang positif. Slamet Riyadi (1976) berpendapat bahwa yang dimaksud lingkungan sehat adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”. Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang K esehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.” Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar yang memiliki hubungan timbal balik dengan kehidupan manusia. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang mendukung aktifitas manusia dan memiliki hubungan timbal balik yang positif. Kondisi lingkungan sehat mencakup beberapa aspek penting, di antaranya adalah pasokan air yang bersih dan aman, pembuangan limbah dari hewan, manusia, dan industri yang efisien,
perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimiawi, udara yang bersih dan nyaman, serta rumah yang bersih dan nyaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa minum adalah kebutuhan paling pokok bagi makhluk hidup. Air yang diminum harus dipastikan terhindar dari hal – hal yang menyebabkan penyakit. Air kotor, air terkontaminasi limbah, air tercampur zat kimia atau pewarna, air yang tidak dimasak adalah contoh-contoh air yang tidak layak untuk diminum karena dapat menjadi sebab timbulnya penyakit. Syarat baku mutu air layak konsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung zat berbahaya. Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua orang. Penanganan atau pembuahan tiap jenis limbah berbeda-beda. Limbah padat sebaiknya ditampung terlebih dahulu di suatu bak penampungan sampah yang letaknya tidak terlalu dekat dengan tempak aktivitas manusia, sebelum akhirnya dibuang ke TPA. Untuk limbah cair yang berbahaya harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi zat berbahaya yang terkandung didalamnya sebelum dialirkan ke lingkungan (Utami, 2013). Tidak hanya di lingkungan masyarakat dan perkotaan, namun lingkungan sehat harus diterapkan di semua tempat. Baik di pasar, pusat perbelanjaan, taman bermain, bahkan di institusi-institusi penyelenggara pendidikan, seperti sekolah dan univeristas. Hal ini sangat penting karena lingkungan sehat akan menunjang segala aktivitas di dalamnya. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, maka diperlukan sinergisitas dari masyarakat dan pemerintah sebagai penanggung jawab terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Pandangan Mahasiswa Tentang Lingkungan Kampus Sehat
Kampus atau universitas merupakan suatu institusi tempat pendidikan terselenggarakan. Kampus merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu dalam memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada mahasiswa didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan melakukan aktivitas. Sebagai tempat menyerap ilmu, maka diperlukan lingkungan optimal untuk menunjang proses tersebut. Lingkungan tersebut adalah lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang sehat akan memberikan dampak positif terhadap warga kampus, termasuk di dalamnya para mahasiswa. Menerapkan kampus sehat dari sudut pandang keindahan baru bisa terlaksanakan set elah kampus yang bersih dijalankan. Karena kebersihan merupakan syarat utama adanya keindahan. Kebersihan lingkungan merupakan komponen yang mempengaruhi dalam melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Kebersihan juga merupakan syarat mutlak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kampus (Nurdiansyah, 2014).
Tentu saja mahasiswa sangat mendambakan terciptanya lingkungan kampus sehat, karena sebagai tempat untuk sarana belajar dan mengajar, maka kampus tersebut haruslah bersih supaya para mahasiswa dan dosen merasa nyaman untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Mahasiswa memandang progam kampus sehat ini memiliki visi dan misi yang baik. Para mahasiswa juga berpendapat bahwa agar terciptanya lingkungan yang sehat secara signifikan perlu diadakan gerakan-gerakan secara maksimal oleh seluruh warga kampus. Namun tampaknya, hal ini belum diterapkan secara maksimal. Bisa dibuktikan bahwa beberapa wilayah tertentu disekitar kampus masih didominasi oleh sampah. Bungkus makanan tidak dibuang pada tempatnya, lantai kampus yang kotor, kebersihan kamar mandi yang tidak terjaga, dan masih banyak lagi. Memang, kesadaran akan pentingnya kebersihan di lingkungan kampus adalah faktor penggerak utama untuk menerapkan kampus sehat dari segi kebersihan.
Cara Mewujudkan Lingkungan Kampus Sehat
Mewujudkan lingkungan kampus yang sehat sangat penting guna menunjung proses belajar mengajar, sehingga proses transfer ilmu dapat terlaksna secara maksimal. Berikut merupakan beberapa cara mewujudkan lingkungan kampus yang sehat. 1.
Mensosialisasikan pemahaman tentang lingkungan sehat. Penyebab utama kurang bersihnya lingkungan kampus adalah kurangnya tingkat kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus itu sendiri, seperti membuang sampah sembarangan meskipun telah disediakan tempat khusus untuk membuang sampah. Sudah diketahui bahwa kesadaran akan kebersihan lingkungan merupakan kunci utama untuk mewujudkan lingkungan yang sehat. Untuk memupuk kepedulian pada diri masingmasing mahasiswa bukan suatu hal mudah karena hal tersebut cenderung lahir dari kemauan individu. Maka dari itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menanamkan kesadaran masyarakat dan warga kampus yang dapat dilakukan dengan memberi pemahaman terkait lingkungan bersih. Salah satu cara umum adalah dengan mensosialisasikan pemahaman tentang lingkungan sehat kepada warga kampus. Cara mensosialisasikan misalnya dengan memasang spanduk atau poster yang mengajak para mahasiswa untuk berperilaku sadar lingkungan. Selain itu, forum diskusi antar mahasiswa juga dianggap efektif sebagai media transfer ilmu. Selain efektif dan efisien, metode ini juga dinilai lebih mudah diterima mahasiswa. Hal ini tergantung dengan pembawaan forum diskusi tersebut. Perilaku sadar lingkungan ini bisa diwujudkan mulai dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
2.
Penyediaan dan kelayakan tempat sampah Salah satu penyebab minimnya kebersihan lingkungan di kampus adalah fasilitas alat kebersihan yang kurang memadai disetiap ruang kelas ataupun ruangan lainnya. Maka dari itu, ketika akan mewujudkan lingkungan kampus yang sehat, maka juga harus diimbangi dengan penyediaan fasilitas penunjang kebersihan. Penyediaan tempat sampah harus diperhatikan, terutama oleh pihak kampus. Penyediaan tempat sampah akan lebih baik jika sampah dipisahkan menurut jenis yaitu: sampah plastik dan sampah organik. Akan lebih baik lagi jika pihak kampus juga melaksanakan program pengolahan sampah lebih lanjut, seperti pengolahan sampah organic sebagai biogas dan pupuk serta program pendaur ulangan sampah anorganik menjadi produk ekonomis tinggi. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah penempatan tempat sampah yang strategis. Baiknya, tempat sampah diletakkan di tiap-tiap sudut area kampus agar bisa dijangkau oleh semua warga kampus dengan mudah.
3.
Pengadaan program area bebas rokok Lingkungan kampus sehat tidak hanya sekedar bersih dan sehat lingkungan tempatnya saja, namun juga harus bersih dan sehat lingkungan udaranya. Udara yang berisi oksigen merupakan hal yang krusial bagi makhluk hidup. Udara bersih akan menuntun kepada jasmani yang sehat, begitu juga sebaliknya, udara yang kotor dan mengandung bahan berbahaya akan menuntun kepada penyakit. Salah satu indikator udara yang bersih adalah udara yang bebas asap rokok. Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif, namun juga sangat berbahaya bagi peerokok pasif atau orang yang menghirupnya. maka dari itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan udara lingkungan kampus dari asap rokok. Salah satu upaya untuk menjaga udara lingkungan kampus dari asap rokok adalah dengan adanya program pengadaan area bebas rokok. Pihak kampus dapat menyediakan area rokok di tempat yang berjauhan dengan area belajar atau bahkan mengadakan peraturan larangan merokok untuk semua civitas akademia kampus. Peraturan lebih bersifat mengikat dengan adanya sanksi untuk yang melanggarnya.
4.
Penghijauan di banyak area kampus Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus sangat banyak. Kendaraan bermotor mengeluarkan emisi gaskarbon dioksidan dan monoksida ke udara. Akumulasi dari gas-gas ini memiliki efek negative bagi kesehatan masyarakat. Namun, emisi gas tersebut dapat dikurangi dengan adanya tumbuhan hijau. Tumbuhan sangat berperan dalam terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih. Setiap
saat, tumbuhan melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Dalam prosesnya, tumbuhan menyerap gas karbon dioksida untuk kemudian diubah menjadi gas oksigen yang sangat diperlukan bagi manusia. Sangat penting untuk menyediakan lahan hijau di lingkungan
kampus.
Penghijauan
tersebut
harus
direalisasikan
secara
teratur
dan suistanable (berkelanjutan) agar lingkungan sehat tetap terjaga. Luasnya lahan hijau juga harus proporsional dengan keseluruhan luas wilayah kampus. 5.
Melaksanakan gotong royong Gotong royong penting dilaksanakan untuk membersihkan kampus secara efektif dan efisien, karena dalam gotong royong berarti terdapat massa yang cukup banyak untuk membersihkan lingkungan kampus. Gotong royong dinilai cukup dilakukan seetiap 1 semester sekali dan dilaksanakan di awal atau akhir semester. Pengemasan tentang bagaimana mekanisme gotong royong dilaksanakan juga penting untuk diperhatikan untuk menarik minat warga kampus, khususnya mahasiswa. Misalnya melalui UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di lingkungan kampus yang bergerak di bidang pecinta alam. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara menjadikan program gotong royong bersih kampus sebagai syarat untuk mengambil nilai IPK.
Kendala dalam Merealisasikan Lingkungan Kampus Sehat
Untuk merealisasikan progam kampus sehat memang tidak mudah. Terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan proses kampus sehat tidak terwujud secara maksimal. Diantaranya yaitu : 1.
Kurangnya kesadaran dari masing-masing mahasiswa Mahasiswa terlalu acuh pada lingkungan, karena mereka berpikir bahwa kebersihan lingkungan sudah menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Memang sosialisasi pemahaman tentang kebersihan dapat dilakukan sebagai upaya untuk memupuk kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, namun bagaimana cara meyakinkan dan menyatukan pendapat mahasiswa tentang kebersihan lingkungan kampus merupakan tantangan tersendiri untuk dilakukan. Ditambah lagi dengan kesibukan mahasiswa sehingga melalaikan tanggung jawabnya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memudarkan kesadaran untuk selalu menjaga kebersihan kampus.
2.
Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya lingkungan kampus sehat Kurangnya sosialisasi mengakibatkan minimnya respon mahasiswa sehingga tidak terdapat gerakan-gerakan untuk aksi tersebut. Pemilihan waktu untuk bersosialisasi juga menjadi kendala utama. Selain itu, pengemasan sosialisasi yang kreatif untuk transfer
pemahaman dan kesadaran tentang kebersihan lingkungan agar bisa diterima mahasiswa juga merupakan tantangan tersendiri. Hal ini penting untuk diperhatikan karena cara penerimaan setiap mahasiswa berbeda-beda. Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah tentang output atau keluaran yang diharapkan dari sosialisasi tersebut. Selama ini, mahasiswa baru hanya memperoleh konsep tanpa mempraktikkannya. Selebihnya tidak ada penyuluhan, seminar, maupun simulasi tentang bagaimana cara mengaplikasikan program mewujudkan lingkungan kampus sehat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu tentu saja sangat menghambat pengembangan program tersebut.
KESIMPULAN
Lingkungan sehat adalah lingkungan baik, bersih, dan nyaman serta selalu memberi hubungan timbal balik positif. Menurut mahasiswa, kampus yang sehat sangat perlu diwujudkan untuk meunjang kegiatan belajar mengajar di kampus. Banyak cara untuk merealisasikan kampus sehat, diantaranya adalah menumbuhkan kesadaran tentang hidup bersih di kehidupan mahasiswa, pengadaan tempat sampah yang layak oleh pihak kampus, adanya area bebas rokok, dilakukannya program kampus hijau, serta adanya program gotong royong rutin. Namun dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala, seperti kurang adanya minat dan kesadaran mahasiswa tentang kebersihan lingkungan, serta kurangnya sosialisasi tentang lingkungan kampus sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Mewujudkan sekolah bersih dan sehat. Diakses dari http://kecilnyaaku.com/2016/08/19/cara-mewujudkan-sekolah-bersih-dan-sehat/ pada 8 Mei 2017. Arifin, Munir. 2014. Pengertian kesehatan lingkungan. Diakses dari http://helpingpeopleideas.com/publichealth/kesehatan-lingkungan/ pada 8 Mei 2017. Bappeda. 2009. Indonesia Sehat 2010. kotabaru.info/sekilasinfo/12/ pada 8 Mei 2017.
Diakses
dari
Nurdiansyah, Dhany. 2014. Menuju Kampus Sehat. www.dhanyn.student.telkomuniversity.ac.id pada 19 Mei 2017.
http://bappedaDiakses
dari
Sukowati, 2003. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih dan Sehat . Media Litbang Kesehatan Volume XIII No 2 tahun 2003. Utami, 2013. Pengolahan dan Penanganan Sampah. www.utamisubardo.wordpress.com pada tanggal 19 Mei 2017.
Diakses
dari