KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Terapi Gestalt. Selama penyusunan makalah ini diperlukan kesabaran dan usaha yang keras dengan harapan dapat memberikan sesuatu yang terbaik. Kami menyadari bahwa isi dari makalah Terapi Gestalt ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh kami. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah yang kami buat. Pada kesempatan ini dengan rasa syukur dan kerendahan hati, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarn ya kepada semua pihak yang telah mendukung baik itu secara moril maupun materil hingga makalah Terapi Gestalt ini bisa selesai tepat pada waktunya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan do’a semoga budi baik dari semua pihak yang telah membantu kami mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Kami mengharapkan semoga makalah Terapi Gestalt.ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang membutuhkannya. membutuhkannya.
Magelang, 15 Otober 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ...................................................................................................................... ................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... ................................................................................................................................. 1 BAB I .................................................................................................................................. .............................................................................................................. ............................................ 1 PENDAHULUAN ..................................................................
I.
LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
II.
........................................................................................ 2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................
III.
............................................................................................................. 2 TUJUAN .............................................................................................................
IV.
........................................................................................................ 2 MANFAAT .........................................................................................................
................................................................................................................................ 3 BAB II ................................................................................................................................. ................................................................................................................. 3 PEMBAHASAN .................................................................................................................
i.
............................................................................................. 3 Sejarah Terapi Gestalt .............................................................................................
ii.
Konsep-konsep Utama ............................................................................................ 4
iii.
................................................................................................ 6 Proses Terapeutik ................................................................................................
iv.
Tehnik-tehnik Terapi Gestalt .............................................................................. 7
v.
................................................................. 9 Kelemahan dan kelebihan terapi Gestalt .................................................................
............................................................................................................................. ................................................................. 10 BAB III ............................................................ ................................................................................................................ 10 KESIMPULAN .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
ii
BAB I PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG Terapi gestalt yang dikembangkan oleh Frederick perls adalah betuk terapi eksistensi eksis tensi yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalanhi dupnya sendiri dan menerima tangung jawab j awab pribadi jika meraka berharap mancapai kematangan. Karena bekerja terutama di atas prinsip kesadaran, terapi gestalt berfokus pada apa dan bagaimana-nya tingkah t ingkah laku dan pengalaman di sini dan sekarang dengan memadukan ( mengintegrasikan ) bagian-bagian kepribadian yang terpcah dan tak dketahui. Asusmsi dasar terapi gestalt adalah bahaw individu-individu mampu menangani masalah-masalah hidupnya secara efktif. Tugas utama seorang terapis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya disini dan sekarang dengan menyadarkan atas tindakannya mencegah diri sendiri merasadakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt menyelenggarakan terapi sendiri. Mereka membuat penafsiran-penafsiran sendiri, menciptakan prnyataan pernyataanya sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk langsung mengalami perjuangan di sini dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya membicarakanya, klien lambat laun bias memperluas kesadaranya.
1
II.
RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4.
III.
TUJUAN 1. 2. 3. 4.
IV.
Bagaimana sejarah terapi Gestalt ? Apa konsep utama dalam terapi Gestalt ? Bagaimana proses Terapeutik dari trapi Gestalt ? Bagaimana tehnik-tehnik terapi Gestalt ?
Mengetahui sejarah terapi Gestalt Mengetahui konsep utama terapi Gestalt Memahami proses Terapeutik terapi Gestalt Memahami tehnik-tehnik terapi Gestalt
MANFAAT 1. Sebagai bahan informasi bagi kita untuk memahami lebih luas mengenai terapi Gestalt, dan 2. Sebagai bahan informasi bagi calon-calon konselor untuk dapat lebih memahami terapi Gestalt.
2
BAB II PEMBAHASAN i.
Sejarah Terapi Gestalt
Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick S. Perls 1969-1970, terapi ini dikembangkan dari sumber dan pengaruh tiga disiplin yang sangat berbeda yaitu : a. Psikoanalisis terutama yang dikembangkan oleh Wilhelm Reih b. Fenomenologi eksistensialisme eropa dan c. Psikologi Gestalt Perls menyatakan bahwa individu, dalam hal ini manusia selalu aktif sebagai keseluruhan, merupakan koordinasi dari organ. Kesehatan merupakan keseimbangan yang lunak. Pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis merupakan konsep dasar dari terapi Gestalt Terapi Gestalt adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu harus menemukan jalan jal an hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Asumsi dasar dari terapi Gestalt adalah bahwa individu mampu menangani sendiri masalah masalaj hidup secara efektif. Tugas utama seorang terapis adalah membantu klien agar mangalami sepenuhnya keberadaanya di sini dan sekarang dengan menyadarkannya atas tindakanya mencegah diri sendiri merasakan dan mengalami masa sekarang.
3
ii.
Konsep-konsep Utama
a. Pandangan Tentang Manusia Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi. Pandangan ini menekankan konsep-konsep sperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Dalam terapinya pendekatan Gestalt berfokus pada pemulihan kesadaran serta pada pemaduan polaritas-polaritas dan dikotomi-dikotomu dalam diri. Terapi ini diarahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah dalam terapi sampai klien manjadi cukup kuat untuk menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri. Pandangan Gestalt adalah bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya ebagai pribadi yang terpadu. Disebabkan oleh masalah-masalah tertentu dalam perkembanganya, individu membentuk membentuk berbagai cara menghindari masalah dan karenanya, menemui jalan buntu dalam perutumbuhan pribadinya. Terapi menyajikan intervensi dan tantangan yang diperlukan, yang bisa membantu individu memperoleh pengetahuan dan kesabaran samba melangkah menuju pemanduan dan pertumbuhan. Dengan mengakui dan mengalami penghambat-penghambat pertumbuhanya, maka kesadaran individu atas penghambat-penghambat itu akan meningkat sehingga dia kemudian bisa mengumpulkan kekuatan guna mencapai keberadaan yang lebih otentik dan vital.
b. Saat sekarang Bagi Perls tidak ada yang “ada” kecuali “ada” kecuali “sekarang”. “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum dating, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekananya pada disini dan sekarang serta pada belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya saat sekarang. Berfokus pada masa lampau dianggap sebagai suatu cara untuk menghindari tindakan mengalami saat sekarang sepenuhnya. Perls menerangkan kecemasan sebagai “senjang “senjang antara saat sekarang dan saat kemudian”. kemudian”. Menurut Perls, jika individu-individu menyimpang dari saat sekarang ini menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan. Guna membantu klien untuk membuat kontak dengan saat sekarang, terapis lebih suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan “apa”dan”bagaimana” “apa”dan”bagaimana” ketimbang “mengapa”. “mengapa”. Dalam rangka meningkatkan kesadaran atas “saat sekarang”, sekarang”, terapis melakukan dialog dalam kala ini dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang terjadi saat sekarang?. Apa yang sedang berlangsung sekarang ?.
4
bagaimana kesadaran anda saat ini ? dan lain-lain. Menurut Perls, petanyaan-pertanyaan “mengapa” “mengapa” hanya akan mengarah kepada rasionalisasi-rasionalisasi dan “penipuan-penipuan “penipuan-penipuan diri” serta diri” serta menunjukan individu dari kesegaran mengalami pertanyaan-pertanyaan “mengapa” juga mengarah kepada pemikiran yang tak tak berkesudahan tentang masa m asa lampau yang hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat sekarang. c. Urusan yang tak selesai Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkap seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan,kedudukan, dan sebagainya. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkap dalam perasaan, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan dibawa kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain. Polter mengatakan, bilamana urusan yang tidak selesai membentuk pusat keberadaan seseorang, maka semangat pemikiran orang tersebut menjadi terhambat. Idiealnya, orang yang tak terhambat memiliki kebebasan untuk terlibat secara spontan dengan apa saja yang diminatinya sampai minatnya itu terpusakan dan sesuatu yang lain mengandung perhatianya. Itu merupakan suatu proses yang alamiah, dan orang yang hidup menurut irama ini merasa dirinya luwes, terbuka, dan efektif. Perasaan-perasaan yang tidak diketahui menghasilkan sisa emosi yang tak perlu, yang mengacaukan kesadaran yan terpusat pada saat sekarang. Menurut Perls, rasa sesal atau dendam paling sering menjadi sumber dan menjadi bentuk urusan yang tidak selesai yang paling buruk. Dalam pandangannya, rasa sesal menjadikan individu terpaku, yakni ia tidak bisa mendekati atau terlihat dalam komunikasi yang otentik sampai dia mengucapkan rasa sesalnya.
5
iii.
Proses Terapeutik a. Tujuan- tujuan Terapi Terapi Gestalt memiliki beberapa sasaran pentingyang berbeda. Sasaran dasarnya adalah menantang klien agar berpindah dari “didukungoleh lingkungan” lingkungan” kepada “didukung “didukung oleh diri sendiri”. Menurut Perls (1969), sasaran terapi adalah menjadikan pasien tidak tergantung pada orang lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak hal, lebih banyak daripada apa yang dipikirkanya. Tujuan terapi Gestalt yaitu bukan penyesuaian terhadap masyarakat, akan tetapi membantu klien agar menemukan pusat dirinya. Sasaran utama terapi Gestalt adalah pencapaian kesadaran. b. Fungsi dan Peran Terapis Sasaran terapis adalah kematangan klien dan pembongkaran “hambatan-hambatan “hambatan-hambatan yang mengurangi kemampuan klien berdiri di ataskaki sendiri”. Tugas terapis adalah membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan letak jalan buntu. Jalan buntu adalah titik temat individu menghindari mengalami perasaan-perasaan yang mengancam karena dia merasa tidak nyaman. Satu fungsi yang penting adalah member perhatian kepada bahasa tubuh kliennya. Isyarat-isyarat non verbal dari klien menghasilkan informasi kaya bagi terapis, sebab isyarat-isyarat itu sering “menghianati” “menghianati” perasaan-perasaan klien, yang klien sendiri tidak menyadarinya. Terapi menyajikan intervensi dan tantangan yang diperlukan, yang bisa membantu individu memperoleh pengetahuan dan kesadaran sambil melangkah menuju pertumbuhan. Dengan mengakui dan mengalami penghambat-penghambat pertumbuhanya, maka kesadaran individu akan penghambat-penghambat itu akan meningkat sehingga dia kemudian bisa mengumpulkan kekuatan guna mendapatkan keberadaan yang lebih otentik.
c. Hubungan Antara Terapis dan Klien Sebagai terapi eksistensial, praktek yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara terapis. Pengalaman-pengalaman, kesadaran dan presepsi-presepsi trapis menjadi latar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien membentuk bagian muka proses terapi. Yang penting adalah terapis secara aktif berbagi
6
presepsi-presepsi dan pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi klie di sini dan sekarang. Terapis memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya. Umpan balik memberikan alat kepada klien untuk mengembangkan kesadaran atas apa yang sesungguhnya mereka lakukan.
iv.
Tehnik-tehnik Terapi Gestalt
Sebagai terapi eksistensial, praktek terapi Gestal yang efektif melibatkan hubungan pribadinke pribadi antara terapis dengan klien. Dan tehnik-tehnik dalam terapi Gestalt digunakan sesuai gaya pribadi terapis. Adapun tehnik-tehnik tersebut berupa permainan yang akan dijabarkan sebagai berikut : a. Permainan dialog Si klien berperan sebagai top dog ( orang yang kritis, dan konselor berperan sebagai underdog (tanpa tanggung jawab, ingin dimaklumi). Kedua peran tersebut akan ak an terlibat dalam pertarungan yang tidak berkesudahan untuk memperoleh sebuah kendali, sehingga individu menjadi terpecah kedalam situasi sebagai pengendali sekaligus yang dikendalikan. Tehnik semacam ini sering bisa menggerakan para klien kearah sungguhsungguh mengalami peran yang mereka mainkan untuk seterusnya, yang acap kali menghasilkan penemuan kembali aspek-aspek diri yang otonom. b. Berkeliling Suatu latihan terapi Gestalt dimana klien diminta untuk berkeliling ke anggota-anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan seseuatu degan setiap anggota kelompok itu. Tehnik ini dimaksudkan untuk menghadapi, memberikan dan menyingkapkan diri, bereksperimen dengan tingkah laku yang baru, serta tumbuh berubah. c. Bermain proyeksi Dinamika proyeksi trdiri atas seseorang melihat pada orang lain hal-hal yang justu ia tidak mau melihatnya dan menerimanya pada dirinya sendiri. Dalam permainan ini konselor akan meminta pernyataan-pernyataan tertentu yang ditujukan kepada orang lain dalam kelompok. d. Tehnik pembalikan Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu seringkali mempresentasikan pembalikan implus-implus yang mendasari atau laten. Jadi, terapis bisa meminta klien yang mengaku menderita inhibisi-ihibisi yang kuat dan rasa
7
malu yang berlebihan agar memainkan peran sebagai seorang ekshibisionis dalam kelompok. Teori yang melandasi tehnik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke dalam sesuatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Tehnik ii bisa membantu para klien untuk menerima atibut-atribut pribadinya yang dicoba diingkarinya. e. Permainan ulangan Para klien melakukan permainan berbaai pengulangan satu sama lain dalam upaya meningkatkan kesadaran atas pengulangan-pengulangan yang dilakukan oleh mereka, dalam memenuhi tuntutan memainkanperan-peran sosial. Mereka menjadi lebih sadar betapa meraka selalu mencoba memenuhi pengharapan-pengharapan orang lain, sadar atas seberapa besar derajat keiinginan meraka untuk disetujui, diterima, dan disukai, serta sejauh mana mereka berusaha memperoleh penerimaan. f. Permainan melebihkan Permainan ini berhubungan dengan konsep peningkatan kesadaran atas tanda-tanda dan isyarat-isyarat halus yang dikirimkan oleh seseorang melalui bahasa tubuh. Klien diminta untuk melenih-lebihkan gerakan-gerakan atau mimik muka secara berulang-ulang, yang biasanya mengintensikan perasaan yang berpaut pada tingkah laku dan membuat makna bagian dalam menjadi lebih jelas. Tehnik ini sering membawa hasil bawha klien mulai sungguhsunggug mendengar dan didengar oleh dirinya sendiri. g. Tetap pada perasaan Tehnik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Terapis mendesak klien untuk tetap dengan menahan perasaan yang ia ingin menghindarinya itu. Tehnik ini bertujuan membuat jalan menuju tahap-tahap pertumbuhan yang lebih baru. h. Pendekatan Gestalt terhadap kerja mimpi Mimpi tidak dibicarakan sebagai suatu kejadian yang telah berlalu, tetapi sebagai sesuatu yang terjadi sekarang, dan pemimpi menjadi bagian dari mimpi yang dialaminya. Yang dianjurkan dalam penanganan mimpi-mimpi adalah membuat daftar dari segenap rincian mimpi, mengingat orang-orang, kejadian, dan suasana hati dalam mimpi, dan kemudian menjadi bagian dari mimpi dengan jalan mentransformasikan diri, bertindak sepenuh mungkin, dan menciptakan dialog, karena setiap mimpi itu dianggap merupakan proyeksi dari diri, maka klien membuat scenario untuk pertemuan0pertemuan diantara berbagai sisi yang dikontradiktatori dan tidak konsisten. Jadi , dengan melibatkan diri pada dialog diantara sisi yang berlawanan itu, orang lambat laun menjadi sadar atas jangkauan perasaan-perasaannya sendiri.
8
v.
Kelemahan dan kelebihan terapi Gestalt
A. Kelebihan
a. Terapi Gestalt menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah. b. Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang. c. Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri. d. Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien. e. Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh. B. Kelemahan
a. Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif. b. Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tetapmengabaikan tanggung jawab pada orang lain. c. Menjadi tidak produktif bila penggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkansecara mekanis. d. Klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh.
9
BAB III KESIMPULAN
Terapi Gestalt adalah suatu terapi t erapi yang eksistensial yang menekankan kesadaran disini dan sekarang. sekar ang. Konsep-konsep utamanya mencakup penerimaan tanggung jawaab pribadi, hidup pada saat sekarang, se karang, pengalaman langsung, penghindaran diri, urusan yang yang tidak sesuai dan penembusan jalan buntu. Sasaran terapeutik utamanya adalah menantang klien untuk beralih dari dukungan lingkungan lingkungan kepada dukungan sendiri. Dalam pendekatan ini, i ni, terapis membantu klien agar mengalami penuh segenap perasaannya dan supaya klien mampu membuat penafsiran-penafsiran sendiri. Serta terapis lebih memusatkan perhatian pada bagaimana klien bertindak. Salah satu kelebihan terapi Gestalt adalah pengalaman-pengalaman masa lampau klien yang relevan dibawa ke saat sekarang, sehingga hasilnya jauh lebih baik disbanding dengan hanya hanya membicarakan keterangan histiris klien secara abstrak. Akan tetapi, terapi Gestalt cenderung anti-intelektual dalam arti kurang memperhitungkan factor-faktor kognitif.
10
DAFTAR PUSTAKA
P er ls, F ., G estalt stalt Thera Therapy V er bati ati m, R eal Pe P eople P r ess, Mo M oab, ab, Uta U tah, h, 1969 P er ls. F ., I n and and Out of of the the G ar bag e P ai l, R eal Pe P eople P r ess, Mo M oab, Uta U tah, h, 1969 P er ls. F ., R .H effe ff er line li ne & P .G oodman, Ge G estalt stalt T her her apy:E y: E xcite xci tem ment and G r owth i n the H uma uman Pe P er sona sonalility ty,, D ell, N ew Y or k, 1951 P olster lster , E ., & M . Po P olster lster , Ge G estalt stalt Ther Ther apy I ntegr ntegr ated ted, B r unner unner / M azel, zel, Ne N ew Y or k, 1973
11