BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sulfur oksida mungkin merupakan polutan yang paling banyak dipelajari karena senyawa turunannya yang bervariasi. Pada umumnya 2 senyawa sulfur oksida yang dipelajari adalah sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Sulfur dioksida merupakan gas yang tak berwarna, tak mudah terbakar dan tak mudah meledak tetapi mempunyai bau yang menyengat. Sulfur dioksida mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air dengan waktu tinggal sebagai gas dalam atmosfer selama 2 – 4 4 hari serta daya transportasi yang tinggi. Oleh karena itu masalah polusi SO2 dapat menjadi masalah internasional. SO2 relatif stabil di atmosfer dan dapat bertindak sebagai reduktor maupun oksidator. Namun SO2 dapat bereaksi secara fotokimia atau katalisis dengan komponen lain dan membentuk SO3, tetesan H2SO4 dan garam asam sulfat. Seperti halnya polutan yang lain, sulfur dioksida juga berdampak negative terhadap lingkungan, material maupun manusia. Pada manusia, asam sulfat (H2SO4), sulfur dioksida (SO2) dan garam sulfat dapat menimbulkan iritasi pada membrane lendir saluran pernapasan dan memperparah penyakit pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia. Kondisi ini makin parah di daerah yang berdebu dimana terdapat partikulat dalam konsentrasi tinggi. Sulfur dioksida dan molekul asam sulfat cenderung menghentikan kemampuan bulu getar sepanjang saluran pernapasan yang bertugas menyaring partikel pengotor. Dengan demikian partikulat dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan dalam (paru-paru) tanpa adanya penyaringan terlebih t erlebih dahulu. Sebagian sulfur dioksida juga terikat dengan partikulat dan menyebabkan iritasi pada paru-paru. Dalam jangka waktu yang lama, partikulat dan sulfur dioksida dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kematian karena kerusakan sistem pernapasan. Tumbuhan sangat sensitif terhadap sulfur dioksida. Ada 2 macam kerusakan akibat sulfur dioksida. Pertama, tumbuhan yang terpapar oleh sulfur dioksida pada konsentrasi tinggi untuk waktu singkat mengalami kerusakan jaringan daun karena terjadi klorolisis, ya itu hilangnya klorofil dan plasmolisis, yaitu runtuhnya struktur daun. Kedua, kerusakan akibat terpapar oleh sulfur dioksida pada konsentrasi rendah untuk waktu yang lama yaitu warna daun menjadi merah kecoklatan
1
atau muncul bercak putih. Kondisi kerusakan semakin parah pada daerah yang panas dan lembab. Sulfur oksida juga mempunyai daya rusak yang tinggi terhadap bahan bangunan terutama yang mengandung karbonat dengan reaksi CaCO3 + H2SO4 — - CaSO4 + CO2 + H2O. Kalsium sulfat atau gipsum yang terbentuk dengan mudah terbawa oleh air dan menimbulkan lubang-lubang pada permukaan bahan, misalnya pada monumen, ukiran dan gedung. Kabut asam sulfat juga merusak bahan tekstil seperti katun, linen, rayon dan nilon bahkan kulit. Kertas pun menjadi kekuningan dan menjadi getas. Sulfur oksida juga mempercepat laju korosi pada logam. B. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
pengertian
sulfur
oksida,
organ
target
yang
diserang,
biotransformasi masuknya sulfur oksida ke dalam tubuh, serta penaggulangan pencemarn sulfur oksida. C. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari pencemaran sulfur oksida terhadap kesehatan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari pencemaran sulfur oksida terhadap lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa dapat menjelaskan biotransformasi masuknya sulfur ke dalam tubuh. 2. Mahasisa dapat mengetahui dampak nya terhadap kesehatan. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara penanggulangan pencemaran sulfur oksida.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sifat Fisika dan Kimia
Gas belerang oksida atau Sulfur Oxide yang sering ditulis dengan SO x, terdiri dari gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO 2 berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO 3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfas atau H 2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO 2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO 2 . Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H 2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh polutan yang dibuat manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak mera ta sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu, bukan dari jumlah keseluruhannya, sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SO x tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SO x, misalnya pembakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO 2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SO x. Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut : S + O2 < --------- > SO2 2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3 3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO 3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H 2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut : SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4 Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO 3 melainkan H2SO4Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H 2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO 2 akan diubah menjadi SO 3(Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO 2yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO 2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
B. Sumber dan Distribusi
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO 2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO 2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H 2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran SOX, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOX yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SO X. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO 2 secara 4
rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara. Gunung berapi juga mengeluarkan belerang dioksida (sulfur dioxide), gas berwarna yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan mendinginkan iklim Bumi. Gambar ini menunjukkan konsentrasi sulfur dioksida pada tanggal 4-6 November 2010 seperti yang diamati oleh Ozone Monitoring Instrument (OMI) pada pesawat ruang angkasa NASA Aura. Sulfur dioksida diukur di Dobson Unit yaitu konsentrasi terbesar muncul dalam gelap merah-coklat, sedangkan terendah dengan cahaya persik. Dobson biasanya digunakan untuk mengukur ozon dimana jumlah molekul gas yang akan membuat lapisan tebal 0,01 mm pada temperatur 0 derajat Celcius dan tekanan 1 atmosfer (tekanan udara di permukaan Bumi). Pada tanggal 9 November 2010, Volcanic Ash Advisory Centre di Darwin, Australia, melaporkan awan belerang dioksida di Samudera Hindia pada ketinggian antara 40.000 hingga 50.000 kaki (12.000 hingga 15.000 meter) di troposfer atas. Pengaruh belerang dioksida bervariasi tergantung pada jumlah yang dipancarkan, garis lintang di mana emisi terjadi, ketinggian di mana gas terkonsentrasi, dan angin regional serta pola cuaca. Pada tingkat dasar, belerang dioksida menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan bagian atas. Pada ketinggian yang lebih tinggi, belerang dioksida dapat menjalani serangkaian reaksi kimia yang mempengaruhi lingkungan. Misalnya, Ketika bereaksi dengan uap air, sulfur dioksida membuat ion sulfat, prekursor menjadi asam sulfat. Selain risiko terjadinya hujan asam, ion-ion juga dapat bereaksi membentuk partikel cerminkan sinar matahari. Jika sebuah gunung berapi di dekat khatulistiwa menyuntikkan jumlah yang cukup besar belerang dioksida ke stratosfer, reaksi kimia yang dihasilkan dapat membuat aerosol reflektif dimana melekat selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sehingga terjadi pendinginan iklim karena merefleksikan sinar matahari. Gunung Merapi hanya 7,5 derajat selatan khatulistiwa diprediksi akan memiliki dampak tersebut. Namun pada awal November, Merapi hanya mengeluarkan 1 persen dari apa yang dikeluarkan oleh Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991 dimana letusan ini memiliki efek yang dapat diukur pada suhu global, kata Simon Carn, ilmuwan OMI dari Michigan Technological University . C. Dampak Terhadap Kesehatan
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. 5
Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderitayang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :
Konsentrasi ( ppm )
3 – 5 8 – 12
20 20 20
50 – 100 400 -500
Pengaruh
Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit ) Berbahaya meskipun kontak secara singkat
Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SO x) menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SO x yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SO x tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengaruh utama polutan SO x terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO 2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama
6
terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. Sulfur dioksida (SO 2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.
D. Dampak Terhadap Lingkungan
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NO x ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NO x tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO 2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO 2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO 3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
7
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NO x, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang. Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO 2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO 2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global. Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO 2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
E. Pengendalian
1. pencegahan a. Sumber Bergerak 1) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik 2) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala 3) Memasang filter pada knalpot b. Sumber Tidak Bergerak 1) Memasang scruber pada cerobong asap. 2) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secaraberkala. 3) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah. c. Bahan Baku 1) Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan. d. Manusia Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya : 8
1) Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas. 2) Mengurangi aktifitas diluar rumah. 2. Penanggulangan a. Memperbaiki alat yang rusak b. Penggantian saringan/filter c. Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan : 1) Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih. 2) Berikan pengobatan atau pernafasan buatan. 3) Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat. F. Berikut Skema Uraian Daurnya
1
Sulfur / belerang diudara karena adanya aktifitas gunung berapi juga karena pembakaran bahan bakar fosil batu bara berupa gas SO2
2
dari udara Sulfur oksida berada di awan terjadi hidrolisi s air membentuk H2SO4 , di awan terjadi kondensasi kemudian turun hujan dikenal dengan hujan asam
3
hujan itu akan dibawa ke daratan kembali untuk dirubah menjadi Sulfat yang penting untuk tumbuhan .
4
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik (SO4), Sulfur dalam bentuk sulfat an organik inilah nanti akan dipindahkan dari bumi / alam ke tubuh tumbuhan lewat penyerapan sulphate oleh akar OK
5
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. 9
6
Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang m ati.
7
Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawasenyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut : a)
H2S → S → SO4; bakteri sulf ur tak berwarna, hijau dan ungu.
b) SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio. c) H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli. d) S organik → SO4 + H2S, 8
Jadi daur Sulfur hanya akan berlangsung di daratan dengan perantaraan bakteri , bakteri yang terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibro yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
9
Dengan terbentuknya sulfat ini maka , senyawa ini baru akan berpindah ke mahkluk hidup dibawa oleh Tumbuhan
10
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
11
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Yang terpenting untuk dipahami dalam siklus Biogeokimia (siklus apa saja) ini ada 3 hal pokok yaitu 1. terjadi daur aliran zat kimia dari Bio ke Geo atau dari Mahkluk hidup ke Bumi ( penguraian , zat sisa ekskresi.fotosintesis , respirasi dll yang ditujukan kebumi dari mahkluk hidup) 2. terjadi daur aliran zat kimia dari Geo ke Bio yang tidak lain adalah pemanfaatan zat kimia entah dalam bentuk organik maupun anorganik, biasanya oleh tumbuhan lewat akarnya, ataupun segala yang ada di bumi yang dimanfaatkan untuk survivalnya entah itu respirasi,fotosintesis)
10
terjadi daur aliran zat kimia dari Geo ke Geo maksudnya senyawa kimia di udara bisa pindah ke darat misalnya lewat hujan - darat ke udara - darat ke air - air ke darat dll karena pelapukan , erosi, pengendapan . Yang tentu semua itu pasti untuk suatu keseimbangan .
11
BAB III KESIMPULAN
Gas belerang oksida atau Sulfur Oxide yang sering ditulis dengan SO x, terdiri dari gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2 . Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H 2S dan oksida. Pencemaran Sulfur Oxide akan memberi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan juga lingkungan. Namun, ada beberapa upaya pengendalian yang dapat kita lakukan yaitu melalaui pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran oleh Sulfur Oksida tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2004. Parameter Pencemar Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. http://m.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF. Natalia,
M.
Shelvianita.
2009. Dampak
Bahan
Bakar
Terhadap
Lingkungan.http://images.mariasn92.multiply.multiplycontent.com. Prabu,
Putra.
2008.
Dampak
Sulfur
Oksida
(SO X)
Terhadap
Kesehatan.http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/30/dampak-sulfur-oksida-soxterhadap-kesehatan/. Volcanic Hazards Program. 2010. Volcanic gases and their effects. U.S. Geological Survey. http://volcanoes.usgs.gov/hazards/gas/index.php. Wolve,
Jason.
2000.
Volcanoes
and
Climate
Change
(DAAC
Study).http://earthobservatory.nasa.gov/Features/Volcano/
13