MAKALAH
PENGERTIAN, KEDUDUKAN, RUANG LINGKUP, DAN METODOLOGI PSIKOLOGI
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Umum
Dosen : H.Aji Setiaji,M.Mpd.I
Disusun oleh:
Kelompok 1 / B Semester II
Hj. Yuliantini (2103 0802 16 1001)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
Amiludin (2103 0802 16 1024)
Adam Abdul Malik (2103 0802 16 1023)
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang menangani masalah kejiwaan. Psikologi awalnya dari ilmu filsafat. Psikologi meelakukan spesialisasi menjadi cabang ilmu sendiri setelah mencontoh pemisah ilmu alam atau yang dikenal sebagai Sains. Metode yang digunakan hamper sama dengan ilmu alam.
Pertama kali yang harus dilakukan untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan tertentu adalah mengetahui dan memahami karakteristik khusus dari ilmu tersebut. Kemudian tujuan mempelajari ilmu tersebut beserta dengan manfaatnya. Selanjutnya cenderung kearah mana yang dibahas dalam pengajaran ilmu tersebut. Metode – metode apa saja yang digunakan, bagaimana sejarah ilmu itu bisa ada dan dipergunakan banyak orang. Sama halnya dengan psikolog. Psikologi sebagai ilmu yang akan kita bahas pada bab ini. Maka kita wajib untuk mengetahui seluk beluk psikologi mulai dari pengertian, ruang lingkup, metodenya dan merambat ke hal yang lebih kompleks.
Oleh karena itu, untuk memahami psikologi dan ruang lingkupnya, penulis mencoba menjelaskan, mengalanisis dan menelahaah masalah tersebut pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dan definisi psikologi?
Bagaimana kedudukan ilmu psikologi tersebut?
Bagaimana ruang lingkup psikologi tersebut?
Apa saja dan jelaskan metode – metode psikologi?
Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan yang lain?
Bagaimana tujuan mempelajari ilmu psikologi?
Bagaimana sejarah psikologi itu sendiri?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan definisi ilmu psikologi.
Agar dapat mengetahui kedudukan psikologi dalam memerankan ilmu jiwa.
Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam ruang lingkup psikologi.
Untuk mengetahui metode – metode dalam psikologi
Agar dapat mengetahui dan memahami bahwa adanya hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan yang lain.
Tujuan mempelajari psikologi agar jiwa seseorang yang sedang sakit dapat diketahui.
Agar dapat memahami dan mengetahui dibalik ilmu psikologi ada sejarah yang bermakna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Definisi Psikologi
Pengertian
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: Psychē yang berarti jiwa dan logia atau logos yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Akan tetapi, karena sifat jiwa yang abstrak, maka Psikologi tidak dapat mempelajari jiwa itu secara langsung, melainkan membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa tersebut dalam bentuk gejala-gejala dan aktivitas-aktivitas kejiwaan yang diekpresikan atau termanifestasikan dalam bentuk tingkah laku, baik itu tingkah laku yang tersembunyi ataupun yang terlihat, baik selaku individu ataupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang keberadaanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya: insting, reflex, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pula nyawanya. Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak, dan pengatur bagi sekalian perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia.
Definisi
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau yang mempelajari gejala – gejala jiwa manusia.
Menurut para ahli psikologi dapat didefinisikan:
Garder Murphy (1929)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Clifford T. Morgan (1966)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
Ernest Hilgert (1957) dalam bukunya introduction to psychology
Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other animal
George A. Miller (1974) dalam bukunya psychology and communication
Psychology is the science the attempts to describe, predict, and control mental and behavior events.
Definisi di atas adalah makna psikologi dalam berbagai prespektif. Jelas jika kita melihat belum ada cakupan psikologi. Perbedaan psikologi ini boleh disebabkan oleh konotasi psikologi pada para ahli itu. Perbedaan juga muncul karena adanya perkembangan psikologi itu sendiri sebagai ilmu yang sudah mandiri. Walaupun demikian kita membutuhkan satu definisi yang dapat dijadikan pegangan.
Dari beberapa definisi diatas, terdapatlah beberapa unsur yaitu; ilmu pengetahuan, perilaku atau perbuatan, manusia, dan lingkungan. Dengan unsur – unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang meneliti tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.
2.2 Kedudukan Psikologi
Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878 yang dipelopori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu.
Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat berikut: 1) Secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah,
2) Memiliki struktur kelimuan yang jelas
3) Memiliki objek formal dan material
4) Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test and measurement
5) Memliki terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian
6) Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
Psikologi sebagai suatu ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan (science) memiliki tiga fungsi yaitu menjelaskan, memprediksi, mengendalikan.
2.3 Ruang Lingkup Psikologi
Ruang lingkup psikologi dapat ditinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu:
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya disebut dengan psikologi umum.
Yang akan dibahas bukan bentuk psikologi manusia dan hewan. Tetapi bentuk psikologi umum dan khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan yang beradab (berkultur). Psikologi umum memandang manusia seakan – akan terlepas dari manusia yang lain.
Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi – segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia. Hal – hal yang khusus yang menyimpang dari hal – hal yang umum dibicarakan di psikologi khusus.
Psikologi khusus ada bermacam – macam:
Psikologi perkembangan yang mencakup:
Psikologi anak (mancakup masa bayi0
Psikologi puber dan adolesensi
Psikologi orang dewasa
Psikologi orang tua.
Psikologi sosial
Psikologi pendidikan
Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikopatologi
Psikologi criminal
Psikologi perusahaan.
Menurut Emmanuel Kant (1724-8104) ruang lingkup psikologi terbagi menjadi tiga;
1. Kognisi; pemahaman pemikiran
2. Emosi; Gejala jiwa yang menonjol yang menimbulkan gejolak jiwa.
3. Konasi; ketindak atau kemauan.
2.4 Metode – Metode dalam Psikologi
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak. Demikian halnya dalam menyelidiki psikologi juga dipergunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Metode yang bersifat filosofis, terdiri dari:
Metode intuitif adalah metode yang di peroleh dengan bergaul secara langsung dengan objek yang akan diteliti, baik secara disengaja atau tidak disengaja.
Metode kontemplatif adalah metode yang dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan di ketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita.
Metode filosofis religius yaitu metode yang diperoleh dengan jalan / cara mempergunakan materi-materi agama sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia. Nilai-nilai yang terkandung dalam agama merupakan kebenaran absolut dan pasti benar.
2. Metode yang bersifat empiris terdiri dari:
Metode observasi, yaitu metode yang mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti dan sistematis. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu:
Introspeksi (retrospeksi)
Dalam metode ini penyelidik melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri yang dilakukan secara jujur, objektif dan tepat karena merupakan pengetahuan jiwa yang utama dan menjadi dasar pengetahuan bagi ekstropeksi.
Introspeksi Eksperimental
Adalah suatu metode instrospeksi yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini merupakan penggabungan metode instrospeksi dan metode eksperimen. Pada instrospeksi murni, hanya diri penyidik yang menjadi obyek, tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subyek terdiri dari beberapa orang yang dieksperimentasi. Sehingga dengan banyaknya subyek penyelidikan hasilnya akan lebih bersifat obyektif.
Ekstropeksi
Adalah suatu metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
3. Metode pengumpulan data, yaitu metode yang dilakukan dengan mengolah data-data yang didapat dari kumpulan pertanyaan dan jawaban (angket), bahan-bahan riwayat hidup (biografi) ataupun bahan-bahan lain yang sedang diselidiki. Dalam hal ini peneliti atau penyidik dapat menempuh dengan melalui 3 cara yaitu:
(a) Metode Angket-Interview adalah suatu penyelidikan yang dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orang banyak, sehingga metode interview adalah metode dengan mengadakan tanya jawab langsung secara lisan kepada subyek yang diselidiki
(b) Metode Biografi adalah lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang, baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal.
4. Metode Pengumpulan Bahan adalah suatu metode yang dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama pengumpulan gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak.
(c) Metode eksperimen (percobaan) yaitu pengamatan secara teliti terhadap gajala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan. Metode ini dapat di lakukan dengan 2 cara:
(1) Metode Eksperimen
(2) Metode Test
(d) Metode klinis, adalah nasehat atau bantuan kedokteran yang diberikan kepada para pasien oleh ahli kesehatan. Metode klinis yang diterapkan dalam psikologi ialah kombinasi dari bantuan klinis – medis dengan metode pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap para pasien. Metode ini dapat di lakukan dengan 3 cara yaitu mengamati; mengumpulkan deskripsi; menjelaskan.
5. Metode Interview adalah metode suatu penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang diberikan secara lisan.
6. Metode Testing adalah metode penyelidikan yang menggunakan soal – soal, pertanyaan – pertanyaan, atau tugas –tugas lain yang telah distandardisasikan.
2.5 Hubungan Psikologi dengan Ilmu – ilmu lain.
Hubungan psikologi dengan Fisiologi
Fisiologi (ilmu tentang tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk memperoleh kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.
Hubungan Psikologi dengan ilmu sosiologi.
Untuk dapat mengetahui pola-pola reaksi manusia, sehingga individu menjadi objek penyelidikan psikologi. Sosiologi adalah ilmu yang berpengaruh pada psikologi Sosial.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
Hubungan Psikologi Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan 'pincang' dan jauh dari kebenaran jika tida mempertimbangkan hasil psikologi.
Hubungan Psikologi dengan Agama
Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya, mengingat agama sejk turunnya kepada Rasul dan diajarkan kepada manusia dengan dasar – dasar yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi psikologis pula.
2.6 Tujuan mempelajari Psikologi
Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu psikologi adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia, dan sempurna
a. Untuk memahami alasan dibalik sikap dan proses mental manusia dengan cara meneliti baik itu prinsip-prinsip umum maupun spesifik dari suatu kasus.
b. Meningkatkan kualitas hidup mereka sekarang ini atau untuk masa depan.
c. Berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
d. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku.
e. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
f. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
2.7 Sejarah Psikologi
1. Psikologi Dipengaruhi oleh Filsafat
Para ahli psikologi dahulu adalah juga ahli filsafat. Dapat dimengerti kalau pemikiran tentang kejiwaan dipengaruhi oleh pemikiran filsafat. Pengaruh filsafat terhadap psikologi berlangsung sejak zaman baru (1800 M).
a. Psikologi Plato
Plato (427 s/d 347 SM) menganggap manusia memiliki 3 kekuatan rohaniah yang disebut "trichotom". Kekuatan itu terdiri dari kekuatan pikiran yang berada di kepala, kemauan yang berada di dada, dan keinginan yang berada di perut.
b. Psikologi Aristoteles
c. Psikologi Abad Tengah
psikologi mulai dipikirkan secara deduktif. Tokohnya, diantaranya Thomas Aquino yang berendapat bahwa badan dan jiwa itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
d. Rasionalisme
tokohnya adalah Descartes. Objek psikologi ialah gejala – gejala kesadaran yang membagi tingkah laku menjadi dua bagian yaitu tingkah laku rasional dan mekanisme. Hubungan antara jiwa dan tubuh diduga terletak pada kelenjar pinealis.
e. Empirisme
Tokohnya adalah Francis Bacon dan John Locke.
2. Psikologi dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam.
a. Psikologi asosisasi merupakan suatu aliran psikologi yang dipengaruhi secara tidak lngsung oleh ilmu pengetahuan alam (khususnya fisika).
b. Psikologi Unsur (elemen) yang mana dapat dianggap sebagai nama lain dari psikologi asosiasi, karena dalam bentuk pendapat – pendapatnya yang masih bercorak asosatif.
3. Psikologi Mulai Berdiri Sendiri
4. Psikologi Abad ke-20
Sejak psikologi berdiri sebagai ilmu pengetahuan (akhir abad ke-19), munculah berbagai macam aliran psikologi. Dengan metodenya sendiri, baik dalam penyelidikan maupun dalam pembuktian hasil penyelidikannya, melahirkan pandangan psikologi yang memiliki corak khusus.
a. Psiko-Analisis (psycho-Analysis)
Menyelidiki proses kejiwaan yang berada dalam aliran sadar manusia.
b. Psikologi Individual (individual psychology)
Menyelidiki hidup kejiwaan manusia dari segi pribadi perseorangan menurut sumber pokok hidup kejiwaanya.
c. Psikologi Analitis (Analytics Psychology)
Aliran ini mempelajari jiwa manusia dari segi lapisan jwa sadar dan tidak sadar.
d. Neo-Freudianisme
Aliran ini pada dasarnya mengakui teori yang dikemukakan oleh Freud tentang fungsi jiwa yang berlapis – lapis.
5. Psikologi Gestal (Gestalt Psychology)
Psikologi gestal menekankan analisisnya pada totalitas hidup kejiwaan manusia.
6. Psikologi Behaviorisme
Psikologi yang menitikberatkan pandangannya pada tingkah laku lahiriah manusia dan hewan.
7. Psiko-Refleksologi (Psycho-Reflexology)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia atau human behaviour serta hakikat jiwa dari awal hingga akhirnya.
Kedudukan psikologi dalam sistematika pengetahuan ialah sebagai suatu ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris.
Seara garis besar ruang lingkup psikologi meliputi psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia, psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan.
Metode – metode psikologi meliputi metode bersifat filosofis dan metode bersifat empiris.
Hubungan Psikologi dengan ilmu pengetahuan lain meliputi hubungan psikologi dengan fisiologi, hubungan psikologi dengan sosiologi, hubungan psikologi dengan filsafat, dan hubungan psikologi dengan agama.
Tujuan mempelajari psikologi Untuk memahami alasan dibalik sikap dan proses mental manusia dengan cara meneliti baik itu prinsip-prinsip umum maupun spesifik dari suatu kasus. Meningkatkan kualitas hidup mereka sekarang ini atau untuk masa depan. Berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik,sosialisasi, dan emosi. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
Sejarah psikologi meliputi psikologi dipengaruhi oleh filsafat, psikologi dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam, psikologi mulai berdiri sendiri, psikologi abad ke-20, psikologi gestal, psikologi behaviorisme, dan psiko-refleksologi.
3.2 Saran
Kita menyadari akan kekuragan dan kesalahan lumrah terjadi pada manusia, maka dari itu kita sangat mengharapkan feedback berupa kritik dan saran yang konstruktif demi sebuah progress untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Umar, Psikologi Umum, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2008
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan dari Ajat S: Apa manfaat dari mempelajari ilmu psikologi?
Jawaban:
Pertanyaan dari M.Ilham : Apa hubungan psikologi dengan ilmu lain?
Jawaban :
Pertanyaan dari M.Jazuli: Bagaimana cara menguasai ilmu psikologi?
Jawaban:
Pertanyaan dari Yulia Astriani: Bagaimana cara mengetahui orang yang memiliki penyakit psikologi?
Jawaban:
Pertanyaan dari Eutik Masiroh: Kenapa tujuan dari psikologi dapat memberikan kebahagiaan?
Jawaban:
Pertanyaan dari Heni Handayani: Adakah batasan usia untuk melakukan psikotest?
Jawaban:
Pertanyaan dari Ira Uthamie R: Bagaimana cara mengatasi gejala – gejala stress?
Jawaban:
Pertanyaan dari Nurshifa F: Bagaimana menurut pandangan islam seperti apa psikologi?
Pertanyaan dari Diana Dwi A: Bisakah dipisahkan antara ilmu filsafat dan ilmu psikologi?
Jawaban:
Pertanyaan dari Yuni M: Mengapa ada ulama yang mempelajari psikologi?