MAKALAH TENTANG
PERSONAL HYGIENE PERAWATAN RAMBUT DAN KULIT KEPALA Dosen pembimbing : Sukmawati, S.KeP.NS,MPd
Disusun oleh :
1. 2.
Ayu aulia Jannatul firdaus
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM PORGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN BIMA TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “PERSONAL HYGIENE PERAWATAN RAMBUT DAN KULIT KEPALA” .Selawat berserta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik secara l angsung maupun tidak langsung . Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Kami kelompok 4 akan membahas masalah personal hygiene dalam hal “Merawat Kulit Kepala dan Rambut”. 2. Rumusan Masalah 1. Apa itu personal hygiene ? 2. Apa macam-macam dari personal hygiene ? 3. Apa tujuan dari perawatan personal hygiene ? 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene ? 5. Dampak apa saja yang timbul dari maslah personal hygiene ? 6. Apa sajakah karakteristik rambut klien ? 7. Apa sajakah masalah dari rambut dan kulit kepala ? 8. Bagaimana asuhan keperawatan dalam merawat kulit kepala dan rambut ? 3. Tujuan Untukmengetahuilandasanteorikeperawatanpada personal hygiene : 1. Mengetahui pengertian personal hygiene 2. Mengetahui macam-macam dari personal hygiene 3. Mengetahui tujuan perawatan personal hygiene 4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi personal hygiene 5. Mengetahui dampak yang timbul dari masalah personal hygien 6. Mengetahui karakteristik rambut klien 7. Mengetahui masalah pada rambut dan kulit kepala
4. Manfaat UntukmengetahuiAsuhanKeperawatanpada Perawatan Kulit Kepala dan Rambut : 1. Pengkajiankilenpersonal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut 2. Diagnosakeperawatanpersonal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut 3. Intervensikeperawatanpersonal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut 4. Implementasikeperawatanpersonal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut 5. Evaluasipersonal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut
DAFTAR ISI Kata pengantar ………………………………………………………………………………… Daftar isi………………………………………………………………………………………. BAB I PNDAHULUAN............................................................................................................ a. b. c. d.
Latar belakang…………………………………………………………….. Rumusan masalah…………………………………………………………. Tujuan……………………………………………………………………... Manfaat…………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… A. LandasanTeoriKeperawatanpada Personal Hygiene…………………………………… a. Pengertian Personal Hygiene………………………………………………………. b. Macam – macam Personal Hygiene……………………………………………….. c. Tujuan Perawatan Personal Hygiene………………………………………………. d. Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene e. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene…………………... f. Karakteristik Rambut Klien……………………………………………………….. g. Masalah pada Rambut dan Kulit kepala…………………………………………… BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………. a. Kesimpulan…………………………………………………………………………….. b. Saran…………………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN A. LandasanTeoriKeperawatanpada Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Taarwoto dan Wartonah,2006). Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan, klient dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Deficit keperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjanah,2004). 2. Macam – macam Personal Hygiene Perawatan kulit kepala & rambut Perawatan mata Perawatan hidung Perawatan telinga Perawatan kuku kaki dan tangan Perawatan genetalia Perawatan kulit seluruh tubuh Perawatan tubuh secara keseluruhan 3. Tujuan Perawatan Personal Hygiene Tujuan Personal Hygiene : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki personal hyiene yang kurang Mencagah penyakit Menciptakan keindahan Meningkatkan rasa percaya diri
Tujuan Perawatan Personal Hygiene : 1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri 2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan 3. Memelihara integritas permukaan kulit 4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah 5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien 6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien. 7. Meningkatkan percaya diri seseorang 8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang Prinsip dalam Melakukan Perawatan Personal Hygiene : 1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene 2. Selama dalam perawatan hygiene, perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak. 4. Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Body Image Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene. Praktik sosial. Kelompok - kelompok sosial seorang klien dapat mempengaruhi praktik personal hygiene. Selama masa anak-anak, mereka mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, ketersediaan air panas atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan. Status sosio-ekonomi Sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan bahan yang penting seperti deodorant, shampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh kelompok sosial klien. Pengetahuan Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
Variable kebudayaan Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu. Pilihan pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
Kondisi fisik. Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Sehingga membutuhkan batuan seseorang 5. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. 6. Karakteristik Rambut Klien Beberapa jenis rambut ini menutupi tubuh : rambut terminal (rambut panjang, kasar, tebal, mudah dilihat pada kulit kepala, aksila, area pubis, dan di janggut pria), dan rambut vellus (rambut kecil, halus, tipis menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki). Rambut kepala klien dapat berbentuk kasar atau halus, keriting atau lurus, dan harus bercahaya, lembut dan liat. Warna rambutpun bervariasi mulai dari hitam terang sampai warna abu-abu dan dapat menunjukan parubahan karena pembilasan atau pewarnaan. Pada lansia, rambut mereka menjadi abu-abu kusam, putih, atau kuning. Juga tipispada kulit kepala, aksila, dan area pubis. Pria lansia kehilangan rambut wajah, sedangkan pada wanita lansia banyak mengalami pertumbuhan rambut di dagu dan bibir atas. Karakteristik rambut menurut perubahan perkembangan Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi, dan kondisi rambut dapat mempengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang. Berikut ini perkembanagan tumbuh rambut sesuai dengan usia: Bayi Bayi berambut sedikit atau tanpa rambut kepala saat lahir. Rambut kepala tumbuh pada tahun pertama. Rambut badan yang halus (lanugo) terdapat pada dahi, pipi, bahu, dan punggung. Kanak-kanak Rambut kepala mengkilat, seperti sutera, kuat, dan elastis. Rambut pada anak berkulit gelap lebih ikal dan kasar. Usia kanak-kanak menengah sampai pubertas Hormon androgen menyebabkan peningkatan ketebalan rambut kepala dan menjadi gelap, pertumbuhan rambut pada aksila dan daerah pubis pada sejenis kelamin, dan pertumbuhan rambut wajah terdapat pada anak laki. Remaja Anak laki memperoleh tambah jumlah distribusi rambut tubuh, seperti pada dada. Peningkatan dalam aktivitas kelenjar sebasea menyebabkan rambut berminyak. Dewasa Pria menjadi botak dengan kecenderungan genetiknya.
Lansia Rambut aksila dan pubis berkurang pada wanita. Rambut kepala menjadi tipis dan berubah warna yaitu abu-abu akibat pengurangan melanin. Wanita lansia mungkin terdapat rambut pada dagu dan wajah karena penurunan produksi esterogen. Pria dapat mengalami kebotakan atau penyusutan garis rambut. 7. Masalah pada Rambut dan Kulit kepala
Masalah pada Rambut Pada masa pubertas terjadi perubahan jumlah dan distribusi pertumbuhan rambut. Klien dengan gangguan hormon dapat mengalami distribusi dan pertumbuhan yang tidak wajar. Wanita dengan hirsutisme mengalamipertumbuhan rambut di bibir atas, dagu,dan pipi, dengan rambut vellus menjadi semakin kasar diseluruh tubuh. Perubahan dapat terjadi pada ketebalan, teksture, dan lubrikasi kulit kepala. Gangguan-gangguan seperti penyakit demam atau penyakit kulit kepala dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kondisi sepertipenyakit tiroiddapat mengubah kondisi rambut, membuatnya semakin halus dan rapuh. Kerontokan rambut (alopesia), atau penipisan rambut, biasanya berkaitan dengan kecederungan genetik dan gangguan endokrin seperti diabet, tiroiditis, dan bahkan menopause (DeWitt, 1990). Kehilangan rambut (alopesia) dapat disebabkan praktek perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. Nutrisi yang buruk dapat menyebabkan rambut pecah-pecah, kusam, kering dan tipis. Rambut yang terlalu berminyak berkaitan dengan stimulasi hormon androgen. Rambut kering dan rapuh terjadi sejalan dengan bertambahnya usia dan dengan penggunaan sampo dan zat kimia lain secara berlebihan. Masalah pada Kulit Kepala 1. Ketombe Kelepasan kulit kepala di sertai gatal pada kasus berat. Ketombe dapat di temukan di alis a. Implikasi Ketombe menyebabkan seseorang menjadi malu jika ketombe masuk masuk mata berkembang menjadi konjungivitis b. intervensi Bersampo secara teratur dengan sampo yang bermedikasi. Pada kasus berat, mintalah saran dokter 2. Kutu Parasit abu-coklat. Kecil menggali liang ke dalam kulit dan mengisap darah a. Implikasi Kutu memindakan beberapa penyakitnya pada manusia. Penyakit yang paling umum adalah demam berbintik “rocky mountain” , tularemia, dan “limy” c. Jangan menarik kutu dari kulit karena alat penghisap akan tertinggal dan dapat terinfeksi. Mematikan kutu dengan pemberian setetes minyak atau eter pada kutu atau tutupi kutu dengan jeli petroianum untuk memudahkan pengangkatan Pediculosis (kutu). Serangga parasit putih-keabuan, tipis, terdapat pada mamalia
Pedicolosis capitis (kutu kepala) Parasit ditemukan pada kulit kepala yang menempel pada helai rambut. Telur terlihat seperti [artikel oval mirip ketombe. Gigitan ataupustula dapat di obsrefasikan dibelakang telinga atau pada garis pertumbuhan rambut
a. Implikasi Kutu rambut sulit untuk dipindahkan dan dapat menyebar ke peralatan dan orang lain jika tidak di obati b. Intervensi Bersampo dengan sampo kwell dan ulangi 12-24 jam setelahnya. Ganti linen tempat tidur. Cuci linen ke dalam air panas untuk membunu kutu Pediculosis corporis (kutu badan) Parasit yang melekat pada pakaian sehinnga tidak mudah terlihat. Kutu darah akan menghisap darah dan meninggalkan telur pada pakaian dan badan a. Implikasi klien gatal terus menerus, goresan terlihat pada kulit dapat terindeksi. Bintik hemorogik dapat terlihat pada kulit dimana kutu menghisap darah b. Intervensi mandi keseluruan setelah kulit kering, gunakan lotion kwell. Setelah 12-24 jam , mandi lagi. Bungkus pakaian atau linen yang terdapat kutu tersebut sampai di cuci dalam air panas. Bersihkan keseluruan dan buang kantong setelah selesai
pediculosis pedis (kutu kepiting) parasit di temukan pada ranbut pubis. Kutu kepiting berwarna putih-keabuan dan kaki berwarna merah a. Implikasi Kutu dapat menyebar melalui liner tempat tidur pakaian, atau pakaian atau diantara orang melalui kontak seksual b. Intervensi c. Cukur rambut pada daeraht yang terinfeksi. Intervensi pembersian seperti pada interfensi untuk kutu badan. Jika kutu ditransmisi melalui kontak seksual beritahula pasangan 3. Kehilangan rambut ( alopesia) Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat pada bagian perifer garis rambut. Rambut menjadi rapuh dan patah, kondisi ini di sebabkan pengguna pengeriting rambut, produk rambut, pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir panas a. Implikasi Bidang-bidang pertumbuhan dan kehilangan rambut yang tidak merata mengubah penampilan klien b. Interverensi Hentikan praktik perawatan rambut yuang merusak rambut 8. Perawatan Rambut dan Kulit Kepala a.
Penyikatan dan Penyisiran Penyikatan membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Sedangkan penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan melukai kulit kepala. Rambut panjang dapat dengan mudah menjadi masalah pada klien yang terbatas pada tempat tidur bahkan untuk periode pendek. Bila laserasi atau insisi melibatkan kulit kepala, darah, dan medikasi topikal juga menyebatkan kekusutan. Penyikatan dan penyisiran yang sering menjaga rambut panajang terawat rapi. Kendati kemudian,
pengepangan membantu menhindari kusut yang berulang-ulang. Namun perlu diketahui mengepang setiap hari lebih merusak dari pada “cornrow”. Jika kepangan dibuat terlalu lencang maka dapat menjadi botak, maka dari itu perawat harus meminta izin klien untuk mengepang rambutnya. Untuk menyikat rambut dengan benar perawat membagi rambut dengan dua bagian dan kemudian memisahkan tiga bagian. Pembagian memudahkan menyikat bagian yang lebih kecil pada rambut. Perawat menyisir dari kulit kepala hingga ujung rambut. Jika ada yang kusut maka perawat menggunakan tangan untuk memisahkan seikat rambut, genggam dengan kuat dekat kulit kepala, dan sisir dilepas pada ujung ikatan. Mengaitkan rambut kusut mencegah rasa nyeri karena menarik kulit kepala ketika menyisir. Jika rambut kusut berlebihan maka perawat harus menyisir hanya sedikit bagian setiap kali. Melembatkan rambut dengan air atau alkohol seringkali membebaskan kekusutan untuk memudahkan penyisiran. Klien berambut keriting biasa menyisir rambutnya dengan sisir khusus bergerigi panjang yang berjarak jauh terpisah. Sisir bergerigi terbuka menyebabkan sedikit dorongan selama penyisiran. Membasahi rambut klien dengan air sebelum menyisir mencegah trauma pada rambut. Untuk menyisir rambut kriting, perawat memulai pada garis leher klien dan mengangkat dengan perlahan-lahan dan menyisir kearah luar rambut sampai mencapai dahi. Perawat menyisir satu bagian kepala klien satu kali dan kemudian mengulangi pada bagian lain. Penggunaan sisr panas untuk meluruskan rambut dapat menyebabkan peradangan kronis dan mengejutkan kepala yang permanen. Aplikasi pelurusan rambut dengan zal alkalin menyebabkan rapuh. Dengan demikian perawat harus berhati-hati terhadap penggunaan praktik penggunaan rambut yang merusak rambut. b. Bersampho Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal ditempat tidur, perspirasi berlebihan, atau pengobatan yang meninggalkan darah atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan bersampo lebih sering. Untuk klien yang berada dirumah tantangannya terbesar bagi perawat untuk menemukan cara klien bersampo tanpa cedera. Misalnya, lansia duduk pada kursi bak dan menggunakan pipa semprot yang dipegang dari pada berbaring diatas sehingga dapat mencapai kran. Jika klien mampu untuk mandi shower, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan. Kursi shower dapat digunakan pada klien yang dapat berjalan tapi menjadi lelah atau pusing. Pipa semprot yang dapat dipegang memungkinkan klien mencuci rambutnya selama dibak mandi atau shower. Klien yang diperbolehkan duduk dikursi biasanya rambutnya disampo didepan bak. Jika klien hanya dapat duduk disisi tempat tidur adalah memungkinkan untuk menyampo rambut pada klien mencondong kedepan diatas bak cuci. Bagaimanapun, penekukan dibatasi atau kontraindikasi pada kondisi tertentu ( misalnya operasi mata dan operasi total penempatan kembali pinggul ). Jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser, perawat dapat memindahkan klien pada brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi dengan semprotan yang dipegang. Perawat meletakkan handuk atau bantal kecil dibawah kepala dan leher klien, yang memungkinkan kepala bergantun diatas tepi brankar. Jika klien tidak mampu duduk dikursi atau berpindah ke brankar maka bersampo harus dilakukan pada klien ditempat tidur. Setelah bersampo, klien dapat menyukai rambutnya yang digulung dengan alat pengeriting atau diberi gaya. Sampo yang kering juga tersedia untuk mengurai kebutuhan untuk membasahi rambut klien sedangkan sampo cair cenderung membuat rambut lebih kriting dan lebih sulut di sisir.
c.
Pencukuran Pencukuran rambut yang berada dibagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau bersampo. Wanita lebih menyukai untuk mencukur dikakinya atau aksila selama mandi. Ketika membantu klien, perawat harus memperhatikan untuk menghindari pemotongan dengan pisau cukur pada klien. klien yang ingin bunuh diri tidak diperbolehkan mengguankan pisau cukur. Klien mudah berdarah, seperti yang menerima medikasi anti koagulan ( heparin atau coumadin ), dosis tinggi aspirin atau obat anti peradangan nonsteroidal, dan gangguan pendarahan ( homovilia atau leukimia ) di instruksikan untuk menggunakan pisau cukur listrik. Sebelum menggunakan pisau elektrik, perawat memeriksa bahaya listrik. Ketika pisau cukur digunakan untuk bercukur, kulit harus diperhalus untuk mencegah tarikan, goresan atau pemotongan. Misalnya, meletakkan lab badan yang hangat diatas muka klien pria selama beberapa menit, diikuti dengan penggunaan krim cukur atau busa sabun yang lembut, akan memperhalus kulit secara efektif. Jika klien pria tidak mampu bercukur sendiri mukanya maka perawat dapat membantu mencukur. Untuk menghindari penyebab ketidak nyamanan atau potongan pisau cukur, perawat memegang pisau cukur pada sudut 45 derajat pada kulit dan dengan halus menarik kulit tegang ketika menggunakan gerakan yang pendek, kearah bawah bekerja paling baik untuk mengurangi rambut diatas bibir. Setelah bercukur diselesaikan, perawat mencuci keseluruhan muka klien untuk mengangkat sabun dan rambut. Setelah mengeringkan muka, perawat membantu penggunaan bedak atau lotion setelah bercukur pada muka klien. d. Perawatan Kumis dan Jenggot Klien pria yang berkumis atau berjenggot memerlukan perawatan sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tersebut penting karena partikel makanan dengan mudah berkumpul dirambut. Jika klien tidak mampu merawat diri mereka sendiri, perawat harus memotong sendiri, menyisir, atau mencuci jenggot atau kumis ketika diperlukan atau diminta. Perawat tidak pernah mencukur kumis atau jenggot tanpa izin klien.
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Perawatan personal hygiene adalah perawatan pada kebersihan diri seseorang. Disini, perawat berkewajiban untuk membantu pasien yang tidak atau yang kurang mampu merawat personal hygienenya sendiri, dengan cara menyediakan alat dan bahan atau bahkan membantunya. Masalah yang sering terjadi pada masalah perawatan kulit kepala dan rambut antara lain : rambut bermasalah dalam merapikanya dan memeliharanya, kondisi ini banyak ditemukan pada pasien-pasien yang sedang depresi dan pasien yang terdapat gangguan pada funsi organ tubuhnya. Perawat harus membantunya namun juga tidak boleh terlalu memanjakanya kecuali pada pasien yang koma. Begitu juga pun pada masalah kulit kepala, jika terdapat lesi,maka perawat harus mengidektivikasi lesi tersebut dan menentukan tindakan apa yang tepat untuk mengatasinya. Jangan lupa juga meminta bantuan pada keluarga pasien untuk membantu perawatan dalam menjaga dan merawat personal hygiene pasien terutama pada kulit kepala dan rambut. 2. Saran Saran bagi perawat agar tidak menyepelekan masalah personal hygiene pasien, jika masalah personal hygiene ini dibiarkan maka akan terjadi dampak yang lebih fatal pada kondisi pasien. Saran untuk keluarga pasien, setidaknya mereka juga membantu perawat untuk menjaga kerbersihan personal kluarga mereka yang sedang dirawat.
DAFTAR PUSTAKA Perry, Anne grifin, Potter, Patricia A, 2006: Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, Proses, dan praktik Volume 1, Jakarta:EGC Perry, Anne grifin, Potter, Patricia A, 2006: Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, Proses, dan praktik Volume 2, Jakarta:EGC Tarwoto, Wartona, 2002: Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keprawatan, Jakarta:Salemba Medika