KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat men yelesaikan Makalah tentang “Masalah “Masalah Proses Pengolahan Tanah di Indonesia” Indonesia” yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Teknologi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dari mulai penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari orangorang yang bersangkutan. Tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan supaya dapat menjadi pegangan bagi para pa ra mahasiswa khususnya bagi ba gi Mahasiswa. Penyusun menyadari me nyadari bahwa ba hwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi, susunan maupun dalam penyajian materinya sehingga demi kelengkapan makalah ini, segala kritik dan saran penyusun harapkan dari para pembaca sekalian.
Garut, Januari 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................. ................................................ i DAFTAR ISI ............................................... ................................................................. ii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang Masalah ................................................... ............................. 1
1.2
Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.3
Rumusan Masalah ..................................................................... .................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................. ............................................... 3
2.1
Sejarah Pengolahan Tanah di Indonesia .................................................... ... 3
2.2
Tujuan Pengolahan Tanah ................................................ ............................. 4
2.3
Konsep Teknologi Proses Pengolahan Tanah ............................................... 6
2.3.1
Pengolahan Tanah secara Tradisonal ...................................................... 6
2.3.2
Pengolahan Tanah secara Modern .......................................................... 7
2.4
Teori yang mendukung pada proses pengolahan tanah................................. 8
2.4.1
Sistematika Pemecahan Tanah secara fisika ........................................... 8
2.4.2
Sistematika Pemecahan Tanah menggunakan bajak/traktor ................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
3.1
Kesimpulan .............................................................. ................................... 15
3.2
Saran............................................. ............................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................... ............................................. 16
ii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.2 Kelebihan & kekurangan menggunakan bajak kerbau ................................. 7 Tabel 2.3 Kelebihan & kekurangan menggunakan Traktor .......................................... 8 Tabel 2.4 Dampak yang akan terjadi penggunaan teknologi pertanian ...................... 13
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan globalisasi dan teknologi yang semakin pesat, tentunya manusia dituntut dan diharuskan untuk mengikuti perkembangan zaman. Indonesia merupakan wilayah yang masih cukup banyak lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari sektor pertanian ini, tentunya juga tidak dapat lepas dari perkembangan teknologi yang dari waktu ke waktu semakin menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Dari permasalahan tersebut, manusia sebagai pengguna teknologi mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada agar tidak ketinggalan zaman. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya manusia membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Walaupun membutuhkan biaya yang besar, tapi dari segi manfaat, mereka mendapat kepuasan lebih dibandingkan teknologi yang sebelumnya digunakan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Di Indonesia yang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petanipun turut mengalami perubahan yang terus meningkat, dimulai dengan penyiapan lahan sampai pasca panen. Tentunya untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah diperlukan cara-cara dalam merawat dan mengolah lahan, serta perlunya bibit yang unggul. Awal pengolahan merupakan salah satu hal yang penting, karena merupakan pondasi awal sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam. Dengan pengolahan lahan yang baik maka akan diharapkan kondisi tanah menjadi lebih baik. Adapun yang menjadi permasalahan dalam proses pengolahan tanah ini adalah Bagaimana proses mengolah tanah agar lebih efektif dan efisien?. Dalam hal ini menggunakan biaya yang murah, tenaga yang sedikit, dan waktu yang singkat. Oleh karena itu, hal ini menjadi topik pembahasan yang akan dibahas dalam makalah ini.
1
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1.
Mengetahui sejarah proses pengolahan tanah.
2.
Mengetahui Tujuan pengolahan tanah.
3.
Mengetahui Konsep teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan tanah.
4.
Mengetahui teori yang mendukung terhadap penyelesaian masalah
5.
Mengetahui Dampak yang akan terjadi pada penggunaan teknologi pertanian
1.3
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1.
Bagaimana sejarah pengolahan tanah di Indonesia ?
2.
Apa yang menjadi tujuan pengolahan tanah ?
3.
Konsep Teknologi apa yang mendukung penyelesaian masalah tersebut ?
4.
Teori apa yang mendukung untuk permasalahan tersebut ?
5.
Dampak apa yang akan terjadi dari penggunaan teknologi yang digunakan dalam permasalahan tersebut ?
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Sejarah Pengolahan Tanah di Indonesia
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah. Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengemban gkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan. Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya k erja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan mekanisasi pertanian adalah : a.
mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
3
b.
mengurangi kerusakan produksi pertanian
c.
menurunkan ongkos produksi
d.
menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e.
meningkatkan taraf hidup petani
f.
memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming).
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub sistem penunjang ( supporting system) dalam proses budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible (tidak dapat terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat didistribusikan pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem budidaya pertaniannya. 2.2
Tujuan Pengolahan Tanah
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik beratkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. 2.2.1 Tujuan Umum Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin. Selama ini tujuan tersebut seringkali dicapai dengan mengaplikasikan cara cut and try baik dalam mengembangkan metoda pengolahan tanah maupun mengembangkan atau memperbaiki desain peralatan pengolahan tanah yang sudah ada. Pada situasi seperti ini maka diperlukan pengetahuan mengenai proses pengolahan tanah sehingga memungkinkan untuk memprediksi biaya dan hasil
4
pengolahan tanah secara jelas dan efisien. Pengetahuan tersebut tidaklah mudah namun haruslah dimiliki (analisis). Begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi maka dalam analisis perlu dilibatkan berbagai cabang ilmu lainnya Telah banyak dipublikasikan artikel penelitian mengenai alat pengolahan tanah namun pada umumnya artikel tersebut hanya terbatas pada satu atau beberapa jenis alat dan beroperasi terbatas pada beberapa kondisi tanah saja. 2.2.2 Tujuan Khusus Adapun Tujuan khusus dari pengolahan tanah adalah sebagai berikut : a.
Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih.
b.
Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
c.
Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
d.
Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
e.
Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.
Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman dan panen. Keterkaitan ini sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. Pengolahan tanah mempengaruhi penyebaran dan penanaman benih. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma.
5
2.3
Konsep Teknologi Proses Pengolahan Tanah
Berkaitan dengan sejarah pengolahan tanah maka perkembangan dalam tujuan serta metoda pengolahan tanahnya diikuti pula dengan perkembangan dalam desain peralatan baik dari segi bahan maupun bentuk alat. 2.3.1 Pengolahan Tanah secara Tradisonal A.
Cangkul Cangkul merupakan sebuah alat yang digunakan oleh para petani
untuk pengolahan tanah yang masih digunakan sampai sekarang. Adapun cara kerja cangkul yaitu dengan cara diayunkan hingga mengenai tanah sampai kedalam tanah 45-55 cm, tanah dari hasil pencangkulan berbentuk bongkahan. Tabel 2.1 Kelebihan & kekurangan Cangkul Kelebihan
Kekurangan
1. Dapat menjangkau areal yang
1. Membutuhkan tenaga yang
sempit
banyak
2. Mudah di bawa
2. Waktu yang diperlukan cukup
3. Mudah diperbaiki
lama
4. Harga lebih murah 5. Cara pengoprasiannya lebih mudah 6. Ramah lingkungan.
B.
Tenaga hewan (kerbau) Cara kerja pengolahan sawah dengan menggunakan tenaga hewan
yaitu hal pertama yang harus dilakukan adalah memasang komponenkomponen rakkala pada hewan penarik. Setelah itu petani mulai menggiring kerbau untuk memulai pembajak. alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka sebelum di tanami dengan cara membalik tanahnya. Hal ini di maksudkan agar kesuburan tanah sawah tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman beberapa kali.
6
Tabel 2.2 Kelebihan & kekurangan menggunakan bajak kerbau Kelebihan
1.
2.
Tidak
Kekurangan
menbutuhkan
tenaga
waktu
yang
yang banyak
relatif lama untuk mengbajak
Cara pengoprasiannya cukup
sawah
sederhana dan mudah 3.
Ramah lingkungan
4.
Dapat
2. Teknik relatif
menjangkau
persawahan
yang
areal letaknya
terpencil 5.
1. Membutuhkan
lebih
rumit
karna
peralatannya yang terdiri dari beberapa
komponen
harus
dirangkai sedemikian rupa
Meningkatkan kegotong
pengoprasiannya
nilai-nilai
royongan
dalam
masyarakat petani
2.3.2 Pengolahan Tanah secara Modern Ketika perkembangan IPTEK meluas memasuki dunia pertanian, para petani berpindah mengikuti alur perkembangan IPTEK itu. Para petani Indonesia mulai menggunakan Mesin traktor yang sederhana, hingga sampai sekarang dengan traktor yang canggih. Alat yang digunakan untuk mengolah tanah secara modern yaitu menggunakan traktor. Traktor berfungsi untuk mengbongkar dan memotong tanah pada pengolahan areal persawahan yang dibudidayakan dan lemparan tanah mengarah kekanan. Adapun cara kerja traktor adalah Pengolahan pertama menggunakan bajak singkal dengan cara tanah dipotong, diangkat, dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan dapat terbenam dalam tanah dengan kedalaman pemotongan lebih kurang 15 cm.
7
Tabel 2.3 Kelebihan & kekurangan menggunakan Traktor Kelebihan
1. Memiliki
Kekurangan
kemampuan
kerja
yang relatif tinggi
operasinalnya
relatif
lebih mahal
2. Teknik pengoprasiannya lebih praktis 3. Dapat
1. Biaya
2. Tidak
ramah
lingkungan
karena berbahan bakar minyak meningkatkan
3. Tidak dapat digunakan pada
pruduktifitas hasil pertanian
areal persawahan yang berbatu
dan
mengatasi
kekurangan
tenaga kerja
4. Tidak
dapat
mengjangkau
areal persawahan yang terletak di daerah – daerah terpencil
2.4
Teori yang mendukung pada proses pengolahan tanah
2.4.1 Sistematika Pemecahan Tanah secara fisika Adapun proses yang terjadi pada pemecahan tanah yaitu dalam hal ini tanah dianggap terdiri dari elemen-elemen (massa tanah berbentuk kubus). Ukuran dari elemen-elemen ini haruslah sekecil mungkin sehingga tekanan pada setiap sisi dari elemen tersebut akan tersebar merata. Pada proses pengolahan tanah ba nyak diantara elemen tersebut pecah. Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu : pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasi tersebut. Pada umumnya konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan ( failure). Deformasi tanah terjadi sebagai akibat dari konsentrasi tekanan. Pemecahan elemen terjadi akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam
8
blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Meningkatnya tekanan menghasilkan deformasi dalam bentuk pemadatan (compaction) terutama apabila tanah dalam kondisi lemah. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Bila tekanan terus ditingkatkan maka proses pemadatan akan terjadi pada seluruh bagian/elemen tanah. Oleh karena tanah pada mulanya memang sudah dalam keadaan padat maka pergerakan relatif tersebut akan menimbulkan sedikit penggemburan pada kemasan. Penggemburan ini terjadi khususnya pada bagian yang paling lemah dari elemen yang bahkan juga menyebabkan bagian tersebut semakin lemah. Pada pembebanan lebih lanjut, deformasi dan penggemburan akan lebih terkonsentrasi pada bagian tersebut yang pada akhirnya terjadi keruntuhan lokal. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan ( stress state) dan karakteristik dari tanah.
2.4.2 Sistematika Pemecahan Tanah menggunakan bajak/traktor Proses yang terjadi pada pengolahan tanah dengan bajak dapat diasumsikan terdiri dari beberapa bagian proses. Untuk alat ini, proses yang terjadi terdiri dari proses intake, main flow dan output. Proses intake merupakan proses dimana suatu bagian/lapisan tanah dipisahkan dari bagian utamanya. Proses main flow adalah proses yang terjadi selama tanah bergerak sepanjang bagian alat. Proses output mencakup perubahan yang terjadi setelah irisan tanah terlepas dari alat. Sebagai contoh ada beberapa karakteristik bajak dengan batasan masing-masing proses. Dalam hal ini proses tidak bervariasi sepanjang arah horisontal yang tegak lurus dengan arah kerja, bila efek keragaman tanah tidak diperhitungkan. Karakteristik yang penting adalah bentuk permukaan, sudut potong, dan kedalaman pengolahan yang berkaitan dengan ukuran seperti ketinggian alat.
9
Adapun bentuk-bentuk proses intake dikatagorikan sebagai berikut : a.
Intake dengan keruntuhan bidang potong : keruntuhan permukaan terjadi dan tegangan normal bekerja pada hampir seluruh bagian permukaan.
b.
Intake dengan pemotongan tetap : keruntuhan permukaan tanah tidak atau jarang terjadi.
c.
Intake dengan retak terbuka : keretakan terjadi mulai dari ujung pisau bajak sampai pada batas penetrasi, wedge
Pada katagori pertama, mata pisau bajak mencoba mendorong tanah ke arah atas yang menyebabkan meningkatnya tegangan pada bagian tersebut. Segera setelah tegangan ini menjadi sama besar dengan kekuatan tanah yang merupakan penjumlahan gaya kohesi tanah dan gaya gesekan dalam, maka bidang keruntuhan mulai terbentuk dan merembet secara cepat ke permukaan tanah. Bidang keruntuhan memisahkan bongkahan tanah dimana bongkahan tanah tersebut selanjutnya bergerak ke atas sepanjang alat, tetapi masih dalam kondisi padat. Setelah proses pemisahan selesai yaitu setelah tegangan melampaui kohesi dan gesekan dalam maka tahanan pemotongan akan turun sampai akhirnya naik kembali akibat gaya dorong/kerja alat. Proses ini berulang kembali sampai terbentuk bongkahan berikutnya. Pada katagori kedua, setiap elemen volume tanah mengalami deformasi yang memungkinkan irisan tanah tersebut mengikuti perubahan sesuai dengan arah kerja alat tanpa mengalami pecah. Pada katagori ketiga, mata bajak masuk ke dalam tanah dan menyebabkan timbulnya tegangan di dalam tanah, yang pada waktu tertentu akan mulai timbul retakan. Kejadian tersebut akan berlanjut ke arah horisontal yang sekaligus membuka lintasan bagi pisau bajak. Ketika Pisau menembus masuk ke dalam retakan seperti wedge, sehingga retakan terus terjadi. Arah penyebaran retakan tidak tetap. Pada keadaan tertentu arah retakan lebih banyak ke bawah dan ke atas, sehingga mata pisau tidak dapat lagi beroperasi raenurut lintasan retakan tetapi harus raenembus bagian tanah padat seperti semula. Pada waktu itu kecepatan pembentukan retakan raenurun
10
dan seringkali pada waktu tertentu kecepatan ini menjadi nol. Dengan dimulainya kembali penetrasi pisau bajak pada tanah padat (utuh) maka periode baru dari proses intake dimulai kembali. Jadi pada proses intake, ada masanya dimana mata pisau menembus atau memotong tanah baru (utuh) dan adakalanya berkerja sebagai wedge sebagaimana retak yang biasanya berlanjut secara kontinyu dengan arah yang berubah-ubah. Batas gerakan dan gerak pembentukan retakan dapat saling mempengaruhi sehingga memungkinkan timbulnya fenomena berikut, yaitu terbentuknya lubang atau saluran di bagian dasar furrow dan irisan yang tertinggal di bawah furrow serta irisan yang tertinggal pada proses main flow. Proses Main Flow adalah bentuk dasar yang ditentukan oleh variasi cekungan pisau bajak. Adapun yang terjadi ada proses ini adalah : a.
Pisau bajak dengan sudut cekungan yang makin membesar pada bagian tepi.
b.
Pisau bajak dengan sudut cekungan yang makin mengecil pada bagian tepi.
c.
Pisau bajak dengan sudut cekungan konstan. Pada bajak dengan sudut cekungan makin membesar pada bagian tepi,
proses main flow yang berlangsung adalah sebagai berikut. Tanah yang berasal dari proses intake dipindahkan ke proses output melalui proses main flow. Selama proses main flow, tanah dapat juga mengalami perubahan. Bentuk dari irisan yang dihasilkan oleh proses main flow ditentukan oleh proses intake. Apabila proses intake termasuk katagori pemotongan tetap, maka irisan tanah akan bersifat kontinyu. Suatu proses intake yan g disertai dengan garis keruntuhan akan menghasilkan irisan tanah yang terdiri dari potongan-potongan tanah, bergerak dengan dipisahkan oleh garis-garis keruntuhan yang paralel satu sama lain. Apabila terbentuk retakan terbuka selama proses intake maka biasanya main flow akan menerima irisan tanah yang mengalami retakan pada bagian bawah. Bagian atas irisan tanah yang menghubungkan bagian irisan tanah yang mengalami retakan disebut sebagai “hinges”.
11
2.5
Dampak yang terjadi dari penggunaan teknologi pengolahan tanah
Pertanian merupakan sumber pendapat mayoritas masyarakat Indonesia. Negara Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian harus benar-benar di perhatikan oleh pemerintah untuk bisa memakmurkan rakyatnya. Kemajuan teknologi pertanian menjadi hal terpenting dalam meningkatkan hasil panen para petani. Kemajuan teknologi bidang pertanian mempunyai dua sisi yang berdampak pada bidang pertanian, yang pertama dampak positif dan dampak negatif. 2.5.1 Dampak Positif Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan pertanian seluas 3 hektar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya men ggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan mereka. Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah. Dulu petani biasa menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungan-keuntugan dari penggunaan tekologi. 2.5.2 Dampak Negatif Adapun dampak negatif yang akan dirasakan, terutama jika menggunakan pengolahan tanah secara modern yaitu pemadatan tanah akan mempengaruhi sifat kimia, fisik dan biologi tanah, sehingga menjadi penyebab utama degradasi tanah pertanian. Terpengaruhnya faktor-faktor tersebut akan berdampak negatif seperti terjadinya perubahan porositas tanah, ketersediaan air, laju infiltrasi serta
12
ketersediaan unsur hara dan nutrisi bagi tumbuhan. Akibat yang dapat dirasakan secara
langsung
adalah
menurunnya
pertumbuhan
vegetatif
tanaman,
menghambat penetrasi akar tanaman, membatasi pergerakan air dan udara dalam tanah sehingga akan menurunkan produksi tanaman. Selain itu, pengolahan tanah secara modern mengakibatkan pencemaran lingkungan karena bahan bakar yang digunakan traktor mengeluarkan asap yang mencemari lingkungan dan bisa berbahaya bagi kesehatan. Adapun kelebihan dan keurangan mengunakan cara tradisional dan modern disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.4 Dampak yang akan terjadi penggunaan teknologi pertanian Tradisional
Pengolahan
lahan
Modern
dilakukan
oleh Tidak membutuhkan beberapa orang,
beberapa orang yang bekerja sesuai dengan kata lain mampu dikerjakan tugasnya, seperti orang yang bertugas sendiri. mengendalikan hewan yang menarik bajak, orang yang mencangkul, dll Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau teksturnya lebih traktor tangan teksturnya lebih kasar dan halus,
hal
itu
dikarenakan
pijakan padat, serta dimungkinkan terjadinya
terhadap tanah lebih intensif, serta kaya pencemarana
tanah
akibat
dari
akan pupuk organik yang berasal dari kebocoran bahan bakar bensin maupun kotoran kerbau.
pelumas
(oli)
dari
mesin
traktor
dimaksud. Pekerjaan
pengolahan
lahan
sawah Pekerjaan
pengolahan
lahan
sawah
dengan bajak kerbau terbatas karena dengan traktor tangan tidak mengenal tenaga hewan maupun tenaga manusia waktu, itu terbatas.
dapat
dilakukan
maupun sore hari.
13
pada
pagi
Ongkos
kerja
lebih
mahal,
karena Ongkos kerja lebih murah dibandingkan
pengeluaran biaya operasiona yang lebih menggunakan banyak.
pengolahan
secara
tradisional.
Waktu yang digunakan untuk membajak Waktu yang diunakan untuk membajak sawah relatif lama.
sawah relatif cepat, karena penggunaan mesin traktor yang tidak berbatas waktu.
Ramah Lingkungan
Menimbulkan pencemaran, karena bahan bakar
yang
digunakan
bisa
mengeluarkan asap yang menimbulkan pencemaran lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
14
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Pemahaman tentang metoda-metoda pengolahan tanah, berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah baik untuk lahan kering maupun lahan basah, kinerja dari peralatan pengolahan tanah dan uraian prisip mekanika pada alat pengolahan tanah, sehingga sangat dibutuhkan bagi lulusan dalam pekerjaannya baik sebagai perencana maupun sebagai pelaksana dalam usaha manufaktur alat/mesin pengolahan tanah atau usaha pertanian yang memerlukan dukungan mekanisasi pertanian. Kemajuan teknologi pertanian yang semakin pesat dan serba canggih saat ini tidak serta-merta mempengaruhi para petani untuk beralih teknologi dari alat-alat pertanian tradisional ke alat-alat pertanian yang bertenaga mesin seperti traktor dalam mengolah tanah pertanian. Meski demikian, penggunaan bajak tradisional masih banyak dijumpai di beberapa daerah, khususnya di daerah-daerah pedalaman. Berdasarkan data yang telah ditulis dapat disimpulkan bahwa pngolahan lahan merupakan salah satu faktor penting dalam pertanian, karena pengolahan lahan merupakan proses awal sebelum kegiatan penanaman
3.2
Saran
Penggunaan teknologi pengolahan tanah secara modern memang sangat membantu petani dalam proses pengolahan tanah. Maka dari itu, tentu ada dampak yang akan dirasakan baik dapak positif maupun dampak negatifnya. Dari dampak negatif yang dirasakan, maka kita harus segera menemukan solusi agar dampa negatif tersebut dapat diminimalisir seoptimal mungkin.
15
DAFTAR PUSTAKA Suguyanto.
2012.
http://sugiyanto-blogku.blogspot.com/2012/01/peran-teknologi-
dalam-pertanian.html. (Diakes Tanggal 07 Januari 2016 Pukul 15.34 WIB)
Hendri.
2011.
http://blog.ub.ac.id/hendrirosein/2011/12/04/artikel-dmt/. (Diakes
Tanggal 07 Januari 2016 Pukul 15.45 WIB)
Fathurrahman, Nurdin. 2014. https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/02/penemutraktor-benjamin-holt.html. (Diakes Tanggal 05 Februari 2016 Pukul 7.07 WIB)
Yulistiani,
Sarah.
2013.
http://sarahyustiani.blogspot.co.id/p/bab-i-pendahuluan-
1.html. (Diakes Tanggal 05 Februari 2016 Pukul 7.10 WIB)
16