MAKALAH PENGOBATAN ISLAMI PANDANGAN ISLAM TENTANG PENGOBATAN MENGGUNAKAN URIN
SUHRAH FEBRINA KARIM 1408047032
PASCASARJANA FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan penuh kesadaran atas keridhaan Allah SWT, karna dengan segala Rahmat dan Hidayah-Nya, penyusun dapat menyelasaikan Makalah ini. Shalawat dan salam juga senantiasa kita kirimkan kepada Rasululullah SAW, keluarga, dan para sahabat yang telah memberi kita jalan untuk merasakan indahnya ilmu pengetahuan dalam bingkai iman dan islam kita. Penyusun mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua, yg selalu memberikan dukungan tanpa pamrih, dosen pemangkuh mata kuliah, dan kepada teman-teman PASCAFARMASI yang selalu memberikan semangat kebersamaan. Serta kepada semua orang yang telah membantu yang tak bisa disebutkan satu persatu. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah “PENGOBATAN ISLAMI”, dengan bersumber dari beberapa buku dan jurnal penelitian. Sehingga penyusun merasa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah – makalah berikutnya. Akhir kata, penyusun mengucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
YOGYAKARTA, 9 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1.3 Tujuan ................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2.1 Defenisi Urin ......................................................................................... 2.2 Komposisi Urin ..................................................................................... 2.3 Manfaat Urin ......................................................................................... 2.4 Dosis Urin Yang Dianjurkan................................................................. 2.5 Terapi Urin Dalam Pandangan Islam .................................................... 2.6 Status Urin Dalam Islam ....................................................................... 2.7 Terapi Urin Dalam Sudut Pandang Filsafat Islam ................................ BAB III PENUTUP .................................................................................... 3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 3.2 Saran...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua tidak akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ tubuh saja yang perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ). Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Terapi urin dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti kanker, maag, radang usus, bronkhitis, asma, penyakit jantung, aritmia, tekanan darah tinggi/ rendah, saluran kemih, kelenjar prostat membesar, rematik, radang sendi, psoriasis, SLE, mandul, osteoporosis, insomnia, epilepsi, sakit kepala, sakit pinggang, hepatitis, sirosis, dan juga bisa membuat kulit menjadi halus, flek-flek kulit hilang, rambut uban menjadi hitam kembali, melancarkan peredaran darah, melancarkan kencing dan menghilangkan sembelit. Pada umumnya air seni orang normal dan sehat tampak jernih dan bening seperti layaknya air atau sedikit kekuningan. Sementara itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis, lever, air seninya berwarna kuning seperti kunyit. Air seni orang yang sedang menderita sakit demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental, dan kemerahan. Air seni orang sehat rasanya bisa tawar atau sedikit asin dan asam. Menurut Dr. Iwan, jika warna urin lebih kuning, rasanya akan lebih asin dan asam. Jika warnanya kuning pekat atau kemerahan, rasanya bukan saja asin, asam, bahkan bisa
pahit seperti brotowali. Variasi rasa dan warna tergantung dari makanan yang kita makan, jumlah air yang diminum, dan suhu udara. 1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimanakah definisi urin ? • Apa saja komposisi urin ? • Bagaimana Terapi pengobatan urin ? • Bagaimanakah pandangan islam tentang pengobatan menggunakan urin ? 1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui, mempelajari dan memahami seluk beluk dari urine dan bagaimana pandangan islam tentang pengobatan menggunakan urin.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam dara h yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. 2.2 Komposisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. 2.3 Manfaat Urin
Sejauh ini, ada sepuluh cara kerja terapi auto urin: • Pertama, penyerapan dan penggunaan kembali nutrien. • Kedua, penyerapan kembali hormon. Misalnya, kortikosteroid yang dapat mencegah infeksi, rematik dan asma. Atau, melationin sebagai obat penenang dan anti kanker. • Ketiga, penyerapan kembali enzim.
• Keempat, penyerapan kembali urea. Urin mengandung 25-30 gram urea per hari. Urea yang diserap akan diubah menjadi asam amino. • Kelima, memberi efek kekebalan. • Keenam, memberi efek bakterisida dan virusida. • Ketujuh, sebagai terapi garam yang berguna untuk memperlancar metabolisme, menyingkirkan kelebihan gula darah, dan mengeluarkan zat-zat toksik dari cairan dan jaringan tubuh. • Kedelapan, memberi efek diuretika, yakni untuk menstimuler ginjal, meningkatkan produksi air seni, membersihkan ginjal serta ‘mencuci’ gula darah dan zat-zat toksik. • Kesembilan, sebagai gambar hologram. Biofeedback-nya memberikan gambaran keadaan tubuh. Meminum urin akan mengoreksi dan memulihkan keseimbangan fisiologi tubuh yang terganggu penyakit. • Kesepuluh, memberi efek psikologis. Terapi ini dianggap sebagai penyembuhan dari dalam tubuh secara mekanistik dan holistik pada tingkat energi. Berdasarkan penelitian di dunia barat sendiri, di dalam urin terkandung zat anti-neoplasma (anti keganasan) sehingga berguna untuk pengobatan kanker selain itu terdapat pula zat dehydroepiandrosterone (DHEA) dalam jumlah cukup banyak yang mempunyai efek anti-penuaan, anti-kanker, dan anti -kegemukan. Terapi auto urin ini memang masih mengundang pro dan kontra, terutama pandangan air seni itu kotor dan harus dibuang tetapi terlepas dari itu, terapi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengobatan alternatif bila pengobatan secara medis tidak berhasil. 2.4 Dosis Urin yang dianjurkan
1.
Untuk menjaga kesehatan dan kebugaran Minimal 1 gelas ( 100 – 200 cc ) setiap pagi habis bangun tidur.
2.
Untuk pengobatan penyakit Minimal 3 gelas setiap hari, pagi setelah bangun tidur, 1 jam setelah jam 12.00 makan siang dan 1 jam setel ah makan malam.
3. Untuk pengobatan kanker Minimal 5 gelas setiap hari. Pertama pagi setelah bangun tidur. Kedua jam 10 pagi. Ketiga 1 jam setelah makan siang. Ke 4 jam 4 sore. Ke lima 1 jam setelah makan malam.
4. Puasa urin Terapi ini memang drastis, tetapi hasilnya memang hebat. Caranya hanya minum air putih dan urin saja dan tidak makan apa-apa sepanjang hari, untuk beberapa hari, beberapa minggu dan maksimal 50 hari. Cara ini harus dibawah pengawasan ahli urinoterapis. 5. Dosis 1000 cc setiap kali minum 100 cc. Mulai minum 1 jam setelah makan malam 100 cc. lalu antara jam 20-22 mungkin bisa minum 2 kali. Antara jam 22.00- 06.00 pagi, waktu tidur, jika bangun minum 100 cc, jika 2 – 3 kali bangun minum 2- 3 kali sampai yang jam 5-6 pagi. Beri jarak 1 jam , jam 07.00 pagi makan pagi plus semua obat dokter diminum ,1 jam kemudian minum lagi [at] 100 cc setiap kencing sampai jam 12.00 siang. Sisa kencing yang tidak diminum jangan dibuang akan tetapi dikumpulkan dalam waskom. Setelah jam 12.00 siang sampai 17.00, urin tidak diminum lagi tetapi dikumpulkan dalam waskom yang sama. Jam 17.00 sebelum mandi , urin dalam waskom dipanaskan sampai hangat kuku atau kira-kira 40 derajat celcius. Kencing hangat ini dipakai untuk luluran dan pijat. Ambil handuk kecil atau waslap, celupkan dalam urin hangat, peres, lalu digosok gosokan dan dilulurkan mulai dari kepala, muka,leher, tangan, dada, badan terus sampai kaki. Ulangi pijatan da luluran ini selama 1 jam. Begitu selesai , lalu langsung mandi. Tidak usah pakai sabun dan shampoo. Tidak ada baunya. 2.5 Terapi Urin dalam Pandangan Islam
Dalam agama Islam urin termasuk najis, artinya bersifat haram kalau dikonsumsi seperti halnya khamr dan daging babi. Untuk penggunaan secara eksternal (dioles) masih bisa ditolerir karena setelah itu najisnya bisa dihilangkan dengan air tapi untuk yang penggunaan internal (diminum) ini masih terjadi kontroversi. Dalam kitab fiqh Al Majmu juz IX hal 50 dijelaskan untuk menyembuhkan sebuah penyakit dari barang najis, kecuali khamr , diperbolehkan asalkan bersifat darurat dan atas pengawasan orang yang ahli, dalam hal ini adalah dokter atau urinoterapis. Artinya penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan dengan terapi yang lain kecuali hanya dengan terapi urin. Seperti dihalalkannya insulin babi untuk menggantikan insulin penderita diabet karena memang hanya insulin babi yang cocok buat mereka. Masalahnya mungkin adalah kebanyakan penggunaan terapi urin ini menjadi pilihan karena murah bukan karena ti dak ada obat yang lain,
apalagi kenyataannya sekarang banyak sekali ditemukan pengobatan-pengobatan alternatif yang kalau dpandang dari segi fiqh agama lebih aman, jadi saat ini jarang sekali ada penyakit yang hanya bisa disembuhkan dengan hanya satu terapi. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 173
Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu, bangka i, darah, daging bagi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya All ah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS. Al -Baqarah : 173) Namun, apapun khasiat yang bisa ditemukan dalam air kencing ini, bagi umat Islam tak ada alasan darurat untuk meminumnya selama masih ada obat linnya yang bisa digunakan, sebenarnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah lama menyoroti masalah pengobatan tradisional dengan air seni maupun tentang penggunaan plasenta manusia pada obat dan kosmetika. Untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat luas dan menghindari kesalahpahaman, secara khusus MUI dalam munas tahun 200 yang lalu telah membahas masalah plasenta manusia dan terapi urine ini. Dalam keputusan fatwa MUI nomor : 2/Munas/VI/MUI/2000, ayat ke 3 : “Penggunaan air seni manusia hukumnya adalah haram, kecuali dalam keadaan darurat dan diduga kuat dapat menyembuhkan menurut keterangan dokter ahli terpercaya” Dengan adanya fatwa MUI tersebut, maka jelaslah bahwa pemakaian kencing manusia ini bila tidak dalam status darurat, maka hukumnya adalah haram bagi umat islam. Kalaupun memang darurat. Maka ukuran kedaruratannya ini tidak bisa hanya berdasarkan perasaan seseorang belaka, tetapi harus berdasarkan pertimbangan objektif dari beberapa ahli kesehatan yang berkompeten sekurangkurangnya 3 orang ahli.
Secara prinsip islam yang mengharamkan untuk berobat dengan sesuatu yang haram termasuk khamer dan air seni, karena pengharaman sesuatu menurut Imam Ibnul Qayyin (zadul Ma’ad, III/115-116) Menuntut umat islam untuk menjauhinya dengan segala cara. Oleh karena itu Ibnu Qayyim penulis kitab Ath-Thibb An Nakawi (pengobatan ala nabi) ini mengingatkan efek psikologis yang ditimbulkan dari mengonsumsi obat tersebut yaitu bahwa ketika seseorang menyakini sesuatu yang haram itu bermanfaat dapat menyembuhkan penyakitnya, maka spontanitas ia akan bersugesti dengannya. Namun demikian islam adalah agama rahmat dan tidak menginginkan umatnya celaka dan membiarkannya binasa dalam kondisi darurat karena di antara tujuan syariah adalah hifdzun nafs (memelihara kelangsungan hidup dengan baik), maka dalam konteks ini terdapat kaedah rukhsah (dispensasi) yang memberikan kelonggaran dan keringanan bagi orang yang sakit gawat dengan ketentuan sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Yusuf al-Qardhawi yaitu : 1. Benar-benar dalam kondisi gawat darurat bila seorang penderita penyakit tidak mengonsumsi sesuatu yang haram ini. 2. Tidak ada obat alternatif yang halal sebagai pengganti obat yang haram ini. 3. Menurut resep atau petunjuk dokter muslim yang kompeten dan memiliki integritas moral dan agama. 4. Terbukti secara uji medis dan analisa ilmiah di samping pengalaman empiris yang membuktikan bahwa sesuatu yang haram tersebut benar-benar dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan efek yang membahayakan. Meskipun demikian beliau menambahkan bahwa menurut pengalaman empiris dan laporan medis dari para dokter yang kredibel bahwa tidak ada alasan dan kebutuhan medis yang memastikan sesuatu yang haram ini sebagai obat, akan tetapi beliau tetap menolerir prinsip rukhsah ini untuk mengantisipasi kondisi di mana seseorang muslim tidak mendapatkan obat kecuali dengan mengonsumsi sesuatu barang yang haram. (Al-Halal wal Haram fil Islam : 53) Demikian pula halnya hukum menggunakan urine manusia sebagai campuran obatobatan apalagi praktik jual beli produk barang tersebut pada prinsipnya adalah haram sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
“Sesungguhnya sesuatu yang diharamkan untuk diminum diharamkan pula untuk dijual belikan”. (HR. Al -Humaidi dalam Musnadnya) hal ini dapat diqiyaskan (analog) dengan sabda Nabi Saw tentang pengharaman khamer setelah turun ayat Al-Maidah : 90 – 91) “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamer maka barang siapa yang menyaksikan ayat ini dan ia masih memilikinya maka janganlah ia meminum maupun menjualnya”. (HR. Muslim) 2.6 Status Urin Dalam Islam
Urin atau air kencing hukumnya adalah najis dalam Islam. Ia merupakan barang kotor karena merupakan hasil penyaringan darah. Pemanfaatan barang najis adalah haram, apalagi untuk diminum. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Allah tidak akan memberikan obat terhadap suatu penyakit dari barang yang haram dan najis. Oleh karena itu penggunaan urin sebagai pengobatan alternatif sebaiknya dihindari. Al-Istihalah adalah perubahan suatu benda menjadi benda lain yang berbeda dalam semua sifat-sifatnya dan menimbulkan akibat hukum: dari benda najis atau Mutanajjis menjadi benda suci dan dari benda yang diharamkan menjadi benda yang dibolehkan (mubah). Melalui
Keputusan
Fatwa
MUI
No.2/MunasVI/MUI/2000
:
Penggunaan air seni manusia hukumnya adalah haram. Kecuali dalam keadaan darurat dan diduga kuat dapat menyembuhkan menurut keterangan dokter ahli terpercaya. 2.7 Terapi Urin Dalam Sudut Pandang Filsafat Hukum Islam
Jika kita melihat dari bahan dasar yang digunakan dalam pengobatan ini, tentunya hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Yaitu memanfaatkan sesuatu yang najis sebagai sarana pengobatan. Jika kita meneliti lebih lanjut tentang terapi ini yang memberikan manfaat bagi kesembuhan penyakit-penyakit tertentu.inilah tujuan dari terapi ini yaitu salah satu upaya kita menuju kesembuhan tentunya dengan diiringi doa dan mengharapkan kepada Allah. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum Islam itu sendiri yang terbagi dalam dua sudut pandang yaitu;
1. Sudut pandaang manusia, yang mengacu pada tiga potensi a. Aqal, untuk mengetahui dan mengesakan Allah sehingga tujuan hukumnya mendapat tuntutan dan ridha Allah. b. Syahwat, berfungsi mengetahui hal-hal yang menyenangkan sehingga tujuannya mencapai kebahagiaan hidup. c. Ghadhab, berfungsi menghindarkan diri dari ketidakmampuan sehingga tujuan hukumnya mempertahankan kebahagiaan. 2. Sudut pandang Allah yang juga terbagi dalam tiga bagian yaitu; a. Takhlifi yaitu pembebanan baik berupa keharusan melakukn atau meninggalkan, memilih antara melakukan atau tidak melakukan. Tujuan ini terbagi dalam tiga tingkatan : 1) Primer, tujuan ini harus ada karena ketiadaannya akan mengancam eksistensi manusia. Tujuan ini terbingkai dalam maqasid al -syari’ah. 2) Sekunder, keberadaan tujuan ini hanya menjadi tujuan yang membantu memudahkan manusia, ketiadaannya hanya menimbulkan kesulitan bagi manusia. 3) Tersier, tujuan ini hanya menjadi tujuan pelengkap menuju kesempurnaan bagi manusia. b. Membangun kesadaran atau pemahaman hukum bagi mukallaf. c. Kesejalanan implementasi hukum tuhan dengan niat. Sebagaimana dalam sudut pandang manusia, dalam sudut pandang Allah kesehatan masih menjadi prioritas utama dalam mencapai tujuan. Dalam maqasid al-syari’ah kita tentunya menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, untuk mempertahankan ini semua tentunya harus dengan akal dan fikiran yang sehat agar dapat mengambil tindakan yang bijak. Dalam sebuah hadist dikatakan, bahwa jika kamu sakit maka berobatlah pada ahlinya. Tentunya dalam hal kesehatan dokter dan para medis lah yang lebih ahli dalam menanganinya meski tidak menutup kemungkinan doterpun terkadang salah dalam memberikan obat. Namun Allah jualah yang akan menyembuhkan segala macam penyakit. Hanya saja Allah telah memerintahkan kita untuk berusaha. Berobat ke dokter atau yang setingkat dengannya merupakan salah satu
upaya kita untuk sembuh tentunya dengan berdoa dan mengharap kesembuhan kepada sang khaliq. Dalam terapi ini kita tidak mempermasalahkan pengobatan dengan mengusap atau mengoleskan bagian yang sakit dengan urin, karena hanya sebatas olesan lain halnya jika urin ini diminum. Kami membatasinya hanya dalam keadaan darurat saja. Jika terapi ini merupakan langkah terakhir yang merupakan satusatunya obat maka tidak apa-apa dan di bawah pengawasan ahlinya. Sebagaimana firman allah dalam surat al-baqarah 173, yang membolehkan Sesuatu yng haram dengan catatan dalam keadaan terpaksa.
BAB III PENUTUP a. Kesimpulan
Terapi urin diperbolehkan dengan mempertimbangkan tujuan dari terapi itu sendiri yaitu kesembuhan dengan catatan hanya dalam keadaan terpaksa. Karena mengingat pentingnya kesehatan bagi setiap manusia. Tanpa
kesehatan
manusia
tidak
dapat
melaksanakan
kewajiban-
kewajibannya sebagai hamba Allah dengan sempurna juga tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Kesehatan merupakan kunci utama bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan kesehatan juga kita dapat mempertahankan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta kita. Dengan kesehatan juga kita dapat menyaksikan keesaan Allah dan kemaha sempurnanya Allah, kita dapat membandingkan mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang halal dan mana yang haram, mana hitam dan putih. b. Saran
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini demikian pula makalah yang penulis buat. Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah yang kami ini. Oleh sebab itu Penulis mengharapkan dan membuka lebar kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca untuk kemajuan dan sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0411/16/013441.html http://catatan-gume.blogspot.com/2015/08/terapi-auto-urin.html Iwan Budiarso, Dr., TERAPI AUTO URIN, PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, Jakarta, 2005. http://health.detik.com/read/2015/04/08/162042/1176620/766/terapi-urinehilangkan-penyakit. http://mypotik.blogspot.com/2015/08/manfaat-air-urine-sebagai-obat-anti.html http://healindonesia.wordpress.com/2015/04/08/jantung-hingga-penyakitkelamin-sembuh-dengan-urin/ http://mhamzah.multiply.com/journal/item/78/Terapi_Urin_Halalkah