Makalah Gizi dalam Kebidanan
KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL
Disusun guna memenuhi sebagian tugas makalah praktikum
Mata Kuliah Gizi dalam Kebidanan
Dosen Pengampu: Endang KH, S.ST. Keb.,M.Kes
Oleh kelompok 1:
Hidayati (140161)
Thuhfatul Mardiyyati (140162)
Rialita Risa Hartini (140163)
Nova Nendia Putri (140164)
Rahma Dwiningrum (140165)
Wiwik Yudiati (140166)
Puti Ritma Astuti (140169)
Woro Larasati (140170)
Nur Wasilatul Rahmah (140171)
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami selaku kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil".
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Makalah Praktikum Gizi dalam Kebidanan Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu , pada kesempatan ini, kami kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada :
Drs. Henri Soekerdi, M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Endang KH, S.ST. Keb.,M.Kes. selaku pembimbing/dosen pengampu dalam pembuatan Makalah Gizi dalam Kebidanan ini.
Orang tua, yang selaku memberi dorongan moral, dan materi.
Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta angkatan 2015.
Dengan segala kerendahan hati, kami kelompok 1 selaku penulis makalah mengharapkan kritik,dan saran yang bersifat membangun demi mengevaluasi peningkatan makalah ini, agar selanjutnya lebih baik. Harapan kami kelompok 1 semoga makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Yogyakarta, 16 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A. Definisi kekurangan energi kronik 3
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada ibu hamil 3
1. Pendidikan 4
2. Pekerjaan 4
3. Pendapatan 4
4. Faktor jarak kelahiran 5
5. Faktor paritas 6
C. Dampak yang ditimbulkan 6
D. Cara pencegahan KEK 6
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
BAB IV DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh,yang berakibat meningkatnya kesakitan dan kematian.Kecukupan gizi sangat di perlukan oleh setiap individu,sejak janin masih di dalam kandungan.Ibu atau calon ibu menjadi kelompok rawan,karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus di jaga status gizi dan kesehatanya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI 2003). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia.Sehingga mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia, perdarahan, mempersulit persalinaan sehingga terjadi persalinan lama, prematuritas, perdarahan setelah persalinan,bahkan kematian ibu. (dr.Prita Muliarini, 2010).
Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di Indonesia untuk mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang energi kronis (KEK). Menurut Departemen kesehatan batas ibu hamil yang disebut resiko KEK (kekurangan energi kronis) jika ukuran LILA < 23,5 cm, dalam pedoman Depkes tersebut disebutkan intervensi yang diperlukan untuk wanita usia subur (WUS) atau ibu hamil yang menderita risiko KEK. Kurang energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan indeks massa tubuh (IMT) yang diukur dari perbandingan antara berat dan tinggi badan. Jika IMT kurang dari 18,5 dikatakan sebagai KEK. Akan tetapi pengukuran IMT memerlukan alat pengukur tinggi badan dan berat badan.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu apa yang dimaksud dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya kekurangan energi kronis (KEK) serta dampak apa saja yang terjadi pada ibu hamil sehingga seorang ibu dapat mengetahui bagaimana cara mencegah KEK tersebut.
Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi kekurangan energi kronik pada ibu hamil.
Agar seorang ibu hamil mengetahui cara pencegahan KEK
BAB II
TINJAUAN TEORI
Definisi kekurangan energi kronik
Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI 2002). Kekurangan energi kronik dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada ibu hamil
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau (Weni,2010). Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar Indonesia, 2008). Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya. Kemampuan bekerja selama hamil dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Benson Ralph C, 2008). Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :
Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong dan membersihkan.
Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis bahan makanan lainnya.
Faktor jarak kelahiran
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung (Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya. Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :
Resiko rendah ( 2 tahun sampai < 10 tahun).
Resiko tinggi (< 2 tahun atau 10 tahun)
Faktor paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :
Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
Dampak yang ditimbulkan
Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).
Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
3. Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
Cara pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan.Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Pada ibu hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih membutuhkan intervensi tambahan agar dapat menurunkan prevalensi anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu merupakan suatu keadaan seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi ataupun asupan makanan yang berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil banyak sekali yaitu diantaranya pendidikan, pekerjaan, pendapatan, faktor jarak kelahiran, serta faktor paritas. Sehingga seorang ibu dapat mencegahnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung kalori dan protein dengan pola makan yang sehat.
Saran
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan program penyuluhan tentang gizi seimbang dan bagi ibu hamil lebih meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung sumber zat besi seperti sayuran hijau,potein hewani(susu, daging,telur) dan penambahan suplemen zat besi serta makanan yang banyak mengandung kalori dan protein.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Baliwati, Y.F .2006. Pangan dan Gizi untuk Ibu Hamil. Swadaya. h 89.
Illyas, S. 2002. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI, 2002
Kalvonita, M. 2015. Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil. http://www.academia.edu/6054314/KURANG_ENERGI_KRONIS. Dikses 16 Maret 2015 jam 20.23 WIB.
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Zulhaida, L. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruh terhadap Bayi yang dilahirkan. Jakarta: EGC.
i