BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Herbarium Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (spesimen herbarium). Herbarium merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu, dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengoleksi. Herbarium merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Salah satu koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki kriteria-kriteria tersendiri (Hariati, 2017: 4). Herbarium adalah herba yang dikeringkan, berguna untuk membantu pengenalan dalam proses belajar-mengajar. Terdiri dari kumpulan beberapa spesies tanaman yang dikeringkan, membantu siswa mengenal tanaman tersebut. Dilengkapi dengan identitas spesies tanaman tersebut, meliputi tempat hidup, warna daun, kerapatan tanaman tersebut, bau tanaman dan lain-lain (Nurwati, 2000: 1-2). Koleksi spesimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium. Para ahli-ahli ahli -ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di Indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah Cibinong Jawa Barat. Laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia. Spesimen yang tersimpan di gedung ini ada diantaranya sudah berumur ratusan tahun, terbukti pada label tempel tertulis tahun pembuatan
1823 yang berarti spesimen tersebut dibuat tahun 1923 dan dilengkapi pula dengan lokasi pengambilan spesimen. Lokasi tempat pengambilan spesimen tersebut kemungkinan sekarang telah beralih fungsi menjadi fungsi lain seperti perkebunan, pemukiman, perkantoran atau bentuk lain. Dalam herbarium-herbarium tertentu, spesimen herbarium yang disimpan dimasukkan dalam map/sampul dengan warna yang berbeda-beda, yang masingmasing menunjukkan wilayah geografis asal spesimen-spesimen tersebut. Dengan demikian berarti untuk masing-masing spesimen yang tersimpan dalam herbarium mengandung informasi mengenai distribusi geografisnya. Koleksi herbarium basah disimpan dalam ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk herbarium kering. Penataan dalam ruang diatur seperti yang dilakukan terhadap koleksi herbarium kering, yaitu dipisah-pisah menurut takson kategori besar, selanjutnya dalam masing-masing takson kategori di bawahnya disusun menurut abjad. Bila herbarium basah itu merupakan bagian dari suatu spesimen, bagian lainnya diproses sebagai herbarium kering (misalnya bunga, buah, atau organ lain yang terlepas dan dianggap perlu untuk tetap dipertahankan dalam koleksi dalam bentuk herbarium basah), maka nomor dan informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam tabel selain yang langsung menyangkut sifat-sifat bahan yang diawetkan secara basah itu sendiri (nama kolektor, data taksonomi, dan lain-lain) harus disesuaikan dengan yang dimuat dalam label pada herbarium kering. B. Cara Membuat Herbarium 1. Herbarium Alga a. Cara Mengumpulkan Spesimen 1) Ambil semua jenis yang ada dilapangan, bila alga melekat erat pada batu, ambil dengan cara memahat batunya agar bentuk pelekatnya tidak rusak karena penting untuk identifikasi 2) Masukkan dalam plastic yang telah disisi formalin 5% atau dalam air laut ataupun alcohol 70% 3) Jangan terlalu banyak membawa contoh pada jenis yang sama sedang jenis yang lain relative sedikit, sebaiknya bawalah contoh rumput laut secukupnya tetapi banyak jenisnya
b. Cara Membuat Herbarium Alga Basah 1) Alga yang baru diambil dari lapangan dicuci dengan air tawar, dibersihkan dari kotoran pasir , binatang-binatang kecil dan karanf-karang yang melekat. 2) Masukkan ke dalam botol sampel (sesuaikan besarnya botol sample dengan besarnya rumput laut) yang berisi alcohol 70 % atau dalam etil alcohol 65-70%. 3) Sebelum dimasukkan ke dalambotol sampel diberu nama atau identifikasi lebih dahulu pada kertas label. Masukan botol bersama-sama rumput lautnya 4) Simpan botol-botol tersebut dalam rak-rak besi atau ka yu di ruang khusus c. Cara Membuat Herbarium Alga Kering 1) Rumput laut dicuci dengan air agar bersih dari kotoran (untuk alga merah jangan dicuci dengan air tawar tetapi dengan air laut, karena warnanya dapat larut) 2) Alga dicelupkan kedalam penampang yang berisi air dengan maksud agar alga terapung dan bagian-bagiannya terbentang sempurna, kemudian kertas herbarium (kertas gambar dengan kualitas bagus bisa ukuran 12,5 x 11,5 inci ) dicelupkan dibawah alga tersebut 3) Angkat kertas secara hati-hati maka alga terletak diatas k ertas herbarium 4) Kertas ditaruh diatas kertas Koran 5) Tutup dengan kain kasa 6) Herbarium dibungkus dengan kertas Koran dan di press 7) Taruh ditempat yang kering, bila perlu diberi lampu penerangan dengan bola lampu yang berwatt kecil 8) Setelah 3-6 hari bungkus Koran dengan kain kasa dibuka dengan hati-hati 9) Temple label disebelah kanan bawah 10)
Masukan dalam kantong minyak
2. Cara Membuat Herbarium Jamur a. Herbarium Jamur Basah Sampel jamur yang telah diperoleh dilapangan, dibersihkan dari kotorankotoran yang menempel pada jamur, selanjutnya dibuat herbarium basah dan
kering. Specimen herbarium yang dibuat berupa seluruh bagian tubuh buahnya. Untuk jamur yang memiliki tekstur yang lembut dilakukan dengan metode pengawetan basah yaitu dengan merendam jamur kedalam gelas aqua yang berisi larutan alcohol 70 % dan gliserin, kemudian ditutup dan dikencangkan dengan karet. b. Herbarium Jamur Kering Untuk jamur yang memiliki tekstur yang keras, dilakukan metode pengawetankering dengan cara sampel jamur dikeringkan di dalam oven dengan suhu 450 derajat celcius. Setelah kering, herbarium disimpan dalam stoples plastic kemudian diberi label yang berisi keterangan mengenai jenis jamur, suku, lokasi pengambilan, tanggal pengumpulan, nomor kolektor dan nama kolektor. Herbarium disimpan dalam lemari koleksi yang telah diberi kamfer atau bahan pengawet lainnya. 2. Cara Membuat Herbarium Tumbuhan Paku a. Kumpulkan tumbuhan paku secara lengkap, yaitu akar, batang, daun, dan bunga (bila ada), b. Semprotkan lah dengan alkokohol 70%, c. Sediakan beberapa kertas Koran, d. Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran, e. Daun hendaknya menghadap keatas dan sebagian menghadap kebawah terhadap kertas koran tersebut, f. Agar posisinya baik dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke kertas membentuk ikatan, g. Tutup lagi dengan Koran, Terakhir tutup lagi dengan koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu, ikat dengan tali, h. Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab. 3. Cara Pembuatan Herbarium Lumut a. Sampel lumut hasil koleksi dari lapangan dibersihkan dengan menyemprotkan air bersih secara perlahan untuk memisahkan spesimen lumut dengan kotoran berupa tanah, debu, binatang atau kotoran lain. Pembersihan sampel lumut dilakukan dengan bantuan kuas, pinset, pisau, atau gunting.
b. Spesimen lumut yang telah dibersihkan, dihilangkan airnya dengan cara di kering-anginkan beberapa menit sampai beberapa jam. c. Setiap spesimen diletakkan di atas kertas penghisap (koran), dan ditata dengan rapi sehingga tidak menghilangkan atau mengubah sifat dan ciri asli spesimen. Kemudian kertas-kertas penghisap yang ada spesimennya ditumpuk menjadi satu. Setiap lima tumpukan kertas penghisap diselipkan satu kardus berventilasi. d. Tumpukan spesimen lumut dipres dengan tripleks yang berjendela dan diikat dengan tali. e. Alat pengepres lalu ditekan dengan alat penindih besi bantalan kereta api selama kurang lebih satu hari. Untuk sampel anggota kelas Hepaticopsida dan Anthocerotopsida tidak perlu ditekan dengan alat penindih, karena dapat merusak sel-sel jaringan tubuhnya. f. Spesimen yang telah dipres dikeringkan dengan menggunakan almari pengering listrik. Spesimen dicek kekeringannya setiap hari sekali (umumnya hanya 3 hari). Spesimen tidak harus terlalu kering. g. Spesimen yang sudah kering dimasukkan ke dalam amplop herbarium lumut dan diberi label data-data mengenai nomor herbarium, nama jenis spesimen, suku, nama kolektor, tanggal koleksi, dan data-data lingkungan pada saat pengambilan sampel lumut. h. Amplop herbarium lumut ditata dan dikelompokkan sesuai golongannya dan disusun sesuai abjad ke dalam kotak penyimpan. Kotak-kotak penyimpan kemudian disimpan di dalam almari herbarium. C. Cara Merawat Herbarium Menurut Murni (2015: 4), untuk pemeliharaan herbarium yang lebih baik, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memberi perlakuan sebagai berikut : 1. Pembekuan pada temperatur – 20 ᵒC sampai – 60 ᵒC 2. Pemanasan sampai temperatur 60 ᵒC selama 4 - 8 jam 3. Peletakan spesimen kering dalam oven/microwave 4. Perlakuan
spesimen
dengan
pencegah
serangga,
seperti
Naphthalene,
Paradichlorobenzene, Formaldehyde, dan sebagainya. Pengasapan/fumigasi, biasanya menggunakan zat kimia metil-bromida cair
Daftar Rujukan
Yulianto,
Kresno.
1988.
Rumput
Laut
dan
Metode
Analisisnya.
http://mplk.politanikoe.ac.id. Diakses pada 26 April 2018
Darwis, Welly., dkk. 2009. Identifikasi Jamur Tricholomataceae Di Hutan dan Sekitar Pajar Bulan. Jurnal Gradien. http://repository.ut.ac.id. Diakses pada 26 April 2018 Hariati. 2017. Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Media Herbarium Dengan Media Gambar Pada Materi Fungi Siswa Kelas X Sma Negeri I Polongbangkeng
Selatan
Kab.
Takalar. Jurnal
Pengembangan
Media
Pembelajaran Herbarium Pada Siswa Madrasah Aliyah. 2(1)4. http://. Diakses pada 19 Maret 2018
MAKALAH BOTANI TINGKAT RENDAH “Pembuatan Herbarium:
Disusun Oleh Kelompok VII
Siti Nurubiyanti
(1605015047)
Radiah
(1605015049)
Noversiany Balisa
(1605015063)
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah
dan
rahmatnya
penyusun
masih
diberikan
kesempatan
untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini dibuat dan diselesaikan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Botani Tingkat Rendah. Makalah ini membahas mengenai Pembuatan Herbarium Penyusun menyadari dalam membuat makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Penyusun sangat mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.
Samarinda, 26 April 2018 Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG............................................................................. B. PERUMUSAN MASALAH.................................................................... C. TUJUAN..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN HERBARIUM ................... B. CARA PEMBUATAN HERBARIUM………… BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN......................................................................................... 2. SARAN..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA