Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basis data relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari table relasional (www.utexas.edu). Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. Selaindipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9relasi) dalam basis data (dengan tujuan utnuk mengurangi kemubaziran data) , normalisasi terkadang hanya diipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain ( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi keflekxibelan. Kroenke mendefinisikan normalisasi sbagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tida memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud olej kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali. ( Pada beberapa literatur, istilah relasi yang digunakan pada bab ini terkadang digantikan dengan tabel. Istilah relasi digunakan pada bab ini dikarenakan definisi tentang normalisasi memang menggunakan istilah relasi). Teori normalisasi didasarkan pada konsep bentuk normal. Sebuah table relasional dikatakan berada pada bentuk normal tertentu jiak table memenuhi himpunan batasan tertentu. Ada lima bentuk normal yang telah ditemukan. KONSEP DASAR Normalisasi adalah bagian perancangan basisdata. Tanpa normalisasi, system basisdata menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien, serta tidak memberikan data yang diharapkan (www.microsoft-accessolution.co.uk) Pada waktu normalisasi basisdata, ada empat tujuan utama yang harus dicapai, yaitu : 1. Mengatur data dalam kelompok-kelompok sehingga masing-masing kelompok hanya menangani bagian kecil system. 2. Meminimalkan jumlah data berulang dalam basisdata 3. Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integritas data
4. Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, anda hanya mengubah pada satu tempat. Perancang basisdata terkadang menyebut keempat tujuan dengan istilah integritas data, integritas referensial, dan pengaksesan data. Tujuan normalisasi adalah membuat kumpulan table ralasional yang bebas dari data berulang dan dapat dimodifikasi secara benar dan konsisten. Ini berarti bahwa semua table pada basisdata relasional harus berada pada bentuk normal ketiga (3NF). Sebuah table relasional berada pada 3NF jika dan hanya jika semua kolom bukan kunci adalah (a) saling independen dan (b) sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Saling independen berarti bahwa tidak ada kolom bukan kunci yang tergantung pada sembarang kombinasi kolom lainnya. Dua bentuk normal pertama adalah langkah antara untuk mencapai tujuan, yaitu mempunyai semua table dalam 3NF (Stephen and Plew, 2000). ATURAN NORMALISASI Berikut adalah aturan-aturan normalisasi : 1. Hilangkan kelompok berulang-buat table terpisah untuk setiap himpunan atribut yang berhubungan dan tentukan kunci utama pada masing-masing table. 2. Hilangkan data berulang- jika sebuah atribut hanya tergantung pada sebagian kunci utama gabungan, pindahkan atribut ke table lain. 3. Hilangkan kolom yang tidak tergantung pada kunci- jika atribut tidak tergantung pada kunci, pindahkan atribut ke table lain. 4. Pisahkan relasi majemuk-tidak ada table yang bisa mengandung data atau lebih relasi 1:n atau n:m yang tidak berhubungan langsung. 5. Pisahkan relasi majemuk yang berhubungan secara semantic-ada batasan pada informasi yang memperbolehkan pemisahan relasi many to many yang berhungan secara logis. 6. Bentuk normal optimal-sebuah model hanya diabtasi oleh fakta sederhana 7. Bentuk normal domain-key-sebuah model harus terbebas dari semua anomaly (www.datamodel.org).
Anomali Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan ( misalnya menyebabkan ketidakonsistenan data atau membuat suatu data menjadi hilang ketika data dihapus) Macam Anomali terdiri dari • Anomali
peremajaan,
• Anomali
Penghapusan, dan
• Anomali
penyisipan
Anomali peremajaan Anomali ini terjadi bila ada perubahan pada sejumlah data yang mubazir, tetapi tidak seluruhnya diubah. Contoh : Tabel Pesanan Pemasok
Kota
Barang
Jumlah
Kartika
Jakarta
Mouse
5
Citra
Bandung
Monitor
2
Yudi
Medan
CPU
2
Citra
Bandung
Printer
1
Seandainya Citra dengan kota Bandung pindah ke Bogor maka pengubahan data hanya dilakukan pada data pertama menjadi : Tabel Pesanan Pemasok
Kota
Barang
Jumlah
Kartika
Jakarta
Mouse
5
Citra
Bogor
Monitor
2
Yudi
Medan
CPU
2
Citra
Bandung
Printer
1
Di sini terlihat bahwa data tentang pemasok Citra tidak sama yang menyebabkan ketidakkonsistenan data.
Anomali Penyisipan Anomali ini terjadi pada saat penambahan data ternyata ada elemen yang kosong dan elemen tsb justru menjadi key. Contoh : Tabel Kursus
NoSiswa
Kursus
Biaya
10
Bhs.Inggris
60000
10
Bhs.Perancis
80000
10
Bhs.Jepang
70000
15
Bhs.Inggris
60000
20
Bhs.Jepang
70000
Misalnya akan dibuka kursus baru yaitu Bhs.Jerman dengan biaya 75000 akan tetapi belum ada seorangpun yang ikut kursus ini, shg data menjadi : Tabel Kursus NoSiswa
Kursus
Biaya
10
Bhs.Inggris
60000
10
Bhs.Perancis
80000
10
Bhs.Jepang
70000
15
Bhs.Inggris
60000
20
Bhs.Jepang
70000
Bhs.Jerman
75000
Anomali penghapusan Anomali ini terjadi apabila dalam satu baris/ tuple ada data yang akan dihapus sehingga akibatnya terdapat data lain yang hilang. Contoh pada table kursus data NoSiswa 20 akan dihapus karena sudah tidak ikut kursus lagi sehingga akibatnya data kursus bhs jepang dan biaya 70000 akan ikut terhapus. NoSiswa
Kursus
Biaya
10
Bhs.Inggris
60000
10
Bhs.Perancis
80000
10
Bhs.Jepang
70000
15
Bhs.Inggris
60000
Bhs.Jerman
75000
Dependensi (Ketergantungan) Konsep dasar pada tahap normalisasi yang menjelaskan hubungan atribut atau secara lebih khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan atribut lainnya. Macam-macam dependensi, yaitu :
Dependensi fungsional Definisi : Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional terhadap atribut X jika dan hanya jika setiap nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y. Notasi : X --> Y (X secara fungsional menentukan Y) Contoh : Tabel Pesanan Pembeli
Kota
Barang
Jumlah
P1
Yogya
B1
10
P1
Yogya
B2
5
P2
Jakarta
B1
4
P2
Jakarta
B2
7
P3
Solo
B3
6
P3
Solo
B4
6
Pembeli secara fungsional menentukan kota, sebab setiap pembeli yang sama mempunyai kota yang sama, dengan demikian : Pembeli --> Kota contoh lain : {Pembeli, Barang} --> Jumlah Keterangan: • Bagian
yang terletak disebelah kiri tanda panah biasa disebut DETERMINAN /
PENENTU dan bagian yang terletak di sebelah kanan panah disebut DEPENDENSI / YANG TERGANTUNG. • Tanda {}
biasanya digunakan untuk menentukan lebih dari satu atribut sebagai penentu
atau sebagai yang tergantung.
Dependensi fungsional sepenuhnya Definisi : Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional penuh terhadap X jika •Y
mempunyai dependensi fungsional terhadap X dan/atau
•Y
tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X
Contoh : Pembeli --> Kota {Pembeli, Barang} --> Jumlah Intinya : Kota mempunyai dependensi fungsional terhadap Pembeli atau {Pembeli, Barang} tapi kota mempunyai dependensi fungsional sepenuhnya terhadap pembeli bukan barang.
Dependensi Total Definisi : Suatu atribut Y mempunyai dependensi total terhadap atribut X jika •Y
memiliki dependensi fungsional terhadap X dan
•X
memiliki dependensi fungsional terhadap Y
Notasi : X<--> Y Contoh : Tabel Pemasok KodePemasok
NamaPemasok
Kota
K1
Kartika
Jakarta
C1
Citra
Bandung
C2
Candra
Jakarta
Pada kasus ini KodePemasok <-->NamaPemasok, karena setiap kode tidak mempunyai nama yang sama.
Dependensi Transitif Definisi : Atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X bila : •Y
memiliki dependensi fungsional terhadap X
• Z memiliki
dependensi fungsional terhadap Y
Contoh : Kuliah
Ruang
Tempat
Waktu
Jarkom
Merbabu
Gedung Utara
Senin
Basis Data
Arjuna
Gedung Selatan
Selasa
Matematika
Merapi
Gedung Barat
Rabu
Fisika
Merbabu
Gedung Timur
Kamis
Relasi : • Kuliah --> {Ruang, • Ruang
--> Tempat
Waktu}
Terlihat bahwa : Kuliah --> Ruang --> Tempat Dengan demikian Tempat mempunyai dependensi transitif terhadap kuliah
Diagram Dependensi Fungsional (Diagram DF) Diagram Dependensi Fungsional (Diagram DF) Adalah diagram yang digunakan untuk menggabarkan dependensi fungsional. Diagram ini menunjukkan hubungan antara atribut yang menjadi penentu atribut lainnya, dengan hubungan yang dinyatakan dengan tanda panah. Seperti contoh diatas dapat digambarkan diagram DF sebagai berikut :
Dekomposisi Pada tahap normalisasi sering kali terjadi pemecahan table kedalam bentuk dua atau lebih relasi. Proses pemecahaan ini disebut dengan dekomposisi. Syarat : Tidak ada informasi yang hilang ketika suatu relasi dipecah menjadi relasi-relasi lain. Contoh : Terdapat suatu relasi awal sebagai berikut : Nim
Nama
Program Studi
95001
Andi
Ekonomi
95002
Vira
Teknik
95003
Andi
Fisika
Akan dibentuk kedalam dekomposisi tak hilang menjadi : Nim
Nama
Nim
Program Studi
95001
Andi
95001
Ekonomi
95002
Vira
95002
Teknik
95003
Andi
95003
Fisika
Pada relasi awal dapat diketahui informasi sebagai berikut : 95001 adalah ANDI program studi Ekonomi. Setelah proses dekomposisi tak hilang hasilnya adalah sama 95001 adalah ANDI dan 95001 program studi Ekonomi. Contoh dekomposisi hilang adalah
Nim
Nama
Nama
Program Studi
95001
Andi
Andi
Ekonomi
95002
Vira
Vira
Teknik
95003
Andi
Andi
Fisika
95001 bernama ANDI, tetapi ANDI dengan program studi Ekonomi atau Fisika?
KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL Konsep ketergantungan fungsional adalah dasar untuk tiga bentuk normal pertama. Sebuah kolom y suatu table relasional R dikatakan tergantung secara fungsional pada kolom x jika dan hanya jika setiap nilai x pada R berhubungan dengan tepat satu nilai y pada suatu saat tertentu, x dan y bisa berupa gabungan kolom. Mengatakan bahwa kolom y tergantung secara fungsional pada x sama dengan mengatakan bahwa nilai kolom x menentukan nilai kolom y. Jika kolom x adalah kunci utama, maka semua kolom pada table relasional R harus tergantung secara fungsional pada x. Notasi ketergantungan fungsional adalah : R.x
R.y
Notasi dapat dibaca bahwa pada table relasional bernama R, kolom x secara fungsional menentukan kolom y. Ketergantungan fungsional penuh diterapkan pada table dengan kunci gabungan. Kolom y pada table relasional R tergantung sepenuhnya pada x jika kolom y tergantung secara fungsional pada himpunan bagian dari x. fungsional penuh berarti bahwa ketika sebuah kunci utama adalah gabungan, yaitu terbentuk dari dua atau lebih kolom, maka kolom lainnya harus ditentukan oleh seluruh kolom yang membentuk kunci utama dan tidak hanya beberapa kolom. Secara
sederhana,
kita
dapat
mengatakan
bahwa
normalisasi
adalah
proses
menghilangkan data berulang dari table relasional dengan memecah table relasional menjadi table-tabel yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar hanya mempunyai kunci utama pada sebelah kiri ketergantungan fungsional. Supaya benar, pemecahan table haruslah lossless. Ini berarti table-tabel baru dapat digabungkan kembali dengan natural join agar menghasilkan table asli tanpa membentuk data berulang. BENTUK NORMAL PERTAMA (1NF) Contoh yang kita gunakan disini adalah sebuah perusahaan yang mendapatkan barang dari sejumlah pemasok. Masing-masing pemasok benda pada satu kota. Sebuah kota dapat
mempunyai lebih dari satu pemasok dan masing-masing kota mempunyai kode status tersendiri. Masing-masing pemasok bisa menyediakan banyak barang. Table relasionalnya dapat dituliskan sebagai berikut : PEMASOK (p#, status, kota, b#, qty ) dimana p#
: kode pemasok (kunci utama)
status : kode status kota kota
: nama kota
b#
: barang yang dipasok
qty
: jumlah barang yang dipasok
supaya bisa menggabungkan jumlah barang yang dipasok (qty) secara unik dengan barang (b#) dan pemasok (p#), kita menggunakan kunci utama gabungan yang tersusun dari b# dan p#. Sebuah table relasional secara definisi selalu berada dalam bentuk normal pertama. Semua nilai pada kolom-kolomnya adalah atomic. Ini berarti kolom-kolom tidak mempunyai nilai berulang. Gambar 4.1 menunjukkan table pemasok dalam 1NF. Pemasok p#
Status
Kota
b#
Qty
p1
20
Yogyakarta
b1
300
p1
20
Yogyakarta
b2
200
p1
20
Yogyakarta
b3
400
p1
20
Yogyakarta
b4
200
p1
20
Yogyakarta
b5
100
p1
20
Yogyakarta
b6
100
p2
10
Medan
b1
300
p2
10
Medan
b2
400
p3
10
Medan
b2
200
p4
20
Yogyakarta
b2
200
p4
20
Yogyakarta
b4
300
p4
20
Yogyakarta
b5
400
Gambar : Tabel bentuk normal pertama (1NF)
Meskipun berada pada 1NF, table pemasok mengandung data berulang. Sebagai contoh, informasi tentang lokasi pemasok dan status lokasi harus diulang untuk setiap barang yang dipasok. Perulangan menyebabkan apa yang disebut update anomalies. Update anomalies adalah masalah yang timbul ketika informasi ditambahkan, dihapus, atau diupdate. Sebagai contoh anomaly berikut dapat terjadi pada table pemasok: 1. INSERT. Fakta bahwa pemasok tertentu (p5) berlokasi pada kota tertentu (Bandung) tidak dapat ditambahkan hingga mereka memasok barang. 2. DELETE. Jika sebuah baris dihapus, maka yang hilang tidak hanya informasi tentang barang dan jumlahnya, tetapi juga informasi tentang pemasok. 3. UPDATE. Jika pemasok p1 pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, maka enam baris harus di-update karena adanya perubahan. BENTUK NORMAL KEDUA (2NF) Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa table dengan kunci utama gabungan hanya dapat berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah table relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci yang sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Ini berarti bahwa setiap kolom kunci harus tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama. Table pemasok berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF karena status dan kota tergantung secara fungsional hanya pada kolom p# dari kunci gabungan (p#, b#). Ini dapat digambarkan dengan membuat daftar ketergantungan fungsional: P#
kota, status
Kota
status
(p#, b#)
qty
Proses mengubah 1NF ke 2NF adalah :
1. Tentukan sembarang kolom penentu selain kunci gabungan dan kolom-kolom yang ditentukannya. 2. Buat dan beri nama table baru untuk masing-masing penentu dan kolom-kolom yang ditentukannya. 3. Pindahkan kolom-kolom yang ditentukan dari table asal ke table baru. Penentu akan menjadi kunci utama pada table baru. 4. Hapus kolom yang baru dipindahkan dari table asal, kecuali penentu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu. 5. Table asal bisa diberi nama baru. Pada contoh, kita memindahkan kolom p#, status, dan kota ke table baru yang disebut PEMASOK2. Kolom p# menjadi kunci utama table ini. Gambar dibawah ini menunjukkan hasilnya. BARANG
PEMASOK2
p#
Status
kota
p1
20
Yogyakarta
p2
10
Medan
p3
10
Medan
p4
20
Yogyakarta
p5
30
Bandung
p#
b#
qty
p1
b1
300
p1
b2
200
p1
b3
400
p1
b4
200
p1
b5
100
p1
b6
100
p2
b1
300
p2
b2
400
p3
b2
200
p4
b2
200
p4 Gambar : Tabel bentuk normal kedua (2NF)
b4
300
p4
b5
400
Table masig mengandung PEMASOK2, yaitu :
anomaly
pada
contoh,
1. INSERT. Fakta bahwa kota tertentu mempunyai status tertentu (Semarang mempunyai status 40) tidak dapat dimasukkan hingga ada pemasok di kota tersebut. 2. DELETE. Menghapus sembarang baris pada PEMASOK2 akan menghilangkan informasi status tentang kota tersebut serta hubungan antara pemasok dan kota.
BENTUK NORMAL KETIGA (3NF) Bentuk normal ketiga mengharuskan semua kolom pada table relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah table berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika table sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya. Dengan kata lain, semua atribut bukan kunci tergantung secara fungsional hanya pada kunci utama. Table BARANG sudah dalam bentuk normal ketiga. Kolom bukan kunci, qty, tergantung sepenuhnya pada kunci utama (p#,b#). PEMASOK masih berada pada 2NF, tetapi belum berada pada 3NF karena dia mengandung ketergantungan transitif. Ketergantungan transitif terjadi ketika sebuah kolom bukan kunci, yang ditentukan oleh kunci utama, menentukan kolom lainnya. Konsep ketergantungan transitif dapat digambarkan dengan menunjukkan ketergantungan fungsional pada PEMASOK2, yaitu : PEMASOK2.p#
PEMASOK2.status
PEMASOK2.p#
PEMASOK2.kota
PEMASOK2.kota
PEMASOK2.status
Perlu dicatat bahwa PEMASOK2. Status ditentukan, baik oleh kunci utama, p#, maupun kolom bukan kunci, kota.
Proses mengubah table menjadi 3NF adalah : 1. Tentukan semua penentu selain kunci utama dan kolom yang ditentukannya. 2. Buat dan beri nama table baru untuk masing-masing penentu dan kolom yang ditentukannya. 3. Pindahkan kolom yang ditentukan dari table asal ke table baru. Penentu menjadi kunci utama table baru. 4. Hapus kolom yang baru saja dipindahkan dari table asal, kecuali penentu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu. 5. Table asal bisa diberi nama baru. Untuk mengubah PEMASOK2 menjadi 3NF, kita membuat table baru yang disebut KOTA_STATUS dan memindahkan koloom kota dan status ke table baru. Status dihapus dari table asal, kota tetap dibiarkan karena akan berfungsi sebagai kunci asing bagi KOTA_STATUS, dan table asal diberi nama baru PEMASOK_KOTA. Gambar berikut menunjukkan hasilnya. PEMASOK_KOTA
KOTA_STATUS
P# P1 P2 P3 P4 P5
kota Yogyakarta Medan Bandung Semarang
Kota Yogyakarta Medan Medan Yogyakarta Bandung
Status 20 10 30 40
Perubahan ke 3NF menghasilkan tiga table dan dapat dinyatakan dalam “pseudo SQL” sebagai berikut : BARANG (p#,b#,qty) Kunci utama (p#,b#) Foreign Key (p#) references PEMASOK_KOTA.p#
PEMASOK_KOTA (p#,kota) Kunci utama (p#) Foreign Key (kota) references KOTA_STATUS.kota
KOTA_STATUS (kota, status) Kunci utama (kota)
Keuntungan bentuk normal ketiga adalah menghilangkan data berulang sehingga akan menghemat ruang dan mengurangi anomaly. Sebagai contoh, peningkatan pada coontoh table diatas adalah : 1. INSERT. Fakta tentang status sebuah kota , Semarang mempunyai status 40, dapat ditambahkan meskipun tidak ada pemasok di kota tersebut. Demikian pula, fakta tentang pemasok baru dapat ditambahkan meskipun mereka belum memasok barang. 2. DELETE. Informasi tentang barang yang dipasok dapat dihapus tanpa menghilangkan tentang pemasok atau kota. 3. UPDATE. Perubahan lokasi pemasok atau status suatu kota hanya membutuhkan modifikasi satu baris.
BENTUK NORMAL BOYCE-CODE (BCNF) Setelah 3NF, semua masalah normalisasi hanya melibatkan table yang mempunyai tiga kolom atau lebih dan semua kolom adalah kunci. Banyak praktisi berpendapat bahwa menempatkan entitas pada 3NF sudah cukup karena sangat jarang entitas yang berada pada 3NF bukan merupakan 4NF dan 5NF. Lebih lanjut, mereka berpendapat bahwa keuntungan yang didapat dari mengubah entitas ke 4NF dan 5NF sangat kecil sehingga tidak perlu dikerjakan. Bentuk normal Boyce-Code (BCNF) adalah versi 3NF yang lebih teliti dan berhubungan dengan table relasional yang mempunyai (a) banyak kunci kandidat, (b) kunci kandidat gabungan, dan (c) kunci kandidat yang saling tumpang tindih. BCNF didasarkan pada konsep penentu. Sebuah kolom penentu adalah kolom dimana kolom-kolom lain sepenuhnya tergantung secara fungsional. Sebuah table relasional berada pada BCNF jika dan hanya jika setiap penentu adalah kunci kandidat.
BENTUK NORMAL KEEMPAT (4NF) Sebuah table relasional berada pada bentuk normal keempat (4NF) jika dia dalam BCNF dan semua ketergantungan multivalue merupakan ketergantungan fungsional.
Bentuk normal keempat (4NF) didasakan pada konsep ketergantungan multivalue (MVD). Sebuah kertergantungan multivalue terjadi ketika dalam sebuah table relasional yang mengandung setidaknya tiga kolom, satu kolom mempunyai banyak baris bernilai sama, tetapi kolom lain berbeda. Definisi secara formal diberikan oleh CJ Date, yaitu : Misalnya, ada sebuah table relasional R dengan kolom A, B, dan C, maka R.A (kolom A menentukan kolom B).
R.B
Adalah benar jika dan hanya jika himpunan nilai B yang cocok dengan pasangan nilai A dan nilai C pada R hanya tergantung pada nilai A dan tidak tergantung pada nilai C.
R.A
MVD selalu terjadi dalam pasangan, yaitu R.A R.C dipenuhi pula.
R.B dipenuhi jika dan hanya jika
Misalnya, pegawai ditugaskan ke banyak proyek dan ia mempunyai banyak keahlian. Jika kita mencatat informasi ini pada satu table, ketiga atribut harus digunakan sebagai kunci karena tidak ada satu atribut pun yang dapat secara unik mengidentifikasikan sebuah record. Hubungan antara peg# dan pry# merupakan ketergantungan multivalue karena untuk setiap pasang nilai peg#/ahli pada table, himpunan nilai pry# yang berhubungan hany ditentukan oleh peg# dan tidak tergantung pada ahli. Hubungan antara peg# dan ahli merupakan ketergantungan multivalue karena himpunan nilai ahli untuk pasangan peg#/ pry# selalu hanya tergantung pada peg#. Untuk mengubah sebuah table dengan ketergantungan multivalue kedalam 4NF, pindahkan masing-masing pasangan MVD ke table baru. Gambar berikut menunjukkan hasilnya.
peg# 1211 1211
pry# p1 p3
peg# 1211 1211 1211
ahli analisis perancangan pemrograman
BENTUK NORMAL KELIMA (5NF) Sebuah table berada pada bentuk normal kelima (5NF) jika dia tidak dapat mempunyai dekomposisi lossless menjadi sejumlah table lebih kecil. Empat bentuk normal pertama berdasarkan pada konsep ketergantungan fungsional,sedangkan bentuk normal kelima berdasarkan pada konsep ketergantugan gabungan (join dependence). Ketergantungan gabungan berarti bahwa sebuah table, setelah dekomposisi
menjadi tiga atau lebih table yang lebih kecil, harus dapat digabungkan kembali untuk membentuk table asal. Dengan kata lain, 5NF menunjukkan ketika sebuah table tidak dapat dikomposisi lagi. Menambah sebuah record pada sebuah table yang bukan 5NF menimbulkan hasil yang salah ketika table didekomposisi lalu digabung kembali. Sebgai contoh, misalkan kita mempunyai pegawai yang menggunakan keahlian perancangan pada satu proyek dan keahlian pemrograman pada proyek lainnya. Berikut ini adalah informasinya : peg#
pty#
ahli
1211
11
Perancangan
1211
28
Pemrograman
Kemudian, kita menambahkan data pegawai (1544) yang menggunakan keahlian pemrograman pada proyek 11. peg#
pty#
ahli
1211
11
Perancangan
1211
28
Pemrograman
1544
11
Pemrograman
Kemudian, kita dekomposisi table menjadi dua table seperti yang dilakukan sebelumnya. Ketika kita menggabungkan kembali, table hasil gabungan mengandung data yang salah.
peg#
pty#
ahli
1211
11
Perancangan
1211
11
Pemrograman
1211
28
Pemrograman
1544
11
Perancangan
1544
11
Pemrograman
data salah
data salah
Dengan menambah satu data baru ke table yang bukan 5NF, ada dua pernyataan yang salah, yaitu :
Pegawai 1211 telah ditugaskan ke proyek 11 Proyek 11 membutuhkan keahlian pemrograman Oleh karena itu, pegawai 1211 harus menggunakan keahlian pemrograman ketika ditugaskan ke proyek 11
Pernyataan kedua :
Pegawai 1544 telah ditugaskan ke proyek 11 Proyek 11 membutuhkan keahlian perancangan Oleh karena itu, pegawai 1544 harus menggunakan keahlian perancangan dalam proyek 11.