MAKALAH MATA KULIAH Bahasa Indonesia
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
Kelompok IV : 1. Sakti Ramandika 2. Tiffani Fiolita 3. Chelvin Tegar Saputra 4. Kambrizal 5. Wulan Mega Utami Moderator
:
Deri Yonanta
Fakultas Ekonomi Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok 2016 1
DAFTAR ISI Kata Pengantar…..…………………………………………… 1 Daftar Isi .................................................................. 2 Bab I Pendahuluan ...................................................... 3 A. Latar Belakang ............................................. 3 B. Rumusan Masalah .......................................... 4 C. Tujuan ......................................................... 4 D. Manfaat ....................................................... 4 Bab II Pembahasan ..................................................... 6 A. Pengertian Dan Fungsi Diksi ......................... 6 B. Kosa Kata ..................................................... 6 C. Nilai Kata ..................................................... 8 D. Pengeseran Dan Tamba han Makna Kata ........ 13 E. Gaya Bahasa ............................................... 16 Bab III Penutup ....................................................... 18 A. Kesimpulan ............................................... 18 B. Kritik ........................................................ 19 C. Saran .......................................................... 19 Daftar Pustaka .......................................................... 20
2
Diksi Atau Pilihan Kata A. Latar Belakang Bahasa
Indonesia
dalam
perkembangannya
memang
telah
mengalami pasang surut.Pemakaian kata dan struk tur ejaannya sering dikacaukan karena mengikuti perkembangan zaman.Bahkan atas nama modernisasi,orang Indonesia
jadi
dengan
cenderung
baik
dan
mengesampingkan pentingnya cara
malu benar.
untuk
menggunakan
Sehingga
orang
bahasa semakin
penggunaan bahasa, terutama dalam tata
pemilihan kat a. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami
kesalahan
dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar
tercipta
suatu
pemahaman penggunaan diksi penting,
bahkan
kesalapahaman
mungkin
komunikasi
yang
efektif
atau pemilihan kata vital,
terutama
dan
dirasakan
untuk
efisien, sangat
menghindari
dalam berkomunikasi. Dengan demiki an, kata-kata yang
digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata -kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah -kaidah yang benar. :
3
B. PEMBAHASAN a. Pengertian Diksi Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan seh arihari dapat membuat seseoran g tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebih an dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. S alah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata -kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpul an utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. a.a Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata -kata mana yang dipakai
untuk
menyampaikan
gagasan,
bagaimana
membentuk
pengelompokkan kata-kata yang tepat. a.b Pilihan kata atau di ksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. a.c.Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan
4
aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
b. Fungsi Diksi Fungsi diksi ialah sebagai sarana mengaktifkan kegiatan berbahasa (komunikasi) yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan maksud serta gagasannya kepada orang lain dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca serta mencegah perbedaan penafsiran agar tercapai komunikasi yang efektif. A. Kosa Kata Menurut kamus, diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan
oleh
penguasaan
sejumlah
besar
kosa
kata
atau
pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa Masalah : Apakah kata-kata di bawah ini sudah tepat? 01. Mana yang artinya diam? A. Pasien itu tak bergeming. B. Pasien itu bergeming. Pasien itu diam. Pasien itu tak bergerak sedikit pun. 02. Mana yang baik? A. Kita perlu hidup konsumerisme . B. Kita perlu mencegah konsumerisme. Kita perlu hidup melindungi konsumen. Kita perlu gaya hidup. 03. Mana yang benar? A. Perilakunya yang baik itu boleh senonoh. B. Perilaku yang baik itu tidak senonoh . Penjelasan: 1. Gemingg; e·ming/ Jk, bergeming/ber·ge·ming/ v 5
tidak bergerak sedikit juga; diam saja; 2. Konsumerisme; kon.su.mer.is.me gerakan atau kebijakan untuk melindungi konsumen dengan menata metode dan standar kerja produ sen, penjual, dan pengiklan; paham atau gaya hidup yang menganggap barang -barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dsb; gaya hidup yang tidak hemat: -- jangan sampai ditumbuhkan dalam masyarakat. 3. Senonoh; se-no-noh. tidak patut, tidak sopan, tentang perrkataan, perbuatan, tidak menentu, tidak manis dipandang.
Kesimpulan yang benar: 01. Yang artinya diam jawaban B. A. Pasien itu tak bergeming. B. Pasien itu bergeming. Pasien itu diam. Pasien itu tak bergerak sedikit pun. 02. Kalimat yang baik B. A. Kita perlu hidup konsumerisme. B. Kita perlu mencegah konsumerisme. Kita perlu hidup melindungi konsumen. Kita perlu gaya hidup. 03. Jawaban yang benar B. A. Perilakunya yang baik itu boleh senonoh. B. Perilaku yang baik itu tidak boleh senonoh . B. Nilai Kata Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana. Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan ga ya bahasa, ungkapan ungkapan dan sebagainya 6
a. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah k ata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna konotatif adalah makna asosiatif, m akna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. b. Makna Umum dan Khusus Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas. c. Kata abstrak dan kata konkret. Kata yang acuannya semaki n mudah diserap pancaindra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan unt uk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak
7
terlalu diobral atau dihambur -hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak
cermat.
d. Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau Kata Ilmiah dan kata popular Kata ilmiah merupakan kata -kata logis dari b ahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan -tulisan ilmiah, pertemuan pertemuan resmi, serta diskusi -diskusi khusus. Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari -hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata -kata ilmiah digunakan pada tulisan -tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi. Agar dapat memahami perbedaan antara kata ilmiah dan kata populer, berikut daftarnya: Kata Ilmiah
Kata popular
Analogi
Kiasan
Final
Akhir
Diskriminasi
perbedaan perlakuan
Prediksi
Ramalan
Kontradiksi
Pertentangan
Format
Ukuran
Anarki
Kekacauan
8
Biodata
biografi singkat
Bibliografi
daftar pustaka
e. Kata Serapan Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu: -Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya. -Penyimpangan
atau
ketidakteraturan
bahasa
(anomali)
:
dikatakan
anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya. f. Analogi Analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya : Indonesia aksi bait boling dansa
Aslinya action(Inggris) bait (Arab) bowling (Inggris) dance (Inggris)
Menurut
taraf
derajat unsur pinjamandarrajat integrasinya ke (Arab) dalam bahasa asing dapat dibagi dua ekologi
ecology (Inggris)
fajar
fajr (Arab)
insan
insane (Arab)
9
golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedu a unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. g. Anomali Indonesia
Aslinya
bank
bank (Inggris)
Intern
intern (Inggris)
jum’at
jum’at (Arab)
Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan de ngan unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah : bank=(nk), jum’at=(’). Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami
perubahan
penulisan
memiliki
kemungkinan
untuk
di
baca
bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh : Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yan g terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya : Indonesia
C.
Aslinya
Federalisme
federalism (Inggris)
Bilingual
bilingual (Inggris)
Dedikasi
Dedication(Inggris)
Edukasi
education (Inggris)
Pengeseran Dan Ta mbahan Makna Kata 10
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya. Pengembangan diksi terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan dilakukan
kalimat, untuk
paragraph,
memenuhi
dan
kebutuhan
wacana.
Pengembangan
komu nikasi.
Komunikasi
tersebut kreatif
berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau pengurangan kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang sesuai dengan kualitas pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang
mencakup
perluasan,
penyempitan,
pembatasan,
pengaburan,
dan
pergeseran makna. Faktor penyebab perubahan makna: a.
Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh fak tor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat. a.a
Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh
perubahan nada, irama, dan rekanan. Kalimat berita Ia makan. Makna berubah jika intonasi kalimat diubah, misalnya: Ia makan! Ia makan? Ia maakaaan. Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perub ahan intonasi. Paman teman saya belum menikah. Paman, teman saya belum menikah. Paman, teman, saya belum menikah. Paman, teman, saya, belum menikah. a.b
Perubahan struktur frasa: kaleng susu ( kaleng bekas tempat susu)
susu kaleng (susu yang dikemas dala m kaleng), dokter anak (dokter spesialis penyakit anak) anak dokter (anak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter) 11
a.c
Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan
oleh perubahan bentuk. tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- menjadi ketua., makna berubah menjadi pemimpin; sayang (cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang mencintai) memukul (orang yang memukul) berbeda dengan dipukul
(orang
yang dikenai pukulan). a.d.
Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah. Perhatikan
kalimat berikut ini: (1) Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya. (2) Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu. Kalimat pertama: salah bentuk kata sehingga menghasilkan makna Ibu Rina dibaca setelah menyerahkan laporan . Kesalahan terjadi pada kesejajaran bentuk kata menyerahkan dan diserahkan, seharusnya menyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan. b.
Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan pen ghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini setelah orang
melupakan
peristiwa
tersebut
menggunakannya
kembali,
dengan
pertimbangan, kata perempuan lebih mulia dibanding kata wanita. Perhatikan penggunaan kata yang bercetak miring pada masa lalu dan bandingkan d engan pemakaian pada masa sekarang. Prestasi orang itu berbobot. (sekarang berkualitas) Prestasi kerjanya mengagumkan. (Sekarang kinerja) c.
Kesosialan 12
Masalah social berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan yang pada mulanya b ermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian kata itu tidak digunakan karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok, dan sebagainya. d.
Kejiwaan
Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: a.a
Rasa takut
a.b.
Kehalusan ekspresi
a.c.
Kesopanan
Misalnya pada masa Orde Baru, orang takut (khawatir) banyak utang (komersial) merupakan kinerja buruk bagi pemerintah, kata tersebut diganti dengan bantuan atau pinjaman . Padahal, utang (komersial) dan bantuan berbeda
makn a.
Demikian
pula,
kata
korupsi
diganti
dengan
menyalahgunakan jabatan . Perhatikan contoh berikut: a.a.
Tabu:
Pelacur disebut tunasusila atau penjaja seks komersial (PSK) Germo disebut hidung belang a.b.
Kehalusan (pleonasme)
Bodoh disebut kurang pandai Malas disebut kurang rajin a.c.
Kesopanan
Kekamar mandi disebut ke belakang 13
Sangat baik disebut tidakburuk e.
Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya: tempat orang terhormat diganti dengan VIP. Perhatikan cotoh berikut ini: Jalur kereta khusus disebut busway Kereta api satu rel disebut monorel f.
Kata Baru
Kreativitas pemakai bahsa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai al at ekspresi dan komunikasi. Kebutuhan tersebut mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya, misalnya: chip, server, download, website, dv d, flash disk dan sebagainya D. Gaya Bahasa Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika dieksprikan dengan gaya bahasa
yang
tepat.
Gaya
bahasa
mempengaruhi
terbentuknya
suasana,
kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya resmi misalnya dapat membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. Suasana t idak resmi mengarahkan pembaca/ pendengar ke dalam situasi rileks tapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke dalam situasi realistis. Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca yang
tepat
terekspresi
dapat
menimbulkan
melalui
rangkaian
nada kata
kebahasaan, yang
disertai
yaitu
sugesti
penekanan
yang
mampu
14
menghasilkan daya persuasi yang tinggi. Gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu: a.
Gaya bahasa bernada rendah (gaya sederhana) menghasilkan ekspresi
pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca, misalnya dalam buku-buku pelajaran, penyajian fakta, dan pembuktian. b.
Gaya bahasa bernada menengah, rangkaian kata yang disusun
berdasarkan kaidah
sintaksis dengan
menimbulkan suasana
damai
dan
kesejukan, misalnya: dalam seminar, kekeluargaan, dan kesopanan. c.
Gaya bahasa bernada tinggi mengekspresikan maksud degnan penuh
tenaga, menggunakan pilihan kata yang penug vitalitas, energ i, dan kebenaran universal. Gaya ini menggunakan kata -kata yang penuh keagungan dan kemuliaan yang dapat menghanyutkan emosi pembaca dan pendengarnya. Gaya ini sering digunakan untuk
menggerakkan massa dalam jumlah yang
sangat banyak.
\
15
C. PENUTUP a. KESIMPULAN Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian. Fungsi diksi yaitu untuk mencegah kesalapahaman / perbedaan penafsiran dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca . Makna denotatif adalah makna da lam alam wajar secara eksplisit . Makna konotatif adalah makna asosiatif, ma kna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain. Makna khusus adalah makna yang me miliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain. Kata konkreat adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kata ilmiah merupakan kata -kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari -hari.
16
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD . Analogi adalah keteraturan bahasa Faktor-faktor penyebab pengeseran dan makna kata yaitu kebahasaan , kesejarahan,
kesosialan, kejiwaan, bahasa asing, dan kata baru.
Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata . Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya resmi misalnya dapat membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. b. KRITIK Di zaman modern sekarang masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah sehingga menggunakan kata dengan tidak tepat atau bahkan salah. Dampaknya ialah komunikasi antara kedua belah pihak terhambat di karenakan kesalahpahaman penafsiran. c. SARAN Dengan
berpedoman
pada
EYD ,
khususnya
cara
pelafalan
huruf
hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Masyarakat juga harus mahir dalam memilah mana kata yang tepat
dan tidak tepat dengan
mempelajari diksi secara lebih luas.
17
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Aziz. 2009. Diksi atau Pilihan Kata . http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi -atau-pilihan-kata/. diakses pada tanggal 10 November 2016, pukul 22.30 http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/04/pengertian -fungsi-dan-elemenelemen.html diakses pada tanggal 10 November 2016, pukul 22.30 http://mettamustika.wordpress.com/2010/12/16/diksi/ diakses pada tanggal 10 November 2016 , pukul 22.30 http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_ INDO NES IA/196711031993032 NOVI_RESMINI/DIKSI_ATAU_P ILIHAN_KATA_power_po int.pdf diakses pada tanggal 10 November 2016 , pukul 22.30 http://makulbi.blogspot.com/2012/08/diksi -kosa-kata-bahasa-Indonesiabaku.html diakses pada tanggal 10 November 2016, pukul 22.30 http://evimaz yulianti.blogspot.com/2013/01/makalah -diksi-dan-gayabahasa.html diakses pada tanggal 11 November 2016 , pukul 21.00 http://susandi.files.wordpress.com/2010/11/kata -dan-diksi.ppt diakses pada tanggal 11 November 2016 , pukul 21.00 http://joystikrusakbgt.blogspot.com/2011/10/pengertian -diksi-atau-pilihankata-gaya.html diakses pada tanggal 11 November 2016 , pukul 21.00 http://pelitaku.sabda.org/menentukan_pemilihan_kata_diksi diakses pada tanggal 11 November 2016, pukul 21.00 http://eprints.uny.ac.id/8251/3/BAB%202 -05210144010.pdf diakses pada tanggal 11 November 2016, pukul 21.00 18