Makalah Limbah Kimia
Disusun Oleh: Nama
: Winarti Junita (PO.71.34.0.17.079) Tingkat 1 Regular B
Dosen Pembimbing : Herry Hermansyah,AMAK, SKM, M.Kes
1
Kata Pengantar Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Limbah Kimia” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhn ya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pengenalan limbah kimia Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Palembang, 9 November 2017
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................... ........................................................ i Daftar Isi.............................................. .......................................................................... ii BAB I Pendahuluan ...................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................... .............................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................ ............................................... 1 1.3Tujuan .................................................................................................................. 2 BAB II Pembahasan ...................................................................................................... 3 2.1 Pengertian Limbah ........................................................ ...................................... 3 2.2 Pengertian Limbah Kimia .................................................................................. 5 2.3 Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia ................................................... ... 5 2.4 Penangan Limbah Kimia di Laboratorium ................................................ .......... 9 BAB III Penutup ......................................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13 3.2 Saran ................................................... ............................................................... 13 Daftar Pustaka ........................................................................................... .................. 14
ii
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahan kimia berbahaya dengan mudah dapat kita temui di pabrik kimia bahkan laboratorium. Kecelakaan yang terjadi karena bahan kimia berbahaya pun sering terjadi. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia berbahaya tersebut tidak membahayakan kita sebagai pekerja, peralatan dan terutama lingkungan sekitar. Yaitu perlunya pengetahuan tentang sifat dan karakter bahan kimia mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini dikarenakan bahan kimia memiliki tipe reaktivitas kmia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. maka di perlukan penanganan bahan kimia dalam laboratorium. Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja. Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi dan tuntutan dan pabrikindustri. Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah ( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam. Makalah ini akan membahas tentang limbah kimia
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan limbah dan jenis-jenisnya? 2.
Apa yang di maksud dengan limbah kimia?
3.
Bagaimana klasifikasi atau pengolongan limbah bahan kimia?
1
4.
Bagaimana penanganan limbah bahan kimia di laboratorium?
1.3Tujuan 1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan limbah dan jenis-jenisnya. 2.
Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan limbah kimia.
3.
Untuk mengetahui Bagaimana klasifikasi atau pengolongan limbah bahan kimia.
4.
Untuk mengetahui Bagaimana penanganan limbah bahan kimia di laboratorium.
2
BAB II Pembahasan 2.1 Pengertian Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water ), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water ).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracu nan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut: Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan Sumber yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
Limbah industry merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis
3
material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam setiap proyek kon struksi antara lain proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk limbah construction antara lain pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limba demolition antara lain Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tena ga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya antara lain: Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu: Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat logam berkarat
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah b ereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
4
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:
Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil pembakaran dll
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain:
Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll
Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll
Semakin banyak limbah yang dihasilkan akan dapat menyebabkan dampak terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan. Perlu dilakukan pengolahan limbah untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
2.2 Pengertian Limbah Kimia Limbah kimia adalah bahan-bahan kimia sisa laboratorium atau pabrik yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, pen yimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut.
2.3 Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut : 1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
5
Gambar 1. Toxic (Berbahaya)
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat. 2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Gambar 2. Corrosive
Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
6
Gambar 3. Flameabble
Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. 4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Gambar 4. Explosive
Bahan kimia peledak adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Gambar 5. Oxidation
7
Bahan kimia oksidator adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances) Bahan kimia reaktif terhadap air adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. 7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. 8. Gas Bertekanan (Compressed Gases) Gas bertekanan adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. 9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Gambar 6. Radioactive
Bahan kimia radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat. 10. Bahan Kimia yang Menimbulkan iritasi ( Irritant)
Gambar 7. Irritant
8
Bahan yang jika terkena kulit akan terjadi iritasi, biasanya bahan kimia yang bersifat basa kuat.
11. Berbahaya Bagi Lingkungan
Gambar 8. Dangerous for the environment
Bahan kimia yang jika di lepas ke lingkungan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
2.4 Penangan Limbah Kimia di Laboratorium Banyak hal yang mendasari kelayakan digunakannya laboratorium sebagai tempat untuk pembelajaran dan penelitian. Salah satunya, laboratorium harus didesign sedemikian rupa sehingga limbah yang dihasilkan tidak membahayakan pekerja lab dan aman untuk dibuang ke lingkungan .
Gambar 9. Ilustrasi Limbah Kimia
Peneliti atau pekerja lab biasanya menyepelekan keselamatan kerja di laboratorium. Beberapa kecelakaan serius terjadi di laboratorium selama pembersihan usai praktikum. Hal ini diakibatkan karena orang-orang lebih fokus pada keperluan yang akan
9
dilakukan berikutnya, seperti: makan, ingin buru-buru cepat pulang, dan istirahat. Sehingga mereka tidak menyadari akan bahaya bahan kimia yang menempel di tubuh mereka. Oleh karena itu, diperlukan adanya aturan, kebijakan, dan pengawasan dalam menggunakan laboratorium, terlebih dalam penanganan dan pengolahan limbah. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Limbah Kimia
1. Labelisasi botol/wadah limbah Semua wadah limbah kimia harus diberi label dengan warna yang mecolok. Label tersebut diberi keterangan terkait nama lengkap bahan (tunggal atau campuran), mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya. Jangan sampai label pada wadah tersebut rusak atau hilang, sehingga menyebabkan isi dalam wadah tidak diketahui secara pasti, dan dikhawatirlan terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak bercampur. Pastikan juga tulisan "limbah kimia berbahaya " tidak hilang. Jangan melabeli dengan kata-kata lain untuk limbah, juga jangan melabeli limbah kalau bahan tersebut bukanlah limbah. Jika menggunakan wadah bekas, bersihkan terlebih dahulu label yang menempel sebelumnya (jika ada), sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan isi wadah. Pastikan juga hanya ada satu label limbah pada satu wadah. 2. Tempat penyimpanan limbah Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tempat untuk menyimpan limbah, diantaranya:
Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering dilakukan. Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang sering dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat. Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.
3. Kondisi tutup penutup wadah Tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukkan limbah ke dalam botol. Jika dikhawatirkan terjadi tekanan yang kuat pada wadah, maka tutupnya agak dilonggarkan.
10
Jangan meninggalkan corong di wadah penyimpanan limbah. Corong yang digunakan pindah-pindah dari satu botol ke botol lain dapat menghasilkan gas atau ledakan, karena terjadi pencampuran limbah melalui corong yang tidak dicuci.
4. Pemisahan tempat penyimpanan wadah
Penyimpanan asam dan basa dilakukan di tempat/lemari yang berbeda. Pastikan wadah tidak bocor, karena kebocoran wadah dapat menyebabkan reaksi yang hebat, sehingga menimbulkan gas beracun. Pisahkan tempat penyimpanan limbah asam dan bahan organik. Tidak melakukan pencampuran bahan kimia tidak kompatibel dalam satu wadah limbah. Misalnya, pencampuran antara asam nitrat dan etanol dapat membentuk senyawa yang mudah meledak.
5. Penimbunan/pengolahan limbah Idealnya, tidak lebih dari satu wadah untuk masing-masing jenis limbah berada di laboratorium. Jangan sampai ada empat wadah limbah organik dalam satu lab. Jika terjadi kebakaran, akan sangat berbahaya. Jika satu wadah tempat limbah penuh dengan limbah organik, segera pindahkan ke ruang preparasi untuk dibuang atau diolah. Pengolahan limbah ini, bisa dilakukan oleh manajemen laboratorium sendiri, atau juga bisa minta bantuan pihak ketiga untuk diolahkan. Tentunya ini membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mengolahnya agar aman dibuang ke lingkungan. Pada industri pengolahan limbah modern seperti saat ini, banyak digunakan mikroorganisme sebagai agen biodegradasi bahan kimia berbahaya menjadi lebih ramah lingkungan melalui proses yang cukup panjang. Cara Memisahkan Limbah Kimia Laboratorium Pemisahan limbah laboratorium sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. Bahan kimia atau limbah yang dapat disimpan dalam satu area harus mempunyai sifat yang sama atau kompatibel. Jangan menyimpan bahan kimia atau limbah berdekatan satu sama lain untuk :
1. Asam dengan basa 2. Bahan organik dengan asam 3. Senyawa sianida, sulfida atau arsen dengan asam
11
4. 5. 6. 7.
Logam alkali, alkil litium, dan lain-lain dengan limbah Logam reaktif atau bentuk serbuk dengan material yang mudah terbakar Merkuri atau perak dengan senyawa yang mengandung ammoium dll
12
BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut. Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut : bahan kimia beracun, bahan kimia peledak, bahan kimia mudah terbakar, dan lain-lain. Beberapa cara dapat dilakukan dalam upaya penanganan bahan kimia di laboratorium, berikut cara yan dapat dilakukan yaitu lembar data berbahaya, pemasangan label dan tanda pada bahan berbahaya, dan penyimpanan bahan kimia berbahaya. Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium yaitu Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi. 3.2 Saran Diharapkan kepada mahasiswa dan mahasiswi agar mengetahui bagaimana penanganan bahan kimia dan penanganan limbah di laboratorium.
13
Daftar Pustaka https://chemslife.wordpress.com/2012/12/29/limbah-laboratorium/ http://www.kimiafi.com/2017/07/cara-penanganan-dan-pengolahan-limbah-kimialaboratorium.html Khasanah, M., 2008. Handout, Manajemen Laboratorium, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Supardi, Imam.2003. Lingkungan Hidup Kelestariannya.Bandung : PT ALUMNI
14