KOMUNIKASI ANTAR ANTAR PRIBADI PRIB ADI Messages and Conversation
MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Komunikasi Antar Pribadi”
Oleh:
Indah Rahayu
2014125002
Adiba Putri
2013130085
Ginanjar Gilang P
2013140041
Nur Amalia Soraya
2013130126
Elly Rahmawati
2013110314
Yuni Kasih Purba
2013120077
Dosen Pembimbing:
Dra. Sri Dewiningsih, M.Si
Kampus Tercinta - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta Jalan Raya Lenteng Agung 32, Jakarta Selatan 12610 Telp. 021-7806223, 021-7806224, fax: 021-7817630 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Komunikasi adalah
suatu proses suatu proses dalam
mana
seseorang
atau
beberapa
orang, kelompok, orang, kelompok, organisasi, organisasi, dan masyarakat dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dengan lingkungan dan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu ingin berkomunikasi untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikasi ini bisa terjadi dalam sebuah dialog atau percakapan. Dialog adalah sebuah literatur sebuah literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan dari percakapan secara lisan atau tertulis antara dua orang atau lebih. Dialog dapat terjadi dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja. Pesan adalah pemberitahuan, kata, pemberitahuan, kata, atau komunikasi atau komunikasi baik baik lisan lisan maupun tertulis, maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Di dalam sebuah dialog terdapat pesan-pesan yang diungkapkan komunikator kepada komunikan sebagai suatu topik pembicaraan. Pesan-pesan yang ingin disampaikan dirangkai menjadi sebuah kata yang dapat mempermudah komunikan mengerti topik pembicaraan. Pesan terbagi menjadi dua yaitu pesan verbal dan pesan non verbal. Suatu percakapan itu tidak selamanya berjalan lancar tetapi terdapat masalah-masalah yang sering terjadi dalam suatu proses percakapan. Untuk menghindari dan menanggulangi masalah dalam percakapan maka dibutuhkan pengetahuan yang cukup bagaimana cara melakukan proses percakapan yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah A. Apa saja yang terdapat di dalam proses-proses per cakapan? B. Apa saja yang diperlukan dalam mengatur percakapan? C. Masalah apa saja yang terdapat dalam percakapan?
2
D. Tujuan A. Dapat mengetahui proses-proses yang terjadi dalam percakapan. B. Dapat mengetahui apa saja yang mengatur percakapan. C. Dapat mengetahui masalah apa saja yang terdapat dalam percakapan.
3
BAB II PEMBAHASAN
Percakapan dapat diartikan sebagai “interaksi sosial yang relatif informal di mana peran pembicara dan pendengar saling bertukar dengan cara non-otomatis dan di bawah pengaruh manajamen kolaboratif dari kedua pihak” (McLaughlin, 1984). Mengamati percakapan memungkinkan kita untuk memahami pesan-pesan verbal dan nonverbal di dalam konteks komunikasi sehari-hari.
A. PROSES PERCAKAPAN Memang mudah untuk membagi proses percakapan menjadi tahapan-tahapan dan memandang tiap tahapan sebagai pilihan yang dibutuhkan mengenai apa yang akan Anda katakan dan bagaimana Anda akan mengatakannya. Di sini kita membagi sekuen ini menjadi lima tahapan: pembuka (opening), umpan maju (feedforward), keperluan (business), umpan balik (feedback) dan penutup (closing). Tahapan-tahapan ini dan cara orang-orang mengikutinya bervariasi dan bergantung pada kepribadian para komunikatornya, budaya mereka, konteks percakapannya, tujuan percakapannya dan beberapa hal lain yang akan didiskusikan lebih lanjut nanti. 1. Opening (Pembuka)
Opening adalah salah satu tahap untuk membuka suatu percakapan. Pembukaan disini menggabungkan antara dua orang atau lebih untuk menghasilkan suatu interaksi. Dalam pembukaan dapat terjadi melalui komunikais verbal, maupun komunikais non verbal. Tahap pertama: pertama: buka percakapan dengan salam. “Hai, bagaimana kabarmu?”, “Halo, ini Joe”. Salam Joe”. Salam adalah contoh yang baik dari komunikasi phatic. Salam adalah pesan yang menetapkan hubungan antara dua orang dan membuka saluran-saluran bagi interaksi yang lebih berarti. Pembuka, tentu saja, dapat disampaikan baik dalam bentuk nonverbal maupun verbal. Senyuman, ciuman atau jabat tangan dapat menjadi sama efektifnya dengan menyampaikan, “Halo.”. Salam sudah menjadi sangat umum sehingga salam sering kurang diperhatikan. Tetapi saat seseorang tidak menyampaikan salam – seperti saat seorang dokter memulai
4
percakapan dengan mengucapkan, “Ada apa?” – Anda mungkin merasa tak nyaman dan terkejut. Dalam percakapan normal, salam dibalas dengan salam yang berada pada tingkatan formalitas dan intensitas yang sama. Saat hal tersebut tidak dilakukan – saat lawan bicara merespon salam “Selamat pagi” Anda dengan dingin – Anda Anda tahu bahwa ada masalah. 2. Feedforward (Umpan Maju)
Feedforward adalah memberikan ide untuk memulai suatu focus dari percakapan. Tahap kedua: berikan umpan maju yang menginformasikan gagasan utama percakapan pada lawan bicara: “Aku harus bercerita padamu tentang Jack,”, “Apakah kau tahu apa yang terjadi di kelas kemarin?” atau “Kita harus membicarakan rencana liburan kita.”. Umpan maju juga dapat menetapkan warna percakapan. Keanehan dalam percakapan sering terjadi saat umpan maju digunakan secara tidak sesuai. Contohnya, menggunakan umpan maju yang terlalu panjang dapat membuat pendengar berpikir kapan Anda akan masuk ke dalam inti percakapan. Hal tersebut juga dapat membuat Anda terkesan tak teratur dan kurang focus. Meniadakan umpan maju sebelum menyampaikan pesan mengejutkan (misalnya, kematian seorang teman atau saudara) dapat membuat Anda terlihat tidak peka atau tidak peduli. 3. Business (Keperluan) (Keperluan)
Business adalah hal yang paling utama dalam suatu percakapan. Percakapan dapat berhasil atau mendapatkan timbal balik tergantung tergantung di tahap ini. Tahap ketiga: bahas “keperluan”, inti atau fokus percakapan. Istilah “keperluan” digunakan untuk menekankan bahwa kebanyakan percakapan didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu – Anda bercakap-cakap untuk memenuhi satu atau beberapa tujuan umum komunikasi antarpribadi: untuk belajar, berhubungan, mempengaruhi, bermain, atau membantu. Istilah tersebut juga secara umum menggabungkan semua jenis interaksi.
Keperluan dilakukan melalui
pertukaran peran pembicara dan pendengar. Giliran bicara yang pendek memiliki potensi yang lebih besar untuk mencapai tingkat kepuasan percakapan yang tinggi. Dalam tahap keperluan, Anda berbicara mengenai Jack, apa yang terjadi di dalam kelas, atau rencana liburan Anda. Jelas, tahap ini adalah bagian terpanjang dari percakapan dan merupakan alasan mengapa dilakukan tahap pembuka dan umpan balik sebelumnya.
5
4. Feedback (Umpan Balik)
Feedback Di tahap ini dimana kita memberikan umpan balik bahwa kita peduli terhadap suatu pembicaraan orang tersebut yang memberikan informasi. Tahap keempat: sampaikan umpan balik – kebalikan dari tahap kedua. Di sini Anda melihat kembali percakapan Anda untuk menandakan bahwa keperluan telah dipenuhi: “Jadi kau ingin mengirim kartu ‘lekas sembuh’ pada Jack,”, “Bukankah kelas tersebut kelas tergila yang pernah kau dengar?”, “Aku akan menelpon untuk memesan tiket, dan k au au akan berbelanjar keperluan kita.” Tentu saja, lawan bicara Anda mungkin tidak yakin bahwa keperluan telah dipenuhi dan, maka dari itu, dibalas degan, misalnya, “Tapi, dia dirawat di rumah sakit yang mana?”. Saat hal ini terjadi, Anda biasanya kembali ke tahap sebelumnya dan berusaha untuk memenuhi keperluan. 5. Closing (Penutup)
Closing adalah penutup dari suatu conversation. Tahap kelima dan yang terakhir, kebalikan dari tahap pertama, adalah penutup – salam perpisahan yang sering memperjelas kepuasan yang dirasakan oleh pihak- pihak yang terlibat dalam percakapan tersebut: “Kuharap kau dapat segera menghubungiku” atau “Jangan menghubungi kami, kami yang akan menguhubungimu.”. Penutup juga dapat digunakan untuk menjadwalkan percakapan percakapan yang akan dating: “Hubungi aku besok malam” atau “Mari makan siang bersama pukul dua belas.”. Saat penutup masih kurang jelas, j elas, percakapan sering menjadi aneh; Anda kurang yakin apakah Anda telah menutup percakapan atau masih perlu menyampaikan hal lain.
6
B. MANAJEMEN PERCAKAPAN Pembicara dan pendengar harus bekerja sama untuk menjadikan sebuah percakapan sebagai pengalaman yang efektif dan memuaskan. Manajemen percakapan terdiri dari memulai, menjaga, dan menutup percakapan. Memulai Percakapan
Beberapa pendekatan dalam memulai percakapan dapat diambil dari unsur-unsur proses komunikasi antarpribadi yang dibicarakan dalam Bab Bab 1:
Self – references/rujukan diri adalah cara memberikan suatu informasi terhadap diri sendiri. sendiri. Contoh dari rujukan ini antara lain, lain , “nama, jabatan dan nomor KTP” – misalnya, “Namaku Joe. Aku berasal dari Omaha.”. Pada hari pertama masuk sekolah ataupun kuliah, seorang pelajar mungkin akan mengatakan, “Aku khawatir dengan kelas ini” atau “Aku diajar oleh guru ini semester lalu dan ia adalah guru yang sangat baik.”
Other – Other – references/rujukan references/rujukan pihak lain adalah menanyakan suatu pertanyaan yang akan dijawab oleh orag lain atau berkata sesuatu tentag orang lain. Contoh : “Aku suka sweater itu.”, “Bukankah kita pernah bertemu di restoran Charlie?”. Tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan di sini. Umumnya, mengomentari ras orang lain dianggap sebagai hal yang menghina (“Pamanku menikahi orang Korea”), orientasi seksual orang lain (“Senang bertemu denganmu; aku punya seorang kakak gay”), g ay”), atau kecacatan fisik orang lain (“Pasti tak nyaman bagimu untuk selalu duduk di kursi roda”).
Relational references/rujukan hubungan adalah memberikan suatu penyataan atau pertanyaan tentang kamu dan aku. M aku. Misalnya, isalnya, “Maukah kau kubelikan minuman?”, “Maukah kau berdansa denganku?” atau “Bolehkah aku bergabung denganmu?”.
Context references/rujukan konteks konteks berbicaralah mengenai konteks fisik, psikososial, budaya dan waktu. Pernyataan umum seperti “Tahukah kau sekarang pukul berapa?” adalah suatu bentuk rujukan konteks. Tapi, Anda dapat menjadi lebih kreatif dan mengatakan, contohnya, “Restoran ini terlihat nyaman” atau “Deli ini sangat bagus.”
7
Cara lain untuk memulai suatu percakapan adalah dengan cara Opening line
Cute – Cute – flippan flippan openers : memulai suatu percakapan dengan kata – kata – kata kata humor, kalimat tak langsung, dan ambigu. Dengan cute – flippan, komunikasi akan lebih terbuka karena lebih telihat informal dan sntai dalam memulai percakapan.
Innocuous openers : memulai percakapan tidak dengan humor tetapi langsung dengan memulai percapakapan yang lebih ambigu dan basa – basa – basi. basi.
Direct openers : dalam memulai suatu percakapan ini, seseorang memulainya tanpa basa – basa – basi basi dan langsung mengarah kearah pembicaran.
Menjaga Percakapan
Di dalam menjaga percakapan, Anda harus mengikuti beragam prinsip dan aturan. Di sini, kita mendiskusikan, yang pertama, prinsip dan pemikiran yang Anda ikuti di dalam proses percakapan dan, yang kedua, cara pembicara dan pendengar saling bertukar peran di dalam proses percakapan. Prinsip Kooperasi
Saat sedang mengikuti proses percakapan, Anda mungkin mengikuti prinsip kooperasi, yang menyatakan bahwa Anda setuju dengan lawan bicara dalam upaya memahami apa yang dibacarakan oleh kedua belah pihak (Grice, 1975; Lindblom 2001). Anda bekerjasama dengan menggunakan empat pemikiran mengenai percakapan – serangkaian prinsip yang diikuti di dalam proses percakapan oleh pembicara dan pendengar yang berasal dari Amerika Serikat dan beragam kebudayaan lainnya. Meskipun istilah pemikiran ini masih terbilang baru, prinsip-prinsipnya sendiri akan dapat dengan mudah dikenal berdasarkan pengalaman Anda sendiri.
The maxim of quantity/ pemikiran pemikiran mengenai kuantitas adalah suatu percakapan yang
dikatakan
tidak
boleh
terlalu
banyak
dan
dilebih – lebihkan.
Sampaikanlah pesan seperlunya dan jangan pernah memotong pesan lawan bicara karena hal tersebut dapat juga memotong pesan yang sebenarnya hendak disampaikan.
The maxim of quality/pemikiran quality/pemikiran mengenai kualitas: kualitas: dalam melakukan suatu percakapan diharapkan harus berkata dengan jujur dan jangan menyampaiakan suatu yang salah. salah. Saat Anda berada di dalam percakapan, asumsikan bahwa 8
informasi yang disampaikan lawan bicara itu benar – setidaknya sepengetahuan lawan bicara Anda. Saat Anda berbicara dengan orang-orang yang melanggar prinsip ini dengan berbohong, melebih-lebihkan, atau bersikap acuh terhadap masalah besar, rasa percaya Anda mulai berkurang dan Anda pun berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang bohong.
The maxim of relation/pemikiran relation/pemikiran mengenai relasi: dalam pembicarakan suatu percakapan harus masuk akal dan relevan. Agar conversation menjadi awet awet.. Maka, jika Anda sedang membahas Pat dan Chris dan berkata, misalnya, “Uang menyebabkan berbagai macam masalah dalam hubungan,” orang-orang orang -orang mengira bahwa pendapat Anda tersebut berhubungan dengan Pat dan Chris. Prinsip ini sering dillanggar oleh pembicara yang melenceng jauh dari topik percakapan atau yang selalu menyampaikan pendapat yang tidak relevan. Sehingga, Anda menjadi bingung bagaimana pendapat-pendapat semacam ini dapat menjadi relevan dengan topik yang sedang dibicarakan.
The maxim of manner/pemikiran manner/pemikiran mengenai kesopanan. kesopanan. Suatu percakapan harus diberikan secara lugas, jelas, tidak ambigu agar orang yang mendengarkan percakapan kita mengerti apa yang kita ucapkan. ucapkan. Maka, Anda sebaiknya gunakanlah istilah yang dimengerti pendengar dan klarifikasilah istilah yang Anda anggap tidak akan dimegerti pendengar.
Empat pemikiran di atas menggambarkan kebanyakan percakapan ini dilakukan di Amerika Serikat. Namun, ketahuilah bahwa pemikiran-pemikiran tersebut akan menjadi berbeda dari satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Prinsip Bertukar Peran
Ciri khas utama dari percakapan adalah pertukaran peran yang dilakukan oleh pembicara dan pendengar. pendengar. The principle of dialogue adalah kecenderungan kita pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Kadang kita memberikan pernyataa langsung secara negative dan kadang pula dengan cara yang negative. Kita melakukan hal ini melalui beragam lambang verbal dan nonverbal yang menandakan penggiliran dalam percakapan – perubahan peran pembicara atau pendengar di dalam percakapan. Menggabungkan hasil beragam penelitian komunikasi (Duncan, 1972; Burgoon, Buller & Woodall, 1995; Pearson & Spitzberg, 1990), kita dapat mempelajari penggiliran dalam percakapan dari segi lambang yang digunakan pembicara dan lambang yang digunakan pendengar.
9
Monologue adalah bentuk komunikasi yang tidak ada interakasi nyata diantara komunikator dan komunikan. komunikan . Lambang pembicara: sebagai pembicara, Anda mengatur percakapan melalui dua tipe lambang: penjagaan peran dan penyerahan peran. Lambang penjagaan peran dibuat untuk membantu Anda menjaga peran sebagai pembicara. Anda dapat melakukan hal ini melalui beragam lambang, misalnya, mengambil napas dengan kencang untuk menunjukkan bahwa sebenarnya Anda masih memiliki beberapa hal yang ingin disampaikan, melanjutkan gestur untuk menunjukkan bahwa Anda belum selesai berpikir, menghindari kontak mata dengan pendengar agar tidak memberikan indikasi bahwa Anda ingin memberikan peran sebagai pembicara kepadanya. Dalam kebanyakan kasus, pembicara menjaga perannya dalam waktu relatif singkat dan memberikan gilirannya untuk berperan sebagai pembicara kepada pendengar (saat pendengar
memberikan
tanda
yang
sesuai).
Dengan lambang penyerahan peran, Anda memberitahu pendengar bahwa Anda telah menyelesaikan poin Anda melalui peran Anda sebagai pembicara dan ingin menukar peran tersebut dengan peran pendengar. Lambang-lambang ini memberitahu pendengar untuk mengambil alih peran sebagai pembicara. Misalnya, pada akhir pernyataan Anda mungkin dapar menambahkan lambang paralinguistik seperti “eh?” yang meminta pendengar untuk berperan sebagai pembicara.
Dialogue adalah bentuk komunikasi yang terjadi karena sudah ada keterkaitan antara komunikator dan komunikan. Adanya interkasi dua arah. Lambang pendengar: Sebagai pendengar, Anda dapat mengatur percakapan dengan menggunakan
serangkaian
lambang.
Lambang
permintaan
peran
menginformasikan pembicara bahwa Anda ingin berperan sebagai pembicara. Kadang Anda dapat melakukan hal ini dengan mengata kan, “Aku ingin mengatakan sesuatu,”. Permintaan Anda untuk berbicara ini juga sering dilengkapi dengan gestur wajah dan mulut. Anda juga dapat menunjukkan keraguan Anda dalam menerima peran sebagai pembicara dengan menggunakan lambang penyangkalan peran. Contohnya, mengatakan, “Aku tidak tahu” atau dengan menggunakan gestur yang menandakan bahwa Anda tidak ingin mengatakan apapun. apapun. Penyangkalan Penyangkalan peran sering dilakukan dengan menghindari menghindari kontak mata dengan pembicara yang mengharapkan Anda untuk mengambil alih 10
peran
sebagai
pembicara.
Lambang
pantulan
saluran
digunakan
untuk
memantulkan kembali beragam informasi kepada pembicara tanpa menerima peran sebagai pembicara. Contoh dari lambang ini, antara lain, “mm“mm-hm”, “uh“uhuh”, dan “ya”.
The principle of turn taking 1. Speaker cues Turn – Turn – maintaining maintaining cues adalah sinyal – sinyal – sinyal sinyal pada saat pendengar ingin
berbicara. Turn – Turn – yielding yielding cues adalah memberikan suatu tanda bahwa kita sudah sele sai
dengan percakapan dan berharap pembicar yang lain memulai suatu pembicaraan 2. Listener cues Turn – Turn – requesting requesting adalah dimana pendengar ingin berbicara dengan memberikan
suatu tanda kepada pembicara. Back – Back – channeling channeling cues adalah tanda – tanda – tanda tanda yang ditunjukkan pendengar kepada
pembicara bahwa pembicara mendengarkan dan akan memberikan memberikan respon kepada pembicara.
Menutup Percakapan
Menutup percakapan sering dianggap sebagai hal yang sulit. Hal ini dapat menjadi tahap komunikasi antarpribadi yang janggal dan tidak nyaman. Berikut adalah beberapa saran yang Anda dapat ikuti:
Evaluasi kembali percakapan Anda dan simpulkan dengan singkat percakapan tersebut agar dapat ditutup dengan mudah. Misalnya, “Aku senang bertemu denganmu dan mengetahui apa yang terjadi di pertemuan kelompok itu. Mungkin kita akan bertemu lagi la gi minggu depan.”
Nyatakan secara langsung keinginan Anda untuk mengakhiri percakapan. Contohnya, “Aku sebenarnya masih ingin mengobrol, tapi aku sungguh harus bergegas pergi. Sampai bertemu lagi.”
Merujuklah pada interaksi yang akan datang. Contoh: “Kita bertemu lagi saja minggu depan untuk untu k melanjutkan diskusi ini.”
11
Minta penutupan. Contoh: “Apakah aku telah menjelaskan apa yang ingin kau ketahui?”
Nyatakan bahwa Anda menikmati interaksi i nteraksi tersebut. Misal: Misal : “Aku sungguh senang berbicara denganmu.”
Dengan cara penutupan tersebut, maka terasa jelas bagi lawan bicara bahwa Anda ingin mengakhiri percakapan. Jelas, Anda harus menggunakan metode langsung terhadap mereka yang tidak peka terhadap tanda tersirat.
MENINGKATKAN ANTAR PRIBADI
KEEFEKTIVITASAN
DALAM
KOMUNIKASI
Ekspresi Ekspresi mengacu pada keterampilan dalam berkomunikasi yang melibatkan keaslian didalamnya. Misalnya, bertanggung jawab pada pemikiran dan perasaan anda , mendorong keekspresifan atau keterbukaan terhadap sesama, dan memberikan umpan balik yang tepat. Berikut adalah beberapa saran untuk keekspresifan dalam berkomunikasi:
Menggunakan variasi sesuai dalam tingkat vokal, nada, volume, dan irama, untuk menyampaikan keterlibatan dan kepentingannya. Menggunakan variasi sesuai dalam bahasa verbal, lalu menghindari klise atau kebohongan dan ekspresi hambar yang menandakan kurangnya keaslian dan keterlibatan pribadi. Menggunakan gerakan yang tepat khususnya yang berfokus pada orang lain daripada diri sendiri. misalnya, mempertahankan kontak mata dan bersandar ke arah orang pada saat yang sama, menghindari gerakan diri menyentuh atau mengarahkan mata Anda kepada orang lain di dalam ruangan. Berkomunikasi dengan ekspresi kesadaran budaya. Beberapa budaya (Italia misalnya) mendorong ekspresi dan mengajarkan anak-anak untuk menjadi ekspresif. Budaya lain (Jepang dan Thailand misalnya, mendorong gaya yang lebih pendiam terhadap sebuah respon (Matsumoto1996). Lalu budaya Arab dan beberapa budaya Asia lainnya mempertimbangkan ekspresi perempuan dalam pengaturan bisnis secara umum yang tidak pantas. Memberikan umpan balik verbal dan nonverbal untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan. umpan balik tersebut - yang disebut "nada percakapan" oleh salah satu researcher-- mempromosikan kepuasan hubungan (Promote Relationship Satisfaction) (Ross1995)
12
C. MASALAH
PERCAKAPAN:
PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULANGAN Di dalam percakapan, Anda dapat mengantisipasi masalah dan berupaya mencegahnya. Di sini kami memberikan satu contoh alat yang digunakan untuk menanggulangi masalah percakapan. Tujuan kami hanyalah untuk menggambarkan kerumitan proses ini, bukan untuk menyediakan Anda daftar panjang yang berisi cara mencegah dan menanggulangi masalah percapakan. Mencegah Masalah Percakapan: Disclaimer
Disclaimer adalah pernyataan yang memastikan bahwa pesan Anda akan dipahami dan tidak akan memberikan kesan negatif pada Anda. Alasan adalah statement yang bertujuan agar pesan tersebut dapat dipahami tapi t api tidak menimbulan kesan negative terhadap orang yang memberi statement tersebut. a. Hedging adalah akan membantu anda untuk terpisah dari pesan yang anda berikan meskipun pendengar akan menolak pesan tersebut tetapi pendengar tidak akan menolak anda. b. Credentialing membantu pembicara untuk memberikan kualifikasi special dalam memberikan informasi kepada orang lain agar tidak sepenuhnya disalahkan. c. Sin licences adalah menanyakan kepada pendengar bahwa pembicara akan menyimpang suatu topic dari pembicaraan tersebut. d. Cognitive disclaimers membantu pembicara untuk membuat alasan selogic mungkin terhadap pendengar. e. Appeals for the suspension of judgement memberikan informasi kepada pendenagr bahwa pembicara akan memberikan informasi dan pembicara meminta untuk tidak memberikan tuduhan sebelum nformasi tersebut selesai.
Menanggulangi Masalah Percakapan: Alasan
Alasan adalah “penjelasan mengenai tindakan yang mengurangi implikasi negatif pada pembicara, sehingga pembicara dapat menjaga imej positifnya.” (Snyder, 1984; Snyder, Higgins, & Stucky 1983).
13
Beberapa motif dalam beralasan: Anda ingin menjaga imej positif Anda. Alasan juga dapat disampaikan untuk mengurangi cacat yang disebabkan oleh penyampaian pesan yang kurang baik. Some motives for excuse making
I didn’t to do it adalah menolak suatu informasi yang diberitakan. I didn’t to do it merupakan excuses yang sangat jelek karena I didn’t to do it me rupakan permintaan yang tidak jujur kepada orang lain.
I wasn’t so bad adalah memberikan statement yang tidak terlalu melebih lebihkan padahal mungkin saja hal itu sangat fatal.
Yes, but adalah memberikan suatu informasi kepada orang tapi dengan informasi yang berbeda. Tidak secara langsung diberikan.
Good and bad excuses
Good excuses adalah menghindar dari pihak lain, sedangkan bad excuses lebih menyalahkan pihak lain padahal sebenarnya kesalahan ada pada kita. 5 element yang terkandung dalam excuse yang baik :
Pembicara paham bahwa dia sangat mengerti akan kesalahan tersebut dan orang lain akan merasa diakui terhadap pembicara.
Menyadari tanggung jawabmu terhadap kesalahan tersebut.
Menyadari bahwa ada perasaan menyesal terhadap perlakuan tersebut.
Meminta maaf atas apa yang dilakukan. Sebaiknya denagn cara yang explicit
Menegaskan bahwa kejadian itu tiak akan terulang lagi.
Gossip and the grapevine
Gossip adalah pembicaraan social yang melibatkan mngevaluasian terhdap orang lain yang orang tersebut tidak ada di depan kita. The grapevine adalah tidak jauh beda dengan pengertin gossip, tapi di grapevive tersebut lebih difokuskan pada suatu organisasi
14
ANALISIS VIDEO
Sinopsis: Seorang cewek yang diperankan oleh aktris Indonesia yaitu Laudya Cinthya Bella, sedang berbicara dengan temannya yang bernama Gitta. Mereka berinteraksi menggunakan web cam melalui sosial media yaitu Skype. Bella menyapa temannya, lalu Gitta membalas sapaan Bella. Bella melihat wajah Gitta terlihat begitu kusam, lalu Bella memberikan sebuah solusi kepada Gitta untuk memakai sabun muka pilihannya. Setelah Gitta menggunakan sabun muka yang dianjurkan Bella kepadanya, beberapa hari kemudian mereka berdua melakukan percakapan kembali melalui Skype. Wajah Gitta terlihat begitu cerah setelah memakai produk yang dianjurkan dianjurkan Bella.
Analisis: Dalam iklan Garnier ini terdapat 5 proses percakapan per cakapan yaitu:
Opening: Dalam percakapan ini terdapat kalimat sapaan. Bella menyapa temannya melalui media sosial Skype, “Hai Gitta” dan temannya membalas sapaan Bella “Hai Bella”.
Feed Forward: Bella melanjutkan pembicaraan dengan Gitta yaitu Bella bertanya “apa ini?” setelah ia melihat noda di wajah Gitta.
Business: Bella pun mengutarakan maksud dan tujuannya yaitu dengan memberikan solusi kepada Gitta untuk memakai produk sabun muka pilihannya agar wajah dapat terlihat tampak lebih cerah tanpa noda kusam.
15
Feedback: Gitta segera mengikuti solusi yang dianjurkan Bella kepadanya.
Closing: Beberapa hari kemudian, Gitta menyampaikan rasa kepuasan yang dirasakan akan produk kecantikan itu dan menunjukkan hasil pemakaian produk itu kepada Bella melalui video chatting.
16
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam proses percakapan terdapat sebuah interaksi komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Percakapan terjadi karena adanya pesan yang ingin disampaikan akan oleh salah satu individu. Peasn yang disampaikan akan menjadi topik pembicaraan dalam percakapan. Terdapat beberapa proses percakapan yaitu opening (pembukaan), feedforward (umpan maju), business (keperluan), feedback (umpan balik), closing (penutup). Dalam sebuah pecakapan kita juga harus mengatur percakapan agar menjadi percakapan yang berarti. Dalam sebuah percakapan juga harus meyakini benar apakah pesan yang disampaikan benar-benar dapat mudah dimengerti oleh pendengar maupun pembicara, agartidak terjadi masalah dalam proses percakapan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Devito, A Joseph. The Interpersonal Communication Book (Tenth Edition). 2009. Jakarta: Pearson Education Inc.
18