KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kimia Darah.” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi tata bahasa ataupun susunan kalimat. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala sara dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah makalah tentang “Kimia Darah” dapat memberikan memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kuningan, November 2018
Penyusun, Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. I DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. II BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2.
Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
1.3.
Identifikasi Masalah ................................................................................................................. 2
1.4.
Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
1.5.
Manfaat Penulisan ................................................................................................................... 2
1.6.
Metode Penulisan .................................................................................................................... 2
1.7.
Sistematika Penulisan ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................. 4 1.1.
Konsep Dasar .......................................................................................................................... 4
1.2.
Tujuan Pemeriksaan................................................................................................................ 9
1.3.
Standard Operational Procedur (SOP) .................................................................................. 10
1.4.
Implikasi Keperawatan........................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 16 3.1.
Simpulan................................................................................................................................ 16
3.2.
Saran ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 17
II
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, uin, sputum (ludah dan dahak), cairan otak, ginjal, sekret-sekret yang dikelurakan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin, atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakan diagnosis anemi (Anonim, 2012). Pemeriksaan lemak darah meliputi kadar kolesterol toral, trigliserida, HDL, dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes milletus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya berpuasa selama 12-14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknay pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal pemerikasaan lipoprotein bila meningkat dapat merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2012). Maksud percobaan adalah untuk mengetahui kelainan pada darah dengan bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang ada di dalam darah atau komponen-komponen darah. Prinsip percobaan adalah berdasarkan alat strip yang digunakan kemudian diteteskan darah yang tersedia dan di baca pada alat glukometer.
1
1.2. Tujuan Penulisan 1.2.1.Tujuan Umum Setelah menyelesaikan makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan dalam laboratorium kimia darah. 1.2.2.Tujuan Khusus 1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kimia darah. 2) Mahasiswa mampu memahami tujuan pemeriksaan kimia darah. 3) Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan SOP ( standard operational procedur ) dalam pemeriksaan kimia darah. 4) Mahasiswa mampu memahami implikasi keperawatan dalam pemeriksaan kimia darah. 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, Kami memberikan identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan pembuatan makalah sebagai berikut:
Banyaknya mahasiswa keperawatan yang belum memahami pemeriksaan kimia darah.
1.4. Rumusan Masalah 1) Bagaimana konsep kimia darah? 2) Apa tujuan pemeriksaan kimia darah? 3) Bagaimana SOP pemeriksaan kimia darah? 4) Apa implikasi keperawatan dalam pemeriksaan kimia darah? 1.5. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari makalah ini , agar mahasiswa keperawatan mampu menerapkan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan SOP yang ada. 1.6. Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini dengan cara berdiskusi kelompok. Pengkajian materi di dapatkan melalui buku referensi dan media internet yang sesuai dengan materi terkait. Dari sumber yang Kami dapatkan, kemudian Kami analisa di dalam kelompok.
2
1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari III BAB utama. BAB I yaitu pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, identifikasi masalah, rumusan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II yaitu pembahasan, yang berisi tentang konsep dasar kimia darah, tujuan pemeriksaan, SOP pemeriksaan kimia darah, dan Implikasi keperawatan dalam pemeriksaan kimia darah. Dan yang terakhir, BAB III yaitu penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.
3
BAB II PEMBAHASAN
1.1. Konsep Dasar A. Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibuthkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahanbahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasala dari bahasa Yunani “ haima” yang berarti darah. B. Kimia Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan struktur, sifat, dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat umum dari atom, cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, iteraksi zat-zat melalui gaya antar molekul yang menghaslkan sifat-sifat umum dari materi dan interaksi antar gaya zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda. Kimia kadang-kadang disebut sebagai ilmu pengetahuan pusat karena menjembatani ilmu-ilmu pengetahuan alam, termasuk fisika, geologi dan biologi. C. Kimia Darah Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam darah (seperti elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum seseorang, membantu melihat masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan ntuk masalah spesifik yang sedang seseorang alami bekerja dengan baik. D. Komponen Pemeriksaan Dalam Kimia Darah 1. Glukosa Darah Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh, glukosa merupakan bahan bakar primer. Glukosa diangkut dalam plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada beberapa daerah di tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler ( capillary beds) dan langsung digunakan sebagai sumber energi. Pada daerah-daerah lain, glukosa diambil dan disimpan sebagai glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict berenergi tinggi semacam asam lemak (Geoge H. Fried, 2005).
4
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Lebih awal lagi bagi wanita dengan faktor resiko tinggi, misalnya yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny Sustrani, 2006). Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dL (~5 mM) ke kadar sekitar 120-140 mg/dL (8mM) dalam periode 30 menit sampai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah makan. Harus dicurigai adanya diabetes milletus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir (sampel “acak/sewaktu” glikosa darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200 mg/dL), terutama pada penderita yang memperhatikan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik (polidipsia, poliuria, penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang cepat, kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk memastikan diagnosis tersebut, penderita berpuasa satu malam (10-16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai yang berkurang dari 115 mg/dL dianggap normal. Nilai yang lebih besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes milletus (DM). Harus dilakukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi untuk menentukan tingkat hiperglikemia selama 4-8 minggu terakhir. Nilai glukosa darah antara 115 mg/dL dan 140 mg/dL adalah perbatasan ( borderline), dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanut untuk menentukan apakah individu ini mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau diabetes milletus (Marks Dawn B, 2000). 2. Kolesterol total Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena memiliki gugus hidroksil yang bersifat polar, tetapi memberikan sifat yang lebih kaku pada membran sel daripada lipid membran yang lainnya, kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak “jahat” dan high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal dengan lemak ”baik”. Kolesteril merupakan molekul yang penting dalam menentukan membran. Selain itu, kolesterol juga bermanfaat sebagai prekursor dari metabolisme hormon steroid, yaitu suatu substansi yang mengatur berbagai macam fungsi fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisma karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut diketahui bahwa kolesterol memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun demikian, kadar kolesterol yang terdapat pada darah 5
harus dalam jumlah yang tepat. Kolesterol dalam darah tidak boleh berada dalam jumlah/kadar yang tinggi, karena ini dapat menyebabkan penyakit hiperkolesterolimia , atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan penyakit kolesterol tinggi. Orang yang memiliki kadar kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko yang tinggi terkena penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein merupakan ikatan dari beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan salah sau jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein. Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis : a. Kilomikron : komponen utamanya adalah trigliserida (85-90%) dan kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya mentransfer lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis. b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) : Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari protein (810%) dan kolesteril (19%) dibentuk di hati dan sebagian di usus. Fungsinya mengangkut triasil-gliserol. c. LDL (Low Density Lipoprotein) : Beta Lipoprotein, terdiri dari protein 20% dan kolesterol 45%. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer dan memegang peranan mentransfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor. d. HDL (High Density Lipoprotein) : Alpha Lipoprotein, disebut juga Alpha-1Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsing mentraspot kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi (Anonim, 2013). 3. Trigleserida Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang dibawa dalam aliran darah dan juga merupakan zat yang disimpan di dalam jaringan sebagai hasil dari konversi sebagian besar jenis lemak di dalam tubuh. Trigliserida yang ada dalam darah manusia tidak hanya berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, melainkan juga dari hasil produksi yang dilakukan sendiri oleh tubuh sebagai sumber energi. Trigliserida merupakan hasil konversi kalori tidak terpakai dan disimpan untuk menyediakan cadangan energi bagi tubuh. Hal tersebut menyebabkan seseorang yang sering mengonsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tuubuhnya, akan berisiko memiliki kadar trigliserida tinggi. 6
Semakin tinggi kadar trigliserida, maka resiko untuk terkena penyakit jantung dan sindrom metabolik juga berhubungan dengan stroke. Kadar trigliserida dalam tubuh bisa diketahui melalui tes darah. Berikut ini parameter kadar trigliserida yang bisa digunakan sebagai acuan kesehatan. Jumlah
trigliserida
dalam
satuan
Status
miligram per desiliter (mg/dL) ≥ 500
Sangat Tinggi
200-499
Tinggi
150-199
Cukup tinggi
< 150
Normal
4. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase ) SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase ) atau juga dinamakan AST ( Aspartat Aminotrasferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otaot jantung dan hati, sementara dalam konstrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika terjadi infark tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama. SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spetrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau spekrofotometer, atau secara otomatis mengguanakan chemistry analyzer . Nilai rujukan untuk SGOT/AST adalah laki-laki: 050 U/L Perempuan 0-35 U/L. 5. SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Trasaminase ) SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Trasaminase ) atau juga dinamakan ALT ( Alanin Aminotrasferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil sering dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes
7
SGPT/ALT lebih tinggi daripada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT pada laki-laki adalah 0-50 U/L sedangkan untuk perempuan adalah 0-35 U/L. 6. Asam Urat Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolism purin. Purin ( adenine dan guanin) merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase (Sacher Ronald A, 2004). Pemeriksaan laboratorim untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan untuk diagnosa gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL. Bagi mereka yang lanjut usia, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12 mg/dL dapat menyebkan terjadinya batu ginjal (Lanny Sustrani, 2007). 7. Urea (Blood Ureum Nitrogen. BUN) Urea adalah produk buangan dari hasil pencernaan protein makanan yang dimakan. Protein mengandung nitrogen yang tidak bisa dicerna tubuh dan harus dikeluarkan. Sebelum dikeluarkan, nitrogen akan diubah bentuknya menjadi urea atau juga yang disebut sebagai nitrogen urea. Normalnya, urea akan disaring oleh ginjal untuk kemudian dikeluarkan bersama urin. Secara umum, kadar BUN yang normal adalah antara 7-20 mg/dL. Namun kadar urea darah tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung usia dan jenis kelamin:
Laki-laki dewasa
: 8-20 mg/dL
Wanita dewasa
: 6-20 mg/dL
Anak-anak
: 5-18 mg/dL
Jika lebih atau kurang biasanya dokter akan menambahkan tes lainnya untuk melihat gambaran kesehatan ginjal secara keseluruhan. Hasil nilai BUN ini akan diperngaruhi oleh konsumsi protein, kondisi kehamilan, penuaan, dan juga obat-obatan yang dikonsumsi. 8
8. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energi sebagai keratin fosfat. Dalam sintesis ATP ( Adenisin Tri Phospat ) dari ADP ( Adenosin Diphospat ), kreatin fosfat diubah benjadi kreatin dengan kataliasi enzim keratin kinase. Sejumlah kecil proses kreatinin diubah secara irreversible menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlaj kreatinin yang dihasilkan oleh seseorang setara dengan masa otot rangka yang dimiliki (Sacher, 2004). Kreatinin dalam darah meningkat apabila fungsi renal berkurang, bila pengurangan fungsi ginjal terjadi lambat dan disampingnya massa otot juga menyusut secara berangsur-angsur, maka ada kemungkinan kadar kreatinin dalam darah serum tetap sama meskipun ekskresi per 24 jam kurang dari normal (Widman, 2009). Kreatinin punya batasan normal yang sempit. Nilai batasan ini menunjukkan semakin berkurangnya fungsi ginjal secara pasti. Terdapat ikatan yang jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui pada nilai berapa, perlu dilakukan tindakan cuci darah. 1.2. Tujuan Pemeriksaan Tujuan umum pengambilan sampel adalah: a. Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi. b. Mendapatkan spesimen darah EDTA yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit. c. Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endap darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik. d. Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi .
9
1.3. Standard Operational Procedur (SOP) A. SOP Pemeriksaan Glukosa Darah SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH (GLUKOSA DARAH) Pengertian
Merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar gula darah seorang pasien.
Tujuan
Untuk screening test kadar gula darah seorang pasien untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa.
Kebijakan
Pasien yang ingin memeriksakan kadar gula darahnya.
Prosedur/
Melalui sistem ACCU CHECK berdasarkan pada pengukuran dari
Langkah-
arus listrik yang disebabkan oleh reaksi glukosa dengan bahan reaksi
langkah
(reagen) pada elektroda emas dari strip. Sampel darah ditarik ke dalam raksi strip melalui reaksi kapiler. Gulkosa pada sampel beraksi dengan glukosa
dehydrogenase
dan mediator. Reaksi ini
menciptakan arus listrik, sebagai akibat adalah proposional ke konsentrasi glukosa dalam darah dan telah diubah ke konsentrasi glukosa dalam darah dan telah diubah ke konsentrasi glukosa equivalen dengan program alogaritma dalam glukoDr. Alat dan bahan: 1. ACCU CHECK 2. ACCU CHECK Strip 3. Kapas alkohol dan kapas kering 4. Autocilik 5. Blood lancet Spesiment : darah kapiler Cara kerja : 1. Diambil tes strip dan sisipkan pada alat dengan mengikuti tanda panah dan tunggu sampai timbul tanda tetes darah ( insert blood ) muncul pada layar. 2. Darah kapiler yang didapat pada ujung jari disentuhkan pada ujung tes dan biarkan darah terserap dengan daya kapileritasnya (1,5 µ).
10
3. Ditunggu, alat akan menghitung mundur dan kadar glukosa akan muncul pada layar. 4. Keluarkan tes strip dan buang ke dalam bak sampah medis. Nilai Normal: Glukosa puasa: 75-126 mg/dL Glukosa 2jpp : ≤ 140 mg/dL Glukosa sewaktu < 140mg/dL
B. SOP Pemeriksaan Kolesterol SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH (CHOLESTEROL) Pengertian
Merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar kolesterol seorang pasien.
Tujuan
untuk screening test kadar kolesterol seorang pasien untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosa
Kebijakan
Pasien yang ingin memeriksakan kadar kolesterol darah
Prosedur/Langkah- Melalui biosensor electrode system pemeriksaan ini berdasarkan langkah
penentuan arus yang disebabkan oleh reaksi kolesterol dengan cholesterol peroksidase dalam elektroda pada strip. Ketika sampel darah menyentuh area target pada strip, darah otomatis akan tertarik ke zona reasi pada strip. Hasil tes akan ditampilkan setelah 150 detik. Alat dan Bahan: 1. Nesco multi cek 2. Kapas alkohol dan kapas kering 3. Autocilik 4. Blood lancet Speciment : darah kapiler Cara kerja: 1. Pasang chip kolesterol pada bagian atas GCU meter 2. Masukan stip kolesterol pada lubang yang telah disediakan, alat akan menampilkan simbol darah
11
3. Letakan strip pada tetesa darah sehingga darah masuk pada strip 15µ, dan tunggu selama 2 menit. 4. Layar akan menampilakn hasil pemeriksaan kolesterol dalam satuan mg/dL
Nilai Normal : ≤ 200 mg/dL.
C. SOP Pemeriksaan Trigleserida SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH (TRIGLISERIDA) Pengertian
Merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar trigliserida dalam darah seorang pasien
Tujuan
untuk screening test kadar trigliserida seorang pasien untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosa
Kebijakan
Pasien yang ingin memeriksakan kadar trigliserida
Prsedur/Langkah- Melalui sistem multi care TGL tes ini berdasarkan lipase/gliserol langkah
kinase phospat oksidase berkembang dari reaksi sebanding dengan konsentrasi trigliserida dalam darah. Alat dan Bahan: 1. Multi care TGL 2. Multi care TGL Strip 3. Kapas alkohol dan kapas kering 4. Autocilik 5. Blood lancet Speciment : darah kapiler Cara kerja: 1. Ambil cip multi care trigliserida dan masukan ke dalam alat. 2. Ambil tes strip dan sisipkan pada alat dengan mengikuti tanda panah dan tunggu sampai timbul tanda tetes darah ( insert blood ) muncul pada layar. 3. Darah kapiler yang di dapatkan pada ujung jari disentuhkan pada ujung tes dan biarkan darah terisap dengan daya kapileritasnya (15µ)
12
4. Tunggu, alat akan menghitung mundur dan kadar trigliserida akan muncul pada layar. 5. Keluarkan tes trip dan buang ke bak sampah medis.
Nilai normal: <150 mg/dL
D. SOP Pemeriksaan SGOT dan SGPT SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH (SGOT dan SGPT ) Pengertian
Pemeriksaan fungsi hati dengan metode kinetik untuk mengukur aktivitas ALAT
Tujuan
Untuk mengetahui fungsi hati
Kebijakan
Petugas Laboratorium
Alat
dan 1. Mikropipet 50-100µ dan 1000µ
Bahan
2. Photometer 3. Tabung reaksi dan rak tabung 4. Blue tip dan Yellow tip 5. Serum 6. Reagen SGOT
Cara kerja
Pipet ke dalam tabung Reagen kerja
500 µ
Serum
50 µ
Sebelum ditambahkan serum, reagen kerja di inkubasi terlebih dahulu selama 10 menit pada suhu 37 0 C, kemudian ditambahkan serum pada saat pembacaan panjang gelombang 340 nm..
Nilai normal Laki-laki : ≤ 42 U/L Perempuan :≤ 37 U/L
13
E. SOP Pemeriksaan Asam Urat SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH ( ASAM URAT ) Pengertian
Merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar asam urat darah dalam seorang pasien.
Tujuan
untuk screening test kadar asam urat darah seorang pasien untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosa
Kebijakan
Pasien yang ingin memeriksakan kadar asam urat
Prosedur/Langkah- Melallui biosensor electrode system pemeriksaan ini berdasarkan langkah
penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh reaksi asam urat dalam electrode pada strip. Ketika sampel darah menyentuh area target pada strip, darah otomatis tertarik ke zona reaksi pada strip. Hasil tes akan ditampilkan pada layar. Alat dan Bahan: 1. Nesco multi check 2. Stik asam urat dan chip asam urat 3. Kapas alkohol dan kapas kering 4. Autocilik 5. Blood lancet Speciment: darah kapiler Cara kerja: 1. Pasang chip asam urat pada bagian atas GCU meter 2. Masukan strip asam urat pada lubang yang telah disediakan, alat akan menampilakn simbol tetesan darah ( insert blood ). 3. Letakan sisi strip pada tetesan darah sehingga darah masuk pada strip 4. Layar akan menampilakan hasil pemeriksaan asam urat dalam satuan mg/dL
Nilai normal: Laki-laki : 3.4-7.2 mg/dL Perempuan : 2.4-5.7 mg/dL
14
F. SOP Pemeriksaan Kreatinin SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH (SERUM CREATININ ) Pengertian
Kreatinin adalah asam pikrat membentuk kompleks warna orange merah dalam larutan alkali. Absorbance warna komples ini sebanding dengan konsentrasi kratinin dalam sampel
Tujuan
Untuk mengetahui fungsi ginjal
Kebijakan
Petugas Laboratorium
Alat
dan 1. Mikropipet 50µ-1000µ
Bahan
2. Photometer 3. Tabung reaksi dan rak tabung 4. Blue tip dan Yellow tip 5. Serum 6. Reagen Creatinin
Cara kerja
Pipet ke dalam tabung Reagen kerja
1000 µ
Serum
100 µ
Campur kemudian baca pada fotometer
Nilai normal Laki-laki : 0.6-1.1 mg/dL Perempuan : 0.5-0.9 mg/dL
1.4. Implikasi Keperawatan a. Pemeriksaan penunjang dalam menegakan diagnosa keperawatan. b. Menemukan kemngkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis. c. Membantu perkembangan penyakit pasien. d. Screening / uji saring adanya penyakit subsklinis yang mungkin menyertai. e. Menyediakan informasi prognostik atau perjalanan sebuah penyakit.
15
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam darah (seperti elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum seseorang, membantu melihat masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan ntuk masalah spesifik yang sedang seseorang alami bekerja dengan baik. Yang termasuk ke dalam tes kimia darah adalah glukosa darah, kolesterol, trigliserida, SGOT, SGPT, Asam urat, BUN, dan Kreatinin. 3.2. Saran Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami serta menambah wawasan tentang pemeriksaan kimia darah. Dan untuk perawat diharapkan agar meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam pelaksanaan pemeriksaan kimia darah.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://biomedika.co.id/v2/services/laboratoriym/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html Fried, George H dan Hademenos George J. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga Sacher, A Roland dan Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC Sustrani, Lanny dkk. 2006. Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sustrani, Lanny. 2007. Asam Urat. Jakarta: Percetakan Kedoktera Dasar https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/kimia-darah/ https://www.alodokter.com/trigliserida.html https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/kadar-urea-darah-kerusakan-ginjal/
17