DASAR KESHATAN LINGKUNGAN Dosen : Linda Hernike N., SKM. M.Kes Tugas Kelompok Pengawasan dan Pembuangan Sampah dan Limbah
Disusun oleh: Kelompok IV
1. Octorida Veronika 2. Magdalena Rosaria Purba 3. Dewi Anggraini 4. Irna Putri Elfira 5. Saidah Husnani 6. Makrotumia Halawa
7. Rizka Rahayu Ningsih 8. Muhammad Ikhsan 9. Rini Andriani 10. Ikhtiar Tafonao 11. Afri Simamora 12. Linda Mawati
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami junjungkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KESEHATAN KESEHATAN LINGKUNGAN Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah makalah ini belum belum sempurna dan memerlukan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Medan, November 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANT PENGANTAR AR .................................. .................................................. ................................. ............................... .............. DAFTAR DAFTAR ISI .................................. .................................................. ................................. ................................. ............................ ............
i ii
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ................... .......... ................... ................... .................. ................... ................... ................... .......... 1.1. Latar Belakang Belakang ................................. ................................................. ................................. .......................... ......... 1.2. Rumusan Rumusan Masalah.................... Masalah..................................... ................................. .................................. .................. 1.3. Tujuan Tujuan ............................... ................................................ ................................... .................................. ...................... ......
1 1 2 3
BAB II PEMBAHASAN ................... ......... ................... .................. ................... ................... ................... ................... ........... .. 2.1. Sampah (refuse)............... (refuse) ............................... ................................. ................................... .......................... ........ 2.1.1. Pengertian Sampah ................... .......... ................... .................. .................. ................... ............. .... 2.1.2. Dampak Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan............... .......... ..... 2.1.3. Bahaya Sampah Plastik Bagi Kesehatan dan Lingkungan Lingkungan .. 2.1.4. Dampak Sosial Terhadap Masyarakat ................... .......... ................... ............. ... 2.1.5. Dampak Sosial Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi .... 2.1.6. Usaha Pengendalian Sampah .................. ......... ................... ................... ................. ........ 2.1.7. Prinsip Produksi ................... ......... ................... ................... ................... ................... ................ ...... 2.1.8. Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah ................... ......... ..........
4 4 4 5 7 8 9 11 13 14
2.2. Limbah Limbah ............................... ............................................... .................................. .................................. ...................... ...... 2.2.1. Pengertian Limbah ................... .......... ................... .................. .................. ................... ............. .... 2.2.2. Karakteristiak Limbah ................... ......... ................... .................. ................... .................. ........ 2.2.3. Sumber dan Jenis Limbah ................... ......... ................... ................... ................... ........... .. 2.2.4. Contoh Pencemaran Limbah dan Upaya Pengolahannya.. Pengolahannya.... .. 2.3. Peraturan Terkait Pengelolaan Sampah dan Limbah .................. ......... ........... ..
15 15 15 17 19 22
BAB III PENUTUP ................... ......... ................... ................... ................... ................... ................... .................. ................... .......... 3.1.Kesimp 3.1.Kesimpulan ulan .................................. .................................................. ................................. ............................... .............. 3.2. Saran .................................. .................................................. .................................. .................................. ...................... ......
26 26 26
DAFTAR PUSTAKA ................... .......... ................... ................... .................. ................... ................... .................. ................ .......
27
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LAT LATAR BELAKANG BELAKAN G
Masalah lingkungan hidup dewasa ini timbul karena kecerobohan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Masalah hukum lingkungan dalam periode beberapa dekade akhir-akhir ini menduduki tempat perhatian dan sumber pengkajian yang tidak ada habis-habisnya, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kelestarian lingkungan merupakan sumber daya alam yang wajib kita semua lestarikan dan tetap menjaga kelanjutannya guna kehidupan umat manusia. Dua hal yang paling essensial dalam kaitannya dengan masalah pengelolaan lingkungan hidup, adalah timbulnya pencemaran dan perusakan perusaka n lingkungan hidup. Saat ini kerusakan lingkungan sudah menjadi masalah yang sangat meresahkan bagi manusia dan sudah menjadi isu yang meng global pada era sekarang ini. Oleh karena itulah masyarakat bersama pemerintah dengan gencarnya melakukan upaya didalam mengatasi permasalahan-permasalahan kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih yang dapat dinikmati oleh o leh setiap makhluk hidup dan diharapkan dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan, sehingga akan tetap mengedepankan prinsip berkelanjutan, dimana fungsi lingkungan akan tetap dapat digunakan hingga generasi yang akan dat ang. Manusia dan lingkungan hidup saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia bersifat pasif, pengaruh manusia terhadap alam bersifat aktif. Manusia memiliki kemampuan eksploratif terhadap alam sehingga mampu mengubahnya sesuai dengan yang dikehendaki. Walaupun alam tidak memiliki kemampuan aktif-ekploratif, namun secara perlahan, yang terjadi pada alam akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Kemampuan aktif-eksploratif manusia ini menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah. Kerusakan lingkungan lingkungan tersebut, rata-rata disebabkan oleh kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Hal tersebut juga 1
2
diungkapkan oleh Siahaan yang menyatakan bahwa masalah lingkungan lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang semata-mat bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang sangat signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia, menimbulkan dampak yang besar di masa depan. Kerusakan lingkungan hidup pada seperti rusaknya hutan akibat illegal logging, pendangkalan sungai yang disebabkan oleh pembuangan sampah ke sungai, ataupun pencemaran air, udara, dan tanah yang disebabkan oleh buruknya manajemen pembuangan limbah. Pembuangan limbah tersebut, pada umumnya dilakukan oleh perusahaan industri dan sekt or kesehatan. Pencemaran lingkungan dapat diakibatkan oleh perusahaan dan sektor kesehatan, terjadi karena buruknya pengelolaan limbah. Pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah cair, dalam hal ini lingkungan rumah sakit, memberikan dampak negatif yang sangat mengganggu kegiatan atau aktivitas masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Faktor yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan di lingkungan rumah sakit antara lain dari disebabkan oleh limbah. Rumah sakit merupakan penghasil limbah klinis terbesar, limbah klinis tersebut dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Limbah klinis tersebut berasal dari pelayanan pengobatan, perawatan gigi, gigi, farmasi atau sejenisnya. Setiap kegiatan atau aktivitas yang dijalankan oleh rumah sakit tentunya menghasilkan zat kimia obat dan limbah yang berbahaya bagi manusia. Pengelolaan limbah rumah sakit yang baik sangat diperlukan agar limbah rumah sakit tidak merusak lingkungan sekitar rumah sakit. Pencemaran lingkungan rumah sakit sangat berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Letak rumah sakit yang berada pada lingkungan perkotaan atau lingkungan lingkungan yang padat penduduk berdampak pada pencemaran yang cepat menyebar ke pemukiman pe mukiman warga.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan sampah dan Limbah
3
2. Apakah sumber sumber dan jenis-jenis sampah dan Limbah? Limbah? 3. Apakah dampak dari sampah dan limbah bagi kesehatan lingkungan? 4. Bagaimanakah cara mengelola sampah sa mpah dan Limbah?
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan sampah dan limbah 2. Untuk mengetahui sumber dan jenis sampah dan limbah 3. Untuk mengetahui dampak dari pembuangan sampah dan limbah bagi kesehatan lingkungan? 4. Untuk mengetahui cara mengelola sampah dan limbah?
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Sampah (refuse)
2.1.1. Pengertian Sampah
Sampah dei defenisikan sebagai suatu benda yang tidak digumakam atau tidak di kehendaki dan harus di buang, yang hasilnya oleh kkegiatan manusia. Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan dan kegiatan manusia lainnya. a. Jenis Sampah Jenis sampah berdasarkan zat pembentuknya, dibedakan sebagai sampah organik dan sampah anorganzik. Jenis samzpah juga sering dikelompokkan sebagai berikut: 1. Limbah benda padat (waste) padat (waste) 2. Limbah cair atau bekas (sewage) 3. Kotoran manusia (human waste) Secara umum, pengelompokkan sampah hanya untuk benda benda padat dengan pembagian sebagai berikut: 1.
Sampah yang mudah membusuk (garbage), misalnya (garbage), misalnya sisa makanan.
2.
Sampah yang tidak mudah membusuk a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, kayu dan b. Sampah yang tidak mudah terbakar, misalnya kaca k aleng.
3.
Sampah bangkai binatang (dead animal) animal) terutama binatang besar (kucing, anjing, tikus).
4.
Samaph berupa abu hasil pembakaran pembakaran (ashes), misalnya pembakaran kayu, batu bara, arang.
5.
Sampah padat hasil industri (industrial waste), waste), misalnya potongan besi, kaleng, kaca.
4
5
6.
Sampah yang berserakan di jalan-jalan (street sweeping), yaitu sampah yang dibuang oleh penumpangatau pengemudi kendaraan bermotor. (1)
2.1.2. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat dapat menimbulkan penyakit. penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan ditimbulkan adalah sebagai se bagai berikut: 1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan pengelolaan sampahnya kurang memadai. 2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). 3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak t ernak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. 4. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk
6
ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan t imbunan sampah, sampah, jenis, dan keberagaman keberagama n karakteristik sampah. Meningkatnya daya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu mengganggu kelestarian fungsi lingkungan lingkungan baik lingkungan lingkungan pemukiman, hutan, hutan, persawahan, sungai dan lautan. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi meliputi pengurangan dan penanganan penanganan sampah. sampah.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, pemerintah pemer intah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. Program Adipura misalnya pada tahun 2007 telah mampu mengantarkan Provinsi Bali menjadi
7
Provinsi Adipura karena semua kabupaten dan kota di Bali telah berhasil mendapatkan Anugerah Adipura. Walaupun telah mendapat adipura bukan berarti tidak terdapat permasalahan sampah, Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati fenomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau. hijau. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi : 2.1.3. Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun
untuk
membuat
sampah
bekas
kantong
plastik
itu
benar-benar
terurai.Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan kesehat an yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap t ahunnya. ahunnya. Jika sampah-sampah sampah- sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar
8
500 milyar-1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah rumah kaca. 2.1.4. Dampak Sosial Terhadap masyarakat
1. Kerukunan Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan, atau sebaliknya justru dapat menambah kerukunan. Orang yang sering membuang sampah
di
sekitar
tempat
tinggalnya
dan
mencemari
ligkungan
dapat
menimbulkan ketidaksenangan tetangganya. Hal yang demikian ini dapat menimbulkan keretakan hubungan antara tetangga. Kondisi yang demikian perlu di ubah agar terjadi hal yang sebaliknya, yakni dapat semakin meningkatkan kerukunan. Misalnya pada awalnya tetangga yang merasa dirugikan melaporkan kepada RT atau yang berwenang. Selanjutnya ketua RT pejabat memanggil warganya untuk bermusyawarah dan mengadakan penyuluhan kebersihan. Akhirnya perlu diadakan gotong royong melakukan pembersihan lingkungan agar setia warga merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya. 2.
Kesanggupan Setiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan
sampah pada tempatnya, memisahkan sampah yang terurai dan yang tidak teruai, menjaga kebersihan lingkungannya, dan tidak membuang sampah yang tergolong bahan beracun dan berbahaya (B3) ke sembaranga tempat. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan pek erjaan yang sulit dilakukan, juga bukan merupakan pekerjaan yang
9
mustahil untuk dilakukan. Maka yang dipentingkan adalah kesadaran dan kesanggupan. 2.1.5. Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat ; bau yang tidak sedap dan pemandangan yang yang buuk karena sampah bertebaran dimanadimana-mana. mana. b. Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan. c. Pengelolaan sampah tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan-pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak mau kerja, rendahnya produktivitas) produktivitas) Berdasarkan pola penanganan sampah yang dilakukan pada daerah perkotaan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah adalah menjagi tanggung jawab pemerintah daerah (PEMDA), untuk itu PEMDA berkewajiban untuk melaksanakan : a. Perbaikan manajemen serta peraturan daerah. b. Promosi dan meningkatkan peran serta masyarakat c. Mengembangkan program persampahan sesuai dengan kondisi daerah masingmasing demi terciptanya lingkungan bersih dan sehat. d. Exploitasi dan pemeliharaan peralatan persampahan secara terus menerus dengan penuh tanggung jawab, antara lain berkaitan dengan besarnya investasi yang tertanam dalam sarana persampahan. Dalam penanganan persampahan hendaknya pihak PEMDA melibatkan masyarakat khususnya dari segi teknis pengumpulan dan pengelolaan setempat. Masalah utama dibidang persampahan yang dewasa ini umum dihadapi diberbagai kota di Indonesia adalah : 1. Aspek teknis/fisik Keterbatasan kemampuan PEMDA dalam menyediakan sarana fisik untuk memenuhi tingkat pelayanan sesuai peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan penduduk dari waktu ke waktu berkaitan dengan tata ruang kota dan memberikan dampak pada lingkungan seperti gangguan adanya lalat dan
10
estetika sehingga banyaknya TPA dan pengelola yang didemo bahkan sampai berakibat anarkhi oleh masyarakat. 2. Aspek Pengelolaan Menyangkut keterbatasan PEMDA dalam melaksanakan pengelolaan seperti masalah organisasi tenaga kerja dan pendanaan. Kasus-kasus yang dijumpai pada penanganan sampah yang berhubungan dengan pengelolaan adalah : a. Belum baiknya planning dan programming jangka pendek maupun jangka panjang. b. Retribusi yang terkumpul pada umumnya sangat terbatas tidak sebanding dengan biaya operasional dan pemeliharaan. 3. Aspek Sosial Menyangkut keterbatasan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam berperan serta sert a selaku warga kota dan sekaligus penghasil sampah, sa mpah, yang memiliki hak dan kewajiban dalam menikmati serta mendukung pelayanan kota hal ini dengan sendirinya mengakibatkan rendahnya tingkat pelayanan perkotaan, sehingga sampah menumpuk akibat tidak terangkut. 4. Aspek Pengaturan Hukum Menyangkut
kurang
lengkapnya
peraturan
yang
ada
atau
telah
kedaluwarsa dan tidak tegasnya sanksi sehingga peraturan tersebut menjadi mandul. 5. Aspek Lingkungan. Menyangkut dampak negatifnya dari masalah sampah terhadap lingkungan perkotaan, seperti adanya banjir banjir dan bau. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, sa mpah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
11
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu mengganggu kelestarian fungsi lingkungan lingkungan baik lingkungan lingkungan pemukiman, hutan, hutan, persawahan, sungai dan lautan. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi meliputi pengurangan dan penanganan penanganan sampah. sampah.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, pemerintah pemer intah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. Program Adipura misalnya pada tahun 2007 telah mampu mengantarkan Provinsi Bali menjadi Provinsi Adipura karena semua kabupaten dan kota di Bali telah berhasil mendapatkan Anugerah Adipura. Walaupun telah mendapat adipura bukan berarti tidak terdapat permasalahan sampah, Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati fenomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau. hijau.
2.1.6. Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan
12
dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan kesehat an masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas luas untuk tiap satuan volume sampah sampah yang akan diolah. diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota kot a besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai. Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator insinerato r. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) dibandingkan dengan volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan dilepaska n ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain menimbulkan
itu
proses
gangguan
insinerator kesehatan,
menghasilakan misalnya
kanker,
Dioxin sistem
yang
dapat
kekebalan,
reproduksi, dan masalah pertumbuhan. Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
13
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu begitu saja sa ja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
2.1.7. Prinsip-prinsip Produksi
Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
14
Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh tanaman. Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan sistem pertanian organik.
2.1.8. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh o leh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh
Pemerintah
Pusat
karena
mempunyai
cakupan
nasional.Kebijakan
pengelolaan sampah ini meliputi : Penetapan instrumen kebijakan: instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen ekonomik:
15
penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), (re- use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace); Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan; lingkungan; Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar st andar minimal penentuan pe nentuan lokasi penanganan akhir sampah; penetapan lokasi pengolahan akhir sampah; luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah; penetapan lahan penyangga. 2.2. Limbah 2.2.1. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penangannanya klarena dari setiap limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap t erhadap dampak yang ditimbulkanya. (2) 2.2.2. Karakteristik Karakteristik limbah :
Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang berbeda. Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
16
A. Berukuran mikro Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan pembuangan yang dianjurkan. B. Dinamis Mungkin
yang
dimaksud
dinamis
disini
adalah
tentang
cara
pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat C. Berdampak luas (penyebarannya) Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg). D.
Berdampak jangka panjang (antar generasi) Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak
sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa. Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pencemaran
limbah
terhadap
lingkungan diantaranya : 1) Volume Limbah Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan ditimbulkan semakin besar pula terasa. 2) Kandungan Bahan Pencemar
17
Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar. 3) Frekuensi Pembuangan Limbah Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuanganlimbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan kita semua. (3) ( 3) 2.2.3. Sumber dan Jenis Limbah
A. Sumber Utama imbah Sumber
adanya
limbah
sebenarnya
banyak
sekali
tetapi
pada
pengelompokannya pengelompokannya sumber limbah terdiri dari : 1. Aktivitas manusia Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang dilakukan oleh manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Berikut adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia misalnya : a. Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor b. Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi c. Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan 2. Aktivitas alam Selaindari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan oleh aktivitas alam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya terhadap lingkungan karena lokasinya yang biasanya bersifat lokal.berikut ini contoh dari aktivitas alam yang menghasilkan limbah yaitu : a. Pembusukan bahan organik alami b. Adanya aktifitas gunung berapi c. Banjir, longsor serta
18
d. Aktivitas alam yang lain Karena kedua aktivitas ini menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan, manusia di bumi terus mengembangkan teknologi untuk mencegah dampak pencemaran lingkungan. Walaupun dilain pihak limbah terus meningkat meningkat terutamadiakibatkan oleh aktivitas manusia hal ini didorong oleh beberapa factor sebagai berikut : 3. Perkembangan industri Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi dan manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang relative besar sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol karena kurannya teknologi untuk membuat limbah menjadi barang yang terurai atau ramah lingkungan 4. Modernisasi Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang semakin marak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain hal perkembangan teknologi berakibat pada semakin banyaknya banyaknya limbah yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri. 5. Pertambahan penduduk Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah kebutuhan akan barang. Hal ini dapat menimbulkan berberpa macam masal seperti : a. Pembukaan lahan untuk pemukiman pemukiman dan saran transportasi tr ansportasi Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak terhadap semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran lingkungan. b. b)Penimbunan sampah Semakin hari kita melihat banyaknya sampah yang menumpuk karena pembuangannya pembuangannya yang sembarangan dan mungkin juga karena kurang mampunya tempat pembuangan sampah untuk menampung sampah atau
19
yang biasa disebut TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dalam menampung sampah sehingga sampah menumpuk di suatu tempat yang berdampak menurunnya kualitas kualitas lingkungan lingkungan sekitar B. Jenis Limbah Bermacam-macam limbah mungkin akan kita temui di sekitar kita. Pernahkah anda melihat sampah plastic, kaleng,pecahan kaca, kotoran hewan dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya limbah ini dapat dikelompokan berdasar sumber dari limbah ini berasal seperti penjelasan di bawah ini : 1.
Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.
2.
Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari 1. bahan yang mudah mudah terbakar seperti kayu dan kertas 2. bahan yang tidak tidak mudah terbakar seperti klaeng dan kaca
3.
Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil industry.
4.
Dead animal yaitu segala jenis je nis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.
5.
Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang yang tidak bertanggungjawab. bertanggungjawab.
6.
Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.
2.2.4. Contoh Dari Pencemaran Limbah dan Upaya Pengolahannya. A. Dampak
Negatif
Limbah
Sampah
Terhadap
Lingkungan
dan
Pemanfaatannya
Kawasan wisata alam merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang menyenangi nuansa alami. Selain itu kawasan wisata alam adalah sarana tempat terjadinya interaksi sosial dan aktivitas ekonomi.
20
Untuk menjaring masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap kawasan wisata alam harus menjaga keunikan, kelestarian, dan keindahannya. Semakin banyak kunjungan wisatawan, maka aktivitas dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas sosial maupun ekonomi. Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan manfaat ekonomi bagi kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah bahwa limbah atau sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat mengancam kawasan wisata alam. Sampah apabila dibiarkan tidak dikelola dapat menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam. Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik, sampah memiliki nilai potensial, seperti penyediaan lapangan
pekerjaan,
peningkatan
kualitas
dan
estetika
lingkungan,
dan
pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di berbagai daerah di Indonesia, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa negara.
B. Komposisi Sampah
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; 2. Sampah Anorganik, Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton; Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 – 60 – 70%, 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.
21
C. Ancaman Bagi Kawasan Wisata Alam
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut: 1. Gangguan Kesehatan: a. Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi; b. Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit penyakit yang terkait dengan tikus; 2. Menurunnya kualitas lingkungan 3. Menurunnya estetika lingkungan Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata; 4. Terhambatnya pembangunan negara Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan e nggan untuk mengunjungi mengunjungi daerah wisata t ersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.
D. Pengelolaan Pengelolaan Sampah
Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam adalah: 1. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
22
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan. wisatawan. 2. Pemanfaatan Kembali 3. Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas: Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk untuk melestarikan fungsi kawasan wisata . 2.3. Peraturan terkait Pengelolaan Sampah dan Limbah
Beberapa peraturan dan undang-undang di Indonesia yang terkait dengan pengelolaan limbah antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 163 tentang Kesehatan Lingkungan : Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 69 : Setiap orang dilarang: a) melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup; b) Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundangundangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; c) Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia; d) Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; e) Membuang limbah ke media lingkungan hidup; f) Membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan lingkungan hidup;
23
g) Melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan perundang-undangan atau izin lingkungan; h) Melakukan pembukaan lahan dengan dengan cara membakar; i) Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/ atau j) Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, informasi, k) Merusak informasi, atau at au memberikan keterangan yang tidak benar.
3. Pada asal 88 : Setiap orang yang tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan. Sedangkan pada pada Pasal 58 : Setiap orang yang yang memasukkan ke dalam dalam wilayah Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
menghasilkan,
mengangkut, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau menimbun B3 wajib melakukan pengelolaan B3.
4. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 18 Tahun Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sa mpah, pasal 22 tentang Pengelolaan, Penanganan Sampah : a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat t empat pemrosesan akhir. akhir. d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
24
5. Keputusan menteri kesehatan Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit: Bahwa Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Dari keseluruhan aspek pengelolaan sampah mencakup aspek teknis/fisik, pengelolaan, social peraturan / hukum, hukum, swadaya masyarakat dan lingkungan yang dapat diserahkan kepada pihak swasta aspek teknis operasional dari system pengelolaan persampahan dan limah tetap ditangani oleh PEMDA yang perlu menjamin bahwa hasil restribusi secara optimal dipergunakan untuk mengelola seluruh tahap dalam pengelolaan sampah. 2. Agar peran serta masyarakat dapat optimal hendaknya masyarakat telah mengelola sampah dirumah masing-masing dengan cara mengemas sampah dan memisahkan antara sampah basah dan kering atau sampah organic dan anorganic, sehingga petugas pengumpul dari segi waktu lebih efisien. 3.2. Saran
Sebagai warga yang peduli dengan lingkungannya hendaknya kita harus saling membantu sesama untuk menanggulangi permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah dan limbah. Dimulai dengan cara membiasakan diri untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat sehingga membuat lingkungan bersih dan nyaman.dan setidaknya mengurangi jenis penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik merupakan hal yang baik untuk menanggulangi
permasalahan
sampah.
Pengelolaan
TPA
sebaiknya
dilakukan secara tepat dan benar, sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
26
27
Daftar Pustaka
1. Arwin S. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Yogyakarta: Graha ilmu; 2015. 2. izarul M. Ekologi dan Pencemaran Lingkungan Bandung: Ciptapustaka Media; 2010. 3. Sontang KEM. Pengelolaan Lingkungan Lingkungan HIdup Jakarta; 2009. 4. https://gudangmakalah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pengelolaansampah-dan-limbah.html 5. http://azizlibra.blogspot.co.id/2011/01/pengolahan-dan-pengelolaansampah-dan.html 6. http://kalana-jaya.blogspot.co.id/2012/10/pengolahan-makalah-sampah dan.html 7. http://www.indonesian-publichealth.com/dasar-hukum-pengelolaanlimbah-dan-sampah/
28
LAMPIRAN
29
30
31
32
33