PENGANTAR PENGANTAR ILMU KEHUTANAN KEHUTANAN HUTAN MANGROVE
KELOMPOK 7 FADHLI DZIL IKRAM (M11114330) REZALDI MAHAPUTRA (M11114333) LILY LILY ISTIGF ISTIGFAIY AIYAH AH (M111143 (M11 114336) 36) LORENSIA TANGIRERUNG (M11114339) AGUNG NUGRAW NU GRAWAN AN KUTANA KUTANA (M1111434 (M11 11434))
FAKULT AKULTAS KEHUTANAN KEH UTANAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 014
1 ! Pag e
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya kita dapat merasakan dan menikmati hidup yang penuh berkah, terutama kami dapat membuat dan menyusun makalah ini. Selain itu, Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Junjungan Besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga para sahabat yang senantiasa menemani dan mendukung Beliau, serta para pengikutnya hingga akhir aman. !alam makalah ini kami ingin membahas tentang "utan Mangr#$e, dimana banyak pihak yang mengabaikan keberadaannya. !isamping itu, kami menyadari bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari khila% dan salah, #leh karena itu, kami mem#h#n maa% dan maklum serta selalu mengharapkan segala kritik dan saran yang bersi%at membangun dari para pemba&a yang budiman serta para pembimbing yang bijak. Akhir kata, sem#ga makalah ini dapat berman%aat bagi pemba&a, masayarakat umum dan khususnya bagi kami, serta dapat menambah ilmu juga memperluas wawasan kita.
! Pag e
Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….4 1.2. Rumusan asala!…………………………………………………………" 1.#. $u%uan……………………………………………………………………..." BAB II PEBAHA&AN 2.1 Definisi 2.2 &e(aran angr)*e 2.# ,iri-,iri Ek)sistem angr)*e 2.4 egetasi Hutan angr)*e 2." 0)nasi Hutan angr)*e 2.' auna A3uatik Peng!uni Hutan angr)*e 2.+ akt)r Lingkungan untuk Pertum(u!an angr)*e
' + + / 1 12
BAB III PENU$UP #.1 &im5ulan……………………………………………………………………1' #.2 &aran………………………………………………………………………..1' DA$AR PU&$AKA
1+
BAB I
3 ! Pag e
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akhir'akhir ini semakin banyak masalah yang timbul disebabkan #leh antr#p#genik, khususnya tentang lingkungan. Antr#p#genik adalah istilah yang umum dipakai untuk menyatakan segala sesuatu yang terjadi di alam karena
&ur tangan manusia (e%ek,
pr#ses,#byek dan material), kejadian tersebut sebagai lawan kata dari kejadian alami. *leh karena itu, kami membuat makalah ini dengan harapan bahwa masyarakat bisa menyadari betapa pentingnya menjaga kestabilan lingkungan (ek#sistem), sebab bila manusia terus melakukan tindakan atau perbuatan yang berdampak langsung pada keseimbangan ek#sistem, maka keseimbangan ek#sistem ini akan han&ur, dan se&ara tidak langsung juga berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. "utan mangr#$e sering disebut hutan bakau atau hutan payau. !inamakan hutan bakau #leh karena sebagian besar $egetasinya did#minasi #leh jenis bakau, dan disebut hutan payau karena hutannya tumbuh di atas tanah yang selalu tergenang #leh air payau. Arti mangr#$e dalam ek#l#gi tumbuhan digunakan untuk semak dan p#h#n yang tumbuh di daerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tr#pika dan subtr#pika. Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri dari berma&am'ma&am &uran apa yang mempunyai nilai e k#n#mis baik untuk kepentingan rumah tangga (rumah, perab#t) dan industri (pakan ternak, kertas, arang). Mangr#$e mempunyai ke&enderungan membentuk kerapatan dan keragaman struktur tegakan yang berperan penting sebagai perangkap endapan dan perlindungan terhadap er#si pantai. Sedimen dan bi#massa tumbuhan mempunyai kaitan erat dalam memelihara e%isiensi dan berperan sebagai penyangga antara laut dan daratan, bertanggung jawab atas kapasitasnya sebagai penyerap energi gel#mbang dan menghambat intrusi air laut ke daratan. Selain itu, tumbuhan tingkat tinggi menghasilkan habitat untuk perlindungan bagi hewan' hewan muda dan permukaannya berman%aat sebagai substrat perlekatan dan pertumbuhan dari banyak #rganisme epi%it (Nybakken.+-). "utan ini tumbuh khususnya di tempat'tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan #rganik . Baik di teluk'teluk yang terlindung dari gempuran #mbak , maupun
4 ! Pag e
di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. /k#sistem hutan bakau bersi%at khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah0 salinitas tanahnya yang tinggi0 serta mengalami daur penggenangan #leh pasang'surut air laut. "anya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat sema&am ini, dan jenis'jenis ini kebanyakan bersi%at khas hutan bakau karena telah melewati pr#ses adaptasi dan e$#lusi. 1.2. Rumusan asala! +. Apa de%inisi dari "utan Mangr#$e 1 2. Apa saja %ungsi dari "utan Mangr#$e 1 3. Permasalahn apa saja yang terjadi pada "utan Mangr#$e1 4. Apa saja dampak yang di timbulkan dari permasalahan tersebut 1 1.#. $u%uan
5ntuk menjelaskan de%inisi dari "utan Mangr#$e, %ungsi dari "utan Mangr#$e tersebut, keanekaragaman yang berada dalam
ek#sistem "utan Mangr#$e, permasalahan yang di
alami, dan dampak yang di timbulkan.
"A" II PEM"AHASAN
2.1 Definisi
# ! Pag e
6ata 7mangr#$e8 merupakan k#mbinasi antara bahasa P#rtugis mangue dan bahasa 9nggris grove. !alam bahasa 9nggris, kata mangr#$e digunakan untuk k#munitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk indi$idu'indi$idu spesies tumbuhan yang menyusun k#munitas tersebut. Sedang dalam bahasa P#rtugis kata 8mangr#$e8 digunakan untuk menyatakan indi$idu spesies tumbuhan, sedangkan kata 8mangal 8 digunakan untuk menyatakan k#munitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut :A*, kata mangr#$e sebaiknya digunakan untuk indi$idu jenis tumbuhan maupun k#munitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Menurut Snedaker (+;-) dalam 6usmana (2<<3), hutan mangr#$e adalah kel#mp#k jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tr#pis sampai sub'tr#pis yang memiliki %ungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaer#b. Sedangkan menurut T#mlins#n (+-), kata mangr#$e berarti tanaman tr#pis dan k#munitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. !aerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut Sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan ri$er banks. Mangr#$e merupakan ek#sistem yang spesi%ik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang ber#mbak relati% ke&il atau bahkan terlindung dari #mbak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi #leh masukan air dan lumpur dari daratan. !engan demikian se&ara ringkas dapat dide%inisikan bahwa hutan mangr#$e adalah tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama pada pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas genangan pada saat surut yang k#munitas tumbuhannya bert#leransi terhadap garam. Sedangkan ek#sistem mangr#$e merupakan suatu sistem yang terdiri atas #rganisme (hewan dan tumbuhan) yang berinteraksi dengan %akt#r lingkungannya di dalam suatu habitat mangr#$e. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hutan mangr#$e. Antara lain tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, hutan payau dan hutan bakau. 6husus untuk penyebutan hutan bakau, sebenarnya istilah ini kurang sesuai untuk menggambarkan mangr#$e sebagai k#munitas berbagai tumbuhan yang beras#siasi dengan lingkungan mangr#$e. !i 9nd#nesia, istilah bakau digunakan untuk menyebut salah satu genus $egetasi mangr#$e, yaitu =hi#p#ra. Sedangkan kenyataannya mangr#$e terdiri dari banyak genus dan berbagai jenis, sehingga penyebutan hutan mangr#$e dengan istilah hutan bakau sebaiknya dihindari.
2.2 &e(aran angr)*e
Tanaman dalam kel#mp#k mangals beragam tetapi semuanya dapat beradaptsi terhadap habitat mereka (#na intertidal) dengan mengembangkan adaptasi %isi#l#gis untuk mengatasi masalah an#ksia, salinitas tinggi dan genangan air pasang surut yang sering.
6 ! Pag e
Setelah terbentuk k#munitas mangr#$e, akar mangr#$e menyediakan habitat bagi tiram dan aliran air yang lambat, sehingga meningkatkan pengendapan sedimen. Sedimen halus yang an#ksik di bawah hutan mangr#$e berperan sebagai penampung berbagai l#gam berat (tra&e) membentuk k#l#id partikel, sehingga sering men&iptakan Mangr#$e melindungi daerah pantai dari er#si, badai t#pan (terutama saat badai), dan tsunami. Sistem akar mangr#$e sangat e%isien dalam meme&ah energi gel#mbang laut, memperlambat air pasang, meninggalkan semua sedimen ke&uali partikel halus ketika pasang surut. !engan &ara ini, ek#sistem mangr#$e membangun lingkungan yang unik dan perlindungan terhadap er#si, sehingga sering menjadi #bjek pr#gram k#nser$asi.
2.# ,iri-,iri Ek)sistem angr)*e
/k#sistem hutan mangr#$e bersi%at k#mpleks dan dinamis, namun labil. !ikatakan k#mpleks karena ek#sistemnya di samping dipenuhi #leh $egetasi mangr#$e, juga merupakan habitat berbagai satwa dan bi#ta perairan. Jenis tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda (saline y#ung s#il) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kati#n yang tinggi. 6andungan bahan #rganik, t#tal nitr#gen, dan amm#nium termasuk kateg#ri sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah daratan (6usmana, 2<<2). Bersi%at dinamis karena hutan mangr#$e dapat tumbuh dan berkembang terus serta mengalami suksesi sesuai dengan perubahan tempat tumbuh alaminya. !ikatakan labil karena mudah sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali seperti sediakala. !ari sudut ek#l#gi, hutan mangr#$e merupakan bentuk ek#sistem yang unik, karena pada kawasan ini terpadu empat unsur bi#l#gis penting yang %undamental, yaitu daratan, air, $egetasi dan satwa. "utan mangr#$e ini memiliki &iri ek#l#gis yang khas yaitu dapat hidup dalam air dengan salinitas tinggi dan biasanya terdapat sepanjang daerah pasang surut (!ephut, 2<<4). >iri'&iri terpenting dari penampakan hutan mangr#$e, terlepas dari habitatnya yang unik menururt ?embaga Pengkajian dan Pengembangan Mangr#$e 9nd#nesia (2<<-) a dalah@ Memiliki jenis p#h#n yang relati% sedikit0 Memiliki akar na%as (pneumat#%#ra) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang men&uat $ertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api'api Avicennia spp.0 Memiliki biji yang bersi%at $i$ipar atau dapat berke&ambah di p#h#nnya, khususnya pada Rhizophora yang lebih di kenal sebagai pr#pagul. Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit p#h#n. Berdasarkan tempat hidupnya, hutan mangr#$e merupakan habitat yang unik dan memiliki &iri'&iri khusus, diantaranya adalah@
7 ! Pag e
Tanahnya tergenang air laut se&ara berkala, baik setiap hari atau hanya saat pasang pertama0
tergenang pada
Tempat tersebut menerima pas#kan air tawar yang &ukup dari darat0 !aerahnya terlindung dari gel#mbang besar dan arus pasang surut yang kuat0 airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 22 C D##) hingga asin.
2.4 egetasi Hutan angr)*e
S#erianegara (+-;) dalam N##r et al., (+) memberikan batasan hutan mangr#$e sebagai hutan yang tumbuh pada tanah allu$ial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut serta &iri dari hutan ini terdiri dari tegakan p#h#n Avicennia, Sonneratia, Aegiceras, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Ecoecaria, !"locarpus, Sc"ph"phora dan #"pa. :l#ra mangr#$e terdiri atas p#h#n, epipit, liana, alga, bakteri dan %ungi. Telah diketahui lebih dari 2< %amili %l#ra mangr#$e dunia yang terdiri dari 3< genus dan lebih kurang -< spesies. Berdasarkan jenis'jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangr#$e 9nd#nesia memiliki sekitar - jenis, yang terdiri atas 3E jenis p#h#n, E jenis terna, jenis perdu, jenis liana, 2 jenis epi%it dan 2 jenis parasit. T#mlins#n (+-) membagi %l#ra mangr#$e menjadi tiga kel#mp#k, yakni@ +. :l#ra mangr#$e may#r (%l#ra mangr#$e sebenarnya), yakni %l#ra yang menunjukkan kesetiaan terhadap habitat mangr#$e, berkemampuan membentuk tegakan murni dan se&ara d#minan men&irikan struktur k#munitas, se&ara m#r%#l#gi mempunyai bentuk'bentuk adapti% khusus (bentuk akar dan $i$iparitas) terhadap lingkungan mangr#$e, dan mempunyai mekanisme %isi#l#gis dalam meng#ntr#l garam. >#nt#hnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, $andelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia dan #"pa. 2. :l#ra mangr#$e min#r, yakni %l#ra mangr#$e yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga se&ara m#r%#l#gis tidak berperan d#minan dalam struktur k#munitas, nt#h @ Ecoecaria, !"locarpus, %eritiera, Aegiceras. Aegialitis, Acrostichum, Camptostemon, Sc"phiphora, &emphis, 'sbornia dan &elliciera. 3. As#siasi mangr#$e, nt#hnya adalah Cerbera, Acanthus, (erris, %ibiscus, Calamus, dan lain)lain.
2." 0)nasi Hutan angr)*e
Menurut Bengen (2<<+) %l#ra mangr#$e umumnya tumbuh membentuk #nasi mulai dari pinggir pantai sampai pedalaman daratan. F#nasi di hutan mangr#$e men&erminkan
$ ! Pag e
tanggapan ek#%isi#l#gis tumbuhan mangr#$e terhadap gradasi lingkungan. F#nasi yang terbentuk bisa berupa #nasi yang sederhana (satu #nasi, #nasi &uran) dan #nasi yang k#mpleks (beberapa #nasi) tergantung pada k#ndisi lingkungan mangr#$e yang bersangkutan. Beberapa %akt#r lingkungan yang penting dalam meng#ntr#l #nasi adalah @ +. Pasang surut yang se&ara tidak langsung meng#ntr#l dalamnya muka air (water table) dan salinitas air dan tanah. Se&ara langsung arus pasang surut dapat menyebabkan kerusakan terhadap anakan. 2. Tipe tanah yang se&ara tidak langsung menentukan tingkat aerasi tanah, tingginya muka air dan drainase 3. 6adar garam tanah dan air yang berkaitan dengan t#leransi spesies terhadap kadar garam serta pas#kan dan aliran air tawar. 4. >ahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anakan dari spe&ies int#leran seperti Rhizophora, Avicennia dan Sonneratia. E. Pas#kan dan aliran air tawar Menurut struktur ek#sistem, se&ara garis besar dikenal tiga tipe %#rmasi mangr#$e, yaitu @ Mangr#$e Pantai@ tipe ini air laut d#minan dipengaruhi air sungai. Struktur h#ri#ntal %#rmasi ini dari arah laut ke arah darat adalah mulai dari tumbuhan pi#nir ( Avicennia sp), diikuti #leh k#munitas &uran Soneratia alba, =hi#ph#ra api&ulata, selanjutnya k#munitas murni Rhizophora sp dan akhirnya k#munitas &uran Rhizophora*Bruguiera. Bila genangan berlanjut, akan ditemui k#munitas murni #"pa fructicans di belakang k#munitas &uran yang terakhir. Mangr#$e Muara@ pengaruh #leh air laut sama dengan pengaruh air sungai. Mangr#$e muara di&irikan #leh mintakat tipis Rhizophora spp. !i tepian alur, diikuti k#munitas &uran Rhizophora * Bruguiera dan diakhiri k#munitas murni #. fructicans. Mangr#$e sungai@ pengaruh #leh air sungai lebih d#minan daripada air laut, dan berkembang pada tepian sungai yang relati% jauh dari muara. Jenis'jenis mangr#$e banyak beras#siasi dengan k#munitas daratan. Berdasarkan Bengen (2<<+), jenis'jenis p#h#n penyusun hutan mangr#$e, umumnya mangr#$e di 9nd#nesia jika dirunut dari arah laut ke arah daratan biasanya dapat dibedakan menjadi 4 #nasi yaitu sebagai berikut @
+. F#na Api'api Prepat (A$i&ennia S#nneratia)
9 ! Pag e
Terletak paling luarDjauh atau terdekat dengan laut, keadaan tanah berlumpur agak lembek (dangkal), dengan substrat agak berpasir, sedikit bahan #rganik dan kadar garam agak tinggi. F#na ini biasanya did#minasi #leh jenis api'api ( Avicennia spp) dan prepat (Sonneratia spp), dan biasanya beras#siasi dengan jenis bakau ( Rhizophora spp). 2. F#na Bakau ( Rhizophora) Biasanya terletak di belakang api'api dan prepat, keadaan tanah berlumpur lembek (dalam). Pada umumnya did#minasi bakau ( Rhizophora sp) dan di beberapa tempat dijumpai beras#siasi dengan jenis lain seperti tanjang ( Bruguiera sp ) 3. F#na Tanjang ( Bruguiera) Terletak di belakang #na bakau, agak jauh dari laut dekat dengan daratan. 6eadaan berlumpur agak keras, agak jauh dari garis pantai. Pada umumnya ditumbuhi jenis tanjang ( Bruguiera spp) dan di beberapa tempat beras#siasi dengan jenis lain. 4. F#na Nipah ( #"pa fruticans) Terletak paling jauh dari laut atau paling dekat ke arah darat. F#na ini mengandung air dengan salinitas sangat rendah dibandingkan #na lainnya, tanahnya keras, kurang dipengaruhi pasang surut dan kebanyakan berada di tepi'tepi sungai dekat laut. Pada umumnya ditumbuhi jenis nipah ( #"pa fruticans) dan beberapa spesies palem lainnya.
2.' auna A3uatik Peng!uni Hutan angr)*e
"utan mangr#$e ber%ungsi sebagai tempat men&ari makan, berlindung, memijah dan pembesaran bagi berbagai jenis binatang air seperti ikan dan udang. "utan mangr#$e juga menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis binatang darat, seperti burung air dan kal#ng. Bahkan banyak burung pengembara yang datang dari daratan atau daerah lainnya yang meman%aatkan hutan mangr#$e sebagai tempat persinggahan dan men&ari makan. Selain itu sebagai tempat hidup bagi satwa'satwa yang dilindungi. Jenis ikan yang meman%aatkan kawasan hutan mangr#$e sebagi tempat berlindung adalah ikan kakap putih ( Lates calcarifer ), bandeng (Chanos chanos), belanak ( +ugil sp.), udang windu ( &anaeus monodon), udang putih ( &. +erguensis atau &. indicus), udang galah atau udang satang ( +acrobrachium rosenbergii), dan kepiting (Sc"lla serrata). 6#ndisi perairan yang tenang serta terlindung dengan berbagai ma&am tumbuhan dan bahan makanan menyebabkan perairan hutan mangr#$e menjadi tempat yang sangat baik untuk berkembang biak bagi berbagai satwa. Terkait dengan si%at %auna yang pada umumnya sangat dinamis, maka batasan #nasi yang terjadi pada %auna penghuni mangr#$e kurang begitu jelas (6artawinata dkk., +;). Penyebaran %auna penghuni hutan mangr#$e memperlihatkan dua &ara, yaitu penyebaran se&ara $ertikal dan se&ara h#ris#ntal. Penyebaran se&ara $ertikal umumnya dilakukan #leh jenis %auna yang hidupnya menempel atau melekat pada akar, &abang maupun batang p#h#n
10 ! P a g e
mangr#$e, misalnya jenis Liftorina scabra, #erita albicilla, +enetaria annulus dan +elongena galeodes (Budiman dan !arnaedi, +-40 S#em#dihardj#, +;;). Sedangkan penyebaran se&ara h#ri#ntal biasanya ditemukan pada jenis %auna yang hidup pada substrat, baik itu yang terg#l#ng in%auna, yaitu %auna yang hidup dalam lubang atau dalam substrat, maupun yang terg#l#ng epi%auna, yaitu %auna yang hidup bebas di atas substrat. !istribusi %auna se&ara h#ris#ntal pada areal hutan mangr#$e yang sangat luas, biasanya memperlihatkan p#la permintakatan jenis %auna yang d#minan dan sejajar dengan garis pantai. Permintakatan yang terjadi di daerah ini sangat erat kaitannya dengan perubahan si%at ek#l#gi yang sangat ekstrim yang terjadi dari laut ke darat. 6artawinata dan S#em#dihardj# (+;;) menyatakan bahwa permintakatan %auna hanya terlihat pada hutan mangr#$e sangat luas, tetapi tidak terlihat pada hutan mangr#$e yang ketebalannya sangat rendah. Se&ara ek#l#gis, jenis m#luska penghuni mangr#$e memiliki peranan yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan di kawasan mangr#$e, karena disamping sebagai pemangsa detritus, m#luska juga berperan dalam mer#bek atau memperke&il serasah yang baru jatuh. Perilaku m#luska jenis elebraria palustris dan beberapa m#luska lainnya dalam meme&ah atau menghan&urkan serasah man' gr#$e untuk dimakan, namun disisi lain sangat besar artinya dalam memper&epat pr#ses dek#mp#sisi serasah yang dilakukan mikr#rganime akan lebih &epat. !isamping membantu dalam pr#ses dek#mp#sisi, beberapa %auna kepiting juga membantu dalam penyebaran seedling dengan &ara menarik pr#pagul kedalam lubang tempat persembunyiannya ataupun pada tempat yang berair. Akti%itas kepiting ini dampaknya sangat baik dalam kaitannya dengan distribusi dan k#ntribusi pertumbuhan dari seedling mangr#$e dari jenis Rhizophora sp, Bruguiera sp. dan Ceriops sp., terutama pada daerah yang sudah atau mulai terjadi k#n$ersi hutan mangr#$e. !ari %auna Gastr#p#da penghuni mangr#$e yang memiliki penyebaran yang sangat luas adalah Littorina scabra, erebralia palustris, . sulcata dan Cerithium patalum. Sedangkan jenis yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan yang sangat ekstrim adalah Littorina scabra, Crassostrea cacullata dan Enigmonia aenigmatica (Budiman dan !arnaedi, +-4). Selanjutnya disebutkan pula bahwa dari sebanyak Gastr#p#da penghuni hutan mangr#$e tersebut beberapa diantaranya dapat diman%aatkan untuk dik#nsumsi masyarakat sekitar mangr#$e, antara lain adalah jenis erebralia palustris dan elescopium telescopium. Sedangkan kelas Bi$al$ia yang dik#nsumsi masyarakat adalah jenis &ol"mesoda coaans, Anadara anti-uata dan 'strea cucullata. 6elas >rusta&ea yang ditemukan pada ek#sistem hutan mangr#$e umumnya did#minasi #leh jenis kepiting ( Brach"ura) yang dapat dikateg#rikan sebagai g#l#ngan in%auna, sedangkan beberapa jenis udang ( +acrura) yang ditemukan pada ek#sistem mangr#$e sebagian besar hanya sebagai penghuni sementara. !ari beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai tempat menunjukkan bahwa %amili Grapsidae merupakan penyusun utama %auna >rusta&ea hutan mangr#$e (S#em#dihardj#, +;;0 Budiman dkk., +;;).
11 ! P a g e
Jenis halassina anomala merupakan jenis udang lumpur sebagai penghuni setia hutan mangr#$e, karena udang ini hidup dengan &ara membuat lubang dan men&ari makan hanya disekitar sarang tersebut. Sedangkan pada hutan mangr#$e bersubstrat lumpur agak pejal, umumnya did#minasi ca dusumeri. Jenis lain yang mun&ul pada substrat tersebut adalah ca lactea, . vocans, . signatus dan . consobrinus. !iantara kepiting mangr#$e yang mempunyai nilai ek#n#mis dan dik#nsumsi masyarakat adalah Sc"lla serrata, S. olivacea, &ortunus pelagicus, Epianthus dentatus dan Labnanium politum.
2.+ akt)r Lingkungan untuk Pertum(u!an angr)*e
Menurut !epartemen 6ehutanan (+2), k#ndisi ek#l#gis yang mengatur dan memelihara kelestarian ek#sistem mangr#$e sangat tergantung pada k#ndisi berimbangnya jumlah ketersedian air tawar dan air masin yang &ukup. Menurut Par&i$al and W#mersley (+;E) dalam 6usmana (+E) lebih lanjut menyatakan bahwa k#ndisi lingkungan yang mempengaruhi hutan mangr#$e adalah k#ndisi sedimentasi, er#si laut dan sungai, penggenangan pasang surut dan k#ndisi garam tanah serta k#ndisi akibat ekspl#itasi. Beberapa %akt#r lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangr#$e di suatu l#kasi adalah @ A. isi)grafi 5antai
:isi#gra%i pantai dapat mempengaruhi k#mp#sisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangr#$e. Pada pantai yang landai, k#mp#sisi ek#sistem mangr#$e lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. "al ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangr#$e sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal k#mp#sisi, distribusi dan lebar hutan mangr#$e lebih ke&il karena k#ntur yang terjal menyulitkan p#h#n mangr#$e untuk tumbuh. B. Pasang
Pasang yang terjadi di kawasan mangr#$e sangat menentukan #nasi tumbuhan dan k#munitas hewan yang beras#siasi dengan ek#sistem mangr#$e. Se&ara rin&i pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangr#$e dijelaskan sebagai berikut@ •
?ama pasang
+. ?ama terjadinya pasang di kawasan mangr#$e dapat mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut 2. Perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan %akt#r pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies se&ara h#ri#ntal.
1 ! P a g e
3. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi $ertikal #rganisme. •
!urasi pasang @
+. Struktur dan kesuburan mangr#$e di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan &uran akan berbeda. 2. 6#mp#sisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau %rekuensi penggenangan. Misalnya @ penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang d#minan adalah =hizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta !"locarpus kadang'kadang ada. •
=entang pasang (tinggi pasang)@
+. Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada l#kasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya 2. &neumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada l#kasi yang memiliki pasang yang tinggi.
,. 6el)m(ang 7an Arus
+. Gel#mbang dan arus dapat merubah struktur dan %ungsi ek#sistem mangr#$e. Pada l#kasi' l#kasi yang memiliki gel#mbang dan arus yang &ukup besar biasanya hutan mangr#$e mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan. 2. Gel#mbang dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gel#mbang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menan&ap dan akhirnya tumbuh. 3. Gel#mbang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan'padatan pasir di muara sungai. Terjadinya sedimentasi dan padatan' padatan pasir ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang pertumbuhan mangr#$e. 4. Gel#mbang dan arus mempengaruhi daya tahan #rganisme akuatik melalui transp#rtasi nutrien'nutrien penting dari mangr#$e ke laut. Nutrien'nutrien yang berasal dari hasil dek#mp#sisi serasah maupun yang berasal dari run #%% daratan dan terjebak dihutan mangr#$e akan terbawa #leh arus dan gel#mbang ke laut pada saat surut. D. Iklim
Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan %akt#r %isik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangr#$e melalui &ahaya, &urah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai %akt#r'%akt#r tersebut adalah sebagai berikut@ +. >ahaya
13 ! P a g e
>ahaya berpengaruh terhadap pr#ses %#t#sintesis, respirasi, %isi#l#gi, dan struktur %isik mangr#$e 9ntensitas, kualitas, lama (mangr#$e adalah tumbuhan l#ng day plants yang membutuhkan intensitas &ahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tr#pis) pen&ahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangr#$e ?aju pertumbuhan tahunan mangr#$e yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih ke&il dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya >ahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar ke l#mp#k (ger#mb#l) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam ger#mb#l. 2. >urah hujan Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangr#$e >urah hujan yang terjadi mempengaruhi k#ndisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah >urah hujan #ptimum pada suatu l#kasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangr#$e adalah yang berada pada kisaran +E<<'3<<< mmDtahun 3. Suhu Suhu berperan penting dalam pr#ses %isi#l#gis (%#t#sintesis dan respirasi) Pr#duksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu +-'2
dan jika tinggi maka pr#duksi menjadi berkurang
suhu lebih
Rhizophora st"losa, Ceriops, Ecocaria, Lumnitzera tumbuh #ptimal pada suhu 2'2-C > Bruguiera tumbuh #ptimal pada suhu 2;C >, dan !"locarpus tumbuh #ptimal pada suhu 2+'2C > E. &alinitas
+. Salinitas #ptimum yang dibutuhkan mangr#$e untuk tumbuh berkisar antara +<'3< ppt 2. Salinitas se&ara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan #nasi mangr#$e, hal ini terkait dengan %rekuensi penggenangan 3. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari &ua&a panas dan dalam keadaan pasang 4. Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air
. 8ksigen $erlarut
14 ! P a g e
+. *ksigen terlarut berperan penting dalam dek#mp#sisi serasah karena bakteri dan %ungsi yang bertindak sebagai dek#mp#ser membutuhkan #ksigen untuk kehidupannya. 2. *ksigen terlarut juga penting dalam pr#ses respirasi dan %#t#sintesis 3. *ksigen terlarut berada dalam k#ndisi tertinggi pada siang hari dan k#ndisi terendah pada malam hari 6. &u(strat
+. 6arakteristik substrat merupakan %akt#r pembatas terhadap pertumbuhan mangr#$e 2. Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam tebal dan berlumpur 3. Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir 4. Tekstur dan k#nsentrasi i#n mempunyai susunan jenis dan kerapatantegakan Misalnya jika k#mp#sisi substrat lebih banyak liat (&lay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat E. 6#nsentrasi kati#n NaHMgH>a atau 6 akan membentuk k#n%igurasi hutan Avicennia/Sonn ratia/Rhizophora/Bruguiera . MgH>aHNa atau 6 yang ada adalah Nipah ;. >aHMg, Na atau 6 yang ada adalah +elauleuca H. Hara
5nsur hara yang terdapat di ek#sistem mangr#$e terdiri dari hara in#rganik dan #rganik. +. 9n#rganik @ P,6,>a,Mg,Na 2. *rganik @ All#&ht#n#us dan Aut#&ht#n#us (%it#plankt#n, bakteri, alga) Ma&nae dan 6alk (+2) dalam Sukardj# (+-+) menyatakan bahwa tinggi p#h#n'p#h#n mangr#$e dipengaruhi #leh %akt#r'%akt#r salinitas air, drainase air dan pasang surut. Biasanya pada daerah dengan air tanah mendekati permukaan dan mempunyai aerasi baik, k#ndisi dan tinggi $egetasinya seragam. 6emudian $egetasi mangr#$e akan menjadi pendek jika mendekati #na dengan k#ndisi permukaan air jauh dari permukaan.
1# ! P a g e
BAB III KE&IPULAN
#.1 &im5ulan
/k#sistem "utan Mangr#$e sangat berperan penting terhadap kehidupan makhluk hidup. Bila keseimbangan ek#sistem "utan Mangr#$e terganggu ataupun dengan sengaja dirusak, maka se&ara langsung hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan hidup makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan maupun hewan, sebab beberapa makhluk hidup bergantung pada ek#sistem "utan Mangr#$e. Selain itu, bila "utan Mangr#$e di alih %ungsikan menjadi tambak, lalu dialih %ungsikan lagi menjadi perkebunan kelapa sawit, hal itu tidak dapat memberikan in$estasi yang lama disebabkan salinitas diwilayah tersebut sangat tinggi, dan juga jenis tanah yang digunakan sebagai perekebunan tersebut kurang k untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit,serta hal itu hanya akan menurunkan kualitas tanah. !an juga, bila ek#sistem "utan Mangr#$e terusik, se&ara tidak langsung akan berdampak pada ek#sistem yang lain, karena ek#sistem yang satu dengan yang lain saling memiliki keterkaitan atau hubungan. !isamping itu, %l#ra %auna yang hidup dalam ek#sistem tersebut dapat terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, dan yang paling parah %l#ra %auna tersebut punah. Bila hal itu terjadi, maka manusia pun akan merasakan dampaknya sendiri. #.2 &aran
Ada beberpa saran atau s#lusi yang dapat membantu menjaga dan memlihara ataupun membudidayakn "utan Mangr#$e, yaitu @ +) Mengharidi pertemuan k#ta dan menyambaikan suara keberatan atas pembangunan mengganggu habitat satwa liar maupun suatu ek#sistem, 2) Pelajari semua tetang pentinganya =awa Mangr#$e, dan membuat #rang lain terkesan mengenai pentingnya =awa Mangr#$e terhadap keanekaragaman hayati di Bumi, 3) gunakan pr#duk yang ramah lingkungan untuk mengurangi p#lusi air.
16 ! P a g e
DA$AR PU&$AKA
Bengen, !.G. 2<<+. &edoman e0nis &engenalan dan &engelolaan E0osistem +angrove. &usat $a1ian Sumberda"a &esisir dan Lautan . 9nstitut Pertanian B#g#r. B#g#r, 9nd#nesia. Budiman, A. dan !. !arnaedi. +-4. Stru0tur 0omunitas molus0a di hutan mangrove +orowali, Sulawesi engah. &ros. Sem. 22 E0os. +angrove. MAB'?9P9@ +;E'+-2. Budiman, A., M. !jajasasmita dan :. Sabar. +;;. &en"ebaran 0eong dan 0epiting hutan ba0au 3ai Se0ampung, Lampung . Ber. Bi#l. 2@+'24. !epartemen 6ehutanan. 2<<4. Statisti0 $ehutanan 2ndonesia, 4rorestr" Statistics of 2ndonesia 5667. Badan Plan#l#gi 6ehutanan, !epartemen 6ehutanan, Jakarta. 6artawinata, 6., S. Adis#emart#, S. S#em#dihardj# dan 9. G. M. Tantra +;. Status pengetahuan hutan ba0au di 2ndonesia &ros. Sem. E0os . "utan Mangr#$e@ 2+'3. 6usmana, >., S. Takeda, and ". Watanabe. +E. Litter &roduction of +angrove 4orest in East Sumatera, 2ndonesia. Pr#sidings Seminar I@ /k#sistem Mangr#$e, Jember, 3' Agustus +4@ 24;'2E. 6#ntribusi MAB 9nd#nesia N#. ;2'?9P9, Jakarta. [email protected]#nesia.mDwebt#rialDklhDinde.php1arKidLNjk* [email protected].#rgDwikiD"utanKbakau www.dephut.g#.idD%ilesD>hairilK"endra.pd% http@DDpengertian'de%inisi.bl#gsp#t.mD2<+
17 ! P a g e