KELAS KATA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia
Kelas A2, Kelompok 2 Nama Anggota :
NIM :
1. Putri Nur Komalasari
(1488203074)
2. Siti Maspupah
(1488203135)
3. Trya Desanti
(1488203159)
4. Wuni Setiyana
(1488203127)
Dosen Pembimbing : Haerudin, M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN 2014M/1435H
1
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kelas Kata”. Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, Oleh karena itu, kita harus mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca. aamiin.
Tangerang, Oktober 2014
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................... Kelas Kata A. Verba (Kata Kerja) ...................................................................................... B. Adjecktiva (Kata Sifat) ............................................................................... C. Nomina (Kata Benda) ................................................................................. D. Pronomina (Kata Ganti) .............................................. ................................ E. Numeralia (Kata Bilangan) .................................................. ....................... F. Adverbia (Kata Keterangan) ...................................................................... G. Interogativa ................................................................................................ H. Demonstrativa ............................................................................................ I. Artikula ...................................................................................................... J. Preposisi ..................................................................................................... K. Konjungsi ................................................... ................................................. L. Fatis .................................................. ........................................................... M. Interjeksi ..................................................................................................... Kesimpulan ....................................................................................................... Daftar Pustaka .................................................. .................................................
3
KELAS KATA Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 13 kelompok, yaitu verba, nomina, pronomina, dan numeralia, adjektiva, adverbia, dan kata tugas. A. Verba (Kata Kerja) Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis. Kata kerja dapatdibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang mempun yai objek langsung di belakangnya. Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan (misalnya : makan), dan kata kerja transitif tak berimbuhan (misalnya: menangkap). 2. Kata Kerja Intransitif Kata kerja intransitif merupakan kata kerja yang tidak mempunyai objek langsung yang menyertainya. Misalnya : Saya tidur . pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelaskalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas. B. Adjectiva (Kata Sifat) Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti. Kata sifat dibagi menjadi :
Kata yang menyatakan emosional (perasaan) Contoh : marah, senang, kecewa, dan lain-lain. Kata sifat non-emosional (warna, ukuran, dan lain lain) Contoh : panjang, dingin, cantik, dan lain-lain.
4
C. Nomina (Kata Benda) Kata benda atau adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam bahasa Indonesia kata benda(nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata bendaterdiri dari 2 jenis, yaitu : 1. Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dan lain-lain. 2. Kata Benda (Nomina) Turunan : Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu : a. Verba + (-an), contoh: Makanan. b. (Pe-) + Verba, contoh: Pelukis. c. (Pe-) + Adjektiva, contoh: Pemarah, Pembohong. d. (Per-) + Nomina + (-an), contoh: Perbudakan.
D. Pronomina (Kata Ganti) Pronomina atau kata ganti adalah kata pengganti kata benda. Kata ganti ini dapat dibedakan menjadi enam bentuk, yaitu: 1. Kata Ganti Orang. Kata ganti orang terbagi menjadi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun jamak. a. Kata ganti orang tunggal pertama, misal : aku, saya. b. Kata ganti orang jamak pertama, misal : kami, kita. c. Kata ganti orang tunggal kedua, misal : kamu. d. Kata ganti orang jamak kedua, misal : engkau, kalian, Anda. e. Kata ganti orang tunggal ketiga, misal : dia. f. Kata ganti orang jamak ketiga, misal : beliau, mereka. 2. Kata Ganti Pemilik. Kata ganti pemilik ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misalnya : -ku, -mu, -nya. Contoh kalimat : Ini adalah buku milik ku. Bukankah ini makalahmu, Rin? Minggu depan kami akan kerumahnya.
5
3. Kata Ganti Tanya. Kata ganti tanya adalah kata ganti yang berfungsi menanyakan benda, waktu, tempat, keadaan, atau jumlah, dsb. Misalnya : apa, mengapa, bagaimana, di mana, kapan, siapa, berapa, ke mana, dan lain-lain. Contoh kalimat : Apa nama buku ini? Siapa pengarangnya? Dimana kamu membelinya? 4. Kata Ganti Penunjuk. Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh. Misalnya : ini, itu, dsb. Contoh kalimat : Ini adalah rumusan skripsiku, Jon. Bukankah itu buku yang kamu cari, Lia? 5. Kata Ganti Penghubung. Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimatdan induk kalimat. Misalnya : yang . Contoh kalimat : Ibu mendoakan kami agar kami dapat menjadi orang yang berguna.
E. Numeralia (Kata Bilangan) Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah bentuk benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan. Terbagi diantaranya : a. Kata bilangan utama, yaitu kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah baik menggunakan angka bilangan maupun dengan kata bilangan, misalnya : satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya. b. Kata bilangan tingkatan/urutan, kata bilangan yang menyatakan susunan/tingkatan suatu hal, misalnya : kesatu, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. c. Kata bilangan tak tentu, yaitu kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sesuatu yang jumlahnya relatif namun satuan hitungnya tidak pasti, misalnya : sekarung, separuh, sekelompok, dan lain-lain. d. Kata bilangan bantu, yaitu kat bilangan pelengkap yang berfungsi untuk membantu menjelaskan satuan bilangan pada suatu hal, misalnya : sebuah, secarik, sepucuk, sehelai, selusin, dan lain-lain. F. Adverbia (Kata Keterangan) Kata keterangan adalah kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat,dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan
6
pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Kata keterangan alat, misalnya : dengan. 2. Kata keterangan kesetaraan, misalnya : bersama. 3. Kata keterangan perlawanan, misalnya : meskipun. 4. Kata keterangan tujuan, misalnya : untuk. 5. Kata keterangan sebab, misalnya : karena. 6. Kata keterangan akibat, misalnya : maka. 7. Kata keterangan waktu, misalnya : kemarin. 8. Kata keterangan tempat, misalnya : sana. 9. Kata keterangan syarat, misalnya : jika. 10. Kata keterangan derajat, misalnya : sedikit. 11. Kata keterangan keadaan, misalnya : sungguh-sungguh. 12. Kata keterangan kepastian, misalnya : mungkin. 13. Kata keterangan kesungguhan, misalnya : benar. G. Interogativa Interogativa berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh pembicara atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya, misalnya : apa, siapa, berapa, mana, yang mana, mengapa, dan kapan. Contoh kalimat : a. Berapa uang yang engkau perlukan? b. Yang mana rumah orang itu? c. Ia pergi lebih awal, mengapa? H. Demonstrativa Demonstrativa berfungsi untuk menunjukkan sesuatu didalam atau diluar wacana. Sesuatu itu disebut anteseden, misalnya : ini, itu, di sini, di situ, berikut, dan begitu. Contoh kalimat : a. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita. b. Bukti ini merupakan indikator bahwa orang itu berniat baik. c. Penjahat itu ditahan berikut barang bukti kejahatannya.
I. Artikula Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba pasif, misalnya : si, sang, sri, para, kaum, dan umat . Contoh kalimat : a. Si kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu. b. Sang Penyelamat akan datang saat kita perlukan. c. Sri Baginda Raja selalu member nasihat kepada para prajurit. J. Preposisi
7
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbentuk rasa atau kelompok kata. Preposisi terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Preposisi dasar, misalnya : di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain. Contoh kalimat : a. Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hukum dan keadilan. b. Perjuangan bangsa Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur dari awal kemerdekaan hingga saat ini perlu ditingkatkan. 2. Preposisi turunan, misalnya : di antara, di atas, ke dalam, dari samping, dari luar, kepada, dan lain-lain. Contoh kalimat : a. Panitia lomba mengarang ilmiah nasional meminta kepada saya untuk menjadi penilai pada tingkat final. b. Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah menjuarai dua kali berturut-turut. K. Konjungsi Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Konjungsi dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1. Konjungsi intrakalimat, misalnya : agar, atau, dan, hingga, sedang, sehingga, serta, supaya, tatapi, dan sebagainya. Contoh kalimat : a. Ia belajar hingga larut malam. b. Mereka bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan cita-citanya. c. Aku berbuat baik kepadamu agar engkau juga berbuat baik kepadaku. d. Saya bekerja keras sedang Anda santai-santai saja. e. Ia kaya raya tetapi hidup sederhana. 2. Konjungsi ekstrakalimat, misalnya : jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian, walaupun demikian, akibatnya, tambahan pula, dan sebagainya. Contoh kalimat : a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh tetangga di sekitar rumahnya. b. Kualias pendidikan kita tertinggal dari negara maju. Oleh sebab itu, kita harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini. c. Pelestarian budaya hanya dapat dilakukan dengan kreativitas baru yang berakar pada kekayaan budaya. Untuk itu, siswa harus dilatih memanfaatkannya sehingga menghasilkan kreativitas baru. d. Kreativitas barunya berakar pada tradisi kehidupan. Dengan demikian, ia tidak akan pernah kehabisan sumber kreativitas baru. e. Ia senantiasa membangun karakternya. Di samping itu, ia juga memperluas wawasan bisnisnya. L. Fatis
8
Fatis berfungsi untuk menilai , mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan. Jenis kata ini lazim digunakan dalam dialog atau wawancara, misalnya : ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah. Contoh kalimat : a. Kita memiliki kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita menjadi produk baru selera dunia. b. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu. c. Mari, kita bekerja sama menggapai cita-cita mulia tersebut. d. Produk budaya kita banyak yang dipatenkan oleh orang asing. Nah, kita. harus mematenkan segera sebelum mereka berbuat lebih banyak. M. Interjeksi Interjeksi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan, terdiri atas dua jenis : 1. Bentuk dasar : aduh, ah, eh, idih, ih, wah, dan sebagainya. a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu. b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini. c. Kekayaan laut kita dicuri nelayan asing rata-rata 4 miliar USD setiap tahun. Eh, kita harus berbuat sesuatu. 2. Bentuk turunan : Alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan sebagainya. a. Alhamdulillah, ekonomi negara kita berangsur-angsur membaik. b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris. c. Kita harus bekerja keras mengolah kekayaan budaya. Masya Allah, maksud saya mengolah makanan tradisional menjadi produk modern berkualitas internasional.
KATA SANDANG (DETERMINER) Slideshare http://www.slideshare.net/luckynuki/jenis-kata-bahasa-blmsls?related=1
9
KESIMPULAN
10
DAFTAR ISI
Hs, Widjono. 2007. Bahasa I ndonesia: Mata K uliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi . Jakarta: PT Grasindo. Aziz Sholecul. 2013. J urus Andalan Menguasai E YD . Brebes: Kunci Komunikasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelas_kata http://www.academia.edu/4869261/7_Kelas_Kata_dalam_Bahasa_Indonesia
11