Jenis-jenis Muatan4
JENIS – JENIS MUATAN
oleh
Annisaul Husna
Miko Berlianto
M. Nazarudin
Sri Sari Rahayu
Wafa Fadhilah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
SHIPPING & CUSTOME
BISNIS ADMINISTRASI 11
Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
BALIKPAPAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih karuniaNya yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kami penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah yang berisi materi "JENIS - JENIS MUATAN" ini diperbuat dengan tujuan memenuhi pengerjaan tugas makalah mata kuliah Shipping dan Custome.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari sempurna. Namun demikian, kami telah berusaha dan bekerja keras demi terselesainya makalah ini, dan supaya makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai penyusun maupun bagi para pembaca. Kami juga menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada dorongan dan dukungan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak, terutama kepada Ibu Dosen Irma Fitriyah, SE. Terimakasih setulus - tulusnya kami sampaikan kepada kedua Orangtua kami, yang dengan penuh kasih sayang telah membimbing kami dan memberikan dorongan baik moral maupun materil kepada kami. Dan kami juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari saudara-saudara pembaca.
Demikian makalah ini dapat kami perbuat. Lebih dan kurangnya kami mohon maaf. Atas perhatian dari saudara-saudara, kami ucapkan terimakasih.
Balikpapan, 23 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
A. Latar Belakang 4
B. Perumusan Masalah 5
BAB II 6
JENIS - JENIS MUATAN 6
Pengertian Muatan 6
Jenis-Jenis Muatan Kapal Laut. 6
Tingkatan Kelas Barang-Barang Berbahaya dalam Kegiatan Expor-Impor 11
Stowage (Pemadatan Ruang/Palka Kargo Muatan) 15
Syarat-Syarat Peti Kemas 15
Daftar Pustaka 17
BAB I
Latar Belakang
Dalam pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang, kegiatan perdagangan internasional yang dikenal dengan istilah ekspor impor semakin pesat sehingga memacu para penyedia jasa transportasi terutama transportasi laut yaitu perusahaan pelayaran untuk memberikan suatu pelayanan yang baik, aman dan efisien.
Kegiatan ekspor sebagian besar menggunakan moda transportasi laut dengan sarana kapal, karena dalam pengiriman barang ekspor maupun impor biaya yang dikeluarkan akan lebih murah dan dapat memuat lebih banyak barang sehingga transportasi laut merupakan pilihan utama dalam melakukan kegiatan ekspor impor.
Untuk menambah efisiensi dan keamanan barang yang menggunakan transportasi laut maka diciptakanlah sebuah sarana atau alat yang dipergunakan sebagai suatu tempat untuk menempatkan barang yang akan diekspor, yaitu peti kemas (container) tersebut, maka perusahaan pelayaran dituntut untuk memberikan suatu penanganan pelayaran barang ekspor pada khususnya dengan menggunakan peti kemas (container). Dengan semakin meningkatnya permintaan dari pengguna jasa untuk melakukan kegiatan pengiriman barang yang beragam jenisnya maka diperlukan suatu penanganan muatan ekspor yang penanganannya dari beragam jenis barang tersebut.
Penanganan container adalah hal yang sangat dibutuhkan dikarenakan dapat mempengaruhi waktu pengiriman, sehingga harus dapat terus menerus dilakukan pemantauan atau penanganan baik dilapangan penumpukan container sampai dengan di muat di atas kapal. Dalam hal ini perusahaan pelayaran
Sehubungan dengan hal tesebut diatas dan dilihat dari segi efisiensi kerjanya maka diperlukan suatu penanganan muatan terutama dalam muatan ekspor yang dapat dilihat dari banyaknya muatan. Sehingga dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada para pengguna jasa transportasi laut terutama perusahaan pelayaran lainnya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba untuk mengambil dan mengulas dalam makalah dengan judul "JENIS – JENIS MUATAN"
Perumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasikan masalah yang dihadapi yaitu:
Penanganan muatan ekspor yang belum sesuai dengan prosedur.
Adanya Human Error pada saat di lapangan.
Informasi yang kurang akurat dari shipper masalah shipment untuk ekspor.
Pembatasan Masalah
Melihat dari identifikasi masalah tersebut maka penulis membatasi masalah yaitu bagaimana penanganan muatan ekspor ditinjau dari volume peti kemas ekspor time series bulan Januari 2010 sampai dengan bulan September 2011.
Pokok Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana proses penanganan muatan ekspor
Bagaimana penanganan hasil muatan ekspor ditinjau dari volume peti kemas ekspor ?
Bagaimana hasil gambaran terhadap target pelayanan penanganan muatan ekspor?
BAB II
JENIS - JENIS MUATAN
Pengertian Muatan
Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan.
Pengertian Muatan Kapal menurut Sudjatmiko (1995:64) adalah:
"Muatan kapal adalah; segala macam barang dan barang dagangan (goods and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan".
Pengertian Muatan Kapal menurut PT Pelindo II (1998:9) adalah:
"Muatan kapal dapat disebut, sebagai seluruh jenis barang yang dapat dimuat ke kapal dan diangkut ke tempat lain baik berupa bahan baku atau hasil produksi dari suatu proses pengolahan".
Menurut Arwinas (2001:9) muatan kapal laut dikelompokkan atau dibedakan menurut beberapa pengelompokan sesuai dengan jenis pengapalan, jenis kemasan, dan sifat muatan
Jenis-Jenis Muatan Kapal Laut.
Secara umum kargo muatan transportasi laut yang diangkut dengan kapal dapat dibedakan atas berbagai jenis muatan sesuai bentuk, wujud, dan sifatnya sebagai berikut:
Muatan Campuran (General Cargo)
Atau sering disebut juga sebagai muatan Containerize Muatan jenis ini adalah muatan yang dimuat di kapal dalam jenis dan pembungkus yang beraneka warna (dalam peti, drum, kaleng, besi beton, karung dsb). Muatan berupa wadah yang dari baja, besi, aluminium yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.
Muatan Sejenis (Bulk Cargo)
Muatan curah (bulk cargo) adalah muatan jenis curah yang diangkut melalui laut dalam jumlah besar.
Pengertian Muatan Curah menurut Sudjatmiko (67) adalah :
"Muatan Curah (bulk cargo) adalah muatan yang terdiri dari suatu muatan yang tidak dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar".
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa muatan Bulk cargo ini tidak menggunakan pembungkus dan dimuat kedalam ruangan palka kapal tanpa menggunakan kemasan dan pada umumnya dimuat dalam jumlah banyak dan homogen. Muatan curah dibagi menjadi:
Muatan Curah Kering (Dry Bulk Cargo)
Merupakan muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, bubuk, butiran dan sebagainya yang dalam pembuatan/pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan muatan ke dalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus. Contoh muatan curah kering antara lain Batu Bara, biji gandum, kedelai, jagung, pasir, semen, klinker, soda dan sebagainya.
Muatan Curah Cair (Liquid Bulk Cargo)
Yaitu muatan curah yang berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan kapal-kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan curah cair ini adalah bahan bakar, Crude Palm Oil (CPO), produk kimia cair dan sebagainya.
Muatan curah gas
Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang dimampatkan, contohnya gas alam (LPG).
Muatan Yang Didinginkan (Refrigerated Cargo)
Muatan jenis ini membutuhkan suhu dingin untuk pengawetan muatan, dan dibagi dalam suhu dingin (cold) dan suhu sangat dingin freeze), seperti sayur, buah, daging, ikan dan obat-obatan.
Muatan Hewan Hidup (Life Stock Cargo)
Dari tempat yang menghasilkan banyak ternak, hewan hidup sering diekspor untuk keperluan konsumsi atau pengembangan dari negara tujuan. Umumnya, menggunakan kapal atau tempat khusus untuk pengangkutannya. Hewan yang biasa diekspor antara lain sapi, domba, dan babi.
Muatan Unit (Unitized Cargo)
Yaitu muatan dalam unit-unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan dan digabung dengan menggunakan pallet, bag, karton, karung atau pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan pengikat.
Muatan unit adalah muatan yang dalam bentuk atau pembungkus asli dalam pengiriman dikelompokan atau disusun menjadi satu. Dengan cara ini maka kecepatan, keamanan dan pengawasan dari muatan dapat lebih mudah dilakukan.
Contoh muatan unit adalah barang dalam petikemas.
Pengelompokan dapat dilakukan dengan susunan yang menyatu dengan diikat, disusun dalam tempat besar (container) dan dalam muatan palet (palletize cargo). Pengelompokan juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan dalam kantong besar (unibag).
Muatan yang ada didalam kapal dapat dinyatakan dalam ukuran berat (weight), volume (measurement), atau harga barang (ad valorem). Muatan yang dikirim dari negara industri ke
Indonesia dikelompokan menjadi:
Muatan berbentuk barang jadi, seperti mesin, tekstil, barang dalam peti, kaleng, dan barang – barang elektronik yang harus dilindungi agar tidak basah.
Muatan berbentuk barang – barang berat, seperti mesin – mesin untuk pabrik, peti –peti besar yang memerlukan peralatan khusus untuk membongkarnya.
Rolling stock, seperti mobil, traktor, dan peralatan berat lainnya.
Barang kimia atau bahan pabrik yang memerlukan cara khusus untuk membongkarnya dari kapal.
Bahan makanan, seperti beras dan kedelai, jika masih dibutuhkan.
Barang dari Indonesia yang diekspor ke luar negeri terdiri dari 2 jenis, yaitu barang – barang yang tidak memerlukan penanganan khusus dan yang memerlukan penanganan khusus.
Barang – barang yang tidak memerlukan penanganan khusus pada umumnya adalah barang hasil produksi pabrik, seperti plywood, sepatu, funiture, mobil, mesin, tekstil, barang kalengan dan sebagainya, yang tidak begitu terpengaruh bau dan keringat.
Sedangkan barang – barang yang memerlukan penanganan khusus adalah hasil alam tropis (tropical product), karena hasil dari bidang pertanian dan perkebunan bila dimuat dalam ruangan atau ruanga petikemas akan dapat mengeluarkan keringat atau bau, yang bila dicampur dengan muatan lain akan bisa merusak muatan lain itu.
Juga dapat terjadi kenaikan suhu sehingga ada produk, seperti kopra, yang dapat terbakar sendiri.
Muatan Sejenis (Homogenous Cargo)
Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam suatu kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan lain tanpa adanya penyekat muatan dan dimuat secara curah maupun dengan kemasan tertentu.
Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)
Muatan berbahaya (Dangerous Cargo) adalah muatan yang dapat terbakar atau meledak. Oleh karena itu muatan berbahaya perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak, baik pemilik barang, stevedore, pengangkut, keagenan maupun instansi terkait. Pengangkutan muatan berbahaya harus mengikuti ketentuan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) tahun 1992.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan muatan berbahaya adalah:
Pengemasan (packing) yang sesuai peraturan.
Tanda – tanda (remarks) dan label harus tertera jelas sesuai peraturan.
Dokumen khusus untuk muatan berbahaya.
Persyaratan penyimpanan (stowage requirements)
Dalam memuat atau membongkar muatan berbahaya, stevedore sebaiknya meminta pihak kapal agar ikut mengawasi juga. Selain itu, dangerous cargo-list dan instruksi
Tentang pemadatan dan pemuatan harus diperhatikan.
Muatan berbahaya dikelompokan dalam beberapa kelas dan setiap kelas mempunyai label tersendiri.
Tingkatan Kelas Barang-Barang Berbahaya dalam Kegiatan Expor-Impor
Peraturan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) secara khusus menunjuk pada pennggunaan peti kemas untuk mengangkut barang-barang berbahaya (Kelas-kelas dibawah sesuai tingkat bahayanya:
Class 1.
Explosive (Bahan Peledak)
Class 1.1.
Substances and articles wich have a Mass explosion hazard (zat dan barang yang mempunyai sifat ledakan hebat).
Class 1.2.
Substances and articles wich have a projection hazard but no a mass explosion hazard (zat dan bahan yang mempunyai sifat bahaya peledakan namun bukan peledakan hebat).
Class 1.3.
Substances and articles wich have a fire hazard and either a minor blast hazard or a minor projection hazard or both, but not a mass explosion hazard (zat dan barang yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan kecil atau keduanya, namun bukan menimbulkan ledakan hebat).
Class 1.4.
Substances and articles wich present on significant hazard (zat dan bahan yang tidak begitu membahayakan).
Class 1.5.
Very itensive substance (zat yang sangat peka).
Class 2.
Gases: sompresed, liqified or disolved under pressure (gas: dipadatkan, dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan).
Class 3.
Flammable liquids (cairan yang mudah terbakar)
Class 3.1.
Low flash point of liquids (cairan dengan titik bakar rendah)
Class 3.2.
Intermediate flash point of liquids (cairan dengan titik bakar sedang).
Class 3.3.
High flash point of liquids (cairan dengan titik bakar tinggi).
Class 4.1
Flammable solids (bahan padat mudah terbakar)
Class 4.2.
Flammable solids, or substance, liable to spontaneous combustion (bahan padat, mudah terbakar, atau zat yang mudah mengeluarkan uap panas).
Class 4.3.
Flammable solids, or substance, which in contact with water emit flammable gasses (bahanpadat mudah terbakar, atatu zat yang bila terkena air akan mengeluarkan gas yang mudah terbakar).
Class 5.1.
Oxidizing substances (zat oksidasi).
Class 5.2.
Organic peroxides (zat yang dapat beroksidasi).
Class 6.1.
Poisonous (toxic) substance (zat beracun).
Class 6.2.
Infectious substance (zat yang dapat menimbulkan gangguan atau iritasi).
Class 7.
Radioactive substance (zat radioaktif).
Class 8.
Corrosives (bahan yang menimbulkan karat).
Class 9.
Miscellaneous dangerous substances (aneka bahan berbahaya).
IMO code berisi peraturan mengenai pengemasan, memberitanda, pengangkutan, stowage dan penanganan muatan berbahaya. Berbagai jenis pengemasan untuk berbagai jenis barang dengan perincian teknis dan gambar telah dimasukan dalam kode ini. Kode ini menghasurkan shipper bertanggung jawab terhadap pengemasan, label atau etiket dan menandatangani pernyataan (declaration) bahwa kemasan dan pengamanan telah mengikuti peraturan IMO. EMKL atau forwader tidak berhak menandatangani declaration dan bila hendak mengerjakan dan mengurus muatan ini harus mendapatkan informasi yang lengkap dari shipper.
Stowage (Pemadatan Ruang/Palka Kargo Muatan)
Broken Stowage
adalah prosentase ruang muatan yg tdk terisi oleh muatan karena bentuk & jenis muatan tsb.
Stowage Plan
adalah suatu bag, kpl. dimana muatan ditempatkan, dilengkapi data tujuan, jml, berat muatan serta pelabuhan muatnya masing2.
Stowage Factor
adalah jumlah ruangan effectif dalam m3 yg digunakan utk memadat muatan seberat 1 ton.
Full & Down
adalah suatu keadaan dimana kapal dimuati hingga seluruh ruang muat penuh & mencapai sarat maximum yg diijinkan.
Syarat-Syarat Peti Kemas
Secara fisik mempunyai sifat-sifat yg tetap & harus cukup kuat untuk dapat digunakan berulang kali.
Dilengkapi peralatan khusus sehingga mampu untuk di pindah-pindahkan dari satu jenis alat pengangkutan lainnya dengan cepat & mudah.
Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk diisi barang & mudah untuk mengosongkan
Bay
adalah tanda nomor membujur mulai dari depan ke belakang dengan catatan no. ganjil untuk container 20 kaki, genap untuk continer 40 kaki.
Row
adalah tanda nomor melintang dimulai dari tengah & di lihat dari arah belakang,
Ke kanan – Row 01,03,05, 07,09 dst.
Ke kiri – Row 02,04,06,08, 010 dst.
Tier
adalah tanda nomor tegak dimulai dengan angka-angka
On deck Tier 82,84,86,88.
On hold Tier 02,04,06,08.
FCL/FCL (Full Continer Load)
Adalah container yang berisi muatan milik satu shipper.
LCL/LCL (Less than Cont Load)
Adalah container yang berisi muatan milik beberapa shipper.
Guna penganginan diatas kapal:
Mengalirkan udara bersih/ kering ke dalam ruang palka.
Mengeluarkan udara lembab, kotor, panas, bau dsb dari ruang palka.
Ada 2 macam peranginan di kapal:
Sistem Alam, biasanya berbentuk leher angsa bekerja berdasarkan tekanan udara di dalam ruang muat dan di luar.
Sistem Buatan, di sebut juga ventilasi mekanis karena udara kering di masukan ke dalam palka secara paksa dengan bantuan alat lain.
Salah satu cara peranginan :
Dng meletakkan corong korsel ke dua-duanya ke bawah angin jadi ruangan tetap dingin karena panasnya di ambil. Cara ini tergantung udara luar.
Daftar Pustaka
Maritim Media, BAB 5 Tipe Kargo & Kemasan Hal 76-79
http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/pengertian-muatan.html
http://kapal-cargo.blogspot.com/
http://finowaspodo.blogspot.com/2012/02/penanganan-muatan_15.html