MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI JASA ASSURANCE DAN JASA NON ASSURANCE LAINNYA
Dosen : Ingrid Panjaitan,SE., M.Sc., Ak.,CA Dibuat Oleh : Arista Endhah Maylani
(1634030003)
Mutiara Humairo
(1634030005)
Afriyanto
(1634030022)
Dimas Panji
(1634030023)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulisan tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Adapun judul dari tugas makalah ini “Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya”, merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk menambah semangat dalam mencari pengetahuan yang lebih luas dimana saja dan dari mana saja, serta memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa isi maupun penyajian tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran sebagai penyempurna tugas makalah ini demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu termasuk dosen mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi, teman-teman dan keluarga, baik dalam bentuk bimbingan, arahan, maupun motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Jakarta, Desember 2018
Kelompok 2
2|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................2 DAFTAR ISI ..................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang ........................................................................................4 Rumusan Masalah ..................................................................................4 Tujuan dan Manfaat Penulisan ...................................................................4 Metode Penulisan ....................................................................................4 Sistematika Penulisan ..............................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
Jasa Review dan Kompilasi........................................................................6 Bentuk Laporan.......................................................................................7 Penugasan Atestasi..................................................................................7 Jasa Webtrust………………………………………………………………………………………. .............10 Jasa Systrust.........................................................................................10 Laporan Keuangan Prospektif...................................................................11 Penugasan Prosedur yang Disepakati........................................................12 Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain...........................................13
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...........................................................................................16 3.2 Saran ..................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................17
3|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembahasan pada makalah ini berfokus pada audit laporan keuangan historis yang disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Sekarang jenis jasa assurance lainnya yang ditawarkan oleh akuntan public yang melibatkan laporan keuangan historis juga akan dibahas, seperti mereview laporan keuangan historis dan penugasan assurance terbatas yang melibatkan laporan keuangan historis untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai laporan keuangan. Pada pembahasan kali ini juga membahas jasa assurance bagi beberapa jenis penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis, seperti penugasan web trust dan sys trust, serta laporan atas peramalan keuangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana membedakan standard audit dan standard atestasi? 2. Bagaimana penugasan prosedur yang disepakati? 3. Bagaimana tingkat keyakinan dan bukti yang diperlukan untuk jasa review dan kompilasi? 4. Bagaimana penugasan khusus untuk mereview laporan keuangan interim perusahaan publik?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya.
1.4 METODE PENULISAN Penulis memakai metode studi literature dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media – media lain seperti web dan blog.
4|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
5|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
BAB II PEMBAHASAN 2.1 JASA REVIEW DAN KOMPILASI Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk pengungkapan informative yang layak, atau dasar akuntansi lainnya yang kompherensif ( other compherensive bases of accounting = OCBOA) seperti dasar akuntansi kas. Akuntan public harus independen dari klien dalam penugasan jasa review. Prosedur yang disarankan untuk review. Bukti untuk penugasan review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis, yang pada intinya memerlukan lebih sedikit prosedur ketimbang untuk suatu audit. Untuk review, akuntan tidak memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal, pengujian pengendalian, atau melakukan pengujian substantive atas transaksi saldo, seperti konfirmasi piutang atau pemeriksaan fisik persediaan. SSARS merekomendasikan prosedur berikutuntuk suatu penugasan review : 1. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip prinsip akuntan dan praktik dari industry klien. Akuntan dapat mempelajari pedoman industry AICPA atau sumber lain untuk meperoleh pengetahuan mengenai industry. Tingkat pengetahuan untuk mereview mungkin lebih sedikit ketimbang untuk suatu audit. 2. Memperoleh informasi mengenai klien. Informasi harus menyangkut sifat transaksi bisnis klien, catatan akuntansi dan karyawan, serta isi laporan keuangan. Tingkat pengetahuan untuk mereview mungkin lebih sedikit ketimbang untuk suatu audit. 3. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Pengajuan pertanyaan merupakan prosedur review yang paling penting. Tujuannnya adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dengan mengasumsikan bahwa manajemen tidak bermaksud untuk menipu akuntan. Pengajuan pertanyaan harus dilakukan pada personil klien yang sesuai dan pada umumnyamelibatkan diskusi, seperti pertanyaan : a. Gambarkan prosedur anda untuk pencatatan, pengklasifikasian, dan peringkasan transaksi serta pengungkapan informasi dalam laporan b. Apa tindakan yang paling penting yang dapat diambil dalam pertemuan pemegang saham dan dewan direksi pada tahunini ?
6|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
c. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum danditerapkan secara konsisten ? 4. Melakukan prosedur analitis. Prosedur ini akan mengidentifikasikan item item individual yang tampak tidak biasa 5. Memperoleh surat representasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat representasi dari manajemen yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan keuangan
2.2 BENTUK LAPORAN Menyediakan contoh dari laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan penugasan revie dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan keuangan. 1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali terhadap referensinya terhadap jasa review dan bukan audit. 2. Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari suatu audit dan tidak ada opini yang diekspresikan. 3. Paragraf ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk asseracenegatif bahwa pengetahuan kami tidak ada bentuk modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan. Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview harus memasukkan referensi.
2.3 PENUGASAN ATESTASI Dalam suatu penugasan atestasi, akuntan public melaporkan keandalan dari informasi atau asersi yang dibuat dari pihak lain. Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi ( pengecualian adalah untuk kaji ulang laporan keuangan historis disuatu entitas public, yang dibahas dalam SSARS. Standar atestasi dibuat oleh auditing standart board mengikuti proses yang sama yang digunakan untuk standar auditing ( standar atestasi diberi label AT alih alih AU ) Auditing standar board memutuskan untuk tidak berusaha mendefinisikan potensi batas dari penugasan atestasi kecuali dalam isitilah konseptual karena jasa yang mungkin akan muncul. AICPA dan Canadian Institude of Chartered Accauntans (CICA) bersama sama mengembangkan jasa assurance yan berhubungan dengan e-commerce dan teknologi informasi. Kelompok jasa tersebut, dikenal sebagai WebTruist dan sysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi. Sebagai tambahan AICPA telah menggabarkan standar atestasi spesifik dibidang bidang berikut : 7|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
1. Laporan keuangan prospektif 2. Informasi keuangan pro forma 3. Laporan pengendalian internal terhadap laporan keuangan perusahaan swasta 4. Ketaatan terhadap hukum dan aturan 5. Penugasan prosedur yang disetujui 6. Diskusi dan analisis manajemen Standar diperlukan untuk semua semu jenis penugasan tersebut karena akuntan public telah melaksanakan jasa jasa tersebut dengan jumlah yang cukup besar hingga memerlukan pedoman yang lebih spesifik daripada yang disediakan oleh standar atestasi umum. Akan tetapi, ketidak hadiran standar spesifik untuk tiap jenis jasa tidak mengiplikasikan bahwa jasa jasa tersebut tidak layak disajikan. Perbandingan standard audit atestasi dengan standard audit yang diterima umum adalah sebagai berikut : 1. Standard Umum a. Standard Atestasi Penugasan harus dilakukan oleh seorang yang praktisi yang memiliki pelatihan teknis dan kemahiran dalam fungsi atestasi. Penugasan harus dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai persoalan. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alas an untuk merasa yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan tersedia bagi pemakai. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh praktisi. Ketelitian professional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan. b. Standard Audit yang Diterima Umum Audit harus dilakukan oleh orang atau orang – orang yang memiliki pelatihan teknis yang memadai dan kemahiran sebagai auditor. Auditor harus menjaga independensi dalam sikap mental di semua persoalan yang berhubungan dengan audit. Auditor harus melaksanakan ketelitian professional dalam pelaksanaan audit dan persiapan laporan. 2. Standard Pekerjaan Lapangan a. Standard Atestasi Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten jika ada harus supervise dengan benar. Bukti yang mencukupi harus diperoleh untuk menyadiakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan. b. Standard Audit yang Diterima Umum
8|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
Auditor harus merencanakan pekerjaan dengan benar dan harus mangawasi setiap asisten. Auditor harus memperoleh pemahaman yang mencukupi mengenai entitas dan lingkungan, termasuk pengendalian internal, untuk mengukur risiko salah saji material dari laporan keuangan baik akibat kesalahan atau kecurangan dan untuk merancang sifat, waktu, dan luas dari prosedur audit selanjutnya. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dengan melakukan prosedur audit untuk memperoleh dasar yang masuk akal untuk suatu opini berkenaan dengan laporan keuangan yang diaudit. 3. Standard Pelaporan a. Standard Atestasi Laporan harus mengidentifikasikan persoalan atau asersi yang dilaporkan dan menyatakan karakter dari penugasan. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannnya dengan kriteria mengevaluasi persoalan tersebut. Laporan harus menyediakan seluruh pernyataan signifikan dari praktisi mengenai penugasan, persoalan, dan jika memungkinkan asersi yang berhubungan. Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak – pihak tertentu, dalam situasi tertentu. b. Standard Audit yang Diterima Secara Umum Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan disajiakan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan audit situasi dimana prinsip – prinsip akuntansi tidak diamati secara konsisten dalam periode saat ini sehubungan dengan periode sebelumnya. Ketika auditor menentukan bahwa pengungkapan yang informatif tidak mencukupi auditor harus menyatakan hal tersebut dalam laporan auditor. Auditor harus mengekspresikan suatu opini mengenai laporan keuangan, secara kaseluruhan atau menyatakan bahwa suatu opini tidak dapat diekspresikan dalam laporan auditor. Ketika auditor tidak dapat mengekspresikan suatu opini secara keseluruhan, auditor harus menyatakan alasan dari hal tersebut dalam laporan auditor. Dalam semua kasus dimana nama auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, auditor harus mengindikasikan secara jelas karakter dari pekerjaan audit jika ada dan tingkatkan tanggung jawab yang ditanggung auditor dalam laporan auditor.
9|Jasa Assuramce dan Non Assurance Lainnya
Standard atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan berhubungan : 1. Pemeriksaan. Menghasilkan kesimpulan yang positif. Dalam jenis laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung mengenai apakan penyajian asersi sesuai dengan kriteria yang diharapkan. 2. Review, akuntan publik menyediakan kesimpulan assurance negatif. Untuk suatu laporan keyakinan negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan public yang mengindikasi bahwa asersi tidak disajikan dengan cara yang benar – benar sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan. 3. Prosedur yang disetujui, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan pihak pemakai laporan akunyan publik.
2.4 JASA WEBTRUST Jasa webtrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan dibawah prinsip dan kriteria trust service tertentu. Suatu situs yang memenuhi prinsip trust service berhak untuk menampilkan cap elektronik webtrust pada transaksinya atau pada halaman pemesanan yang ditujukan untuk memberi pemakai situs keyakinan mengenai kredibilitas situs tersebut. Ketika melaksanakan jasa assurance web trust kantor akuntan public mengukur apakah situs web perusahaan sesuai dengan lima prinsip trust service sebagai berikut : 1. Keamanan merupakan praktik keamanan, memastikan bahwa system dilindungi dari akses yang memiliki otorisasi (baik fisik maupun logis) 2. Ketersediaan merupakan praktik ketersediaan, memastikan bahwa system tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan. 3. Integritas pemrosesan, memastikan bahwa pemrosesan system lengkap, akurat, tepat waktu, dan otorisasi. 4. Privasi online, memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari e – commerce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan, dan disimpan sesuai kesepakatan dan persetujuan. 5. Kerahasiaan, memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan.
2.5 JASA SYSTRUST Ketika semakin banyak organisasi menjadi bergantung pada teknologi unformasi, keamanan,ketersediaan, dan ketetapan dari system computer yang merupakan hal sangat penting. System yang tidak dapat diandalkan dapat memicu rangkaian bisnis yang negative mempengaruhi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Jasa stytrust menyediakan keyakian kepada 10 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan dari system informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time. Dalam penugasan systrust, akuntan public yang memiliki lisensi systrust mengevaluasi system computer perusahaan dengan menggunakan prisnsip dan criteria systrust dan menentukan apakah pengendalian terhadap system tersebut berjalan. Akutan public kemudian melakukan pengujian untuk menentukan apakah pengendalian tersebut beroperasi secara efektif semala suatu periode tertentu. Jika system memenuhi persyaratan dari prinsip dan criteria systrust, laporan atestasi IACPA. Laporan tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip trust services atau kombinasi dari beberpa prinsip systrust.
2.6 LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan selama beberapa periode dimasa depan ( laporan laba rugi ) atau pada suatu tanggal dimasa depan ( neraca ) sebagian besar akuntan public meyakini bahwa ada kesempatan yang besar dan risiko yang potensial bagi auditor untuk menyediakan kreabilitas atas informasi keuangan prospektif. Sangatlah dapat diterima bahwa pemakai menginginkan informasi prospektif yag handal untuk membantu pengambilan keputusannya. Jika auditor dapat meningkatkan kreabilitas informasi, risiko informasi dapat dikurangi dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan prospektif. Regulator, pemakai, dan pihak lain mungkin mengkritik dan bahkan menuntut auditor, meskipun laporan prospektif dinyatakan secara wajar, berdasarkan informasi yang tersedia ketika laporan tersebut disiapkan. Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif : 1. Peramalan adalah laporan keuanga prospektif yang menyajikan posisikeuangan entitas yang diharapkan, hasiloperasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaraatkan informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman. 2. Proyeksi adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggung jawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis. Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut : 1. Laporan penggunaan umum, disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga manapun. Contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah sakit.
11 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
2. Laporan penggunaan terbatas, disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung. Contohnya penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.
2.7 PENUGASAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Ketika auditor dan manajemen atau pihak ketiga menyetujui bahwa audit akan terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan proseduryang disepakati. Banyak akuntan public menyebut hal tersebut sebagai penugasan prosedur dan temuankarena manghasilakan laporan yang berfokus kepada pelaksaan prosedur audit spesifik dan temuan yang dihasilkan telah prosedurpenyelesaian. Penugasan prosdur yang disepakati menarik bagi akuntan public karena manajemen, atau pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan. Bayangkan kesulitan yang akan mereka hadapi oleh akuntan public jika ia diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen federal mengenai ketaatan perusahaan dalam mentaati hukum tindakan alternative federal selama periode 2 dibawah srandar akuntansi ketaatan. Sekarang asumsikanbahwa agen federal bersedia untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan public untuk memuaskan agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah untuk dikelola. Dengnan mengasumsikan bahwa kantor asumsikan bahwa kantor akuntan public dan agen federal dapat menyepakati prosedur, banyak kantor akuntan public sanggup menjalankannya dan menerbitkan laporan mengenai temuan yang dihasilkan. SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar professional utama yang membahas penugasan yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka, akan tetapi SAS membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas persoalan non laporan keuangan. Dalam penugasan prosedur yang disepakati berdasarkan standar atestasi, seorang akuntan public mungkin menghitung tingkat pengembalian internal, resiko beta dalam mengukur tingkat perubahan, dan informasi relevan lain berkaitan dengan kepentngan investor utuk dana bersama, untuk penugasan SAS 75, akuntan publik mungkin melakukan prosedur yang disepakati untuk akun penjualan kotor dalam kesepakatan sewa, sebagai contoh, toko ritel sering kali melakkan kontrak untuk penugasan semacam itu ketika toko menyewa dari pemilik bangunan atas dasar persentase laba kotor. Laporan semacam itu untuk suatu penugasan, termasuktiga prosedur yang disepakati dan dua temuan yang dihasilkan dari prosedur tersebut.
12 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
2.8 AUDIT
ATAU
PENUGASAN
ASSURANCE
TERBATAS
LAIN Sekarang setelah kita membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk perusahaan non public, dan juga kaji ulang dari informasi keuangan interim untuk perusahaan public, kita akan memeriksa jenis lain dari audit dan jasa atestasi yang bada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit dari laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi yang diterima secara umum. Beberapa dari jasa tersebut meliputi . audit laporan keuangan yang disiapkan atas dasar akuntasi komprehensif lain (other comprehensive basis of accounting (OCBOA), audit dari elemen, akun, atau item tertentu; dan surat ketaatan utang. Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, SAS 62 (AU 623) menyatakan bahwa standar auditing yang dapat diterma dapat diterpakan pada penugasan audit tersebut,akan tetapipersyaratan pelaporan berbeda dari yang digambarkan di dalam Bab 3. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain: 1. Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas, hanya penerimaan kas dan pengeluaran dicatat. Berdasarkan akuntans dasar kas yang dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap dan penyusutan. Dokter dn pengacara sering kali memilih metode seperti ini. 2. Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang umum mencakup system akun yang seragam yang diperlukan oleh perusahaan kereta api, utilitas, dan asuransi. 3. Dasar pajak pendapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan pengambalian pajak sering kali digunakan juga untuk penyusunan laporankeuangan, walaupun hal ersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Banyak isnis kecil menggunakan metode ini. 4. Serangkaian criteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang material dalam laporan keuangan. Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus sepenuhnya memahami dasar akuntansi yang disetujjui oleh klien. Sebgai cono, dalam mengaudit perusahaan perkeretaapian, persyaratan auntansi yang kompleks mengharuskan auditor ntuk memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk melaksanakan audit. Ketika klien mengikuti dasar komprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan 13 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
mengindikasika dengan jelas bahwa penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Jika laporan mengimplikasikan bahwa prinsip-prinsip akuntansiyang diterima secara umum diikuti, persyaratan laporan yang dicakup dibab 3 dapat diterapkan. Sebagai akibatnya, persyaratanseperti neraca dan laporan operasi harus dihindari oleh klien. Sebaliknya, judul seperti “laporan aktiva dan kewajiban yang muncul dari transaksi kas” sesuai untuk laporan de ngan dasar kas. Gamar 25-11 merupakan contoh dari laporan yang disiapkan atas kemitraan yang mengikuti akuntansi dasar pajak pendapatan. Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspektertentu dari laporan keuangan contoh yang umum adalah laporan atas audit penjualan dari seuah toko ritel di pusat perbelanjaan untuk digunakan sebagai dasar dari pembayaran sewa. Contoh lainnya termasuk laporan mengenai royalti, partisipasi laba, dan provisi untuk pajak pendapatan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah SAS 62 (AU 632) SPECIAL REPORTS. Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau intem khusus. Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama antara audit elemen, akun, atau item khususdengan audit laporan keuangan yang lengkap: 1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atu item yang sedang diaudit dan bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya adalah memerlukan lebih banyak bukti daripada jika item tersebut diverifikasi hanya untuk satu dari banyakbagian laporan. Sebgai contoh, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji ang lebih kecil akan dianggap material daripada ketika penjualan merupakan satu dari banyak akun dalam suatu audit laporan keuangan lengkap. 2. Standar pertama dari pelaporan dibawa standar auditing yang diterma secara umum tidak dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsi akuntansi yang diterima umum. Auditor harus memperluas usaha audit mereka untuk memasukkan elemen, akun, atau item lain yang saling berhubungan dengan yang sedang diaudit. Sebagai contoh, dalam mengekspresikan suatu opini atas penjualan, auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari piutang usaha terhadap penjualan. Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang mengharuskan mereka untuk menyediakan peminjam dengan laporan dari akuntan public mengenai keberadaan atau ketidakberadaan dari sejumlah kondisi. Sebagai contoh, bank mungkin mengharuskan perusahaan untuk menjaga sejumlah dolar tertentu dari modal kerja pada suatu tanggal ertentu 14 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
dan untuk memperoleh laporan audit yang menyatakan apakah perusahaan mentaati persyaratan modal kerja yang dinyatakan. Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang serupa sebgai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah paragraph opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan. Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan semacam itu : 1. Auditor harus memiliki kualitfikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah memenuhi provisi dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan ketaatan utang, auditor biasanya memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah embayaran dpokok dan bunga dibuat ketika jatuh tempo, apakah batasan yang sesuai diberikan untuk dividen, dan rasio utang, dan apakah catatan akuntansi memadai untuk melaksanakan audit yang biasa. Akan tetapi, auditor tidak memiliki kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi aktivitas bisnisnya dangan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu kesepakatan atau apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti yang menjaminkan. Hal tersebut merupakan pertanyaan hukum dan code of professional conduct melarang auditor untuk berpraktik sebagai pengacara dalam situasi semacam itu. 2. Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk siapa auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan surat ketaatan utang mengenai persoalan seperti keberadaan rasio lancer sebesar 2,5 atau lebih baik akan sulit untuk dicapai tanpa melaksanakan audit laporan keuangan yang lengkap. Opini auditor merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak ada yang menarik perhatian auditor yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terhadap ketidak taatan.
15 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pembahasan ini menggambarkan banyak dari jasa yang ditawarkan oleh akuntan publik. Jasa – jasa yang ditawarkan terus tumbuh dan berkembang sesuai permintaan assurance masyarakat atau jenis informasi yang baru dan berbeda. Bergantung pada sifat dari jasa, pedoman dalam melaksanakan jasa mungkin datang dari standard auditing, standard jasa asuransi dan kaji ulang, atau standard atestasi.
3.2 SARAN Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan pembaca terutama para akuntan tentang materi Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya.
16 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a
DAFTAR PUSTAKA https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/06/08/jasa-assurance-dan-nonassurance-lainnya/
17 | J a s a A s s u r a m c e d a n N o n A s s u r a n c e L a i n n y a