BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang
Sistem penjaminan mutu yang paling mapan dan paling banyak digunakan di seluruh lembaga-lembaga di dunia adalah sistem penjaminan mutu International Organization for Standarization (ISO). Istilah ISO diambil dari bahasa Yunani “isos” yang berarti sama, atau standar. Oleh karenanya ISO ISO digunakan sebagai standar
mutu
yang
dikeluarkan
oleh
International
Organization
for
Standardization atau Badan Standar Internasional. ISO resmi berdiri pada tanggal 23 Februari 1947. ISO sebuah organisasi yang bersifat non pemerintah. ISO berpusat di Genewa, Swiss. Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi. Pada akhir 1960-an dibuat standar sistem mutu AQAP (Allied Quality Assurance Publicators) yang dikembangkan dari standar-standar sebelumnya. Pada awal 1970-an, Inggris mengembangkan lebih lanjut seri AQAP dan disebut “DEFSTAN 05 series” oleh United oleh United Kingdom Ministry of Defence. Pada saat yang bersamaan
angkatan
bersenjata
Amerika
Serikat
mengembangkan
MIL
STD9858A. Disisi lain perusahaan-perusahaan yang tidak bertransaksi dengan militer kemudian mengembangkan BS 5157 yang kemudian dikembangkan BS 5750 bagian 1, 2 dan 3 pada tahun 1979. Pada tahun ini pula pemeriksaan pihak ketiga yang merupakan karakteristik ISO 9000 mulai dikembangkan. Selain itu pada tahun ini komisi ISO Inggris yaitu British Standard Institute (BSI) menyerahkan proposal untuk pembentukan komisi teknik baru dengan nomor ISO/TC 176. Sebagai hasil dari ISO/TC 176 yang telah melakukan sosialisasi keseluruh dunia dalam tahun 1987 seri standar ISO 9000 dipublikasikan.
1
II. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu: 1. untuk mengetejarahui sejarah berdirinya ISO 2. Untuk mengetahui jenis-jenis ISO 3. Untuk menegtahui pengertian masing-masing ISO, dan 4. Untuk mengetahui fungsi ISO
2
BAB II ISI I. Sejarah Berdirinya ISO
International Organization for Standarization (ISO) merupakan organisasi pengelola standar internasional di bagian sistem penjaminan mutu. Istilah ISO diambil dari bahasa Yunani “isos” yang berarti sama, atau standar. Oleh karenanya ISO digunakan sebagai standar mutu yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization atau Badan Standar Internasional. ISO sebuah organisasi yang bersifat non pemerintah. ISO berpusat di Genewa, Swiss. Sebelum resmi berdiri pada tanggal 23 Februari 1947 ada beberapa peristiwa yang mendasari berdirinya ISO yaitu pada tahun 1906 International Electrotechnical Commission (IEC) bergerak dalam bidang teknik elektro melakukan pertemuan. Kemudian dilanjut pada tahun 1926 International Federation of the National Standardizing Associations (ISA) menyelenggarakan kegiatan bidang teknik mesin (engineering). Namun, kegiatan ISA terhenti pada tahun 1942. Lalu pada 1946 diadakan rapat delegasi dari 25 negara di London dan memutuskan untuk membuat organisasi baru, dengan tujuan memberikan fasilitas koordinasi dan penyatuan standar industri secara internasional yaitu ISO. Seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Untuk memenuhi tuntutan tersebut makan dilakukan perubahan-perubahan. Beberapa perubahan versi yang terjadi hingga sekarang adalah sebagai beri kut: a. Pre ISO 9000
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan
pabrik
untuk
mendokumentasikan
prosedur
serta
menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan. Nama
3
standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750 sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000. b. Versi 1987
Standar ISO tentang Sistem Managemen Mutu (SMM) versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi: 1) ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru. 2) ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru. 3) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja. ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara keseluruhan. c. Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.
4
d. Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran, pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui
pengukuran-pengukuran
statistik
untuk
memenuhi
kepuasan
pelanggan dan peningkatan berkesinambungan. Kritisi terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut: 1) Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif. 2) Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000. Bukan dokumentasi yang menentukan proses. ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian
SMM,
memungkinkan
setiap
organisasi
mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM. 3) Penekanan
bahwa
ISO
9001
mensyaratkan
”documented
management system”, and not a “system of documents”.
5
quality
e. Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu ISO 9001:2008, Quality management system-Requirements. Secara umum tidak muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya. Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005, ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004. Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut: 1) 12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008 2) 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku. Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya. Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi
6
dan perubahrnnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008. II. Jenis-Jenis ISO Beserta Fungsinya a. ISO 31000:2009 menentukan prinsip dan pedoman umum manajemen risiko
ISO 31000:2009 dapat digunakan oleh publik, swasta atau komunitas perusahaan, asosiasi, kelompok atau perorangan. Oleh karena itu, ISO 31000:2009 adalah tidak spesifik untuk setiap industri atau sektor. ISO 31000:2009 dapat diterapkan di seluruh kehidupan organisasi, dan untuk berbagai kegiatan, termasuk strategi dan keputusan, operasional, proses, fungsi, proyek, produk, jasa, dan aset. ISO 31000:2009 dapat diterapkan untuk semua jenis risiko, apapun sifatnya, apakah positif atau negatif memiliki konsekuensi. Meskipun ISO 31000:2009 menyediakan pedoman generik, tidak dimaksudkan untuk mempromosikan keseragaman manajemen risiko di organisasi. Desain dan pelaksanaan rencana dan kerangka kerja manajemen risiko perlu memperhitungkan kebutuhan beragam organisasi tertentu, yang khusus tujuan, konteks, struktur, operasi, proses, fungsi, proyek, produk, layanan, atau aset dan praktik tertentu yang dipekerjakan. Hal ini dimaksudkan bahwa ISO 31000:2009 dimanfaatkan untuk menyelaraskan proses manajemen risiko dalam standar yang ada dan masa depan. Ini menyediakan pendekatan umum untuk mendukung standar yang berhubungan dengan risiko tertentu dan/atau sektor, dan tidak menggantikan yang standar. b. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu di
mana suatu organisasi 1) Perlu menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan 2) Bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif, termasuk proses untuk perbaikan berkesinambungan dari sistem dan kepastian kesesuaian dengan pelanggan dan persyaratan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
7
3) Semua persyaratan ISO 9001:2008 yang generik dan dimaksudkan untuk berlaku bagi semua organisasi, tanpa menghiraukan jenis, ukuran dan produk yang disediakan. 4) Apabila persyaratan mana pun (s) ISO 9001:2008 tidak dapat diterapkan karena sifat organisasi dan produknya, ini dapat dipertimbangkan untuk pengecualian. 5) Dimana pengecualian dibuat, klaim kesesuaian dengan ISO 9001:2008 yang tidak dapat diterima kecuali pengecualian ini terbatas pada persyaratan dalam Pasal 7, dan pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan organisasi, atau tanggung jawab, untuk menyediakan produk yang memenuhi pelanggan dan hukum yang berlaku dan peraturan. c. ISO 14001:2004
Menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan agar organisasi untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan tujuan yang memperhatikan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang organisasi, dan informasi tentang aspek lingkungan yang signifikan. Hal ini berlaku untuk aspek-aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi mereka
yang
dapat
mengendalikan
dan
orang-orang
yang
dapat
mempengaruhi. Ia tidak sendiri negara kriteria kinerja lingkungan tertentu. ISO 14001:2004 adalah berlaku untuk semua organisasi yang ingin menetapkan, menerapkan, memelihara dan memperbaiki sistem manajemen lingkungan, untuk menjamin sendiri kesesuaian dengan kebijakan lain lingkungan, dan untuk menunjukkan sesuai dengan ISO 14001:2004 sebagai berikut: 1) Membuat penentuan-diri dan deklarasi diri, atau 2) Mencari konfirmasi kesesuaian dengan pihak yang memiliki kepentingan dalam organisasi, seperti pelanggan, atau 3) Mencari konfirmasi deklarasi diri-oleh pihak di luar organisasi, atau 4) Mencari sertifikasi/registrasi sistem manajemen lingkungan dengan organisasi eksternal.
8
Semua persyaratan dalam ISO 14001:2004 yang dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam suatu sistem manajemen lingkungan. Luasnya aplikasi akan tergantung pada faktor-faktor seperti kebijakan lingkungan organisasi, sifat kegiatan, produk dan jasa dan lokasi dimana dan kondisi di mana fungsi. ISO 14001:2004 juga menyediakan, dalam Lampiran A, bimbingan informatif pada penggunaannya. Jenis standar iso yang lainnya sebagai berikut: a. ISO 9001: Quality Management System b. ISO 14000: Environmental Management System c. ISO 22000: Food Safety Management System d. ISO 27001: Information Security Management System e. OHSAS 18001: Occupational Health & Safety Management System f. SA 8000: Social Accountability Management System g. ISO/TS 16949: Quality Management System-particular to Automotive Industry 1) ISO 9001 (Quality Management System)
ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu (SMM)/kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO 9001) adalah merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut
9
ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Manfaat yang didapat dari ISO 9001 adalah: a) Kepuasan pelanggan, dengan penyampaian produk secara konsisten dalammemenuhi persyaratan-persyaratan pelanggan b) Mengurangi biaya operasional, dengan peningkatan berkesinambungan pada proses-proses dan hasil dari efisiensi operasional c) Peningkatan hubungan pada pemegang kepentingan termasuk para staf, pelanggan dan pemasok d) Persyaratan
kepatuhan
hukum,
dengan
pemahaman
bagaimana
persyaratansuatu peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisasi dan para pelanggan anda e) Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko, dengan konsistensi secara terus-menerus dan adanya mampu telusur suatu produk dan pelayanan f) Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan, dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen padastandar yang diakui g) Kemampuan pemenuhan
untuk
mendapatkan
spesifikasi-spesifikasi
lebih
banyak
pengadaan
bisnis,
yang
khususnya
membutuhkan
sertifikasi sebagai suatu persyaratan untuk melakukan suplai barang dan jasa. 2) ISO 14000: Environmental Management System
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi diseluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup
10
beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan, antara lain Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Manfaat yang didapat dari ISO 14000 (Harrington, H.J 1999) adalah a) Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan b) Meningkatkan kinerja lingkungan c) Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan d) Mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul. e) Dapat menekan biaya produksi f) Dapat mengurangi kecelakaan kerja g) Dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah danpihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan h) Memberi
jaminan
kepada
konsumen
mengenai
komitmen
pihak
manajemenpuncak terhadap lingkungan i) Dapat mengangkat citra perusahaan j) Meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar k) Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank l) Dapat meningkatkan motivasi para pekerja m) Mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan n) Meningkatkan hubungan dengan supplier o) Langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan. 3) ISO 22000: Food Safety Management System
ISO 22000 merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Organization
for
Standardization
pada
tahun
2005,
yang
berkaitan
denganmasalah food safety. Standar ini ditujukan kepada organisasi-organisasi yang berada dalam rantai makanan, supaya terdapat standar internasional yang harmonis. Manfaat yang didapat dari ISO 22000 adalah: a) Meningkatkan proses internal secara berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menyediakan makanan yang aman secara konsisten
11
b) Memberikan suatu kepercayaan diri pada organisasi dan manajemen bahwa praktik dan prosedur yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan efektif c) Memberikan kepercayaan bagi pelanggan juga stakeholder yang lain bahwa organisasi memberikan produk makanan yang aman, dan mengontrol bahaya dan risiko yang timbul dari produk makanan tersebut d) Melakukan peningkatan kinerja secara berkesinambungan, dimana system manajemen food safety ini selalu dikaji dan update, sehingga seluruh aktivitas yang terkait dengannya berjalan secara optimal dan efektif e) Menjamin kontrol yang cukup di seluruh tahapan supply chain demi menghin dari bahaya dalam food safety f) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena memperoleh training mengenai standar-standar yang diterapkan dalam ISO 22000 g) Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, supplier, hingga regulator 4) ISO 27001: Information Security Management System
ISO
27001
adalah
suatu
standar
internasional
untuk
Sistem
Manajemen Kemanan Informasi (SMKI) sebagian besar sebelumnya diangkat berdasarkan BS 7799 yang umum digunakan sejak tahun 1995 mengenai pengelolaan keamanan informasi. ISO 27001 menyediakan kerangka kerja untuk netralitas penggunaan tehnologi,
netralitas
sistem
manajemen
pengelolaan
rekanan
yang
memungkinkan suatu organisasi memastikan bahwa pengukuran keamanan informasi adalah efektif. Hal ini termasuk kemampuan mengakses data secara berkelanjutan, adanya kerahasiaan dan integritas atas informasi yang dimilikinya dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan demikian pula dengan kesesuaian hukum. Manfaat yang didapat dari ISO 27001 adalah: a) Kepuasan
pelanggantimbulnya
kepercayaan
bahwa
perseorangan mereka terlindungi dan terjaga kerahasiannya
12
informasi
b) Menjaga kesinambungan usaha dengan pengelolaan resiko, kepatuhan hukum dan timbulnya kewaspadaan terhadap masalah dan urusan keamanan di kemudian hari c) Kepatuhan hukum dengan memahami bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut berpengaruh pada suatu organisasi dan para pelanggan anda d) Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko dengan kerangka kerja yang sistematis mengenai pemastian dokumen pelanggan, informasi keuangan dan kekayaan intelektual telah dilindungi dari kehilangan, pencurian dan kerusakan e) Tercapainya
kepercayaan
masyarakat
terhadap
bisnis
yang
dijalankandibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis khususnya spesifikasi pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai suatupersyaratan sebagai rekanan. 5) OHSAS 18001: Occupational Health & Safety Management System
OHSAS 18001 adalah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai bentuk tanggung jawab dari perusahaan yang menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan, pemilik usaha, pelanggan, tamu, supplier atau pemasok yang melakukan aktifitas di manaproses kegiatan perusahaan tersebut berlangsung. OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Dimaksudkan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan keamanan produk. OHSAS 18001 menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang di terapkan pada aktifitas Anda dan mengenali adanya bahaya-bahaya yang timbul. Manfaat yang didapat dari OHSAS 18001 adalah :
13
a) Kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang secara konsinten memenuhi persyaratan pelanggan di sertai perlindungan terhadap kesehatan dan properti para pelanggan b) Mengurangi ongkos-ongkos operasional dengan mengurangi kehilangan waktu kerja karena kecelakaan dan penurunan kesehatan dan pengurangan ongkos-ongkos berkenaan dengan biaya dan kompensasi hukum c) Meningkatkan hubungan dengan phak-pihak yang berkepentingan dengan perlindungan pada kesehatan dan property karyawan, para pelanggan dan rekanan d) Persyaratan kepatuhan hukum dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu peratuaran dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisani dan para pelanggan Anda. e) Peningkatan
terhadap
pengendalian
manajement
resiko
melalui
mengenalan secara jelas pada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penerapan pada pengendalian dan pengukuran. f) Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang di jalankan, dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen padastandart yang diakui. g) Kemampuan spesifikasi
untuk
mendapatkan
pengadaan
yang
lebih
memerlukan
banyak
bisnis
serfikasi
khususnya
sebagai
suatu
persyaratan menjadi rekanan. 6) SA 8000: Social Accountability Management System
SA 8000 adalah sebuah program sertifikasi swasta sukarela yang telah disusun oleh organisasi non pemerintah Social Accountability International (SAI) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. Standar SA 8000 adalah berdasarkan pada berbagai norma internasional yang berlaku ditempat kerja termasuk yang berhubungan dengan keadilan sosial, hak-hak para pekerja dan kondisi kerja. SA 8000 menentukan standar minimum yang harus dipenuhi berkaitan dengan kondisi kerja guna menjamin lingkungan kerja yang aman dan sehat, kebebasan berserikat dan mengadakan
14
perjanjian kerja kolektif dan strategi perusahaan guna mengatur berbagai permasalahan sosial yang terjadi di tempat kerja. Juga terdapat berbagai peraturan
mengenai
jam
kerja,
upah,
pencegahan
diskriminasi,
dan
penggunaan pekerja anak atau kerja paksa. Manfaat yang didapat dari SA 8000 adalah: a) Mewujudkan kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman dan sesuai dengan perikemanusiaan berdasarkan pada norma-norma sosial b) Komitmen terhadap standar-standar sosial dan etika akan membantu perusahaan untuk menarik tenaga kerja yang terlatih dan terampil serta dapat mempertahankan para pekerja c) Komitmen perusahaan untuk kesejahteraan karyawan akan meningkatkan loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan perusahaan
produktivitas
untuk
organisasi,
mendapatkan
tetapi
keunggulan
akan
memudahkan
kompetitif,
menarik
pelangganbaru dan memasuki pasar yang baru. Juga menjadikan hubungan pelanggan yang lebih baik dalam jangka panjang d) Menerapkan standar akan menyebabkan keyakinan lebih besar bahwa produk dan jasa yang dihasilkan dari sebuah lingkungan kerja yang adil danaman. Persyaratan peningkatan yang berkelanjutan, kebutuhan audit reguler pihak ketiga dan sertifikasi adalah dasar untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan citra perusahaan yang lebih baik. 7) ISO/TS 16949: Quality Management System-particular to Automotive Industry
ISO/TS 16949, dalam hubungannya dengan ISO 9001, mendefinisikan persyaratan sistem manajemen mutu untuk desain dan pengembangan, produksi dan, bila relevan, instalasi dan pelayanan yang berhubungan dengan produk otomotif. Sistem ini dapat diterapkan di seluruh rantai pasokan otomotif. Standar ini telah diterima sebagai pengganti QS 9000, VDA 6.1 (Jerman) AVSQ (Italia) EAQF (Perancis). Manfaat yang didapat dari ISO/TS 16949 adalah:
15
a) Untuk
sebagian
besar
produsen
kendaraan,
sertifikasi
merupakan
persyaratan wajib yang diakui secara internasionalmembantu Anda untuk melakukan bisnis di seluruh dunia b) Spesifikasi didasarkan pada ISO 9001 dan mendorong pendekatan proses. Memahami hubungan antar proses melalui penggunaan standar dapat mengaktifkan produk yang ditingkatkan dan kualitas proses dan akhirnya menghindari variasi dalam rantai pasokan c) Untuk pemasok ke sejumlah produsen kendaraan yang berbeda, sertifikasi ISO/TS 16949:2009 menghindari kebutuhan sertifikat ganda untuk VDA6.1, EAQF, QS-9000 dan AVSF, sehingga menghilangkan duplikasi dalam penyusunan, dokumentasi dan proses audit d) Sertifikasi dapat memberikan kepercayaan tambahan dan konsistensi kepada semua pihak yang berkepentingan dalam sumber global, memungkinkan peluang bisnis yang lebih besar dan menarik prospek investasi e) Meningkatkan kualitas dan produktivitas produk.
III. Manfaat ISO
Menurut Rabbit & Bergh (1994) ISO secara umum digunakan sebagai berikut: a. Fondasi dari kegiatan perbaikan yang kontinu untuk kepuasan pelanggan b. Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan c. Cara yang jelas dan sistematik dari manajemen mutu d. Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem e. Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu f. Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung jawab yang jelas terhadap orang yang berkaitan dengan mutu proses dan produk g. Pedoman untuk melakukan segala sesuatu dengan benar di setiap saat h. Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu, dan kemampuan berkompetensi dari perusahaan i.
Persyaratan untuk melakukan bisnis internasional.
16
IV. ISO 9001:2000 a. Pengertian
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk. ISO
9001:2000
hanya
merupakan
standar
sistem
manajemen
(Gaspersz, 2001). ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Gaspersz, 2001). b. Model Proses ISO 9001:2000
Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu (Gaspersz, 2001): 1) Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000) 2) Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000) 3) Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000) 4) Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000) 5) Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000). c. Prinsip-Prinsip dasar ISO 9001:2000
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini digunakan oleh top management untuk membantu meningkatkan kinerja dari sebuah industri atau perusahaan. Berikut ini adalah 8 prinsip dasar ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001): 1) Fokus Pelanggan Industri atau perusahaan sangat tergantung pada pelanggan. Karena itu, setiap industri atau perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan
17
pelanggan baik kebutuhan dan keinginan sekarang maupun yang akan datang. 2) Kepemimpinan Pemimpin dari industri atau perusahaan harus mampu menetapkan tujuan dan arah dari industri atau perusahaan. Selain itu, pemimpin dari industri atau perusahaan harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan industri atau perusahaan. 3) Keterlibatan Personel Keterlibatan personel merupakan faktor yang penting. Dengan melibatkan seluruh personel, manfaat yang diterima industri atau perusahaan akan lebih besar. Manfaat-manfaat yang diperoleh apabila industri atau perusahaan menerapkan prinsip keterlibatan personel adalah: a) Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi termotivasi, memberikan komitmen, dan terlibat. b) Orang-orang dalam industri atau perusahaan lebih giat dalam melakukan inovasi agar tujuan-tujuan industri atau perusahaan tercapai. c) Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka. 4) Pendekatan Proses Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Salah satu metode yang dipakai untuk pendekatan proses adalah PDCA. PDCA secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: a) Plan: Tetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan b) Do: Implementasi proses c) Check: Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan tujuan dan persyaratan bagi produk dan laporkan hasilnya d) Action: Lakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan.
18
5) Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi terhadap industri atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. 6) Peningkatan Terus-Menerus Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi. 7) Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan Keputusan yang efekif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi. Analisis data dan informasi berguna untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu. 8) Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan Suatu industri dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. d. Langkah-Langkah Dalam Menerapkan ISO 9001:2000
Berikut ini dapat dilihat langkah-langkah yang diperlukan dalam menerapkan ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001): 1) Tahap Persiapan Tahap persiapan ini meliputi persiapan pembentukan tim pengembangan mutu dan pelatihan dasar untuk memahami sistem manajemen mutu sesuai standar.
19
2) Tahap Pengembangan Tahap pengembangan ini melibatkan aktivitas industi atau perusahaan, meninjau semua dokumentasi yang ada dan mengembangkan sistem mutu dalam organisasi. Pelatihan yang lebih detil lagi mungkin diperlukan untuk pelatihan karyawan dalam kunci-kunci pengembangan mutu. Jika industi atau perusahaan berskala cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk menggunakan konsultan eksternal untuk membantu mempersiapkan sist em manajemen mutu. 3) Tahap Implementasi Sistem
manajemen
mutu
yang
telah
dikembangkan
perlu
diimplementasikan dalam proyek yang sebenarnya untuk selanjutnya dikaji dalam tahap berikutnya. 4) Tahap Audit Audit sistem manajemen mutu dilaksanakan setelah implementasi berjalan untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari audit sistem manajemen mutu adalah untuk memastikan apakah semua operasional dalam organisasi sudah berjalan sesuai dengan prosedur. 5) Tahap Sertifikasi Tahap ini meliputi sertifikasi oleh Badan Sertifikasi yang terakreditasi. Setelah melalui tahap ini, industi atau perusahaan resmi sebagai pemegang sertifikat ISO.
20
BAB III KESIMPULAN
ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional. ISO itu sendiri berasal dari Bahasa Latin (Greek) “isos”yang mempaunyai arti “sama” (equal). Seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-standar ISO yang berkaitan dengan berbagai bidang tersebut adalah sebagai berikut:
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2008,
Tentang
ISO
14000,
Available
online
at:
http://emberpecah.blogspot.com/2008/09/tentang-iso-14000.html, Diakses pada 22 Maret 2015 16.29. Anonim, ISO 22000 Food Safety Management System , Available online at: http://citraglobal.weebly.com/22000.htm, Diakses pada 22 Maret 2015 16.16. Anonim,
ISO-TS/16949,
Available
online
at:
http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/61-iso-ts-16949-pengetahuandasar.html, Diakses pada 22 Maret 2015 16.40. Anonim,
Manfaat
Sertifikasi
ISO
27001,
Available
online
at:
http://www.teknologiinformasidankomunikasi.com/itgovernance/information-security/manfaat-sertifikasi-iso-27001/,
Diakses
pada 22 Maret 2015 16.33. Anonim,
OHSAS
18001,
Available
online
http://www.javaconsultindo.com/homepage.php?page=ohsas,
at: Diakses
pada 22 Maret 2015 16.35. Anonim,
SA
8000,
Available
online
at:
http://dcm.co.id/our-
services/consulting/sa-8000/, Diakses pada 22 Maret 2015 16.12. Bergh, P.A., and Rabbit, J.T., 1994, The ISO 9000 Book, New York Quality Resources. Forum, LPMP., 2010, SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO (TINJAUAN HISTORIS),
Available
online
at:
http://www.uin-
malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1730:201 0-11-03-01-23-41&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210, Dipostkan pada Rabu, 03 November 2010 08:11, Diakses pada 22 Maret 2015 16.15. Gaspersz, Vincent., 2001, ISO 9001:2000 and Continual Improvement, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
22