Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayahdan karunia-Nya,sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah agama islam ”IMAN KEPADA ALLAH SWT” tepat pada waktunya.Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang kita nantikan pertolongannya besok di di hari yaumul kiamat dan tidak lupa kepada keluarga,para sobat,dan sobat,dan para alim ulama.Amin.
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT serta memahami dan mengamalkan agama islam sehinggamenjadi seorang muslim yang beriman dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,bermasyarakat,dan bernegara.Kami juga berharap kaum muslim khususnya khususnya para siswa dapat belajar tentang sifat-sifat All ah SWT dalam al-asmaul husna serta dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kami sampaikan pada Bapak Suwarni yang telah memberikan bimbingan kepada kami,sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.Tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyk kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun.Semoga membangun.Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama dalam upaya mewujudkan siswa-siswa yang cerdas dan beriman.Amin.
Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah?
Apa saja sifat-sifat Allah dalam Al-Asmaul Husna?
Bagaimana perilaku orang beriman terhadap sifat-sifat Allah dalam Al-Asmaul Husna?
Pengertian iman kepada Allah Menurut pengertian bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu amana yang artinya percaya atau membenarkan, menurut ilmu tauhid, iman didefinisikan sebagai membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya dengan perbuatan. Berdasar pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa iman kepada Allah adalah meyakini mempercayai membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada sebaga tuhan yang Maha Esa dengan segala sifat kesempurnaannya, mengucapkan mengikrarkan adanya Allah secara lisan dan bersedia melakukan apa yang telah dibenarkan oleh hati dan diucapkan oleh lisan sebagai keimanan seseorang, dibuktikan dengan perbuatan amal soleh. Allah berfirman: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabardalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Cara beriman kepada Allah
1. Secara ijmali = percaya adanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan menjaga alam semesta 2. Secara tafshii = percaya adanya Allah secara rinci dengan mengetahui sifat sifat, namanama, yang indah dalam asmaul husna Hukum beriman kepada Allah adalah fardhu ‘ain. Jika ada yang mengaku islam tapi tidak percaya kepada Allah maka orang tersebut dianggap murtad. Iman kepada Allah SWT merupakan yang pertama dan yang utama dari rukun iman, seperti sabda Rasulullah: “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat malaikat nya kitab kitabnya ra sul rasulnya hari kiamat dan kepada qodar yang baik dan yang buruk” (HR. Muslim) Iman yang sempurna adalah apabila telah mengucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan. Barang siapa yang ingkar kepada Allah, sesungguhnya ia termasuk orang yang sesat. Sebagaimana firman Allah: Seorang laki laki yang beriman disebut mukmin dan seorang perempuan yang beriman disebut mikminat. Fungsi iman kepada Allah 1. Pengendalian diri
2. Penyesuaian diri 3. Penghargaan terhadap hidup 4. Keberanian diri 5. Ikhlas
Latar Belakang ISLAM (Arab:”berserah diri kepada Tuhan”)adalah agama yang mengimani satu tuhan,yaitu Allah.Agama ini termasuk agama samawi(agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama ibrahim.Dengan lebih dari satu seperempatmilyar orang pengikut di seluruh dunia,menjadikan islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.Islam memiliki arti “penyerahan”,atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan(Allah). Pengikut ajaran islam dikenal dengansebutan muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”,atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya,dan menyakini dengan sungguh sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Pengertian Asma’ul Husna Menurut bahasa, Asma berarti Nama, sedangkan Asma’ul adalah bentuk jamaknya yang artinyaNama- Nama, dan Huzna berarti baik. Sehingga, “Asma’ul huzna” artinya “Nama Nama yang baik”. Sedangkan menurut istilah, “Asma’ul Huzna” ialah nama-nama baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT (sifat wajib Allah), sebagai bukti akan keagungan-Nya. Sesuai Firman Allah dalam Al-Quran, surat Al-Isra’ : 110.
Artinya : “Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar -Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) ". Allah juga berfirman dalam surat Al-a’raf : 180.
Artinya: “Hanya milik Allah Asma’ul Husna(nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifatsifat Allah), Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu “
Asmaul Husna
Arab dan arti
1 Ar Rahman 2 Ar Rahiim 3 Al Malik 4 Al Quddus 5 As Salaam 6 Al Mu`min 7 Al Muhaimin 8 Al `Aziiz 9 Al Jabbar 10 Al Mutakabbir 11 Al Khaliq 12 Al Baari`
Yang Maha Pengasih Yang Maha Penyayang Yang Maha Merajai/Memerintah Yang Maha Suci Yang Maha Memberi Kesejahteraan Yang Maha Memberi Keamanan Yang Maha Pemelihara Yang Memiliki Mutlak Kegagahan Yang Maha Perkasa Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran Yang Maha Pencipta Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya) Yang Maha Pengampun Yang Maha Memaksa Yang Maha Pemberi Karunia Yang Maha Pemberi Rejeki Yang Maha Pembuka Rahmat Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) Yang Maha Menyempitkan (makhluknya) Yang Maha Melapangkan (makhluknya) Yang Maha Merendahkan (makhluknya) Yang Maha Meninggikan (makhluknya) Yang Maha Memuliakan (makhluknya) Yang Maha Menghinakan (makhluknya) Yang Maha Mendengar Yang Maha Melihat Yang Maha Menetapkan Yang Maha Adil Yang Maha Lembut Yang Maha Mengenal Yang Maha Penyantun Yang Maha Agung Yang Maha Pengampun Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai) Yang Maha Tinggi
13 Al Mushawwir 14 Al Ghaffaar 15 Al Qahhaar 16 Al Wahhaab 17 Ar Razzaaq 18 Al Fattaah 19 Al `Aliim 20 Al Qaabidh 21 Al Baasith 22 Al Khaafidh 23 Ar Raafi` 24 Al Mu`izz 25 Al Mudzil 26 Al Samii` 27 Al Bashiir 28 Al Hakam 29 Al `Adl 30 Al Lathiif 31 Al Khabiir 32 Al Haliim 33 Al `Azhiim 34 Al Ghafuur 35 As Syakuur 36 Al `Aliy
37 Al Kabiir 38 Al Hafizh 39 Al Muqiit 40 Al Hasiib 41 Al Jaliil 42 Al Kariim 43 Ar Raqiib 44 Al Mujiib 45 Al Waasi` 46 Al Hakiim 47 Al Waduud 48 Al Majiid 49 Al Baa`its 50 As Syahiid 51 Al Haqq 52 Al Wakiil 53 Al Qawiyyu 54 Al Matiin 55 Al Waliyy 56 Al Hamiid 57 Al Muhshii 58 Al Mubdi` 59 Al Mu`iid 60 Al Muhyii 61 Al Mumiitu 62 Al Hayyu 63 Al Qayyuum 64 Al Waajid 65 Al Maajid 66 Al Wahiid 67 Al Ahad 68 As Shamad 69 Al Qaadir 70 Al Muqtadir 71 Al Muqaddim 72 Al Mu`akkhir 73 Al Awwal 74 Al Aakhir 75 Az Zhaahir 76 Al Baathin 77 Al Waali 78 Al Muta`aalii 79 Al Barri 80 At Tawwaab 81 Al Muntaqim 82 Al Afuww 83 Ar Ra`uuf 84 Malikul Mulk
Yang Maha Besar Yang Maha Memelihara Yang Maha Pemberi Kecukupan Yang Maha Membuat Perhitungan Yang Maha Mulia Yang Maha Mulia Yang Maha Mengawasi Yang Maha Mengabulkan Yang Maha Luas Yang Maha Maka Bijaksana Yang Maha Mengasihi Yang Maha Mulia Yang Maha Membangkitkan Yang Maha Menyaksikan Yang Maha Benar Yang Maha Memelihara Yang Maha Kuat Yang Maha Kokoh Yang Maha Melindungi Yang Maha Terpuji Yang Maha Mengkalkulasi Yang Maha Memulai Yang Maha Mengembalikan Kehidupan Yang Maha Menghidupkan Yang Maha Mematikan Yang Maha Hidup Yang Maha Mandiri Yang Maha Penemu Yang Maha Mulia Yang Maha Tunggal Yang Maha Esa Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan Yang Maha Berkuasa Yang Maha Mendahulukan Yang Maha Mengakhirkan Yang Maha Awal Yang Maha Akhir Yang Maha Nyata Yang Maha Ghaib Yang Maha Memerintah Yang Maha Tinggi Yang Maha Penderma Yang Maha Penerima Tobat Yang Maha Pemberi Balasan Yang Maha Pemaaf Yang Maha Pengasuh Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Ikraam 86 Al Muqsith 87 Al Jamii` 88 Al Ghaniyy 89 Al Mughnii 90 Al Maani 91 Ad Dhaar 92 An Nafii` 93 An Nuur 94 Al Haadii 95 Al Baadii 96 Al Baaqii 97 Al Waarits 98 Ar Rasyiid 99 As Shabuur
Wal
Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan Yang Maha Pemberi Keadilan Yang Maha Mengumpulkan Yang Maha Kaya Yang Maha Pemberi Kekayaan Yang Maha Mencegah Yang Maha Penimpa Kemudharatan Yang Maha Memberi Manfaat Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) Yang Maha Pemberi Petunjuk Yang Indah Tidak Mempunyai Banding Yang Maha Kekal Yang Maha Pewaris Yang Maha Pandai Yang Maha Sabar
Penjelasan 10 Sifat Allah dalam Asma’ul Husna Allah SWT adalah Tuhan Penciptadan pemelihara alam semesta dan segala isinya, Yang Maha Esa dalam Zat-Nya, maksudnya Zat Allah SWT hanya satu dan tidak lebih. Zat Allah SWT tidak sama atau serupa dengan zat selainnya. Allah SWT Esa dalam sifat-Nya, maksudnya sifat Allah SWT walaupun banyak, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT Esa dalam perbuatan-Nya, maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak terhingga banyaknya, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT yang dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-Nya. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas : 4
( ) Artinya : “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." a. Ar -Rohman ( ) Allah SWT bernama Ar-Rohman artinya Maha Pemurah, karena Allah SWT telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa pandang bulu. Seluruh umat manusia yang hidup di dunia tetap memperoleh Rahmat allah SWT. Manusia dapat menghirup oksigen di ala mini dengan Cuma-Cuma. Manusia bias mnggunakan air di ala mini untuk kelangsungan hidupnya. Juga Allah SWT telah menyediakan berbagai k ebutuhankebutuhan manusia yang dapat kita peroleh secara cuma-cuma dari alam s emesta.
Tidak hanya manusia, tetapi hewan dan tumbuhan juga memperoleh rezeki sendiri dari Allah SWT yang berupa makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lafal Ar-Rohman tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah:3 dan Al-baqarah:163, yaitu: QS. Al-Fatihah:3
Artinya :
“Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” QS. Al Baqarah:163
Artinya : “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” b. Ar -Rahim ( ) Allah SWT bersifat Ar -Rahim artinya Allah Maha Penyayang. Sifat ini selalu Allah SWT limpahkan kepada umatnya yang beriman secara tetap/keekal, bukan hanya dalam hidup di dunia, tetapi juga di alam kubur dan alam akhirat kelak. c. Al-Quddus ( ) Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi setiap or ang yang beriman. Sebagaiman terdapat dalam nama allah yaitu Al Qudus (Maha Suci). Ini merupakan pedoman agar kita bisa mempertahankan kesucian diri. Jagalah diri kita dari noda dan dosa. Sehingga kita akan m enjadi hamba yang selalu bertakwa. Allah berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu (karena diangap tidak memiliki dosa) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (karena penuh dengan dosa) d. As-Salam ( ) Islam menghendaki setiap mslim dan muslimah agar selalu membaca do’a tsyahud dalam sholat: Keselamatan atau kesejahteraan semoga allah limpahkan kepada kami dan hamba hambaNya yang soleh Dari penggalan ayat tersebut kita tahu allah adalah As Salam (Maha Se jahtera) dan kita hendaknya selalu berdo’a berusaha menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain
e. Al-Mu’min ( ) Menjadi orang yang terpercaya tidaklah mudah, banyak godaan yang selalu menghampiri. Tetapi sifat allah yang terdapat dalam namanya Al Mu’minu (Maha Terpercaya) hendaknya menjadi pegangan, menjadi pedoman untuk kita bersikap serta sebagai penunjuk jalan untuk berusaha menjadi orang yang terpercaya. Sifat ini mengajarkan kita agar senantiasa jujur, menepati janji, memelihara amanat, dan tidak berkhianat. Sehingga kita dapat memberikan rasa aman terhadap sesama. f. Al-Adlu ( ) Al’Adlu berarti Mahaadil dan sangat sempurna keadilan-Nya. Allah Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestin ya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Allah berfirman : Artinya : ”Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’am, 6:115) Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang berakal dan sebagai khalifah di muka bumi, di perintah oleh Allah SWT untuk berlaku adil terhadap dirinya keluarganya, dan orang lain. Allah berfirman : Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An- Nahl, 16:90) g. Al-Gaffar ( ) Secara bahasa Al-Gaffar berarti yang Maha Pengampun. Allah bernama Al-Gaffar sebab Allah SWT yang Maha Pengampun, yang memiliki kebebasan penuh untuk memberikan ampunan dosa kepada hamba yang dikehendakinya. Allah berfirman : Artinya : “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Sad, 38:66) Manusia dalam hidupnya didunia ini tidak luput dari dosa. Baik dosa yang ditimbulkan karena tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang wajib maupun dosaa yang disebabkan karena melanggar larangan- Nya yang haram. Allah SWT tentu akan mengampuni dosa hamba- Nya apabila hamba- Nya mohon ampun dan benar - benar bertobat kapada- Nya. h. Al-Hakim ( ) Menurut pengertian bahasa Al-Hakim berarti Yang Maha bijaksana. Allah SWT baernama AlHakim sebab Allah SWT itu Mahabijaksana, tidak ada zat sel ain Allah yang memiliki kebijaksanaan sama dengan- Nya apalagi melebihi- Nya i. Al-Malik ( ) Al-Malik berarti Maha Merajai. Tadak ada raja yang memiliki kedudukan dan kekuasaan yang sama dengan Allah SWT apalagi melebihi-Nya. Allah SWT adalah Tuhan yang Mahatinggi dan Raja yang sebenarnya, yang mengatur dan mengendalikan kerajaan-Nya
sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Allah berfirman : Artinya : “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (Q.S. Al -Mu’minun, 23:116) j. Al Hasib ( ) Allah SWT bernama Al-Hasib artinya Maha Menjamin, yakni memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Manusia dalam hidupnya di dunia ini mempunyai banyak kebutuhan., seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Allah SWT telah menyediakan semua kebutuhan tersebut, asal manusia mau berusaha untuk memperolehnya. Allah berfirman : Artinya : “Bahwa, manusia tidak akan memperoleh bagian, kecuali apa-apa yang telah dikerjakannya untuk dirinya. Bahwa, hasil usahanya itu pasti akan diperlihatkan kepadanya.” (Q.S. An-Najm, 53:39-40) Al-Hasib juga bisa berarti Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia ketika didunia, akan dihisab akan di perhitungkan di alam akhirat oleh Allah SWT dengan seteliti -telitinya dan seadil-adilnya.
Perilaku orang beriman terhadap sepuluh sifat Allah dan asmaul husna Bagi setiap orang yang beriman yang meresapi akan keagungan sifat sifat Allah serta asmaul husna, pasti didalam kesehariannya mereka akan selalu berusaha agar mereka terbiasa untuk bertingkah laku serta bersikap yang terpuji dan mendapat ridha Allah. Hal ini dilakukan karena dengan ini kita akan terhindar dari perbuatan yang tercela, s elain itu kita juga akan mengetahui keagungan Allah Sikap dan perilaku tersebut antara lain: 1. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang Saling mengasihi adalah perbuatan yang sangat penting, sesuai nama Allah yaitu arrahman yang berarti maha pengasih lagi maha penyayang. Allah menyayangi hambanya tanpa memandang. Siapa mereka dari golongan mana. Allah tidak membedakan agama, bangsa warna kulit, kaya atau miskin Allah tetap menyayanginya. Penghayatan ini seharusnya mendorong kita untuk lebih meningkatkan iman dan takwa, karena rasulullah bersabda: Orang orang yang sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaqnya Berbuat baik dan saling mengasihi tidak hanya dilakukan sesama manusia saja, terhadap makhluk hidup yang lain juga harus berbuat baik.
Maka dari itu, marilah kita lindungi diri dan hati kita dari perilaku tercela dan berbuat baiklah karena rahmat Allah akan senantiasa mengalir bagi hambaNya 2. Berusaha menjadi mukmin yang bertakwa Allah bernama Ar Rohim yaitu maha penyayang. Selain itu Dia juga adalah Maliki Yaumiddin, yakni yang merajai hari pembalasan. Kelak dihari pembalasan keadilan akan ditegakkan dan tidak ada kebohongan. Semuanya akan dibuka dengan sebenar benarnya. Baik dan buruk seseorang, walaupun kecil, akan diketahui. Jadi, barang siapa yang selama di dunia benar benar beriman dan bertakwa kepada Allah, tentu kenikmatan yang besar dan abadi baginya telah menanti. Tetapi apabila keburukan yang selalu diperbuat, siksalah yang akan selalu membuntutinya. Oleh karena itu diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. 3. Memelihara kesucian diri Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi setiap or ang yang beriman. Sebagaiman terdapat dalam nama Allah yaitu Al Qudus (Maha Suci). Ini merupakan pedoman agar kita bisa mempertahankan kesucian diri. Jagalah diri kita dari noda dan dosa. Sehingga kita akan menjadi hamba yang selalu bertakwa. Allah berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu (karena dianggap tidak memiliki dosa) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (karena penuh dengan dosa) 4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain Islam menghendaki setiap mslim dan muslimah agar selalu membaca do’a tsyahud dalam sholat: Keselamatan atau kesejahteraan semoga Allah limpahkan kepada kami dan hamba hambaNya yang soleh Dari penggalan ayat tersebut kita tahu Allah adalah As Salam (Maha Sejahtera) dan kita hendaknya selalu berdo’a berusaha menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain 5. Menjadi orang yang terpercaya Menjadi orang yang terpercaya tidaklah mudah, banyak godaan yang selalu menghampiri. Tetapi sifat Allah yang terdapat dalam namanya Al Mu’minu (Maha Terperca ya) hendaknya menjadi pegangan, menjadi pedoman untuk kita bersikap serta sebagai penunjuk jalan untuk berusaha menjadi orang yang terpercaya. Sifat ini mengajarkan kita agar senantiasa jujur, menepati janji, memelihara amanat, dan tidak berkhianat. Sehingga kita dapat memberikan rasa aman terhadap sesama. 6. Berperilaku adil
Menjadi muslim atau muslimah kita diwajibkan untuk selalu berbuat adil, baik t erhadap dirinya, terhadap keluarga, terhadap sesama makhluk Allah. Sesuai dengan nama Allah Al Adlu (Yang Maha Adil). Sifat ini mengajarkan untuk berusaha agar senantiasa adil dan meninggalkan perbuatan zalim. Perintah Allah untuk berperilaku adil tercantum dalam surat An Nisa, Al Maidah, dan An Nahl 7. Berusaha menjadi orang yang pemaaf Seorang pemaaf yang mau memaafkan keasalahan orang lain terhadap dirinya adalah orang yang benar benar mulia. Mukmin yang suka memberi maaf akan bertambah mulia disisi Allah Rasulullah bersabda: Tidaklah seseorang memaafkan, melainkan Allah tambah kemuliaannya 8. Berperilaku bijaksana Seorang yang bijaksana biasanya berfikiran tajam, berwawasan luas, senantiasa cermat dan teliti saat menghadapi kesulitan sehingga terhindar dari perilaku buruk yang merugikan. Setiap muslim dan muslimah yang menghayati diaft Allah yang terkandung dalam namaNya, Al Hakim (Maha Bijaksana) akan senantiasa bersikap dan berperilaku bijaksan. 9. Menjadi pemimpin yang baik Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan atau menjalankan kekuasaan, setaip orang beriman hendaknya menjadikan sifat Allah yang terakandung dalam namanya, Al Malik (Maha Merajai), sebagai teladan luhur. Rasaululla bersabda: Setiap kamu adalaha pemimpin dan akan diminati pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya 10. Bermuhasabah (Introspeksi diri) Dalam hidup kita tidak terlepas dari perbuatan yang buruk atau keasalahan yang telah kita lakukan. Tapi kita tidak pernah menyadari perbuatan itu. Maka kita perlu introspeksi diri dan segera bertobat. Karena Allah memerintahkan kita a gar selalu memperhatikan apa yang kita kerjakan sebagai bekal kehidupan di akhirat. Hikmah dari introspeksi diri ini adalah memperbaiki diri kita, menghilangkan sifat sifat buruk dan merubahnya menjadi perilaku terpuji.
Penutup Demikian makalah ini dibuat,kami sadar masih bannyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
A. KESIMPULAN Beriman kepada Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada allah berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya allah. Jadi, beriman kepada allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
B. SARAN Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada beberapa hal yang disarankan, antara lain : 1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Allah secara dalam. 2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya. 3. Masyarakat Harus beriman kepada allah sebagaimana di contohkan oleh rasullawah. 4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada allah secara intensif dan lebih luas.