TUGAS PANCASILA “IDEOLOGI FASISME”
OLEH :
Kelompok V ABDUL RAHMAN MARWIS KARIM
(1507123605)
ADE ERMA SURYANI
(1507123605) (1507123605)
NOVIA EKA RUKMANA
(1507122646) (1507122646)
UMMI HASANAH PERTIWI
(1507113382) (1507113382)
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan anugerahNya kami masih diberi kesehatan dan kekuatan. Dengan itu kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita Muhammad SAW yang telah mengeluarkan umatnya dari kegelapan kepada yang terang benderang. Sejalan dengan rasa syukur tersebut, kami kelompok 5 ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak bapak evendy S.E, M.Han selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga menambah pengetahuan kami. Rasa terimakasih ini juga kami sampaikan kepada teman-teman kami dikelompok 5 yang telah bekerjasama demi terselesaikannya tugas ini. Terimakasih juga kami haturkan kepada teman sekelas yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Sekian yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf dan mohon diluruskan. Wassalam
Pekanbaru, Oktober 2017
Dto Kelompok V
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda beda.Kesatuan tersebut diciptakan dalam sebuah wadah yaitu negara. Dalam pelaksanaanya, sebagian besar negara memiliki dasar, keyakinan, cita-cita ataupun tujuan untuk mendirikan sebuah Negara yang maju serta terpandang. Masyarakat mengartikan tujuan tersebut sebagai sebuah ideologi bagi negara. Tetapi dengan berkembangnya pola pemikiran tokoh tokoh besar dalam suatu negara, ataupun dengan kemajuan suatu negara itu sendiri, Ideologi menjadi terbagi atas beberapa macam, diantaranya ialah ideologi Kapitalisme, Sosialisme Komunisme, Fasisme, atau bahkan Pragmatisme (tidak memiliki ideologi/anti ideologi) Setiap Ideologi memiliki cara tujuan, cara tersendiri, sehingga dapat menjalankan negaranya. Namun pada beberapa ideologi, masih terdapat berbagai pendapat yang pro ataupun kontra terhadap adanya ideologi tersebut salah satu contohnya ialah Ideologi Fasisme. Oleh karena itu makalah ini disusun berdasarkan Judul Ideologi Fasisme untuk lebih memahami ideologi fasisme dalam suatu negara baik dalam arti maupun pelaksanaanya serta tanggapan masyarakat dalam pelaksanaannya.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Ideologi Fasisme?
2.
Bagaimana kelebihan dan kekurangan serta pelaksanaan suatu Negara yang berideologi Fasisme?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami Ideologi Fasisme 2. Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai Kelebihan, kekurangan, serta pelaksanaan Ideologi Fasisme.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Ideologi Fasisme
Ideologi Fasisme diawali pada masa kekaisaran Roma, pada saat itu para agister (hakim) membawa seikat tongkat yang ditengah tengahnya ditempatkan sebuah kapak yang kepalanya menonjol keluar ( fasci) hal tersebut melambangkan kekuasaan mareka serta otoritas mereka, kerajaan yang terkenal sebagai Fasisme ialah kerajaan sparta. Kemudian pada tahun 1922 (setelah Perang Duni I) Mussolini menjadi perdana Mentri Fasis italia dam mengaktifkan kempali sistem dalamIdeologi Fasisme. Fasisme berasal dari bahasa Italia Fascio yang diambil dari bahasa latin fasces yang artinya seikat batang kayu. Dalam budaya Romawi kuno, fasces ini diberikan kapak di bagian tengahnya, lalu dipergunakan sebagai simbol kekuatan dari bermacam-macam unsur yang menyatu. Fasces sering dibawa ke depan pejabat tinggi, dan diartikan sebagai simbol kekuasaan pejabat pemerintah. Menurut George Mosse, cikal bakal fasisme adalah serangan terhadap positivisme dan liberalisme pada akhir abad 19. Ernst Nolte mengusulkan fasisme didefinisikan sebagai trend politik yang berakar pada abad 19 atau pada hakekatnya adalah fenomena abad ke-20. Jika komunisme merupakan pemberontakan pertama yang bersifat revolusioner dan totaliter terhadap cara hidup Barat yang liberal, maka fasisme dianggap merupakan pemberontakan kedua. Inti sari dari fasisme adalah pengorganisasian pemerintahan (sistem pengaturan pemerintahan) dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, militeristis, rasialis, dan imperialis. Di Eropa, negara pertama yang menjadi fasis adalah Italia (1922), Jerman (1933), dan Spanyol (1936). Sedangkan di Asia fasisme muncul di Jepang tahun 1930-an melalui perubahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter. Sutan Sjahrir memberikan pengertian terhadap fasisme adalah faham kemasyarakatan yang mengancam harkat dan martabat kemanusiaan. Menurutnya, faham yang ada dalam masyarakat akan mengalami perkembangan menjadi gerakan yang akan melawan kekuatan demokrasi, yang mana juga seluruh kekuatannya fasis tersebut bekerja melawan kemajuan dan kebebasan manusia universal.
2.2 Pengertian Ideologi Fasisme
Ideologi
Fasisme
merupakan
sebuah
paham
politik
yang
menjunjung
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat terlihat. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi Negara, maka negara wajib menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada perang dunia.
2.2 Sifat Ideologi Fasisme
Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :
a. R asisme Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciriciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu. .
b. Militerisme Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
c. Ultra Nasionalis Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan.
.
d. I mperialisme Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras.
2.3
Keunggulan dan Kelemahan Ideologi Fasisme
Ideologi fasisme mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagai berikut ; a. Memiliki rasa kesatuan nasional.
Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan kesatuan dan kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga rasa serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak mengalami gangguan. jika terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan dimusnahkan untuk mempertahankan kesatuan tersebut. b. Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan yang begitu ketat dan mereka menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat gunaan. Ideologi Fasisme juga menentukan semua keinginan badan administrasi dan merangkup segala bidang populasi. Diktator sangat mudah dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi tampa mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini bisa menghapuskan pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan menyelenggarakan kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem pemerintahan maupun ekonomi. c. Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala ataupun dalam pengambilan keputusan, terutama keadaan darurat daripada Ideologi ini bisa dengan segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak padaturunnya keputusan pemerintah.
d. Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli
Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang terkuat, maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme adalah orang yang unggul dan dengan mudah dan sukses, menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem pemerintahan yang tangkas, berdaya guna, setia. Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga
membuat rakyat menjadi
gemetar ketakutan. Diktator fasis dan
pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum — mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. 2.4
Perkembangan Fasisme
Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dengan pemimpinnya Mussolini, sementara di Jerman sebuah paham yang dihubungkan dengan fasisime yaitu nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme tidak menekankan pada ultra-nasionalsme saja namun juga rasialisme dan rasisme yang sangat kuat. Pada masa Perang Dunia II, fasisme dan nazisme memberi gambaran yang sangat mengerikan tentang kaganasan dan ketidakmanusiaan. Istilah fasisme pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I, tepatnya pada tahun 1919 saat berdirinya gerakan Fasis Italia dan selanjutnya paham kediktatoran fasisme dirubah lebih moderat. Sementara itu, gagasan fasisme yang lebih sempit dan radikal diterapkan oleh Adolf Hitler dengan paham nasionalis-sosialis atau Nazisme. Nazisme menganut ideolgi campuran antara fanatisme ras dan pragmatisme (Roger Eatwell,2004:248). Secara umum yang dianggap dan mewakili fasisme adalah Fasisme di Italia pada jaman Mussolini dan Nazisme Jerman , dimana ideology tersebut sebagai penyebab utama meletusnya Perang Dunia II tahun 1939-1945. Fasisme digunakan untuk mengacu pada
fasisme di Italia, sedangkan Nazisme digunakan untuk menyebut fasisme di Jerman pada masa Adolf Hitler. Namun pada perkembangannya kekuasaan sebuah rezim di belahan dunia dianggap sebagai fasisme juga seperti Pemerintahan Jepang pada Perang Dunia II,kediktatoran Spanyol pada masa Jenderal Franco (1939-1975), Pemerintahan Peron di Argentina(1943-1955), Pemerintahan Jenderal Augusto Pinochet di Chike (1973-1988) dan yang mutakhir rezim Sadam Husein di Irak yang akhirnya pemerintahan Sadam Husein ditumbangkan oleh Amerika Serikat. Paham fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. Sehabis berlangsungnya Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata demikian. Sebagai sebuah produk pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi obyektif yang membentuknya. Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan dan perasaan tak aman. Tak aneh, jika dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa mendapatkan dukungan masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di J erman. 2.5 Lahirnya Negara Fasis
Fasisme sebagai salah satu lambang kediktatoran sebenarnya telah muncul jauh sebelum abad ke-20. Fasisme merupakan faham golongan nasionalis ekstrim yang menganjurkan dijalankannya kekuasaan pemerintah otoriter. Fasisme mengutamakan kepentingan diatas segala -galanya. Negara fasis umumnya totalitarian. Negara totalitarian adalah Negara yang menempatkan pemerintah sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Ciri – ciri Negara totalitarian adalah hanya ada satu partai yang berkuasa dan dominasi militer yang amat kuat. Ciri lain adalah mereka menganggap ras mereka lebih tinggi dari ras lainnya. Negara – Negara yang berpaham fasis yaitu : Italia, Jerman dan Jepang.
1) F asis I talia Italia menjadi salah satu pemenang dalam perang Dunia I, tetapi Italia amat kecewa karena hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit, dan membuat situasai politik dan ekonomi menjadi tidak stabil. Ekonomi egara tersebut terus memburuk. Dalam keadaan seperti ini muncul tangan besi Benito Amilcare Andre Mussolini a. Terbentuknya fasisme di Italia
Pada tahun 1919, Mussolini membentuk partai Fasis ( Fascio de combbattimento ). Sejak itu ia mengembangkan paham fasis di Italia. Faktor – faktor pendorong terbentuknya fasisme di Italia : 1. Kekecewaan rakyat Italia atas penyempitan wilayah akibat Perang Dunia I. 2. Keinginan Italia untuk mengulang masa kejayaan Romawi. 3. Penderitaan rakyat akibat Perang Dunia I. 4. Kelemahan atas kebajikan pemerintahan Raja Viktor Emmanuel III. 5. Kemenangan Partai Fasis saat pemilu tahun 1922. 6. Berkembangnya Fasisme di Italia Pada tahuan 1922. Mussolini terpilih menjadi Perdana Menteri, selanjutnya ia memangkat diri sebagai “ Il Dauce “ ( Sang Pemimpin ). Upaya – upaya Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia, yaitu : 1. Menyingkirkan lawan – lawan politiknya yang mencoba merintangi usahanya. 2. Memperkuat angkatan perang. 3. Menguasai selurug laut tengah sebagai Mare Nostrum atau l aut kita. 4. Membentuk “ Re Sorgimento “ dengan semangat “ Italia La Prima “ ( Italia Raya ). 5. Menduduki Libia, Ethopia ( Absenia ) dan Albania dan lain – lain.
2. Nazisme di Jerman Setelah perang Dunia I, Jerman mengalami kehancuran terutama dalam hal Infrastruktur dan ekonomi. Dalam kekacauan ekonomi ini muncul tokoh Adolf Jitler. Ia mendirikan Partai Nazi ( National Sozialistice Deutsche Albelter Partai ). a. Terbentuknya Naziisme di Jerman Adolf Hilter merupakan pemimpin Nazisme di Jerman. Visi misi politik Hilter tercemin dalam bukunya yang berjudul “ Mein Kamf “ ( Perjuangan saya ). Dalam buku tersebut termuat lima hal pokok, yaitu : 1. Bangsa Jerman ( Ras Arya ) merupakan ras yang paling unggul. 2. Sebagai bangsa yang besar, maka Jerman memerlukan sejumlah wilayah taklukan. 3.Menggeloralan Chauvinisme ( Nasional berlebihan ) untuk membangkitkan harga diri bangsa Jerman. 4. Membangun angkatan perang yang kuat. 5. Membangun Industri secara besar – besaran, dan lain-lain.
3. Militeri sme di Jepang
Pada tahun 1914, Jepang di bawah kaisar Hirota mengalami kemajuan pesat dalam bidang perdagangan, industri, dan militer menganggap dirinya keturunan Dewa Matahari (Amateraucu Omikami), bangsa Jepang menganggap bangsa lain lebih rendah. Jepang melancarkan politik eskpansi ke Negara – Negara di kawasan Asia – Pasifik. a. Terbentuknya Militerisme di Jepang Dipelopori oleh perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Inasir Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Terbentuknya Militerisme dipengaruhi oleh faktor – faktro berikut : 1) Keinginan Jepang untuk menduduki daerah sekitarnya yang memiliki sumber bahan mentah. 2) Keinginan Jepang untuk mengusai dan memimpin Negara – Negara di sekitarnya. 3) Keinginan Jepang untuk melemahkan Negara – Negara pesaingnya.. 4) Kelemahan pemerintah sipil yang mengakibatkan ketidakmampuan Jepang dalam mengatasi krisis ekonomi dunia ( Malaise ) pada tahun 1929. b. Berkambangnya Militerisme di Jepang Pada masa pemerintahan kaisar Hirota, Jepang mulai tampil sebagai Negara industri yang maju. Majunya industri tersebut Jepang mulai melancarkan politik ekspansi ke Negara – Negara di kawasan Asia Pasifik. Dalam melancarkan politik ekspansinya, kaisar Hirohita melakukan tindakan – tindak sebagai berikut : 1) Mengobarkan semangat Bushido ( jalan ksatria ) sebagai semangat berani mati demi Negara dan kaisar. 2) Menyingkirkan tokoh – tokoh politik yang anti militer. 3) Memodernisasi angkatan perang. 4) Mengenalkan ajara Shinto Hakko Ichi-u, yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang. 5) Mempropagandakan Jepang sebagai cahaya, pemimpin dan pelindung Asia yang membebaskan bangsa – bangsa dari penjajahan bangsa Barat dll. 2.6 Perkembangan Fasisme Di Indonesia dan Eksistensinya Pada Zaman Sekarang
Keberadaan Fasisme di Indonesia, Munculnya politik fasisme di negeri ini di mulai sejak kemenangan Partai Nazi di Jerman yang memenangkan pemilu 1933. Dr. Notonind, bekas anggota PNI (lama) asal Pekalongan adalah tokoh teras Partai Fasis Indonesia (PFI) yang berdiri tahun 1933. Ide dasar pendirian PFI ini memang agak unik karena tidak di dasarkan kepentingan ideologi, melainkan oleh cita-cita pembangunan kembali kerajaan-
kerajaan Jawa seperti Majapahit dan Mataram, Sriwijaya di Sumatera, dan kerajaan-kerajaan di Kalimantan
.
Gema fasisme yang melanda dunia menuai respon beragam dari kalangan pergerakan di Indonesia. Kelompok PNI Baru, PKI dan Partindo adalah kelompok yang menentang gigih fasisme. Alasan dasarnya karena fasisme adalah benteng terakhir dari kapitalisme untuk mempertahankan diri dari krisis ekonomi dan politiik. Sedangkan di luar kedua kelompok ini, Wilson menilai kaum pergerakan kebingungan dalam merespon fasisme. Kelompok PSII dan Parindra misalnya, karena percaya ramalan politik Jayabaya menganggap fasisme Jepang sebagai saudara tua yang akan membebaskan bumiputera dari belenggu kolonialisme Belanda. Istilah Indonesia Raya dan Indonesia Mulia yang getol dikampanyekan oleh Parindra misalnya, mengingatkan kita pada ide Jerman Raya milik kaum Nazi Jerman yang mengakibatkan pembantaian jutaan orang Yahudi. Bahkan Agus Salim melihat potensi fasisme
sebagai
solusi
mengusir
kolonial
.
Tren politik fasis rupanya bukan hanya melanda kaum Bumi Putera. Kalangan Indo di Hindia-Belanda yang sedang dilanda krisis pertarungan politik dengan kalangan pergerakan bumi putra dan tekanan fasis Jepang juga merasa ingin cepat keluar dari krisis dengan harapan kadatangan dewa fasisme. Di Solo misalnya, pada tahun 1933 pernah dibentuk organisasi Anti Inlander Clud untuk melindungi kepentingan kaum Indo. Sementara kaum kaum fasisme Jepang di Hindia-Belanda yang tergabung dalam NIFO nampak paling agresif bergerak melakukan rapat-rapat akbar (vergadering). Aksi agresif NIFO ini mendapat reaksi keras dari Pemerintah Hindia-Belanda. Eksistensinya Pada Zaman Sekarang, Fasisme di zaman sekarang tidak se populer di waktu kelahirannya di Indonesia. Benar bahwa fasisme tinggal catatan sejarah ini terbukti dengan tidak adanya organisasi atau negara yang menganut fasisme lagi. Namun, sebagaimana kekhawatiran Mansour Fakih (Alm) delapan tahun silam, krisis gawat yang terus melanda negeri ini tidak mustahil menjadi bibit-bibit persemaian fasisme. Hal ini bisa dibuktikan oleh fakta berbagai organisasi yang gemar mobilisasi massa, arak-arakan dan gemar
melakukan
tindak
kekerasan
untuk
memaksakan
kehendaknya.
Hal
yang
mengkhawatirkan, gerakan itu muncul dalam praktek politik keagamaan simbol keagamaan digelar. Teriakan jihad dikumandangkan. Agama yang selama ini dikenal sebagai piranti kohesifitas budaya berubah menjadi alat propaganda khas fasisme.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fascismo adalah istilah yang berasal dari kata Latin "fases" (ejaan Romawi: fasces). Fases, yang terdiri dari serumpun batang yang diikatkan di kapak, adalah simbol otoritas hakim sipil Romawi kuno. Mereka dibawa oleh para liktor dan dapat digunakan untuk hukuman fisik dan modal berdasarkan perintah-Nya. Kata fascismo juga terkait dengan organisasi
politik
di Italia dikenal
sebagai
fasci,
kelompok
mirip
dengan
serikat kerja atau sindikat. Istilah fasisme pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I, tepatnya pada tahun 1919 saat berdirinya gerakan Fasis Italia dan selanjutnya paham kediktatoran fasisme dirubah lebih moderat. Sementara itu, gagasan fasisme yang lebih sempit dan radikal diterapkan oleh Adolf Hitler dengan paham nasionalis-sosialis atau Nazisme. Nazisme menganut ideolgi campuran antara fanatisme ras dan pragmatisme (Roger Eatwell,2004:248). Paham fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. Sehabis berlangsungnya Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata demikian. Sebagai sebuah produk pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi obyektif yang membentuknya Keunggulan ideologi fasisme antara lain: memiliki rasa kesatuan nasional, memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi, dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat, pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli. Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat politik . Yogyakarta: PT. Grafindo Persada Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Evriza. 2008. Ilmu Politik. Depok: ALFABETA Bandung http://newhistorian.wordpress.com/2008/01/04/fasisme/ http://www.scribd.com/doc/147750533/Fasisme http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2013/04/15/sejarah-fasisme/ http://transformasipengetahuan.blogspot.com/2012/10/perkembangan-fasisme-di-indonesiadan.html