MAKALAH HUJAN ASAM (MATA KULIAH : ANALISIS KOROSI DAN PENCEGAHANNYA) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Pada Setiap Kelompok Pada Mata Kuliah Analisis Korosi Dan Pencegahannya
NAMA KELOMPOK : ARIF ROHMAN HAKIM (14.11.053) HERDHIKA GIOVANI ANGGASTA (14.11.101)
TEKNIK MESIN S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
DAFTAR ISI
Daftar Isi
i
Kata Pengantar
ii
Definisi Istilah
iii
Bab I PENDAHULUAN
1
1.1 Pendahuluan
1
1.2 Tujuan
2
Bab II PEMBAHASAN
3
2.1 Pengertian Hujan Asam
3
2.2 Macam-macam Hujan Asam
3
2.3 Penyebab Terjadinya Hujan Asam
4
2.4 Proses Terjadinya Hujan Asam
5
2.5 Dampak Hujan Asam Terhadap Kehidupan Manusia dan Lingkungan
5
2.6 Upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan Asam
7
Bab III PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran
10
Daftar Pustaka
11
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah yang berjudul “Hujan Asam” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai apa yang dimaksud dengan hujan asam, apa penyebab terjadinya hujan asam, bagaimana dampak hujan asam terhadap manusia dan lingkungan, dan bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah terjadinya hujan asam. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penyusun harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun maupun bagi pembaca semua.
Malang, April 2016
Penyusun
ii
DEFINISI ISTILAH
Amoniak
: Senyawa kimia dengan rumus NH3, biasanya didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia) . merupakan senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
Asam Nitrat
: (HNO3)adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Jika kandungan asam lebih dari 86% disebut asam nitrat berasap.
Asam Sulfat
: (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air dalam semua perbandingan.
Atmosfer
: lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi dan permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa
Bahan Bakar Alternnatif
: bahan bakar yang dapat digunakan sebagai penggantibahan bakar konvensional yang terutama brsumber dari bahan bakar fosil.
Beroksidasi
: adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda-beda . merupakan pelepasan elektron oleh sebuah molekul , atom atau ion.
Deposisi asam
: kata yang lebih tepat dari pada hujan asam untuk menggambarkann jatuhnya asam yang ada di atmosfer baik dalam bentuk gas maupun cairan ke tanah, sungai, hutan dan tempat-tempat lainnya melalui tetes air hujan, kabut, embun, salju, butiran butiran (aerosol) ataupun jatuh bersama angin.
Deposisi basah
: Partikel-partikel pencemar yang ada di udara ikut luruh bersamaan dengan turunnya air hujan, dan bersifat merusak pada ambang tertentu jika mengenai benda-benda di alam.
Deposisi kering
: Biasanya terjadi pada daerah yang dekat dengan sumber pencemaran, dimana partikel-partikel pencemar tersebut melekat pada benda-benda disekitarnya (daerah perkotaan yang lalulintasnya padat atau daerah yang dekat dengan daerah industri)
iii
Difusi
: peristiwa mengalirnya /berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Efek rumah kaca
: Proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit atau diangkasa yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya
Emisi metan
: Merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Emisi metan dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Emisi metan juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah, bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan.
Fle Gas Desulfurization
: Adalah satu teknologi yang digunakan untuk menghilangkan sulfur dioksida (SO 2) dari gas buang knalpot pembangkit listrik bahan bakar fosil , dan dari emisi memancarkan proses oksida sulfur lainnya.
Hidrologi
: suatu ilmu yang mempelajari air di bumi, kejadian, sirkulasi dan distribusi sifat-sifat kimia dan fisika dan reaksinya dengan lingkungan termasuk hubungannya dengan makluk hidup.
Hujan asam
: segala macam hujan dengan pH kurang dari 5,0
Karbon dioksida
: (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon berbentuk gas.
Lapisan Lilin Pada Daun
: Lapisan lilin berfungsi untuk melindungi daun dari penguapan yang berlebihan dan gangguan serangga
Lime Injection in Multiple Burners (LIMB)
: teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada saat pembakaran. Emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%. Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penurunan suhu
iv
mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara. Materi asam
: senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkann larutan yang pH lebih kecil dari 7. Definisi modern, materi asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Nitrogen oxide
: (NOx) sebuah sebutan umum untuk mono-nitrogen oksida NO dan NO2 (nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida) . gas ini dihasilkan oleh reaksi antara nitrogen dengan oksigen di udara saat pembakaran terutama pada suhu tinggi.
Pemanasan global
: suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Yang menyebabkan bumi kita diami iini serasa lebih panas dan saat sing hari kita akan merasakan panas yang berlebihan .
pH Meter
: sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat keasaman dan kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi padat)
Photokimia
: Fotokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara langsung maupun tidak langsung.
Polusi
: masuknya atau dimasukkannnya makhluk hidup , zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan , atau berubahnya tatanan lingkungan oleh manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampaii ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Polutan
: semua bahan yang dapat menjadi penyebab pencemar.
Prekursor
: zat atau bahan pemula, atau zat kimia tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi industri dan apabila di simpangkan dapat v
digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan atau psikotropika. Senyawa yng mnedahului senyawa lain dalam proses metabolisme. Reaksi katalitis
: Katalis menurunkan energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi, melalui peningkatan konstanta laju. Oleh karena itu, katalis sangat penting dalam industri kimia, penanganan gas buang dan reaksi kimia lain.
Scrubbers
: alat pemisahan suatu partikel solid (debu) yang ada di gas atau udara dengan menggunakan cairan sebagai alat bantu. Air adalah cairan yang pada umumnya digunakan dalam proses scrubbing, meskipun dapat juga digunakan cairan lainnya (seperti : asam sulfat, dll).
Sulfur dioksida
: (SO2) merupakan gas yang tidak berwarna, berbau tajam, merupapak senyawa kimia dengan rumus SO2 tersusun dari 1 atom sulfur dan dua atom ogsige yang dihasilkan terutama dari letusan gunung berapi dan beberapa proses industri(pembakaran minyak).
Urea
: senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen,, dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), semakin
tinggi pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya perkembangan sektor industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di udara yang bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah. Pada dasarnya, air hujan normal memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,66,0. Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai dalam uap air yang bercampur di udara. Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan yang menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, dan nitrogen oksida dari kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri. Kedua unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari senyawa-senyawa asam lainnya. Persenyawaan ini membentuk semacam lapisan gabungan antara asam sulfur dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu. Hujan asam menyebabkan peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai serta menyebabkan kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung dan peninggalan sejarah. Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana penyebab terjadinya hujan asam, proses terbentuknya hujan asam, dampak hujan
1
asam bagi lingkungan maupun manusia, beberapa macam hujan asam, serta usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatann makalah ini adalahh sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hujan asam. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hujan asam 3. Untuk mengetahui proses terbentuknya hujan asam. 4. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. 5. Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Hujan Asam Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam daripada hujan biasa (Hunter BT, 2004
dalam Rahardiman, Arya. 2009).Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering . Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/ hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfer jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon. Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,6. Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup. 2.2
Macam – Macam Hujan Asam Hujan asam dikenal pertama kali pada tahun 1950, yaitu pada saat hujan asam
tersebut memberikan dampak negative berupa air yang bersifat asam di danau Skandinavia dan Kanada (Mukono, 2000 dalam Rahardiman, Arya. 2009).Secara mudah hujan asam dapat diartikan turunnya asam dari atmosfer ke bumi. Hujan disini tidak selalu diartikan dengan kondisi air atau basah, karena hujan asam dapat terjadi pada kondisi kering dan kondisi basah yang kemudian dikenal dengan deposisi (penurunan/ pengendapan) asam. Hujan asam (deposisi asam) ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. a) Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat 3
kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. b) Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran. 2.3
Penyebab Terjadinya Hujan Asam Ada berbagai macam penyebab hujan asam bisa terjadi. Beberapa penyebab terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut.
1.Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF ( Bahan Bakar Fosil ), peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%.Saat BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat. Oksida nitrogen, atau NOx, dan sulfur dioksida, atau SO2, adalah dua sumber utama hujan asam. Sulfur dioksida, yang merupakan gas tidak berwarna, dilepaskan sebagai produk oleh-ketika bahan bakar fosil yang mengandung belerang yang terbakar.Gas ini dihasilkan karena berbagai proses industri, seperti pengolahan minyak mentah, pabrik utilitas, dan besi dan pabrik baja. Berarti, alam dan bencana juga dapat mengakibatkan belerang dioksida yang dilepaskan ke atmosfer, seperti vegetasi membusuk, plankton, semprot laut, dan gunung berapi, yang semuanya memancarkan sekitar 10% belerang dioksida. Secara keseluruhan, pembakaran industri bertanggung jawab atas 69,4% emisi sulfur dioksida ke atmosfer, dan transportasi kendaraan bertanggung jawab atas sekitar 3,7% (Anonim , 2009). 2. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah (Anonim , 2009). 4
2.4
Proses Terjadinya Hujan Asam sulfat, asam nitrat yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan
ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin. Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batu bara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Didaerah peternakan dan pertanian akan cocok menghasilkan asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun. (Manahan, 1994 dalam Rahmawaty, 2002) 2.5
Dampak Hujan Asam Terhadap Kehidupan Manusia dan Lingkungan Banyak dampak negatif yang disebebkan oleh hujan asam, baik terhadap manusia
maupun terhadap lingkungan. Berikut akan dijelaskan dampak dari terjadinnya hujan asam : a) Dampak Hujan Asam bagi Kesehatan Manusia Pada dasarnya gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) bersifat membahayakan bagi kesehatan manusia. Kedua gas tersebut akan bereaksi di udara membentuk sulfat dan nitrat yang berupa partikel halus yang dapat masuk terhirup ke saluran pernapasan manusia, bahkan partikel halus sulfat dan nitrat tersebut dapat masuk ke dalam ruangan indoor. Menurut berbagai studi yang dilakukan, kedua partikulat halus tersebut dapat menyebabkan seseorang sakit yang berhubungan dengan kelainan jantung dan paru-paru, seperti asma dan bronchitis. Sumber zat SO2 dan Nox itu sendiri dapat berasal dari alam dan dapat juga karena aktifitas manusia. Berikut ini adalah berbagai aktifitas manusia yang turut andil dalam proses terbentuknya polutan (zat) pencemar pada proses deposisi asam : 1. Pembangkit Listrik dengan Batubara sebagai Pemasok SO2 2. Kendaraan Bermotor Sebagai Pemasok Zat NOx
5
b) Dampak Hujan Asam bagi Tumbuhan Hujan asam juga membawa dampak buruk bagi berbagai macam tumbuhan. Air yang bersifat asam yang jatuh ke tanah dapat melarutkan berbagai macam nutrient dan juga mineral yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Nutrien dan mineral tersebut akan terbawa jauh sebelum tumbuhan sempat mengambilnya. Ditambah lagi, air yang sifatnya asam, akibat dari hujan asam, akan menyebabkan meningkatnya kandungan elemen toksik, seperti Aluminium, di tanah. Akibat dari dampak tersebut adalah daun-daun akan berubah warna menjadi coklat hingga akhirnya tumbuhan mati. Dampak yang lebih parah akan dirasakan oleh tumbuh-tumbuhan yang terdapat di area pegunungan yang tinggi. Tumbuhan tersebut akan lebih sering terpapar oleh awan atau kabut yang sifatnya asam, karena terbentuk akibat hujan asam yang terjadi. Paparan tersebut akan membuat tumbuhan kehilangan nutriennya, sehingga tumbuhan akan lebih rentan terserang berbagai ancaman lainnya, seperti cuaca. Tanaman kemudian mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Ulrich dari Universitas Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat beberapa pohon spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun (Nandika, Dodi.,2004).
c) Dampak Hujan Asam bagi Perairan Seperti telah dijelaskan di atas bahwa hujan asam dapat mengubah pH lingkungan, termasuk lingkungan perairan. Adanya hujan asam dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi aluminium dan magnesium di lingkungan air yang akan membuat pH perairan menjadi turun hingga mencapai 5 atau bahkan di bawah 4.8. Pada kondisi pH 5 akan banyak hewan perairan yang mati karena ketidakmampuan dirinya untuk beradaptasi pada lingkungan asam. Alga, ikan, plankton-plankton, amfibi, siput, kerang-kerangan dan yang lainnya akan menerima dampak yang buruk akibat terjadinya hujan asam pada lingkungan tempat tinggal mereka. Secara keseluruhan, hujan asam dapat mengurangi keragaman hayati pada suatu ekosistem yang pada akhirnya dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan alam.
d) Dampak Hujan Asam bagi Bangunan Hujan asam akan menyebabkan timbulnya karat pada logam, seperti perunggu, ataupun rusaknya cat bangunan atau kendaraan serta rusaknya berbagai monumen, patung, ataupun makam yang terbuat dari batu. Dampak tersebut secara signifikan akan mengurangi 6
ilai dari bangunan atau objek itu sendiri. Kerugian secara finansial pun akan terasa manakala perbaikan akan kerusakan bangunan diperlukan. Jika sudah begini, Kita pun harus mulai berbenah untuk mengurangi emisi gas SO2 dan NOx ke udara.
e) Dampak Hujan Asam bagi Industri Otomotif (Cat Kendaraan) Hujan asam juga membawa dampak buruk bagi industri otomotif, yaitu rusaknya cat kendaraan secara permanen. Hujan asam membuat selaput cat mobil menjadi rusak dan menurut para ahli kerusakan yang terjadi tidak bisa dipulihkan. Satu-satunya cara adalah dengan mengecatnya kembali. Hal tersebut menimbulkan masalah tersendiri bagi industri otomotif, biaya pemulihan cat kendaraan akibat hujan asam.
f) Dampak Hujan Asam pada Jarak Pandang Ternyata hujan asam berdampak luas di berbagai sector kehidupan. 50 % nitrogen oksida terdapat di atmosfer secara alami, dan 50 % lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran Bahan Bakar Fosil. ( Soemarwoto O, 1992). Partikulat sulfur yang diemisikan ke udara juga mempengaruhi jarak pandang seseorang. Pengaruh menurunnya jarak pandang tersebut bisa mencapai 50% hingga 70%.
2.6
Upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan Asam Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saat terjadinya pembakaran, dan penghematan energi. a) Menggunakan Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol, etanol dan hidrogen. b) Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu mengurangi emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003). c) Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce) 7
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
1. Reuse Reuse yaitu menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai. pemanfaatan kembali botol – botol bekas menjadi wadah pemanfaatan kantong plastik bekas menjadi kemasan belanja untuk pembungkus pemanfaatan pakaian atau kain – kain bekas menjadi bahan kerajinan tangan, perangkat pembersih maupun berbagai keperluan lainnya.
2. Recycle Recycle yaitu mendaur ulang sampah, mendaur ulang sampah memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu : Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar Mengumpulkan sisa – sisa kaleng atau botol gelas Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang. 3. Reduce Reduce yaitu mengurangi sampah, ada beberapa cara untuk mengurangi sampah yaitu : Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanjaan Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain – lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis
d) Penambahan kapur kedalam tanah Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau kedalam danau karena dapat menetralkan sifat asam.
8
e) Melakukan Reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program reboisasi dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan terutama dalam aspek: 1.
Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
2.
Pelestarian sumberdaya plasma nutfah
3.
Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
4.
Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi.
5.
Penyediaan fasilitas pendidikan dan penelitian.
f) Pengendalian Setelah Pembakaran Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
9
BAB III PENUTUP 3.1.
Kesimpulan Dari pembahasan di atas mengenai hujan asam dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut : 1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. 2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. 3. Secara sedehana, proses pembentukan hujan asam sebagai berikut: Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. 4. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia. 5. Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi serta penambahan zat kapur. 1.2.
Saran Hujan asam bersifat merusak merupakan salah satu dari aktifitas manusia yang
berlebihan. Kerugian dan kerusakannya sangat bervariasai mulai dari rusaknya lingkungan disekitar kita hingga kesehatan manusia itu sendiri yang terancam. Ekosistem di alam sekitar kita saling berkait dan saling ada timbal balik didalamnya, dengan rusaknya salah satu mata rantai dari ekosistem, dengan sendirinya alam akan mengalami kerusakan juga. Sekarang saatnya kita jaga alam dan lingkungan kita untuk anak cucu kita kelak. Pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. 10
Daftar Pustaka Anonim . 2009. Cause and Effects of Acid Rain. http://www.buzzle.com/ articles/ causes – and – effects – of – acid –rain.html. Diakses pada: 22 Januari 2014 Arfa, Rizdela. ( 2012 ). Penyebab Terjadinya Hujan Asam. Diperoleh dari : http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-peny ebab-dan-prosespembentukannya/ . Diakses pada : 16 Januari 2014. Hariyanto. 2012. Upaya Pencegahan dan Dampak hujan asam. http://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/upaya-pencegahan-dampak-hujan-asam/ . Diakses pada : 20 Januari 2014. Kurniawan, Anas. 2011 . Hujan Asam ( Acid Rain ). http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/01/hujan-asam-acid-rain / . Diakses pada : 16 Januari 2014. Maulana, Moh. 2012 . Hujan Asam Menghancurkan Bumi. http://maulanusantara.wordpress.com/2012/01/05/mengenal-macam-macam-hujan/ . Diakses pada : 16 Januari 2014. Nandika, Dodi.,2004. Hujan Asam Suatu Fenomena yang Mengancam Kelestarian Hutan. Staf Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Hutan-IPB. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/. Diakses pada : 22 Januari 2014 Ophardt, C.O. 2003. AcidRain. http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook. Diakses pada : 16 Januari 2014. Prasetyo, Anam. 2013. Dampak Hujan Asam dan Penyebab Terjadinya Hujan Asam. http://prasetyomanan.blogspot.com/2013/10/penyebab-dan-dampak-hujan-asam.html . Diakses pada : 22 Januari 2014. Rahardiman, Arya. 2009. HujanAsam. http://keslingbanget.blogspot.com/2009/03/ hujan asam. html. Diakses pada: 20 Januari 2014 Rahmawaty, ( 2002 ). Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan. Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/857/1/ hutan-rahmawaty2.pdf. Diakses pada : 20 Januari 2014 Sumahamijaya,I. 2009. Hujan Asam Menghancurkan Bumi. http://majarimagazine.com/2009/03/ hujan – asam – mencegah – global – warmingmenghancurkan- bumi/. Diakses pada : 20 Januari 2014
11