MAKALAH GEOLOGI DAN MINERALOGI
“Perkembangan Geologi Dan Biologi Di Sulawesi enggara!
Ole" #
Nama Nama # Enal A$r A$rian ian%o %o Nim
# D&B& &' &()
PROGRAM S*DI AGROEKNOLOGI +*R*SAN AGROEKNOLOGI ,AK*LAS PERANIAN *NI-ERSIAS *NI-ERSIAS HAL* OLEO ./&0
KAA PENGANAR
Asssalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur tak lupa saya panjatkan pan jatkan kepada Allah SWT. SWT. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Atas
selesainya penyusunan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut terlibat dalam penyusunan makalah ini. Saya mengucapakan banyak terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan doa, kepada para dosenasisten yang banyak membantu memberikan sumbang saran dan kritik, kritik, dalam penyusunan penyusunan makalah makalah ini, dan juga kepada teman-tem teman-teman an yang selalu hadir memberi semangat baik langsung maupun tidak langsung. Saya Saya menya menyada dari ri sepe sepenuh nuhny nyaa bah!a bah!a dala dalam m makal makalah ah ini ini masi masih h banya banyak k kekurangan. "leh karena itu dengan lapang dada dan dengan hati yang terbuka, saya menghar mengharapka apkan n pada pembaca pembaca untuk untuk memberi memberikan kan saran saran dan kriti kritik k yang si#atn si#atnya ya membangun demi sempurnanya makalah ini. Wasalaamualaikum warahmatullahi wabarakatu
KAA PENGANAR
Asssalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur tak lupa saya panjatkan pan jatkan kepada Allah SWT. SWT. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Atas
selesainya penyusunan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut terlibat dalam penyusunan makalah ini. Saya mengucapakan banyak terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan doa, kepada para dosenasisten yang banyak membantu memberikan sumbang saran dan kritik, kritik, dalam penyusunan penyusunan makalah makalah ini, dan juga kepada teman-tem teman-teman an yang selalu hadir memberi semangat baik langsung maupun tidak langsung. Saya Saya menya menyada dari ri sepe sepenuh nuhny nyaa bah!a bah!a dala dalam m makal makalah ah ini ini masi masih h banya banyak k kekurangan. "leh karena itu dengan lapang dada dan dengan hati yang terbuka, saya menghar mengharapka apkan n pada pembaca pembaca untuk untuk memberi memberikan kan saran saran dan kriti kritik k yang si#atn si#atnya ya membangun demi sempurnanya makalah ini. Wasalaamualaikum warahmatullahi wabarakatu
DA,AR ISI
BAB I1 PENDAH*L*AN
$.%. &atar 'elakang(((((((((((((((((((((( 'elakang(((((((((((((((((((((((() (() $.*. Tujuan . . . . . . . . . ((((((((((((((((((((( ((((((((((((((((((((((...+ (...+ $.. umusan asalah . . (((((((((((((((((((((..+ (((((((((((((((((((((..+ BAB II1 ISI
*.%. /asar Teori Alterasi 0idrotermal(.(((((( 0idrotermal(.(((((((((((((((..1 (((((((((..1 *.%.% Alterasi 0idrotermal (.(((((((((((((((((.....1 *.*. Keadaan 2eologi(.((((((((( 2eologi(.(((((((((((((((((((( (((((((((((%3 %3 *.%.% 2eologi egional(.((((((((( egiona l(.((((((((((((((((((.( (((((((((.(%3 %3 *.%.* Tataan Tataan Stratigra#i(.(((((( Stratigra#i(.((((((((((((((((( ((((((((((((....%3 (....%3 *.%. Struktur 2eologi(.(((((((( 2e ologi(.(((((((((((((((((( (((((((((((..%* (..%* *.*.%
or#ologi /aerah Penyelidikan(.((((((((((((..%
*.. Potensi *.. Potensi 2eologi Pulau Wa!onii(.(((((((((((((((.% Wa!onii(.(((((((((((((((.% 2.4. Nikel
Potensi 2eologi Pomala Sula!esi Tenggara(.((((((((%4 Tenggara(.((((((((%4
*.5. Kondisi 2eologi 2eo logi Nikel Sula!esi Tenggara(.(((((((((((%+ Tenggara(.(((((((((((%+ *.4. Potensi *.4. Potensi 2eologi Ka!asan Teluk Teluk 'one(.(((((((((((..(*3 'one(.(((((((((((..(*3 2.7.
Potensi 'itumen Padat Pulau 'uton sebagai Potensi 6nergi Pengganti 'ahan 'akar inyak (.((((((((( inyak (.(((((((((((((((((((( ((((((((((((...** (...**
*.1. a!an *.1. a!an 'encana 'enc ana Alam 2eologi /aerah Sula!esi Tenggara(.(((..(*4 Tenggara(.(((..(*4 BAB III1 PEN**P
.%. Kesimpulan (((.((((((( (((.(((((((((((((((((( ((((((((((((.......3 (.......3 .*. Saran (((.(((( (((.(((((((( (((((((( (((((((( (((((((( (((((((. (((...3 ..3 DA,AR P*SAKA
BAB I PENDAH*L*AN &1&1
La%ar Belakang
Kata geologi berasal dari dua kata bahasa 7unani, yaitu geos 8yang berarti bumi9 dan logos 8yang berarti ilmu9. :adi, 2eologi adalah studi mengenai bumi dan #enomena yang terjadi di dalamnya. 2eologi secara umum membahas mengenai material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi baik di dalam bumi 8ba!ah permukaan9 maupun yang terjadi di atas permukaan bumi. 2aya yang bekerja di dalam bumi 8endogen9 menghasilkan gempabumi dan akti;itas ;ulkanik, sementara itu gaya eksternal 8eksogen9 menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, dan pembentukan bentang alam. Semua proses itu menyebabkan batuan memiliki ciri yang khusus. Karakteristik dan ciri khusus dari batuan itulah yang dipelajari oleh geologi. Sehingga dapat dilakukan interpretasi proses geologi apa saja yang berkontribusi dalam pembentukan batuan tersebut. /engan bentuk permukaan bumi yang beragam mulai dari lembah, pegunungan, delta, pantai, palung, hutan, dan sebagainya. embuat banyak pertanyaan tentang proses keterbentukan yang daat beragam 8mega di;ersity9 tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memunculkan lahirnya suatu ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi hingga perut bumi, komposisi dan sejarah keterbentukannya yaitu 2eologi. 2eologi berkaitan dengan berbagai ilmu lainnya, hal tersebut terjadi karena ilmu apapun selama lahir di bumi maka akan sealu berhubungan dengan bumi. selain geologi ada juga geologi yang berkaitan dengan teknologi mulai dari pencitraan satelit, pemakaian kompas, d an lain sebagainya. Saat ini bidang ilmu geologi mulai memiliki peranan sangat penting dikalangan masyarakat, khususnya in#ormasi mengenai kondisi geologi yang berkembang dan bekerja di daerah tersebut. /ari perkembangan dan kemajuan ilmu ini akan mendorong para ahli untuk melakukan penelitian secara regional, namun masih diperlukan suatu penelitian yang lebih detail guna melengkapi data geologi
yang telah ada mencakup kondisi geomor#ologi, stratigra#i, struktur geologi serta aspek geologi teraplikasi lainnya. 'erdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai keadaan geologi daerah Wolo!a dan sekitarnya, Kecamatan Pasar!ajo, Kabupaten 'uton, Propinsi Sula!esi Tenggara. Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data-data geologi daerah Wolo!a yang secara administrati# masuk dalam !ilayah Kecamatan Kecamatan Pasar!ajo, Kabupaten 'uton, Propinsi Sula!esi Tenggara, terutama untuk pengembangan daerah tersebut. Penelitian geologi lapangan ini meliputi kegiatan pemetaan terhadap aspek geomor#ologi yaitu dengan melihat permukaan bumi diantaranya gerakan tanah proses erosi, bentukan sungai dan beberapa gejala lainnya. Aspek stratigra#i membahas mengenai jenis batuan, urutan lapisan dan umur batuan yang ada di daerah penelitian. Struktur geologi membahas mengenai pengaruh struktur yang bekerja serta hubungannya dengan stratigra#i di daerah tersebut. Sedangkan potensi bahan galian membahas mengenai indikasi penyebarannya yang dapat diman#aatkan untuk keperluan penduduk di daerah sekitar maupun oleh penduduk di luar daerah tersebut, serta dapat menceritakan sejarah geologi daerah penelitian. /alam mempelajari ilmu kebumian 8terutama geologi9, diperlukan kegiatan luar ruangan untuk memperoleh data. Suatu studi geologi yang baik
memang
didasarkan oleh obser;asi dan percobaan yang dilakukan di lapangan. Pekerjaan lapangan tersebut kemudian didukung oleh percobaan laboratorium. /ata lapangan dan laboratorium tersebut kemudian diolah melalui interpretasi dan
rekonstruksi
suatu model geologi. Terkadang penelitian geologi menuntut suatu pemodelan yang kompleks. 0al ini dikarenakan proses geologi yang bekerja pun sesungguhnya memang kompleks dan rumit dan melibatkan proses-proses #isika, kimia, danatau biologi. "leh sebab itu, pemahaman ilmu-ilmu dasar seperti matematika, statistika, kimia, #isika, dan biologi penting untuk membangun nalar geologi.
ineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk indi;idu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang si#at - si#at #isik, cara terjadinya, cara terbentuknya, si#at - si#at kimia, dan juga kegunaannya. ineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. &ogos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti ineralogi adalah $lmu tentang ineral. ineral 8menurut Barry and Masson9 adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. /i alam mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang ber;ariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam ronggarongga atau celah batuan, tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai kumpulan butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan. 'entuk kristal mineral merupakan suatu system tersendiri dimana setiap jenis mineral mempunyai bentuk kristal sendiri. System ini di kelompokkan menjadi enam yaitu < %. $sometrik *. Tetragonal . 0e=agonalTrigonal ). "rthorhombik 5. onoklin 4. Triklin Kristalisasi dapat terjadi dari larutan, hal ini merupakan hal yang umum yaitu bila larutan telah jenuh, selain itu juga jika temeratur larutan di turunkan. 'enda padat akan meleleh karena tigginya temperature yang membeku, membentuk kristal-kristal bila mendingin. 2as dengan unsur kimia tertentu akan dapat mengkristal, unsure tersebut misalnya belerang, kristalisasi terjadi dari larutan peleburan, uap atau gas. eskipun
telah di de#inisiskan kristalin tetapi di anggap sebagai mineral, tipe ini di kenal ada dua macam yaitu < %. etamic mineral, dimana asalnya adalah kristalin yang kemudian struktur kristalnya hancur. >mumnya senya!a dari asm lemah seperti ?irkon 8@rSi")9 dan Thorite 8ThSi")9. *. ineral amor#, yang terjadi karena pedinginan yang cepat sehingga tidak terbentuk kristal. ineral ini yang paling umum adalah opal, mineral lempung, hydrated iron dan alluminium o=ides.
&1.1
u2uan
%. Agar pembaca mengetahui apa itu geologi. *. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan geologi dengan ilmu lain. . Agar pembaca mengetahui teknologi penunjang ilmu geologi ). engetahui de#enisi dari mineral itu sendiri. 5. engetahui si#at-si#at #isik dari mineral. 4. ampu melakukan penyelidikan secara #isik dari mineral. +. engetahui keterdapatan mineral dalam batuan.
&131
Rumusan Masala"
%. 'agaimana permasalahan geomor#ologi pada daerah telitian *. 'agaimana permasalahan stratigra#i daerah telitian . 'agaimana permasalahan struktur geologi daerah telitian
BAB II ISI
.1& Dasar eori Al%erasi Hi4ro%ermal
'ateman 8%B549, menyatakan bah!a larutan hidrotermal adalah suatu cairan atau #luida yang panas, kemudian bergerak naik ke atas dengan memba!a komponenkomponen mineral logam, #luida ini merupakan larutan sisa yang dihasilkan pada proses pembekuan magma. Alterasi dan mineralisasi adalah suatu bentuk perubahan komposisi pada batuan baik itu kimia, #isika ataupun mineralogi sebagai akibat pengaruh cairan hidrotermal pada batuan, perubahan yang terjadi dapat berupa rekristalisasi, penambahan mineral baru, larutnya mineral yang telah ada, penyusunan kembali komponen kimia-nya atau perubahan si#at #isik seperti permeabilitas dan porositas batuan 8 Pirajno,%BB*9. Alterasi dan mineralisasi bisa juga termasuk dalam proses pergantian unsurunsur tertentu dari mineral yang ada pada batuan dinding digantikan oleh unsur lain yang berasal dari larutan hidrotermal sehingga menjadi lebih stabil. Proses ini berlangsung dengan cara pertukaran ion dan tidak melalui proses pelarutan total, artinya tidak semua unsur penyusun mineral yang digantikan melainkan hanya unsurunsur tertentu saja. .1&1& Al%erasi Hi4ro%ermal
Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks yang melibatkan perubahan mineralogi, kimia!i, tekstur, dan hasil interaksi #luida dengan batuan yang dile!atinya. PerubahanCperubahan tersebut akan bergantung pada karakter batuan dinding, karakter #luida 86h, p09, kondisi tekanan maupun temperatur pada saat reaksi berlangsung, konsentrasi, serta lama akti#itas hidrotermal. Walaupun #aktorC #aktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia #luida kemungkinan merupakan #aktor yang paling berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal. 8Dreasy, %B4%9
enurut Dorbett dan &each 8%BB49, #aktor yang mempengaruhi proses alterasi hidrotermal adalah sebagai berikut < a. Temperatur dan tekanan Peningkatan suhu membentuk mineral yang terhidrasi lebih stabil, suhu juga berpengaruh terhadap tingkat kristalinitas mineral, pada suhu yang lebih tinggi akan membentuk suatu mineral menjadi lebih kristalin, menurut Noel White 8%BB49, kondisi suhu dengan tekanan dapat dideterminasi berdasarkan tipe alterasi yang terbentuk. Temperatur dan tekanan juga berpengaruh terhadap kemampuan larutan hidrotermal untuk bergerak, bereaksi dan berdi#usi, melarutkan serta memba!a bahanCbahan yang akan bereaksi dengan batuan samping. b. Permeabilitas Permeabilitas akan menjadi lebih besar pada kondisi batuan yang terekahkan serta pada batuan yang berpermeabilitas tinggi hal tersebut akan mempermudah pergerakan #luida yang selanjutnya akan memperbanyak kontak reaksi antara #luida dengan batuan. c. Komposisi kimia dan konsentrasi larutan hidrotermal Komposisi kimia dan konsentrasi larutan panas yang bergerak, bereaksi dan berdi#usi memiliki p0 yang berbeda-beda sehingga banyak mengandung klorida dan sul#ida, konsentrasi encer sehingga memudahkan untuk bergerak. d. Komposisi batuan samping Komposisi batuan samping sangat berpengaruh terhadap penerimaan bahan larutan hidrotermal sehingga memungkinkan terjadinya alterasi. Pada kesetimbangan tertentu, proses hidrothermal akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral 8mineral assemblage9 8Dorbett E &each, %BB49. Secara umum himpunan mineral tertentu akan mencerminkan tipe alterasinya. enurut Sikumbang, N., dkk., 8%BB59 dalam 0adi!astra 8*3319, tektonik telah terjadi beberapa kali dimulai sejak Pra-6osen, dimana pola tektoniknya sukar ditentukan disebabkan seluruh batuannya telah mengalami beberapa kali perlipatan
dan pensesaran. 2erak tektonik utama yang
membentuk pola struktur hingga
sekarang diperkirakan terjadi pada masa 6osen C "ligosen yang membentuk struktur imbrikasi berarah Timurlaut C 'aratdaya. Kegiatan tektonik berikutnya terjadi antara Pliosen C Plistosen yang mengakibatkan terlipatnya batuan Pra-Pliosen. Kegiatan tektonik terakhir terjadi sejak Plistosen dan masih berlangsung hingga sekarang yang mengakibatkan terangkatnya Pulau 'uton dan Pulau una secara perlahan, seirama dengan pembentukan batu gamping terumbu Formasi Wapulaka yang menunjukkan undak-undak. Peristi!a tektonik yang terjadi berulang-ulang menyebabkan batuan-batuan yang berumur lebih tua mengalami beberapa kali de#ormasi struktur, sehingga batuan yang lebih tua umumnya dijumpai dengan kemiringan lapisan yang relati# tajam, sedangkan batuan yang lebih muda kemiringannya lapisan relati# lebih landai dibandingkan dengan batuan yang berumur tua 8 Tobing dkk,*3319. .1.
Kea4aan Geologi .1&1& Geologi Regional
/aerah penyelidikan termasuk bagi an peta geologi lembar 'uton, Sula!esi Tenggara. Keadaan umum daerah penye lidikan sebagian besar merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian
antara %33 m sampai maksimal +33 m dpl serta
mempunyai kemiringan lereng yang sangat terjal. .1&1. a%aan S%ra%igra$i
/engan mengacu pada Peta 2eologi &embar 'uton , Sula!esi Tenggara, maka di daerah selidikan terdapat 5 #ormasi batuan di mana urutannya dari tua ke muda adalah < Komplek >ltrabasa Kapontori erupakan komplek batuan malihan tertua, umur #ormasi ini
sekitar Permo Kar bon. 'atuannya terdiri atas peridotit,
serpenti nit dan gabro, setempat terbreksikan dan terge ruskan. Penyebaran batuan komplek >ltra basa ini memanjang dengan arah TimurlautC 'arat daya. /ibagian 'arat daya Komplek >ltra basa Kapontori ini
muncul sebagai 0orst dengan kontak tidak selaras terhadap beberapa #ormasi yang lebih muda. a. Formasi Winto Formasi Winto terdiri atas perseli ngan serpih, batupasir, konglomerat, dan sisi pan batu gamping berumur Trias Atas. Serpih biasanya berlapis tipis sampai sedang, ber!ar na abu-abu sampai kecoklatan atau kehi ta man, berbitumen, sering bersisipan dengan ba tupasir halus sampai sedang dan batugamping tipis ber!arna putih. Terdapat sisa tumbuhan ber!arna coklat sampai kehitaman, berlem bar, sisipan tipis batubara dijumpai hanya pada tempat tertentu berlapis dan dijumpai perlapisan sejajar, silang siur dan gelembur gelombang. 'atu pasir ber!arna abu-abu sampai kecoklatan, gampingan, padat, sering terdapat urat kuarsa, dibeberapa tempat dalam #ormasi Winto menyebabkan rembesan minyak. Salah satu conto rembesan minyak tersebut diantara nya yang muncul di Kumele Winto yaitu pada lokasi singkapan AK' )1 A. b. Formasi Tobelo Formasi Tobelo tersebar mengikuti pola umum perlipatan didaerah itu. &itologi nya tersusun atas kasilitit, berlapis baik, kaya akan radilaria. >mur For masi diperkirakan antara KapurCPaleosen dan terbentuk pada lingkungan pengendapan 'atial c. Formasi Tondo Formasi Tondo tersusun atas konglo merat, batupasir kerikilan, perselingan batu pasir, batulanau dan batulempung. Pada #orma si Tondo ini seringkali dijumpai rembesan as pal kepermukaan membentuk urat-urat aspal. Formasi Tondo diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik hingga 'atial
'a!ah pada iose Tengah
sampai iosen Atas. d. Formasi Sampolakosa &itologi terutama terdiri atas batupa sir gampingan-lempung gampingan. 'atupasir gampingan umumnya berukuran butir halus sampai sedang abu-abu sampai abu-abu kehitaman, berlapis tebal sampai massi#. Pada banyak tempat seperti di /esa
Wining terim pregnasi oleh aspal, mengandung bitumen,dan pada tempat-tempat tertentu dijumpai rem besan aspal murni menembus sampai keper mukaan. Formasi Sampolakosa diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik-batial pada iosen atas sampai Pliosen ba!ah. e. Formasi Wapulaka Formasi ini sebagian besar berupa ba tugamping, batugamping pasiran, batupasir gampingan. ganggang pantai
atau purba
'atugamping
terutama
sebagai gamping
terumbu
koral, topogra#i batuan ini memperlihatkan undak- undak dan
topogra#i karst. /iendapkan pada kala Plistosen
8Sikumbang dkk, %BB59.
.1&13 S%ruk%ur Geologi
Peristi!a Tektonik yang terjadi pada Anjungan 'utonCTukangbesi setidaknya terjadi sebanyak kali. Ketiganya turut berperan dalam tataan stratigra#i dan struktur didaerah ini. Struktur geologi yang berkembang terdiri atas antiklin, sinklin, sesar anjak, sesar normal dan sesar geser mendatar. Sesar-sesar utama yang terjadi pada umumnya mempunyai arah sejajar dgn arah memanjang nya tubuh batuan Pra Tersier dan sumbu ceku ngan sedimen iosen Kegiatan tektonik pada Plio- Plistosen mengakibatkan terlipatnya kembali batuan
yang
lebih
tua 8PraPliosen9
dan
menggiatkan kembali sesar-sesar yang telah terbentuk sebelumnya. Struktur geologi yang terdapat didae rah penyelidikan berupa struktur lipatan dan patahan. Sumbu lipatan umumnya Timurlaut C'aratdaya. Struktur lipatan berupa sinklin dan antilklin tersebut mempengaruhi hampir semua #ormasi yang ada didaerah penyelidi kan terutama dibagian Tenggara daerah penye lidikan mulai dari >tara sampai ke Selatan . 8Sukamto, %B+59 Patahan utama mempunyai arah Ti murlautC'aratdaya dan nampaknya mengikuti arah memanjangnya tubuh batuan Pra Tersier dan Sumbu cekungan iosen Anjungan 'uton-Tukangbesi. Patahan >tama ini umum nya berupa sesar naik dan sesar normal. Salah satu patahan utama yang sangat penting adalah sesar naik
Winto, sesar ini mengangkat Formasi Winto kepermukaan
dan
diper kirakan
berpotensi sebagai jalur rembesan minyak serta munculnya endapan aspal murni kepermukaan, selain itu
jalur sesar ini me munculkan beberapa mata air panas.
Selain pa tahan utama, terdapat juga patahanCpatahan ikutan atau sekunder yang mempunyai arah 'aratlautCTenggara dan >taraCSelatan. Pata han >tama dan sekunder didaerah penye lidikan memotong hampir semua #ormasi batuan yang berumur Tersier dan Pra Tersier. .1.1&
Mor$ologi Daera" Pen5eli4ikan
or#ologi daerah penyelidikan sebagian besar terbentuk oleh batugamping, kong lomerat, batuan ultrabasa dan batuan pra tersier lainnya dan membentuk daerah perbukitan dengan kemiringan lereng antara *3GC53G dan pada beberapa tempat mencapai 13G. Pada beberapa tempat kenampakan mor#ologi batu gamping membentuk ciri yang khas sebagai plateau. Ketinggian rata-rata didaerah penyeli dikan antara %33 m sampai )33 m dpl, pada daerah tertentu mencapai ketinggian sampai +53 m dari permukaan laut. Pola aliran sungai umumnya Sub /endritik dengan 6rosi sungai antara stadium muda dan stadium de!asa. Kebanyakan su ngaisungai kecil didaerah penyelidikan tidak berair, kemungkinan keringnya air sungai aki bat ku rangnya daya serap tanah terhadap air akibat tidak adanya ;egetasi yang dapat me nyerap air hujan. Atau akibat banyaknya aliran sungai ba!ah tanah dan membentuk rongga-rongga atau gua-gua dalam tanah. 8Sikumbang, %BB59.
.13 Po%ensi Geologi Pulau 6awonii
Wa!onii adalah sebuah pulau yang berada di depan mulut teluk kendari. /engan berpenduduk *B.+4B ji!a yang mendiami pulau dengan luas 14.+51 0a. >mumnya mata pencaharian penduduknya adalah petani dan nelayan 8menjadi masyarakat petani dalam arti luas9. hasil utama pulau ini adalah kopra dan hasil laut yang perdagangannya kebanyakan antar pulau. 'erdasarkan program pembangunan P6$ pulau !a!onii yang masuk koridor Sula!esi-aluku menjadi Pusat Ka!asan $ndustri Perikanan dengan komoditi rumput laut sebagai basisnya. Sehingga dengan
program pembangunan P6$ dan program pembangunan lokal baik pemerintah Pro;insi Sula!esi Tenggara maupun pemerintah daerah Kabupaten Kona!e diharapkan kedepan pulau !a!onii bisa menjadi kutub pertumbuhan daerah dan ekonomi baru.
'ahasa $ndonesia< &okasi Kabupaten Kona!e Selatan di Pro;insi Sula!esi Tenggara Kategori
ntuk itu geologi juga dapat berperan dalam hal melihat kondisi geologi !ilayah !a!onii kaitannya dengan kesesuaian lahan 8land suitability9 dan kemampuan lahan 8land capability9 dalam mendukung program P6$ dan program pembangunan regional dan lokal. 'erdasarkan batuan pulau Wa!onii tersusun oleh dominan batuan sedimen berumur tersier, batuan sedimen berumur trias dan batuan beku ultrabasa kerak samudra yang berumur jura. Struktur geologi daerah Wa!onii terdiri dari &a!anopo #ault system dan 0amilton #ault system serta ?ona penunjaman Tolo8Tolo Thrust9. Kedua sesar utama tersebut masih akti# dan menyebabkan !ilayah pulau !a!onii sering dilanda gempa-gempa tektonik.
Peta 2eologi Pulau Wa!onii Potensi Sumber /aya 2eologi daerah !a!onii berdasarkan karakter batuan dan kontrol struktur geologinya maka sumber daya geologi yang ada adalah nikel laterit, besi laterit dan krom serta emas. ari kita melihat cadangan nikel laterit yang berasal dari batuan ultrabasa. Sebaran batuan ultrabasa di pulau Wa!onii seluas H*%.B43 0a sedangkan dengan le;el ketinggian minimum +,) m dpl hingga 1B,*4* m dpl dari data tersbut kita dapat menghitung cadangan hipotetik dari sumberdaya nikel lateritnya. /idapatkan bah!a pulau Wa!onii memiliki potensi hipotetik sumber daya nikel lateritenya 145.4B.*5,B m 8metode pengukuran cut-#ill9. jika cadangan ini diolah menjadi crude #erro nickel 8DFN9 yang berkapasitas produksi %33.333 tontahun dengan kebutuhan umpan +4.333 tontahun bijih nikel laterit maka umur tambangnya dipastikan diatas 3 tahun. Sesuatu potensi yang luar biasa besarnya dan bernilai startegis. Namun potensi positi# tersebut memiliki kendala untuk dikembangkan menjadi suatu pusat kutub pertumbuhan dan sumber ekonomi baru. Kendala utamanya adalah energi, sayangnya pulau Wa!onii adalah pulau yang berada di indonesia timur serta berada pada pro;insi yang masih termasuk katagori in#rastruktur energi yang rendah, menjadikan perencanaan dan pembangunan in#rastruktur energi bukanlah prioritas utama, karena daerah lainpun memiliki potensi yang tidak kalah luar biasa besarnya dan telah menjadi agenda nasional. Agar daerah !a!onii dapat berkembang dan menjadi !ilayah in;estasi aktrakti# maka perlu dikembangkan in#rastruktur dasar termasuk in#rastruktur energi.
Peranan seorang geologis bagi pengembangan in#rastruktur energi di daerah !a!onii adalah mencari sumber-sumber potensi energi melalui pengetahuan geologinya. 2eologi kelautan mencakup penelitian geo#isika, geokimia, sedimentologi, dan paleontologi di dasar samudera dan daerah pesisir. 2eologi kelautan berkaitan erat dengan oseanogra#i #isik dan tektonik lempeng. 'erdasarkan letak geogra#isnya maka pulau Wa!onii memiliki karakter oseonogra#inya sendiri dan melahirkan potensi energi lautnya yang besar karena merupakan pulau yang berada di perairan &aut 'anda yang terkenal dengan kedalaman dan arusnya. 'elum lagi potensi energi angin karena merupakan !ilayah kepulauan sehingga umumnya angin bergerak kencang baik angin yang berasal dari darat pada siang hari maupun angin laut yang terjadi di malam hari. 'erdasarkan data Sistem $n#ormasi Pesisir dan lautan $ndonesia 8S$P&A9 kecepatan angin di perairan pulau Wa!onii antara 3.*-* mdt, namun untuk bulan mei dan agustus pernah tercatat kecepatan angin hingga 4 mdet. /ata 'K2 menunjukkan gelombang laut di sekitar perairan pulau !a!onii antara % m hingga I* m, bahkan pernah tercatat gelombang laut banda bisa mencapai 4 m. :ika berdasarkan data a!al ini saja sdh dapat dilihat potensi energi alternati# dari pada angin dan gelombang yang berada di sekitar pulau !a!onii bisa dikembangkan sebagai sumber energi penggerak sarana produksi.
.1' Nikel Po%ensi Geologi Pomala Sulawesi enggara
Nikel di Sula!esi Tenggara telah di kenal sejak jaman belanda. /ata menunjukkan nikel Sula!esi Tenggara telah di eksploitasi sejak tahun %B) oleh "ost 'orneo aatschappij 8"'9 dan 'one Tolo aatschappij. Sejak saat itu hingga akhir perang dunia ke $$, Nikel Sula!esi Tenggara telah dikelola oleh perusahaan negara bernama PT. ANTA hingga sekarang ini. Nikel Sula!esi Tenggara pasca tahun *33+ mengalami perkembangan yang cukup signi#ikan. Seiring dengan naiknya demand akan nikel terutama nikel Sula!esi Tenggara.
ineral 2arnerit pada batuan ultrama#ik /ata /inas 6nergi dan Sumberdaya ineral Sula!esi Tenggara menunjukkan tahun sebelum *33+ dari !ilayah pertambangan yang tadinya hanya * perusahaan raksasa tambang nikel di Sula!esi Tenggara yaitu PT.ANTA Pomalaa Sula!esi Tenggara dan PT. $ND" 8sekarang Jale $ndonesia9 tambang Sula!esi Tenggara berkembang pesat menjadi hampir mendekati 33 ijin usaha pertambangan nikel baru di Sula!esi Tenggara.
.1) Kon4isi Geologi Nikel Sulawesi enggara
Peta
sebaran
Nikel
Sula!esi
Tenggara
Kompleks o#iolit Sula!esi Tenggara adalah kompleks batuan ultra ma#ik, yang terdiri dari peridotit, dunit, har?burgit dan !erhlit. 'atuan induk bijih nikel sula!esi Tenggara adalah batuan kompleks o#iolit Sula!esi Tengara ini. enurut Jinogrado; batuan ultra ma#ik rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 3,* .
>nsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral oli;in dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan g. >nsur nikel inilah apabila terendapkan atau lebih dikenal dengan pengayaan unsur nikel maka kadarnya bisa menjadi tinggi hingga diatas * nikelnya. Prosesnya pembentukan nikel Sula!esi Tenggara sebagai berikut < 'atuan ultra ma#ik dari kompleks o#iolit Sula!esi Tenggara, akibat perubahan iklim dan akti#itas air tanah yang kaya akan D"* maka menghasilkan pelapukan kimia. D"* yang berasal dari udara dan tumbuhan yang membusuk menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil seperti oli;in dan piroksen yang terdapat pada batuan ultra ma#ik kompleks o#iolit Sula!esi Tenggara. Pelapukan kimia pada batuan ultra ma#ik kompleks o#iolit Sula!esi Tenggara menghasilkan g, Fe, Ni yang larut 8leached9, Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. /idalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai #erri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. 'ersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Nikel terlarut 8leached9 akan terendapkan bersama mineral silica hydrous atau mensubtitusi unsur mg. kondisi topogra#i dan mor#ologi daerah Sula!esi Tenggara juga memegang peranan penting dalam pengayaan nikel Sula!esi Tenggara, karena kaitan topogra#i dan mor#ologi dengan posisi muka air tanah, struktur dan drainage. @ona pengayaan 8enrichment9 nikel Sula!esi Tenggara umumnya berada pada topogra#i atas upper hill slope, plateau, atau terrace. Kondisi air tanah Sula!esi Tenggara yang dangkal dengan banyaknya shear atau joint penyebab makin mempercepat proses pelarutan kimia 8leaching process9 yang pada akhirnya membentuk endapan nikel laterit Sula!esi Tenggara yang cukup tebal.
a. Dadangan Nikel di Sula!esi Tenggara
Nikel Sula!esi Tenggara memiliki cadangan yang cukup besar. :umlah cadangan nikel Sula!esi Tenggara berdasarkan data /inas 6S/ pro;insi Sula!esi Tenggara sebesar B+ milyar ton dengan luas sebaran nikelnya )13 ribu 0a. Adapun status ka!asan nikel di Sula!esi Tenggara terkait dengan #ungsi ka!asan hutan Sula!esi Tenggara dapat terbagi kedalam< nikel Sula!esi Tenggara yang berada pada ka!asan lindung dan ka!asan budidaya. Nikel Sula!esi Tenggara yang masuk kedalam katagori nikel yang berada pada ka!asan lindung di Sula!esi Tenggara seluas *3* ribu 0a dan nikel pada ka!asan budidaya seluas *+1 ribu 0a. Sedangkan penelitian dari Pusat Sumberdaya 2eologi 8PS/29 tentang kadar 8grade9 nikel Sula!esi Tenggara dengan !ilayah uji petik di * kabupaten yaitu Kona!e dan Kolaka berkisar untuk geokimia soilnya antara *%.+%3 ppm L *.%+ Ni hingga minimum 445 ppm L 3.34+ Ni, sedangkan untuk arah ;ertikalnya kedalaman di temukannya mineral garnerite yang kaya akan Ni berkisar ).* m hingga + m dengan kadar %.) hingga 5.5. b. Prospek Nikel /i asa /epan Karena si#at nikel yang khas seperti titik lelehnya %.)5 derajat celcius, dapat dibentuk berbagai tingkat baja campuran, tahan korosi, dapat dibentuk menjadi baja non magnetik, dapat diendapkan dengan electroplating, dan menunjukkan si#at katalis maka nikel dapat berkontribusi terhadap <
Sektor pengguna nikel .1( Po%ensi Geologi Kawasan eluk Bone
Sungguh suatu karunia tuhan yang maha esa menciptakan alam dengan potensinya yang beragam sehingga dapat memberikan man#aat yang baik bagi manusia. begitu pula dengan alam pulau sula!esi yang berbentuk unik dengan membentuk huru# MkM yang berdasarkan ilmu geologi akibat dari dua busur pulau yang beda bertemu. 'usur sula!esi barat yang membentang dari selatan ke utara dan busur sula!esi timur yang membentang dari tenggara ke timur laut. enariknya adalah busur sula!esi barat dengan kondisi geologinya yang didominasi oleh akti#itas ;ulkanik dengan meninggalkan jejak gunung api baik akti# maupun tidak akti#. Kebalikan dengan kondisi geologi busur sula!esi timur yang didominasi akti#itas marine dengan meninggalkan jejak akan kompleks o#iolit dan batugamping yang sangat luas. /emikian pula dengan potensi mineralnya jika busur barat kaya akan logam-logam yang berasiosiasi dengan akti;itas ;olkanik seperti besi, tembaga, dan emas. untuk busur timur kaya akan mineral logamnya seperti nikel, krom dan kobalt. &ebih khusus lagi adalah daerah sekitar teluk bone dimana tempat terjadinya pertemuan antara kedua busur kepulauan sula!esi barat dan timur. Potensinya berkembang hingga di kedua daerah sekitar teluk tersebut memiliki potensi yang
lebih beragam seperti minyak dan gas bumi. Teluk bone adalah teluk yang berada di antara 1 kabupaten di !ilayah administrasi Pro;insi Sula!esi selatan dan 5 kabupaten di !ilayah administrasi Pro;insi Sula!esi tenggara. 'erarti ada * pemerintah pro;insi dan % pemerintah kabupaten yang berperan penting. Sungguh sesuatu potensi kerjasama yang luar biasa besar dan kuatnya. Ke tiga belas pemerintah kabupaten tersebut adalah Kab. Kepulauan Selayar, 'ulukumba, Sinjai, 'one, Wajo, &u!u, Palopo, &u!u >tara, &u!u Timur, Kolaka, Kolaka >tara, 'ombana, muna, dan Kota 'aubau. >ntuk jumlah penduduk menurut data 'PS pada tahun *3%3 saja tercatat *,15B,*)3 ji!a berada di 1 kabupaten di Sula!esi Selatan sedangkan %,3BB,%+ ji!a berada di 5 kabupaten di Sula!esi tenggara. :adi total ,B51,)% ji!a yang berdiam di sekitar teluk bone. Andaikan 53nya saja yang merupakan usia produkti# maka sekitar %,B+B,*34 ji!a yang dapat menjadi potensi besar bagi market dan pasar tenaga kerja. Kembali kepada potensi sumberdaya geologinya yang berupa mineral logam dan migasnya dimana jika di satukan potensinya diantara % kabupaten tersebut akan menjadi kekuatan industri baja nasional dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Potensi mineral logam besi dari data badan geologi untuk daerah Sula!esi Selatan berjumlah %5* ilyar ton dengan potensi gas sebesar %33 SDF/ dan masih ada sekitar 54 'SDF, sedangkan dari data dinas 6S/ Sultra mencatat untuk nikel sebesar ),+14,**,3*) WT. :ika mengacu kepada P66N 6S/ No.+ tahun *3%* tentang peningkatan nilai tambah 8PNT9 mineral logam terutama logam dasar besi dan nikel, pada lampiran % dari P66N tersebut mengarahkan PNT untuk besi menjadi sponge iron atau pig iron sedangkan nikel diarahkan menjadi Nikel mate, FeNi, Nickel Pig $ron atau Sponge FeNi 8Drude FeNi9. Artinya industri logam dasar sudah dapat teritegrasi dalam ka!asan teluk bone serta memiliki kecukupan energi melalui gas alamnya yang dapat dikon;ersi menjadi listrik 8P&T2>9. Pemerintah Sula!esi Tenggara dan pemerintah Sula!esi Selatan telah melakukan penjajakan hubungan kerjasama regional dengan nama kerjasama regional Ka!asan startegi Teluk 'one. 'eberapa
kali pertemuan telah dilaksanakan dengan agenda utamanya adalah kerjasama dibidang kelautan perikanan, pari!isata, energi dan sumberdaya mineral.
.10 Po%ensi Bi%umen Pa4a% Pulau Bu%on sebagai Po%ensi Energi Penggan%i Ba"an Bakar Min5ak
'ahasa $ndonesia< &okasi Kabupaten 'uton di Pro;insi Sula!esi Tenggara Kategorintuk mengambil minyak dari bitumen padat maka batuan sedimen yang umumnya berukuran butir pasir hingga lanau dipanaskan dan akan menghasilkan cairan yadng cairan tersebut akan ditangkap yang dikenal dengan istilah retoring. Potensi Sultra dengan potensi aspal alamnya yang terkenal di dunia selain aspal alam di a#rika. menjadikan sultra memiliki potensi bahan bakar #osil yang cukup besar. Potensi aspal alam di sultra yang terletak di pulau buton dengan jumlah cadangan *.44.4)1.333 atau setara sekitar .15.45.%*3 ton 8/6S/
Pro;.Sultra,*3%%9. :ika disetarakan dengan jumlah energi yang dapat dihasilkan sekitar tatanan geologi pulau buton sendiri didapatkan potensi aspal 8bitumen padat9 di buton setelah dilakukan studi geokimia hidrokarbon pada conto batu aspal Fm. Sampolakosa dari daerah &a!ele dan daerah Sampola!a, bitumen padatoil shale dari Fm. Winto dari daerah Sampola!a dan minyak rembesanoilseeps pada Fm. Tondo daerah Kapontori. $ni semua memberikan gambaran potensi hidrokarbon pada daerah sultra sangat prospek.
Peta Sebaran Potensi Aspal di Pulau 'uton 'erdasarkan analisis kandungan hidrokarbon 8minyak9 untuk #ormasi !into kandungan minyaknya sekitar *3 - %3 literton dan #ormasi tondo kandungan minyaknya +3 - %B3 literton 8Asep Suryana, *3359. jika cadangan .15.45.%*3 ton tadi mengandung *3 liter minyaktonnya maka kita bisa memiliki cadangan minyak +4.+%.34*.)33 liter. 'ayangkan kebutuhan energi di $ndonesia saja perlu bahan bakar minyak 8''9 sekitar 4 milyar liter per tahun dan Sula!esi tenggara memerlukan '' sekitar )%*.)1B.333 liter 8'P0 igas, *3%*9. :adi seandainya potensi bitumen padat8asphalt9 buton 3 cadangan di re#ining sebagai hidrokarbon 8hea;y oil9 maka sultra memiliki sumber energi kurang lebih *.3%.B%1.+*3 liter. ini menunjukkan dari daerah ereke dengan ladang bitumen seluas %333 ha saja
kebutuhan energi sultra akan dapat dipenuhi hingga 55 tahun lamanya.Sungguh suatu potensi bahan bakar yang cukup tinggi dan menjanjikan bagi kebutuhan energi di Sula!esi Tenggara. 'eberapa negara telah mengekploitasi bitumen padat tercatat di tahun *331 negara seperti brasil, cina estonia dan jerman serta rusia telah berekperimen didalam pengembangan production plant dari bitumen padat ini. hasilnya digunakan sebagai minyak bakar untuk pembangkit listrik, pabrik semen, dan industri kimia 8Wikipedia9. /ata komite 6nergi /unia 8W6D9 dalam tahun *331 total produksi dari bitumen padat sekitar B3.333 ton atau setara %+.+33 barrelhari bandingkan dengan produksi minyak dan gas alam cair pada tahun yang sama sekitar ,B5 milyar ton atau 1*,%* juta barrelhari. aka potensi pasar bitumen padat didalam mensubtitusi minyak bagi kebutuhan energi masa depan sangat menjanjikan. Teknologi pemurnian 8re#iniry9 >ntuk mengekstraksi bitumen padat dari batuan sedimen maka langkah pertamanya adalah menambangnya. Ada * metode penambangan yang dapat digunakan yaitu < >nderground mining dan Sur#ace mining. engekstraksi bitumen padat pada saat ini menggunakan dua pendekatan yaitu < ekstraksi di atas permukaan 8e=-situ processing9 dan ekstraksi di ba!ah permukaan 8in-situ processing9. Kedua proses ini menggunakan proses kimia yang di kenal dengan nama pyrolisis, yaitu merubah kerogen didalam bitumen padat menjadi syntetic crude oil dan gas. Daranya panas 8IB33F9 pada saat pyrolisis akan membuat crack kerogen sehingga melepaskan hidrokarbon dan hidrokarbon sendiri akan crack menjadi molekul hidrokarbon yang ringan. Kedua pendekatan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Namun teknologi tentang kedua pendekatan tersebut telah ada komersialisasinya seperti Ki;iter,2aloter,Fushun,dan Petrosi=. asalah &ingkungan dalam Pengembangan 'itumen Padat Pertambangan adalah kegiatan yang pasti memiliki dampak langsung terhadap lingkungan terutama jika tambang tersebut adalah tambang terbuka. /emikian pula untuk tambang bitumen padat maka isu lingkungan yang paling utma adalah material logam, dan sul#ur yang terekspose ke udara akibat penambangan, polusi udara dan polusi air
tanah akan menjadi isu-isu yang sensiti#. Perbedaan cukup signi#ikan hasil emisi Darbon monoksida 8D"9 dan carbon diokside 8D"*9 dari bitumen padat lebih rendah dibandingkan gasolin, tetapi tinggi dalam nitrogen o=ides 8N"=9 dan kadar partikel abu. kita ketahui bersama bah!a N"= adalah penyebab utama dari ground-le;el o?one pollution 8smog9. Peman#aatan bitumen padat untuk pembangkit listrik kita dapat mengambil pelajaran berharga dari negara 6stonia. Sebuah negara di ka!asan baltik eropa utara dengan luas !ilayah )5.**+ km* dengan jumlah penduduk %,) juta ji!a merupakan penduduk tersedikit di negara >ni eropa. Namun memiliki pedapatan perkapita yang besar dengan #okus utamanya adalah sebagai ekportir energi listrik bagi negaranegara di eropa utara atau e=-so;iet. Pertama menggunakan bitumen padat sebagai bahan bakar lokomoti# setelah pada tahun %B*) mereka membangun
the Tallinn
Po!er Plant dengan kapasitas terpasangnya * W. Selanjutnya pada tahun belakangn ini banyak dibangun oil shale-#ired po!er plants di daerah utara 6stonia seperti POssi, Kohtla, Kunda, dan Ki;ili. /engan teknologi yang berkembang baik seperti oil shale PF technology di Kohtla-:Qr;e Po!er Plant yang beroperasi sejak tahun %B)B dengan kapasitas )1 W, dan Ahtme Po!er Plant, yang beroperasi sejak tahun %B5% dengan kapasitas +5.5 W. Sula!esi tenggara jika ingin dibandingkan dengan 6stonia, dimana kedua daerah ini memiliki cadangan bitumen padat yang signi#ikan besarnya memang tidaklah realistik namun idealnya dengan potensi yang ada sudah selayaknya Sula!esi tenggara sebagai bagian dari NK$ memiliki arah pengembangan energi berdasarkan kekayaan alamnya, sehingga harapannya kelak terciptanya ketahanan energi Sula!esi tenggara yang akan turut serta memberikan andil dalam penciptaan ketahanan energi nasiona. :ika energi kita kuat maka #ungsi strategis sebagai tuntutan #ungsi pertahanan dan keamanan, konser;asi energi dan peningkatan cadangan energi nasional 8cadangan minyak nasional9 dapat ter!ujud.
.17 Rawan Ben8ana Alam Geologi Daera" Sulawesi enggara
Terminologi ra!an bencana alam geologi terdiri dari kata pokok dua kata yaitu 'encana Alam 8Natural disaster9 dan 2eologi 8geology9. 'encana Alam 8natural disaster9 adalah suatu peristi!a alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia8!ikipedia9. bencana alam 8natural disaster9 dapat terjadi akibat * #aktor yaitu endogen dan eksogen dari dari bumi 8earth9. 2eologi 8geology9 yang berasal dari kata geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu merupakan suatu kegiatan keilmuan yang mempelajari akti#itas bumi 8@ul#ikarbasyuni9. 'erarti ra!an bencana alam geologi merupakan bencana alam 8natural disaster9 yang diakibatkan oleh akti#itas alam itu sendiri akibat dari karakter khas bumi tempat terjadinya bencana yang memberikan dampak besar bagi populasi manusia. :adi bukan bencana alam yang diakibatkan oleh manusia seperti banjir, kebakaran hutan, gedung runtuh akibat kesalahan konstruksi, dan kapal tenggelam atau pesa!at jatuh. 'encana alam geologi bisa terjadi akibat dari akti#itas bumi yang disebabkan oleh * #aktor yang saling terkait yaitu < #aktor endogen bumi dan #aktor eksogen bumi. Faktor endogen bumi terjadi akibat akti#itas bumi itu sendiri seperti gempa tektonik akibat dari pergerakan lempeng 8tektonik lempeng9, dan letusan gunung api 8;olkanik9 akibat akti#itas magma. Sedangkan #aktor eksogen bumi terjadi akibat gaya alam dari luar bumi seperti perubahan iklim, dan tingginya intensitas hujan. :enis a!an 'encana Alam 2eologi berdasarkan Peraturan Pemerintah no. *+ tahun *331 tentang encana Tata uang Wilayah Nasional 8TWN9 antara lain adalah < %. a!an letusan gunung berapiR *. a!an gempa bumiR . a!an gerakan tanahR ). a!an ?ona patahan akti#R 5. a!an tsunamiR 4. a!an abrasiR dan +. a!an bahaya gas beracun
a. 2eologi /aerah Sula!esi Tenggara 2eologi daerah sula!esi tenggara 8sultra9 tidak lepas dari tatanan geologi pulau sula!esi. Startigra#i atau yang biasa dikenal dengan susunan litologi 8batuan9 dari pulau sula!esi di pengaruhi akibat pertemuan dari lempeng besar yaitu lempeng eurasia, hindia-australia dan lempeng samudra pasi#ik 8Sompotan9. Akibat tumbukan lempeng tektonik tersebut maka litologi daerah sula!esi tersusun kedalam ) lajur geologi utama yaitu ntuk daerah sula!esi tenggara karena termasuk ka!asan pertemuan * lempeng tektonik, yaitu lempeng benua australia dan lempeng samudra pasi#ik, maka litologi penyusun geologi sula!esi tenggara, yakni < %. Keping benua *. Kompleks "#iolit . olasa Sula!esi. /imana litologi tersebut pada umur geologi keno?oikum akhir dikoyak oleh sesar mendatar 8strike slip #ault9 8Surono, PS29. Sesar yang merupakan bagian dari struktur geologi terjadi akibat pergerakkan lempeng tektonik. Sesar yang terjadi di daerah sula!esi tenggara yang akti# hingga sekarang adalah sesar &a!anopo, sesar Kolaka, Sesar atarombeo dan sistem sesar Kona!eha. Tumbukan lempeng tektonik juga menghasilkan mor#ologi daerah sula!esi tenggara berupa pegunungan, perbukitan dan pedataran.
b. /aerah a!an 'encana 2eologi Sula!esi Tenggara
'erdasarkan kondisi geologi daerah sula!esi tenggara yang unik akibat tumbukan lempeng tektonik tersebut, maka akan menghasilkan ragam litologi dan pola struktur geologi yang menghasilkan berbagai potensi geologi. Potensi geologi bisa bernilai positi# seperti munculnya mineral yang khas dan bernilai ekonomis tinggi seperti nikel, emas, aspal, batugamping 8limestone9 dan minyak bumi dan gas 8migas9. Serta potensi geologi yang bernilai negati# seperti gempa bumi, tanah longsor, abrasi, land subsidence serta tsunami. Wilayah sula!esi tenggara yang terletak pada lengan bagian tenggara pulau sula!esi, memiliki daerah ra!an bencana geologi akibat dari kondisi geologinya yang khas. /engan teknologi penginderaan jauh, daerah ra!an bencana alam geologi di sula!esi tenggara tersebut dapat dengan mudah dilihat. Kejadian-kejadian yang di akibatkan bencana alam geologi di daerah sula!esi tenggara sendiri dapat dilihat dari data yang di miliki oleh dinas energi dan sumberdaya mineral 86S/9 pro;insi sula!esi tenggara sebagai berikut < %. 'encana Alam 2eologi akibat dari gerakan tanah di desa anteanging Kabupaten Kolaka >tara Sula!esi Tenggara mengakibatkan kerugian 4 rumah hilang disapu oleh material rombakan *. 'encana Alam 2eologi akibat gempa bumi dengan magnitude 4.* yang terjadi di Kabupaten Kona!e Selatan Sula!esi Tenggara mengakibatkan kerugian sebanyak %%% rumah rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sementara *)B rumah rusak ringan berupa retak-retak. . 'encana Alam Tsunami di kepulauan Pulau 'abi Kabupaten 'uton Sula!esi Tenggara /inas 6S/ telah melakukan pemetaan daerah bencana alam geologi akibat oleh gerakan tanah di Sula!esi Tenggara dengan hasil sebagai berikut < %. /aerah ra!an bencana alam geologi gerakan tanah dengan potensi kejadian tinggi dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, kona!e bagian utara,kona!e dan 'uton
*. /aerah ra!an bencana alam geologi dengan potensi kejadian sedang dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, kona!e, kona!e utara, kona!e selatan, kota kendari, 'uton dan bombana . /aerah ra!an bencana alam geologi dengan potensi kejadian rendah dapat terjadi di seluruh kabupaten di sula!esi tenggara
c. Peran 2eologi Peran ahli geologi baik itu yang berada di pemerintah baik pusat maupun pro;insi dan kabupatenkota di Sula!esi Tenggara serta lingkungan Akademisi seperti >ni;ersitas 0aluoleo, >ni;ersitas %B No;ember Kolaka, dan SK 2eologi Tambang Sula!esi Tenggara serta $katan Ahli 2eologi $ndonesia 8$A2$9 Sula!esi Tenggara sangatlah penting dan berarti. 'aik berupa penelitian maupun saran dan rekomendasi. /isamping itu haruslah para ahli geologi membentuk sebuah data base bersama tentang bencana alam geologi sula!esi tenggara sehingga dari data tersebut dapat dilakukan dilakukan penataan dan penyebarluasan in#ormasi daerah ra!an bencana
alam
geologi
yang
berada
di
pro;insi
sula!esi
tenggara.
ari bersama membangun geologi sula!esi tenggara yang dapat mempercepat pembangunan sula!esi tenggara...kan ada pepatah ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul.
BAB III PEN**P 31& Kesim9ulan
2eologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bumi yaitu mulai proses yang berlangsung, sejarah, komposisi mulai dari permukaan bumi 8crust9 hingga menuju ke core. $lmu geologi dapat membantu menjelaskan karakteristik dan babbling alam yang sangat ber;ariasi dan bagaimana bentang dan yang sangat berbeda ini dapat terbentuk dan diman#aatkan oleh manusia. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengetahui dimana mineral dan batuan berharga dapat dijumpai. Keberadaan material bangunan sangat tergantung pada kondisi geologi suatu daerah. Pengetahuan geologi sanga tmembantu para ahli bangunan untuk mendapatkan material bahan bangunan. $lmu geologi sangat penting dalam hubungannya dengansumber daya air, karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenisatau macam batuannya. Pengetahuan geologi sangat membantu untukmemprediksikan
atau
meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya
bencana alarn seperti longsoran, akti;itas gunungapi dan sebagainya.
31.1
Saran
Adapun saran saya yaitu dalam penyusunan makalah ini, agar kiranya dapat berman#aat bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri.
DA,AR P*SAKA