KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 14 Maret 2017 Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, ahli medis menggunakan teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien. Salah satu teknologi yang dikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati pasienya adalah Sinar-X. Ahli medis menggunakan Sinar-X untuk memotret kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia. Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran. Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi, maka photo rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT-Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan - peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan mutu dalam kesehatan masyarakat. Ada juga perkembangan tentang sinarX fluoroscopy yang akan membantu dalam mendiagnosis secara jelas struktur anatomi tubuh manusia. Fluoroskopi yang ditemukan pada tahun 1896 oleh Thomas A. Edison telah digunakan sebagai alat kedokteran yang praktis. Di dalam dunia kedokteran peranan fluoroskopi dalam menegakkan diagnosa sangatlah besar. Setidaknya sampai saat ini pemeriksaan dengan menggunakan media kontra masih sangat cenerung meggunakan bantuan fluroskopi untuk pelaksanaannya (Bushong, 1988). Selain itu fluoroskopi juga mempunyai akurasi yang baik, pemakaian fluoroskopi bagi radiolog bisa langsung untuk mengamati objek yang dikehendaki dan sekaligus dapat mengambil radiograf sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Fluoroskopi dengan menggunakan tabir fluoroskop ternyata memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu setiap melakukan pemeriksaan dokter radiolog atau petugas yang akan melaksanakan pemeriksaan harus beradaptasi terlebih dahulu dengan keadaan ruangan yang gelap. Hal ini menyebabkan pemeriksaan yang akan dilakukan
menjadi lebih lama. Tetapi saat ini pesawat fluoroskopi telah berkembang yaitu telah dilengkapi dengan Intensifying Image yang berupa televisi atau layar monitor, sehingga dokter radiolog dapat berada di luar dareah radiasi saat pemeriksaan berlangsung. Karena pentingnya pesawat fluoroskopi dalam membantu menegakkan diagnosa, maka seorang radiografer perlu mengetahui tentang pesawat fluoroskopi sehingga dengan makalah ini penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang pesawat fluoroskopi. 1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan fluoroskopi? 2. Apa sajakah komponen alat fluoroskopi? 3. Apa sajakah jenis fluoroskopi? 4. Bagaimanakah prinsip kerja fluoroskopi? 5. Bagaimanakah prosedur kerja fluoroskopi? 1.3. Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk : a. Mengetahui segala sesuatu tentang fluoroskopi mulai dari pengertian, jenis, komponen-komponennya,
mekanisme
terjadinya
gambaran
pada
pesawat
fluoroskopi, serta prosedur kerja pada fluoroskopi. b. Memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi Medik yang diampu oleh Bapak Suyatno, S.T, M.Eng
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar rontgen dan suatu
tabir
yang
bersifat
luminisensi bila terkena sinar tersebut.
Fluoroskopi
adalah
aplikasi khusus pencitraan sinarX, di mana layar fluoresen dan tabung
penegas
gambar
dihubungkan ke sistem televisi sirkuit tertutup. Gambar 1. Pesawat Fluoroskopi
Hal ini memungkinkan pencitraan real-time dari gerakan dalam struktur atau pengumpulan agen radiokontras (Kamus Kesehatan). Fluoroskopi adalah alat yang dilengkapi dengan sebuah layar yang dapat berfluoresensi (Kamus Bahasa Indonesia).
Sejarah Fluoroskopi
Awal fluoroskopi dapat ditelusuri kembali pada 8 Nivember 1895 ketika Wilhelm Röntgen melihat barium platinosianida layar fluorescing akibat sesuatu yang kemudian di sebut X-ray . Beberapa bulan setelah penemuan ini, fluoroscopi pertama diciptakan. Fluoroscopi awalnya hanyalah saluran karton, terbuka pada ujung sempit untuk mata pengamat, sedangkan ujung lebar ditutup dengan sepotong karton tipis yang telah dilapisi pada bagian dalam dengan lapisan garam logam neon, namun dengan menggunakan cara ini, gambar fluoroscopic yang didapatkan masih samar atau kabur. Kemudian Thomas Edison menemukan bahwa layar dengan kalsium tungsten menghasilkan gambar lebih terang dan dikreditkan dengan merancang dan memproduksi fluoroskopi komersial pertama. Dalam masa pertumbuhan, terdapat banyak salah perkiraan bahwa gambar bergerak dari fluoroskopi sepenuhnya akan menggantikan X-
ray radiografi, tetapi kualitas diagnostik lebih unggul dari radiografi sebelumnya tidak dapat dibuktikan. Ketidaktahuan dari efek berbahaya dari X-rays mengakibatkan tidak adanya prosedur keselamatan radiasi standar yang digunakan saat ini. Para ilmuwan dan dokter seringkali akan menempatkan tangan mereka langsung pada sinar-X yang mengakibatkan luka bakar karena radiasi . Layar neon menghasilkan cahaya yang terbatas sehingga pada awalnya ahli radiologi yang bekerja harus duduk di sebuah ruangan yang gelap selama alat dioperasikan. Accustomizing mata mereka dalam gelap sehingga meningkatkan sensitivitas mata terhadap cahaya. Namun, penempatan ahli radiologi di belakang layar mengakibatkan dosis radiasi yang signifikan untuk ahli radiologi. Untuk mengatasi masalah adaptasi mata dengan suasana gelap digunakan kacamata adaptasi Red yang dikembangkan oleh Wilhelm Trendelenburg pada tahun 1916, yang sebelumnya dipelajari oleh Antoine Beclere . Lampu merah yang dihasilkan dari penyaringan kacamata dapat membuat mata pekerja atau dokter semakin peka dalam penyesuaian pencahayaan yang gelap sebelum prosedur diagnosis sementara masih memungkinkan dia untuk menerima cahaya yang cukup untuk berfungsi secara normal. Perkembangan intensifier gambar X-ray oleh Westinghouse pada tahun 1940-an dalam kombinasi dengan sirkuit tertutup kamera TV pada 1950-an merevolusi fluoroskopi. Para kacamata adaptasi merah menjadi usang sebagai penguat citra memungkinkan cahaya yang dihasilkan oleh layar neon yang akan diperkuat, yang memungkinkan
untuk
dilihat
bahkan
di
ruang
terang.
Penambahan
kamera
memungkinkan tampilan gambar pada monitor, memungkinkan ahli radiologi untuk melihat gambar dalam ruang yang terpisah jauh dari risiko paparan radiasi . Perbaikan yang lebih modern di layar fosfor , penguat gambar dan bahkan detektor panel
datar
telah
memungkinkan
untuk
meningkatkan
kualitas
gambar
dan
meminimalkan dosis radiasi kepada pasien. Fluoroskopi modern menggunakan layar CsI dan menghasilkan noise, memastikan bahwa hasil dosis radiasi minimal sementara masih mendapatkan gambar dari kualitas yang dapat diterima.
Fungsi atau manfaat
Fungsi utama fluoroskopi adalah untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung, dan
pembuluh darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru paru.
2.2. Komponen Alat Fluoroskopi
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta generator, Image Intisifier , dan sistem monitoring video. Bagian utama unit fluoroskopi adalah :
Gambar 2. Komponen Pesawat Fluoroskopi
a.
X-ray tube dan generator. Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube sinar-X diagnostik konvesional kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA. Sebuah Intensification Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah kecerahan gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat. (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;570). Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau high frequency units, untuk efisiensi maksimum fluoroskopi unit dilengkapi dengan cine
fluorography yang memiliki waktu eksposi yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk pengambilan gambar sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari itu generator Xray tube biasanya merupakan tabung berkapasitas tinggi (paling tidak 500.000 heat unit) dibandingkan dengan tabung X-ray radiografi biasa (300.000 heat units).
b. Image Intisifier Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang menghasilkan gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity minified image. Image Intisifier adalah alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya terdapat photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output phospor). Sehingga memungkinkan untuk melakukan fluoroskopi dalam kamar dengan keadaan terang dan tanpa perlu adaptasi gelap (Sjahriar Rasad, 1998). Image Intisifier terdiri dari: 1)
Detektor Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X (Robert A. Fosbinder dan Charles A, Kelsey, 2000).
2)
PMT (Photo Multiplier Tube). Terdiri Dari : a)
Photokatoda. Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
b)
Focusing Electroda. Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron negatif dari photochatode ke output phospor.
c)
Anode dan Output Phospor. Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.
c. Sistem Monitoring dan Video. Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu mengirim gambar dari output screen menuju alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor hanya berdiameter 1 inch (2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif
kecil, karena itu harus diperbesar dan di monitor oleh s istem tambahan. Termasuk diantaranya Optical Mirror, Video, Cine, dan sistem spot fil m. Beberapa dari sistem penampil gambar tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara langsung (Real-Time Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static Image). Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu processing bervariasi antar alat-alat tersebut. Pada saat pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan proses merekam gambar bergerak maupun gambar yang tidak bergerak (statis). (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;570). Umumnya penempatan monitor berada di luar ruang pemeriksa an. Monitor televisi juga digunakan untu menyimpan gambar dalam bentuk elektronik untuk ditampilkan kembali dan manipulasi gambar. Monitor televisi merupakan bagian penting dari pesawat fluoroskopi digital. 1. Kamera Televisi Kamera terdiri dari rumah silinder dengan diameter 15 cm dan panjangnya 25 cm, di mana inti kamera yaitu tabung kamera televisi. Kamera televisi juga tersusun oleh gulungan-gulungan elektromagnetik untuk sumber petunjuk sinar elektron ke dalam tabung. Fungsi dari kaca pembungkus adalah untuk tetap menjaga agar tetap hampa udara dan untuk melindungi bagian-bagian element internal dari tabung. Elemen interna itu adalah katoda, “gun electron”, grid elektrosta tik dan target atau anoda. Elektron “gun” adalah pemanasan filamen agar arus konstan melalui emusi thermianic. Elektron in kemudian diubah menajdi sinar elektron oleh grid lebih dipercepat dan fokuskan oleh grid elektrostatik tambahan. Ukurna dan posisi dari sinar elektron dikontrol oleh kabel elektromagnetik external yang dikenal dengan deflection coils, focusing coils, dan aligment coils. 2. Monitor Televisi Video signal teevisi diperkuat dan ditransmisikan oleh kabel monitor televis i dimana monitor televisi ditransformasikan kembali menjadi gambar tampak. Monitor televisi adalah tabung televisi gambar atau cathode raay tube (CRT). 3. Gambar Televisi Gambar pada monitor televisi dibentuk dalam bentuk kompleks, yaitu lebih simple. Gamabr televisi mentransformasi gambar caha ya tampak pada output
fosfor menjadi signa video elektrik yang dibentuk oleh sinar elektron kontinyu pada tabung kamera televisi. 4. Perekam Gambar Casette loaded spot film konvensional adalah metode yang digunakan oleh fluoroskopi penguat gambar. Spot film diposisikan diantara pasi en dan penguat gambar. Saat dieksposi spot film kaset siinginkan, radioog harus mengontrol posisi dan kaset dan merubah operasi tabung sinar-x dari fluoroskopi mA rendah ke radiografi mA tinggi.
2.3. Jenis Fluoroskopi
Fluoroskopi ada 2 macam yaitu: 1. Fluoroskopi Konvensional Dilengkapi dengan scatter grid dan spot film device. Fluoroscopy konvensional masih divisualisasikan dalam ruang yang kedap terhadap cahaya dan tingkat kecerahan terbatas.
Gambar 3. Fluoroskopi Konvensional
Gambar 4. Scatter Grid
Scatter grid digunakan untuk istilahnya mengayak sisa sinar X dari pasien yang nantinya akan menghitamkan AgBr film agar gambar yang dihasilkan lebih halus dan jelas. Sedangkan spot film device adalah tempat untuk menyimpan film. 2. Fluoroskopi Modern
Gambar 5. Fluoroskopi Modern
Fluoroskopi ini divisualisasikan dalam ruang bercahaya dan tingkat kecerahan tinggi. Dengan menggunakan kamera dan fiber optic maka pemeriksaan dengan fluoroskopi ini dapat dipantau melalui monitor.
2.4. Prinsip Kerja Fluoroskopi
Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer menembus tubuh pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube
yaitu sebuah tabung hampa udara yang terdiri dari sebuah katoda dan anoda. Input screen yang berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya focusing elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda difokouskan dan dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses tumbukan akan menghasilkan
elektron-elektron
lain.
Elektron-elektron
yang
telah
diperbanyak
jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi, demikian seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian nantinya elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik akan diteruskan ke amplifier kemudian akan diperkuat dan diperbanyak jumlahnya. Setelah sinyal-sinyal listrik ini diperkuat maka akan diteruskan menuju ke ADC (Analog to Digital Converter). Pada ADC sinyal-sinyal listrik ini akan diubah menjadi data digital yang akan ditampilkan pada tv monitor berupa gambaran hasil fluoroskopi.
2.5. Prosedur Kerja Fluoroskopi
Untuk keselamatan radiasi pada pesawat fluoroskopi untuk pekerja radiasi, pesawat harus dilapisi kaca Pb dengan ketebalan setara dengan: 1)
1,5 mm Pb untuk teganangan s/d 70 kV;
2)
2,0 mm Pb untuk teganagan 70-100kV; dan
3)
Tambahan 0,1 mm Pb /Kv untuk tegangan di atas 100 kV
2.5.1
Pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran
1. Sakelar penyinaran ditekan terus (clep presroom) 2. Sakelar memberikan peringatan yang berbunyi sebelum akhir waktu dan secara otomatis mematikan alat sesudah beberapa menit. 3. Sakelar penyinaran harus diletakkan sedemikian rupa, sehingga: a. Dapat diatur oleh dokter ahli yang melakukan fluoroskopi. b. Terlindungi terhadap kemungkinan tertekan/terputar tanpa sengaja.
c. Kedua tangan dan lengan bagian depan berada dalam daerah yang terlindungi terhadap radiasi hambur. d. Waktu kumulatif tidak boeh lebih dari 10 menit. 2.5.2
Prinsip Kerja Peralatan Fluoroskopi
Pembatasan ukuran berkas radiasi 1. Usahakan ukuran berkas radiasi sekecil mungkin, ukuran berkas mempengaruhi penerimaan dosis radiasi pada pasien. 2. Berkas yang sempit juga memperbaiki kualitas bayangan, karena mengurangi radiasi hamburan pada tabir fluoroskopi. 3. Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi ketebalan tabir setara dengan 0,5-1,0 mm Pb; ukurannya tidak boleh kurang dari 45 x 45 cm 4. Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka sampai luas tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung melebihi batas tabir.
Prosedur Pengoperasian 1. Hanya petugas yang diperlukan yang boleh berada dalam kamar penyinaran. 2. Mereka harus menggunakan apron pelindung dan jika pperlu s arung tangan pelindung, sebaik mungkin pemanfaatan penahan radiasi t etap tersedia di tempat itu. 3. Untuk fluoroskopi konvensional penting dilakukan adaptasi keadaa gelap selama 20 menit, arus listrik yang dipakai tidak boleh melebihi 4 mA pada tegangan 100 kV. 4. Fluoroskopi dapat dianggap sebagai alat radigrafi murni. 5. Untuk diingat pada tegangan (kVp) yang sama, pe nyinaran radiografdi dengan 60 mAs adalah sama dengan fluoroskopi pada 1 mA untuk jangka waktu 1 menit.
Alat Keselamatan 1. Tanda yang sederhana pada pintu (lampu merah menyala) dan kunci untuk mencegah dibukanya pintu selama dluoroskopi.
2. Dosimeter untuk pasien yang dapat memberikan peringatan dengna bunyi terhadap kombinasi waktu, ukuran berkas, dan output. 3. Penguat bayangan yang dipasang secaraa benar dan digunakan hatihati dapat memperkecil keluaran sinar-X yang dibutuhkan sampai dengan faktor 10. 4. Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dil akukan dengan cahaya ruangan. 5. Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1 mA pada 100 kV.
Pemilihan Alat Fluoroskopi 1. Pesawat harus mempunyai jarak fokus-kulit yang panjang (min 40 cm) 2. Kesetaraa aluminium untuk filter total (filter inheren + filter tambahan) yang secara permanen terdapat dalam berkas sinar guna mempunyai nilai minimum.
Sebelum Prosedur Dilakukan 1. Dokter akan menjelaskan prosedur dan menawarkan kesempatan untuk menanyakan bagian yang kurang jelas. 2. Pasien
akan
diminta
untuk
menandatangani
formulir
yang
menyatakan persetujuan. 3. Dokter akan memberitahu persiapan yang harus dilakukan sebelum prosedur dilakukan. 4. Pasien memberitahu dokter apabila pernah mempunyai reaksi terhadap zat kontras atau alergi terhadap iodine. 5. Pasien yang sedang hamil harus memberitahu dokter.
Selama Prosedur Dilakukan 1. Pasien akan diminta untuk memakai baju medis bila perlu dan/atau melepas perhiasan. 2. Substansi kontras bisa saja diberikan, tergantung pada tipe prosedur yang dilakukan. 3. Pasien akan diposisikan pada meja X-Ray (bila perlu). 4. Scanner X-Ray digunakan untuk memproduksi citra fluoroskopik.
Dosis Radiasi
Dosis radiasi maximum ke pasien yang diizinkan adalah 10 R/mnt. Untuk fluoroscopy tertentu maximum eksposi yang diizinkan adalah 20 R/mnt.
1-2 R/mnt untuk pasien dengan tubuh yang tipis yaitu 10 cm.
3-5 R/mnt untuk pasien dengan tubuh rata-rata
8-10 R/mnt untuk pasien dengan tubuh yang tebal
sSemakin jauh jarak radiolog dengan pasien maka semakin rendah nilai dosis serap yang di terima oleh radiolog.
Gambar 6. Penyinaran Secara Fluoroskopi
Posisi tabung fluoroskopi yang baik yaitu posisi tabung fluoroskopi di bawah meja pemerikisaan (undercouch), tidak di atas meja pemeriksaan (overcouch). Jumlah terbesar dari radiasi hambur yang dihasilkan dari sinar x-ray memasuki pasien. Keuntungan dari pesawat dengan tube undertable adalah dengan posisi tabung x-ray di bawah pasien, kita dapat mengurangi jumlah radiasi hambur yang mencapai tubuh bagian atas radiografer atau radiolog, dan menghindari sinar hambur yang mengenai lantai.
BAB III PENUTUP
Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar rotngen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut. Pemeriksaan fluoroskopi digunakan untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi fisiologis tubuh yang bergerak, seperti proses menelan, jalannya barium didalam traktus digestivus, penyuntikan zat kontras pada sistem biliari, dan lain-lain. Sebuah fluoroskopi dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang ada pada tubuh manusia dengan prinsip menembakkan sinar-X pada tubuh pasien sehingga sinar-X tersebut akan menembus tubuh pasien dan gambar yang didapatkan akan direkam menggunakan CCTV sehingga dapat diketahui pergerakan-pergerakan organ dalam bentuk rekaman video untuk mengetahui sebuah kesalahan fungsi organ. Secara garis besar fluoroskopi teridiri atas x-ray tube dan generator, imag intensifier, serta sistem monitoring video
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/296982591/MAKALAH-flouroscopy-docx#scribd https://www.scribd.com/doc/229826751/Presentasi-X-Ray-Fluoroscopy https://www.slideshare.net/RakeshCa2/fluroscopy http://vidyaristu14.blogspot.co.id/2014/07/flouroskopi.html J. Anthony Siebert, Ph.D. “Digital Fluoroscopic Imaging: cquisition, Processing, & Display”. University of California