BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Seringnya Sering nya ter terjad jadii keb kebakar akaran an dan sul sulitny itnyaa pena penanggu nggulan langan gan ben bencana cana keb kebakar akaran an pada bangunan, terutama pada bangunan bertingkat. Berbagai kendala yang ada antara lain karena rendahnya rendah nya pemaham pemahaman an dan kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran, kurangnya kesiapan masyar mas yarakat akat unt untuk uk men menghad ghadapi api dan men menangg anggula ulangi ngi baha bahaya ya keb kebaka akaran, ran, si siste stem m pena penanga nganan nan kebakaran yang belum terwujud dan terintegrasi, serta rendahnya prasarana dan sarana sistem proteksi kebakaran bangunan yang memadai. Oleh karena itu selalu diperlukan evaluasi sistem manaj ma najem emen en ke kebak bakar aran an ya yang ng di dila laku kukan kan se seca cara ra te teru russ me mene neru russ de deng ngan an ba baik ik da dan n te tere renc ncana ana sepanjang siklus kegiatan operasional di gedung tersebut. Manaje Man ajemen men keb kebakar akaran an dil dilaku akukan kan dal dalamt amtiga iga taha tahapan pan yai yaitu tu tah tahapan apan pen pencega cegahan han yan yang g dilakukan pada saat pra kebakaran mulai dari perancangan sistem dan kebijakan manajemen, pembuatan organisasi dan prosedur penanggulangan kebakaran, identifikasi bahaya kebakaran, pembinaan dan pelatihan tenaga kerja dalam peran penanggulangan kebakaran,pemasangan sistem proteksi kebakaran, inspeksi kebakaran setapengendalian bahaya kebakaran / pencegahan kebakar keb akaran. an. ad adaa tahap kedua kedua penanggu penanggulan langan gan kebaka kebakaran ran dil dilaku akukan kan pada pada saat terjad terjadiny inyaa kebakaran pada tahap ini pengaplikasian sistem tanggap darurat !fire fighting" yang baik dan efekti efe ktiff agar pro proses ses evak evakuas uasii dapa dapatt ber berjal jalan an den dengan gan sem sempur purna na dan men mencega cegah h / men mengur gurangi angi dampak kerugian dan korban jiwa pada saat terjadinya kebakaran. Sedangkan pada tahap ketiga adalah pasca kebakar kebakaran an terja terjadi di yaitu tahap rehabi rehabilita litasi si dan rekons rekonstruks truksii dampak kebakaran dengan melakukan investigasi investigasi / penyel penyelidikan idikan kebakaran untuk menget mengetahui ahui faktor penyeba penyebab b terjadinya kebakaran. 1.2.
Tujuan da dan Ma Manfaat
#dapun tujuan dari pembuatan makalah $ %valuasi Sistem roteksi &ebakaran' ini adalah ( ). Mengid Mengident entifi ifikasi kasi permasal permasalahan ahan yang timbul timbul akibat kebakara kebakaran n dan upaya pencega pencegahan han kebakaran. *. Meng Menget etahu ahuii cara cara menyu menyusu sun n Mana Manajem jemen en enan enanggu ggula langa ngan n &eba &ebakar karan an !+ir !+iree Safe Safety ty Management" 1.3.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Evalua! S!te" Pr#tek! $e%akaran
Manajemen kebakaran suatu gedung bertingkat merupakan suatu rencana yang memuat prosedur yang mengatur siapa dan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana kebakaran yang terjadi secara mendadak dan tidak dikehendaki yang dapat mengancam penghuni bangunan, isi / asset bangunan dan proses pekerjaan serta lingkungan. %valuasi sistem proteksi kebakaran dimulai dari program pra kebakaran, dan saat terjadi kebakaran (
#. rogram ra &ebakaran rogram ra &ebakaran meliputi ( ). &ebijakan Manajemen &ebijakan Manajemen disini merupakan program pengendalian dan penanggulangan kebakaran dalam organisasi/perusahaan yang memerlukan pergorganisasian dan perencanaan yang baik. Manajemen kebakaran bersifat multi disiplin sehingga harus melibatkan semua unsure dalam organisasi perusahaan lingkungan untuk mengelola upaya pencegahan kebakaran. *. Organisasi dan rosedur . B. rogram Saat -erjadi &ebakaran 2.2. $arakter!t!k Bangunan & Hun!an Sebuah gedung mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung kelancaran dan kesinambungan operasi perusahaan atau proses kerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua pihak yang turut memanfaatkan gedung ini, baik individu ataupun badan perusahaan, termasuk mitra kerja harus aktif memelihara dan menjaga kebersihan, keselamatan dan kesehatan kerjanya. Salah satu perwujudan perusahaan dalam memelihara dan menjaga keselamatan dan kesehatan kerjanya adalah melalui penerapan Manajemen enanggulangan &ebakaran. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau selurunya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat mannusia melakukan kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya
atau kegiatan khusus ! o.*0 -ahun *11*". ntuk melaksanakan fungsi dan kegunaannya bangunan mempunyai kelengakapan yang saling menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung, kelangkapan tersebut menjadi sistem2sistem yang saling mendukung guna kelancaran dan kenyamanan bangunan. encegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut ketentuan dan persyaratan teknisyang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung, termasuk dalam rangka proses peri3inan, pelaksanaan dan pemanfaatan/pemeliharaan bangunan gedung, serta pemeriksaan kelayakan dan keandalan bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran. Berdasarkan &epmen omor ( )1/&-S/*111 satndar pencegahan kebakaran pada bangunan dan lingkungan terdiri dari ( a. Sistem &elengkapan -apak Bangunan tidak dapat dari lingkungan sekitarnya , bangunan dibuat untuk menampung dan mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan manusia, untuk melaksanakan kegiatan sehari2hari dalam merespon kebutuhan social, ekonomi dan budaya. #dapun ketentuan dari tapak bangunan antara lain( &epadatan bangunan, jarak bangunan satu dengan bangunan yang lain, • menjadi salah satu tingkat kerawanan terhadap kebakaran. -ata letak •
bangunan seperti penataan blok2blok bangunan. 4alan lingkungan yang digunakan untuk akses dari luar, seperti jalur pemadam
•
kebakaran, lebar jalur dan kekerasan jalan. Sistem penyediaan air hydrant yang merupakan ketersedian air dalam
•
memadamkan api. Sumber air yang dapat dijadikan pemadaman seperti air kolam, water tank, sungai maupun sumber air lainnya.
b. Sistem Sarana enyelamatan Sarana jalan keluar bangunan merupakan bagian dari bangunan yang digunakan untuk penyelamatan manusia maupun kegiatan lain, agar terhindar dari ancaman kebakaran. +ungsi sarana penyelamatan agar penghuni bangunan memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri dengan aman, dalam keadaan darurat. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam sarana evakuasi adalah (
•
4alan keluar berupa tangga kebekaran dan jenisnya yang berhubungan dengan kemudahan pencapaian, tanda/penunjuk arah menuju ke tangga darurat, lebar
•
tangga darurat dan pintu kebakaran. &onstruksi jalur keluar harus tahan api dan member kemudahan dalam
•
evakuasi untuk memberikan rasa aman kepada penghuni. 5andasan helicopter untuk penyelamatan, khususnya pada bangunan tinggi di atas 61m, karena jangkauan penyelamatan sangat tinggi.
c. Sistem roteksi asif Sistem proteksi pasif adalah sistem perlindungan bangunan terhadap kebakaran melalui sifat termal bahan bangunan, penerapan sistem kompertemenisasi dalam bangunan dan persyaratan ketahanan api dalam struktur bangunan. Sistem proteksi pasif dalam bangunan mempunyai tujuan untuk ( melindungi bangunan dari reruntuhan serentak,
member
waktu
untuk
menyelamatkan
diri,
menjamin
keberlangsungan fungsi gedung dan melindungi keselamatan petugas pemadam kebakaran. Sistem proteksii kebakaran pasif ditekankan pada aspek bahan bangunan, konstruksi bangunan dan bentuk penataan ruang serta bukaan. #da tiga hal yang berkaitan dengan ketahanan bahan bangunan terhadap api yang harus dipenuhi sebagai bahan konstruksi yaitu ( &etahanan memikul beban !kelayakan struktur" yaitu kemampuan untuk • memelihara stabilitas dan kelayakan kapasitas beban sesuai dengan standar •
yang dibutuhkan. &etahanan terhadap penjalaran api !integritas" yaitu kemampuan untuk
•
menahan penjalaran api dan udara panas sebagaimana ditentukan oleh standar. &etahanan terhadap panas yaitu kemampuan untuk memelihara temperatur pada permukaan yang tidak terkena panas langsung dari tungku kebakaran
pada temperatur di bawah )71o 8 sesuai dengan standar uji ketahanan api. 9ikaitkan dengan ketahanan terhadap api, struktur bangunan mempunyai !tiga" tipe konstruksi, yaitu ( -ipe # ( &onstruksi yang tipe unsur struktur pembentuknya tahan api dan • mampu menahan secara struktural terhadap beban bangunan. ada konstruksi ini terdapat komponen pemisah pembentuk kompartemen untuk mencegah penjalaran api ke dan dari ruangan bersebelahan dan dinding yang mampu mecegah penjalaran panas pada dinding yang bersebelahan.
•
-ipe B ( &onstruksi yang elemen struktur pembentuk kompartemen penahan api mampu mencegah penjalaran kebakaran ke ruang2ruang bersebelahan di dalam bangunan, dan dinding luar mampu mencegah penjalaran kebakaran
•
dari luar bangunan. -ipe 8 ( &onstruksi yang komponen struktur bangunannya adalah dari bahan yang dapat terbakar serta tidak dimaksudkan untuk mampu menahan secara struktural terhadap kebakaran.
BAHAN Baja
Bet#n
$a)a
$a*u
Ba+an S!ntet!
SI'AT Mengubah bentuknya oleh pengaruh panas dapat dipengaruhi oleh jenis campuran pembentuknya bahan bangunan yang tahan api
$ETAHANAN TE(HADAP API &rom !8r", Molibdan !Mo", ikel !i" atau :anadium !:" menghasilkan baja yang memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap panas &etahanan api tergantung pada bahan tambahan yang digunakan dan apakah ada tulangan baja atau tidak bahan yang tidak Bukan merupakan bahan yang tahan menyala api karena kaca memungkinkan radiasi kalor tembus, kaca sangat peka terhadap perubahan tegangan kalor, akibat kebakaran kaca cukup cepat pecah pembakaran kayu bahan yang tahan api, bila terkena api merupakan oksidasi atas secara langsung unsur asalnya yaitu ;*O, 8O* dan O* merupakan bahan yang dalam keadaan menyala, bahan mudah terbakar dan sintetis mengakibatkan tetes cairan menyala yang sulit untuk dipadamkan, menghasilkan asap tebal dan atau melepaskan gas beracun
-abel *.). &etahanan Material Bangunan -erhadap #pi
d. Sistem roteksi #ktif e. &etahanan Bangunan -erhadap #pi #da tiga hal yang berkaitan dengan ketahanan bahan bangunan terhadap api yang harus dipenuhi sebagai bahan konstruksi, yaitu ( 9ikaitkan dengan ketahanan terhadap api, struktur bangunan mempunyai tiga tipe konstruksi, yaitu (
f.
2.3. Peralatan Pr#tek! $e%akaran A. Peralatan Pr#tek! $e%akaran Akt!f
Sistem proteksi aktif
adalah kemampuan peralatan
dalam
mendeteksi dan
memadamkan kebakaran,pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran. B. Peralatan Pr#tek! $e%akaran Pa!f