1
Kewirausahaan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk terciptanya masa depan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera maka kita perlu mengatasi berbagai masalah serius yang menghambat kebangkitan perekonomian nasional. Diantara masalah tersebut yaitu kemiskinan, banyaknya pengangguran terdidik, serta kesulitan dalam mencapai kemajuan yang progresif dalam bidang teknologi. Kita akan melihat mengenai problematika pengangguran terididik. Seperti yang sering kita baca dari media-media massa atau informasi dari televisi, kita ketahui bahwa tingkat pengangguran terdidik di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Fakta menunjukkan bahwa para lulusan atau alumni sebagian terbesar terjun ke masyarakat sebagai pencari kerja dan sedikit sekali yang berusaha mandiri sebagai pencipta kerja. Dengan kata lain mereka tidak memiliki jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship. entrepreneurship. Mereka di sekolah dididik selain kemampuan akademik pada sekolah kejuruan juga dibekali keterampilan melaksanakan pekerjaan tertentu tanpa dibekali kemampuan untuk berani membuka usaha sendiri. Begitu juga halnya dengan lulusan-lulusan perguruan tinggi. Pada tahun 2008 lalu, sebanyak 4,5 juta dari 9,4 juta orang pengangguran berasal dari lulusan SMA, SMK, program Diploma, dan Universitas. Banyaknya pengangguran terdidik yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas sosial, rakyat menderita karena hidup dibawah garis kemiskinan, banyaknya anak usia sekolah yang putus sekolah karena orangtuanya tidak mampu membiayai, terutama untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tinggi yang terasa sangat mahal. Menjadi entrepreneur muda adalah solusi nyata untuk mengurangi pengangguran yang ada. Dan ternyata ada keterkaitan yang sangat erat antara entrepreneur muda dengan teknologi yang sudah mendarah daging saat ini. Diharapkan dengan menjadi entrepreneur muda, kita dapat memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat yaitu dapat mengurangi pengangguran terdidik atau pengangguran intelektual. Sebab pengangguran terdidik ternyata dampaknya lebih berbahaya daripada pengangguran non-terdidik. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai peran entrepreneurship sebagai solusi untuk mengatasi masalah pengangguran Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
2
Kewirausahaan
terdidik yang ada di Indonesia. Serta nanti akan diberikan contoh para entrepreneur yang berhasil mengatasi pengangguran terdidik dengan wirausaha miliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Entrepreneurship sebagai solusi masalah pengangguran terdidik di Indonesia. 2. Contoh para entrepreneur yang berperan dalam mengatasi pengangguran terdidik di Indonesia.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian entrepreneurship dan pengangguran terdidik. 2. Memberikan contoh dan bukti-bukti nyata bahwa entrepreneurship adalah solusi bagi pengangguran terdidik di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Pembahasan dalam makalah ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi pembaca, agar pembaca terinspirasi untuk menjadi seorang entrepreneur yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, khususnya bagi mereka yang berlatar belakang terdidik dan akan terjun ke dunia kerja.
Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
3
Kewirausahaan
BAB II PEMBAHASAN
A. Entrepreneurship sebagai Solusi Masalah Pengangguran Terdidik di Indonesia
Permasalahan kekurangan dalam pendidikan vokasional memang sudah disadari dan telah dicoba diatasi beberapa waktu lalu dengan penerapan link and match, termasuk konsep community college yang datang kemudian. Keduanya merupakan upaya lebih mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia industri sehingga diharapkan para lulusan adalah berkualitas dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Hal ini dianggap penting dalam rangka menghadapi perkembangan industri dalam menyongsong era globalisasi. Tetapi kenyataannya yang diperlukan bukan hanya produk lulusan yang siap kerja saja apalagi terlalu terbatasnya lapangan kerja dibanding jumlah lulusan tiap tahunnya. Sehingga yang sangat dibutuhkan adalah lulusan yang juga bermental wirausaha sebagai pelopor membuka lapangan kerja baru. Para wirausaha adalah tulang punggung akselerasi pertumbuhan ekonomi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No 20 Tahun 2003) merumuskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Juga sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi cakap, kreatif dan mandiri seharusnya mampu mengarahkan para lulusan menjadi seorang wirausaha karena hal itu mencakup juga pendidikan keterampilan hidup. Tetapi tujuan seperti itu masih tinggal harapan karena kenyataannya hingga saat ini masyarakat masih mengeluh dengan semakin meningkatmya penganggur usia muda yang terdidik. Pengangguran terdidik harus dikurangi dari dua sisi,yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan. Dari sisi pendidikan, sudah jelas bahwa dunia pendidikan harus dapat menghasilkan output lulusan yang siap diserap oleh pasar kerja. Artinya, pendidikan yang berkualitas yang berorientasi pada pasar kerja menjadi mutlak. Yang dapat kita perbaiki adalah mewujudkan pendidikan yang berbasis pada pasar kerja (labour market based ). Prosesnya selama ini adalah product oriented , yaitu dunia pendidikan lebih fokus pada upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun kualitas dan karakteristik seperti apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja? Oleh karena itu, labour market oriented, saat ini lebih tepat untuk menjawab kebutuhan pasar kerja Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
4
Kewirausahaan
akan tenaga kerja berkualitas, dan pada akhirnya mengurangi pengangguran terdidik. Konsep link and match antara dunia pendidikan dan dunia ketenagakerjaan perlu diredefinisi dengan memasukkan pendekatan market labour based tadi. Jenis-jenis pendidikan kejuruan dan keterampilan kerja didasarkan pada analisis kebutuhan peluang-peluang kerja yang ada, dan yang diproyeksikan akan besar kebutuhannya. Mengurangi pengangguran pada umumnya, dan pengangguran terdidik pada khususnya, mengingatkan kita pada harapan akan tumbuhnya enterpreneurship atau kewirausahaan. Entrepreneur Muda
Entrepreneur muda merupakan dua kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur muda atau pengusaha muda artinya orang yang mengusahakan (perdagangan, industry, dsb) atau pengertian lainnya yaitu orang yang berusaha dalam bidang perdagangan. Banyaknya pengangguran terdidik yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas sosial, rakyat menderita karena hidup dibawah garis kemiskinan, banyaknya anak putus sekolah karena orangtuanya tidak mampu membiayai, terutama untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tinggi yang terasa sangat mahal. Menjadi entrepreneur muda inilah pengangguran terdidik Bangsa Indonesia akan berkurang. Hal tersebut didukung dengan adanya program pemerintah yang menegaskan bahwa pendidikan entrepreneurship menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh jenjang proses pendidikan baik di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi. Hal tersebut merupakan upaya untuk menciptakan entrepreneur muda yang berbakat dalam bidangnya, berinovasi dan berdaya saing tinggi. Kita perlu tahu, bahwa bangsa Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi sebuah negara maju seperti halnya negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. Sumber Daya Alam (SDA) kita tidak kalah dari yang mereka punya, bahkan bisa dibilang kita sangat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dibanding mereka. Sayangnya kita belum bisa memanfaatkannya dengan maksimal. Dengan menjadi entrepreneur muda, kita sebagai warga Negara Indonesia berhak berpotensi untuk mengolah segala kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Hanya satu hal yang masih harus kita benahi yaitu tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih tergolong rendah. Karena itu pula, maka dari tahun ke tahun pengangguran terdidik Bangsa Indonesia terus meningkat. Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
5
Kewirausahaan
Kita
harus
pengangguran
berhati-hati
terdidik
terhadap
dampaknya
lebih
para
pengangguran
berbahaya
terdidik,
daripada
sebab
pengangguran
nonterdidik. Karena apabila orang dari pengangguran terdidik itu bertindak kriminalitas, dia pasti sudah mengantisipasi tindakan dengan memikirkannya terlebih dahulu atau mempersiapkan trik-trik jitu untuk mengelabuhi korbannya, beda jauh dari pengangguran nonterdidik yang lebih beraksi secara frontal. Contohnya saja pengangguran terdidik akan berpenampilan layaknya pekerja kantoran padahal jelas jelas profesinya sebagai pencopet angkutan umum. Solusi yang dapat kita ambil adalah dengan menjadi entrepreneur muda yang peka terhadap peluang teknologi yang ada juga berdaya saing tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya pribadi, bahkan diharapkan dapat memberi kontribusi nyata di tengah masyarakat dengan menyerap tenaga kerja. Seperti yang telah saya tulis di atas, entrepreneur muda harus peka terhadap teknologi tercanggih yang ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis. Dalam pembahasan teknologi ini, saya hanya akan mendalami mengenai teknologi yang sudah mendarah daging dalam setiap sendisendi kehidupan terutama kalangan muda yaitu internet. Internet ( Inteconnected ‐ Network ) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan berbagai macam situs. Internet juga menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia. Bahkan lebih dari itu, internet dapat dimanfaatkan sebagai lahan finansial. Oleh
sebab
itu,
muncullah
berbagai
pertanyaan,
adakah
keterkaitan
entrepreneur muda dengan internet? Kemudian apakah entrepreneur muda dapat diciptakan
atau
Bagaimanakah
memang
sudah
dilahirkan
dengan
karakteristik entrepreneur muda
jiwa
yang
entrepreneurship?
dapat
mendongkrak
pengangguran? Apakah benar pilihan menjadi entrepreneur muda malah akan banyak mendatangkan kerugian dibanding keuntungannya? Lalu kapankah waktu yang tepat untuk menjadi entrepreneur muda? Tentu saja ada keterkaitan yang sangat erat antara entrepreneur muda dengan internet. Kegunaan internet sangatlah beraneka ragam, tidak hanya pada jejaring sosial saja. Bahkan para penggunanya dan jangkauannya sangat luas tak terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Katerkaitan yang saya maksud adalah dengan adanya internet Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
6
Kewirausahaan
kita bisa memanfaatkannya dengan memasarkan barang dagangan yang kita punyai atau yang lebih dikenal dengan bisnis online atau online shop. Pada zaman yang sudah serba canggih ini sangatlah memungkinkan bisnis online dapat berkembang pesat mengingat pentingnya efisiensi
waktu dan efektivitas kerja. Dengan
memanfaatkan internet penjual dan pembeli tidak perlu saling bertatap muka lagi, tetapi tetap bisa berinteraksi jarak jauh. Banyak contoh entrepreneur muda yang sukses dengan menekuni bisnis online.
B. Contoh Kisah Sukses Entrepreneur yang Berperan dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Terididik di Indonesia
Bi sni s Boneka Danboo
Widia dan Peter karena kesuksesannya masuk di topik siang ANTV. Widia dan Peter adalah sepasang kekasih yang bekerjasama menggeluti usahanya sebagai penjual boneka danbo (danboard ) yang dimulai pada bulan Agustus 2011 lalu. Danbo sebenarnya diambil dari bahasa Jepang “danboru”, yang berarti kardus. Danbo adalah sebuah tokoh fiksi dari sebuah manga yang dikarang oleh Azuma Kiyohiko . Bentuk boneka danbo ini sangat unik, yaitu action figure dengan penampilan seperti manusia dengan ukuran mini 7 cm dan 13 cm juga dapat digerakkan secara manual. Widia dan Peter berhasil memanfaatkan peluang tersebut dengan menjual danbo antara Rp 60.000,- sampai dengan Rp 130.000,- per satu danbonya. Diusia Widia yang masih sangat belia yaitu 20 tahun dan Peter kekasihnya 21 tahun, sekarang mereka sudah dapat meraup keuntungan 5-10 juta per bulannya. Usaha boneka danbo ini sama sekali tidak membutuhkan modal, karena mereka menggunakan internet dengan online shop. Jadi, pembeli transfer uang dahulu, baru dibuatkan boneka danbo sesuai pesanan. Saya sengaja bertanya apa sih prinsip entrepreneurship yang mereka pakai, mahasiswi yang sekarang sedang menjalani skripsi di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STPT) ini mengatakan bahwa kepuasan konsumen di atas segalanya dan yang tak kalah penting adalah membangun hubungan komunikasi yang ramah antara pembeli dan penjual, jawab Widia melalui smsnya kepada saya.
Onl in eshop Bi sni s Per lengkapan Bu sana M usli m
Brian Arfi Faridhi, entrepreneur muda berusia 23 tahun dengan kerja keras dan semangat pantang menyerahnya menghantarkan Brian menjuarai Wirausaha Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
7
Kewirausahaan
Muda Mandiri (WMM) 2009 yang diadakan oleh Bank Mandiri. Brian, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya juga tampil dalam Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center (JCC) karena berhasil menjadi pemenang pertama bidang usaha kreatif WMM 2009. Dengan berbisnis IT ( Information Technology) dan online shop yang menjual perlengkapan busana muslim, Brian berhasil menembus omzet Rp 559.000.000 tahun 2008. Dari contoh diatas timbullah mitos bahwa entrepreneur itu dilahirkan. Seperti yang dikemukan Miller (1987) aspek self confidence, persistence dan high energy levels yang merupakan beberapa karakteristik entrepreneur tidak dapat diajarkan dengan metode konvensional di dalam kelas. Dalam pendapat Miller tersebut bisa diartikan bahwa aspek menjadi entrepreneur itu sudah dibawa sejak lahir. Pendapat yang berlawanan timbul dari Gorman, Hanlon&King (1997) bahwa entrepreneurship dapat diajarkan atau bila tidak dapat diajarkan, setidaknya bisa dikembangkan melalui pendidikan entrepreneurship. Pandangan tersebut sependapat dengan Kantor (1998) yang meyakini bahwa ciri-ciri dan kemampuan entrepreneurship dapat diajarkan di mana kemampuan entrepreneur lebih dapat diajarkan dibandingkan ciri-cirinya. Pandangan tersebut diperkuat oleh Boussouara&Deakins (1998) bahwa entrepreneur belajar tidak melalui pengajaran yang terstruktur tetapi melalui pengalaman dan trial and
error .
Jadi,
entrepreneurship.
entrepreneur dapat Berbagai
diciptakan
karakteristik
yang
melalui
dimiliki
berbagai
program
entrepreneur dapat
ditumbuhkembangkan. Oleh sebab itu, pendapat bahwa entrepreneur dilahirkan berjiwa entrepreneurship merupakan benar-benar mitos belaka.
Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
8
Kewirausahaan
BAB III KESIMPULAN
Berbagai program entrepreneurship atau kewirausahaan khususnya bagi mahasiswa sangat penting diterapkan sebagai solusi dalam mengatasi masalah pengangguran. Selama ini orientasi para lulusan perguruan tinggi memang hanya terkesan ingin bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta. Untuk itu melalui program pelatihan kewirausahaan, kita harapkan bisa menghapus pemikiran itu. Saat ini dalam realitanya telah tumbuh para entrepreneur baru, entrepreneur yang kaya akan pengalaman bisnis, dan masih berada dalam usia produktif. Melihat kondisi ini, pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiwa diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan kewirausahaan.
Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010
9
Kewirausahaan
DAFTAR PUSTAKA
Fachrudin, Fauzi. Dosen Fakultas Teknik Unissula . Mengatasi Penganggur Terdidik. http://www.suaramerdeka.com/harian/0607/10/opi03.htm. Diakses pada 4 April 2013. Herlani, Wahyu. Entrepreneurship Mengurangi Penganggur Terdidik. http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id=1504. Diakses pada 4 April 2013. Entrepreneurship Solusi Pengangguran. http://www.hariansumutpos.com/2012/04/32447/entrepreneurship-solusi pengangguran#axzz2PYS9MbLJ . Diakses pada 4 April 2013. Putri, Festia Gaby Disa. Entrepreneur Muda Dongkrak Pengangguran. http://www.scribd.com. Diakses pada 4 April 2013. Entrepreneur. http://tjoetnyakkkkk.blogspot.com/2011/01/entrepreneur.html . Diakses pada 4 April 2013.
Abdul Hamdi Mustapa 17630/2010