BAB I PENDAHULUAN
I.
Sejarah Awal Elektro Stimulator Sejarah munculnya Elektro Stimulator berawal dari laporan Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk mengontrol nyeri yang digunakan di Yunani kuno, 63 M. Hal ini dilaporkan oleh Scribonius Largus yang sakit dan merasa lega setelah berdiri pada ikan listrik di tepi pantai. Pada 16 sampai abad ke-18 berbagai perangkat elektrostatik digunakan untuk sakit kepala dan nyeri. Benjamin Franklin adalah pendukung metode ini untuk menghilangkan rasa sakit. Pada abad kesembilan belas perangkat yang disebut electreat, bersama dengan perangkat lain yang banyak digunakan untuk mengendalikan nyeri dan penyembuhan kanker. Electreat digunakan hanya sampai pada ke abad kedua puluh karena tidak portabel dan memiliki kontrol terbatas dari stimulus tersebut. Pengembangan dari semua stimulasi listrik tersebut memberi ide dibentuknya Elektro Stimulator yang akhirnya dipakai dan telah dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1974.
BAB II PEMBAHASAN I.
Pengertian Elektro Stimulator Elektro Stimulator merupakan salah satu alat terapi yang menggunakan
arus listrik untuk merangsang saraf dengan tujuan mengurangi rasa sakit. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan sepasang elektroda. Kesalahan penempatan elektroda memungkinkan elektroda tidak melekat dengan baik pada kulit dan sementara itu arus yang dialirkan, dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Atau bisa diartikan sebagai berikut alat terapi listrik dengan menggunakan listrik arus rendah. Arus listrik terjadi karena adanya arus elektron yang melewati konduktor. Arus listrik yang diapliaksikan dapat berupa arus AC (alternatingcurrent), DC (direct curent) maupun pulsed. Listrik arus rendah dapat mengurangi nyeri dengan memblokir saraf sensorik. Arus listrik rendah juga dapat menstimulasi saraf motorik karena impuls elektrik ini menyerupai impuls saraf otak untuk menstimulasi gerakan otot /untuk memperbaiki kelemahan otot. Prinsif kerja dari Elektro Stimulator adalah neuroprosthese elektrik yang merangsang otot yang lumpuh dengan menyediakan perangkat tambahan fungsional sehingga pasien dapat melakukan aktivitas secara optimal. Sistem ini juga dapat membantu berbagai fungsi seperti fungsi perengangan tangan, membantu berdiri, melangkah, meningkatkan fungsi bladder dan membantu pernapasan. Cara kerja dari Elektro Stimulator adalah dengan memasang dua elektroda pada intramuskuler atau kulit yang kemudian dihubungkan dengan stimulator atau telemeter dan selanjutnya informasi atau datanya akan dikirim ke eksternal unit control untuk kemudian dikembalikan berupa respon gerak. Elektro Stimulator merupakan perangkat stimulasi listrik yang langsung merangsang saraf dan otot atau neuromuscular. Perangkat tersebut juga dinamakan neuroprosthese. Pada penggunaan awal Elektro Stimulator digunakan dengan memasang elektroda pada bagian permukaan tubuh, namun mengingat masalah kosmetik dan komplikasi medic kemudian diubah dengan metode pemasangan implant. Elektroda yang terpasang kemudian diset melalui alat pacu untuk mengintegrasikan antara fungsi sensorik, motorik dan otonom. Pada aplikasi kilnis pada alat ini dapat dimanfaatkan untuk aktivitas hidup seharihari seperti untuk stimulasi otot dan saraf pada otot tungkai dan saraf sacral untuk pemulihan kandung kemih, fungsi usus, fungsi saraf frenikus atau diaprgma untuk respon pernapasan atau batuk.
Gambar I.1 Set alat Elektro Stimulator II.
Bentuk gelombang (Waveform) pada Elektro Stimulator a) Waveform (bentuk gelombang) merupakan presentasi graphis bentuk, arah, amplitudo, dan jenis arus. b) Baik arus AC maupun DC dapat berbentuk bentuk sinus, square dan
triangular. III. Modulasi pada Electrotherapy a) Modulasi merupakan kemampuan untuk mengubah durasi dari b)
gelombang listrik. Modulasi dapat bersifat kontinyu, interupted atau surged baik pada arus AC maupun DC. Intensitas Arus pada Electrotherapy
IV.
Generator tegangan rendah umumnya memiliki jenis arus DC sedangkan generator tegangan tinggi dapat berupa arus AC dan DC. Sebagian besar peralatan electrotherapy jenis arus DC tegangan tinggi. Kemudian untuk durasi frekuensi dan polaritas pada Elektro Stimulator merujuk pada dua hal yakni durasi terpai dan waktu yang dibutuhkan pada satu kali siklus.
V.
Pengaturan Elektroda a) elektroda lembab dilekatkan pada kulit. Ukuran kecil sampai dengan b)
yang berdiameter sekitar 10 cm. Jarak antara elektroda bergantung pada kontraksi otot yang diinginkan. Semakin dekat jarak antara elektroda,semakin dangkal dan terisolasilah kontraksi otot dan sebaliknya. Dibawah ini contoh gambar penempatan elektroda pada tangan.
Gambar V.1 Penempatan elektroda pada kulit VI.
Efek Fisiologis Electrotherapy Semakin tinggi intensitas arus semakin banyak berkas otot yang dapat dipengaruhi. Kontraksi otot tersebut bermanfaat untuk : a) b) c) d)
pemompaan otot, penguatan otot, pengurangan efek atrofi otot dan reedukasi otot. Indikasi Elektro Stimulator, sebagai berikut : • Nyeri punggung. • Nyeri leher. • Nyeri sendi. • Nyeri saraf. • Nyeri kepala. • Nyeri pelvis. • Nyeri post-operasi.
VII.
Jenis-jenis Aplikasi Elektro Stimulator a. Transcutaneous electro nerve stimulation (TENS) yang merupakan alat portable bertenaga baterai yang dapat menghasilkan arus listrik bertegangan rendah yangdialirkan ke kulit lewat elektroda yang diletakkan diatas area yang mengalamigangguan. Arus listrik mengeblok saraf sensorik area tersebut dengan jalan menghambat transmisi nyeri menuju otak. b. Galvanic stimulation (GS) yang digunakan untuk mengobati cedera akut. Tidak seperti jenis terapi listrik lain yang menggunakan arus bolak balik, Terapi GS menggunakan arus searah.
c. Functional electro stimulation (FES) yang merupakan teknik untuk menstimulasi gerakan pada otot yang
engalami kelumpuhan atau
kelemahan. FES digunakan untuk mengatasi cedera sumsum tulang belakang, stroke, multiple sklerosis dan cerebral palsy. Teknik ini juga dikenal sebagai peripheral nerve stimulation (PNS). d. Neuromuscular electro stimulation (NMES) merupakan alat yang dapat menghasilkan impuls listrik untuk mengaktivasi otot yang tidak sering dipergunakan.
BAB III PENUTUP I.
Kesimpulan a) Electrotherapy merupakan terapi dengan menggunakan arus listrik. b) Tujuan utama pemakaian terapi ini adalah modulasi nyeri dan meningkatkan kerja syaraf motoris beserta otot skelet. c) Terdapat tiga jenis arus listrik yakni arus AC, DC dan pulsed. d) Pada penggunaanya parameter arus listrik harus disesuaikan dengan tujuan terapi.
ELEKTRO STIMULATOR