KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat menyusun makalah ini sebagai tugas yang telah di berikan leh dsen. Semga makalah ini akan bermanfaat bagi semua pemba!a. "akala "akalah h ini dihara diharapka pkan n tidak tidak hanya hanya menjad menjadii buku buku wajib wajib melain melainkan kan menjadi menjadi ba!aan utama serta menjadi referensi bagi peminat lainnya. Akhir Akhir kata kata penyusun penyusun menyadar menyadarii bahwa bahwa makala makalah h ini jauh jauh dari dari sempur sempurna na dan penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
#iamis, "ei $%&'
Penulis
&
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. (atar )elakang.............................................................................................& ). *umusan "asalah........................................................................................$
BAB II PEMBAHASAN
A. "un!ulnya +ksistensialisme........................................................................ ). +ksistensialisme alam Pendidikan............................................................
BAB III PENUTUP
A. /esimpulan..................................................................................................0
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................&%
$
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian filsfis terhadap pendidikan mutlak diperlukan karena membantu dalam memberikan infrmasi tentang hakekat manusia sebagai dirinya sendiri baik se!ara hrisntal maupun se!ara 1ertikal. Sehingga kajian tentang realitas sangat dibutuhkan dalam menentukan tujuan akhir pendidikan. isisi lain, kajian filsfis memberikan infrmasi yang berkaitan dengan pengetahuan, sumber pengetahuan, nilai, dan Seperti bagaimanakah pengetahuan itu diperleh, bagaimana manusia dapat memperleh nilai tersebut. engan nilai tersebut apakah pendidikan layak untuk diterapkan dan lebih jauh akan membantu untuk menentukan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan. Pendidikan disisi lain tidak bisa melepaskan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki nilai-nilai mulai spritual, agama, kepribadian dan ke!erdasan. Pendidikan kita tidak sekedar menempatkan manusia sebagai alat prduksi. "anusia harus dipandang sebagai sumber daya yang utuh. Pendidikan tidak bleh terjebak pada teri-teri neklasik, suatu teri yang menempatkan manusia sebagai alat-alat prduksi, dimana penguasaan 2PT+/ bertujuan menupang kekuasaan dan kepentingan kapitalis. pendidikan tidak memiliki basis pengembangan budaya yang jelas. (embaga pendidikan kita hanya dikembangk an berdasarkan mdel eknmik untuk menghasilkan3 membudaya manusia pekerja 4abdi dalem5 yang sudah disetel menurut tata nilai eknmi yang berlatar 4kapitalis5 sehingga tidak mengherankan jika keluaran pendidikan kita menjadi manusia pen!ari kerja dan tidak berdaya. )ukan manusia kreatif pen!ipta keterkaitan kesejahteraan dalam siklus rangkaian manfaat yang seharusnya menjadi hal yang paling esensial dalam pendidikan dan pembelajaran. Salah satu prinsip psiklgi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, knsep-knsep, atau kaidah yang siap untuk diambil atau
&
diingat. "anusia harus mengknstruksi pengetahuan dan memberi makna melalui pangalaman nyata. alam eksistensialisme bahwa yang nyata adalah yang dapat kita alami. )erdasarkan gambaran tersebut, perlu dibahas lebih lanjut tentang eksistensialisme dengan Subjekti1itas pengalamannya dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
)erdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah yang dideskripsikan sebagai berikut6 &. )agaimanakah latarbelakang mun!ulnya filsafat +ksistensialisme 6 $. )agaimanakan penerapan 7ilsafat eksistensialisme dalam pendidikan6
$
BAB II PEMBAHASAN
A. Munuln!a Eks"stens"al"sme
/nsep eksistensialisme dikembangkan leh ahli filsafat asal 8erman, "artin 9eidegger, merupakan bagian filsafat dan akar metdlginya berasal dari metdlgi fenmenlgi
yang dikembangkan leh hussel. /emun!ulan
eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Sren /ierkegaard dan Niet:!he. Sren /ierkegaard ingin menjawab pertanyaan ;bagaimanakah aku menjadi serang diri 6<, dasar pertanyaan tersebut mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada suatu system yang umum tetapi berada dalam eksistensi indi1idu yang knkret. Pandangan tersebut tentunya bukan suatu yang mun!ul dengan sendirinya, melainkan sesuatu yang lahir ketika dunia mengalami krisis eksistensial, ketika manusia
melupakan
sifat
indi1idualisnya.
/ierkegaard
berusaha
untuk
menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia 4aku5 bisa menjadi indi1idu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan kmitmen pribadi dalam kehidupan. Sebagai pandangan baru, filsafat eksistensialisme merupakan filsafat yang se!ara khusus mendeskripsikan eksistensial dan pengalaman manusia dengan metdlgi fenmenlgi atau !ara manusia berada. +ksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialism dan idealisme. Pendapat materialism terhadap manusia adalah manusia merupakan benda dunia, manusia adalah materi, manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi subyek. Pandangan manusia menurut idealisme = manusia hanya sebagai subyek atau hanya sebagai suatu kesadaran. +ksistesialisme berkeyakinan situasi manusia selalu berpangkalkan eksistensi sehingga aliran eksistensialisme penuh dengan lukisan-lukisan yang knkret. isini
bagi
eksistensialisme,
indi1idu
bertanggung
jawab
atas
kemauannya yang bebas tanpa memikirkan se!ara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya, bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi serang eksistensialisme dasar bahwa
kebenaran bersifat relati1e, karenanya masing-masing indi1idu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. Namun, menjadi eksistensialis bukan melulu harus menjadi seserang yang lain daripada yang lain, sebaliknya menjadi sadar bertapa keberadaan dunia selalu menjadi sesuatu yang berada di luar kendali manusia. "eski hal itu bukan berarti membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi eksistensialisme. Adapun se!ara umum, eksistensialisme membagi prblem filsafat menjadi empat masalah filsfis = eksistensi manusia, bagaimana bereksistensi se!ara aktif, eksistensi manusia adalah eksistensi yang terbuka dan belum selesai, serta pengalaman eksistensial. Seadngkan Sartre membagi eksistensialisme ke dalam dua !abang, yaitu eksistensialisme kreistiani dan eksistensialisme ateis. Singkatnya, eksistensialisme selalu menjadi pemikiran filsafat yang berupa untuk agar manusia menjadi dirinya, mengalami indi1idualitasnya. +ksistensi berarti berdiri sendiri sebagai diri sendiri. "enurut 9eideggard manusia sadar dengan tempatnya.
B. Eks"stens"al"sme Dalam Pen#"#"kan &. Pengetahuan.
Teri pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi leh filsafat fenmenlgi, suatu pandangan yang menggambarkan penampakan benda benda
dan
peristiwa-peristiwa
sebagaimana
benda-benda
tersebut
menampakan dirinya terhadap kesadaran manusia. Pengetahuna manusia tergantung
kepada
pemahamannya
tentang
realitas,
tergantung
pada
interpretasi manusia terhadap realitas, pengetahuan yang diberikan di seklah bukan sebagai alat untuk memperleh pekerjaan atau karir anak, melainkan untuk dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri. Pelajaran di seklah akan dijadikan alat untuk merealisasikan diri, bukan merupakan suatu disiplin yang kaku dimana anak harus patuh dan tunduk terhadap isi pelajaran tersebut. )iarkanlah pribadi anak berkembang untuk menemukan kebenaran-kebenaran dalam kebenaran.
$. Nilai. Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam tindakan. /ebebasan bukan tujuan atau suatu !ita-!ita dalam dirinya sendiri, melainkan merupakan suatu ptensi untuk suatu tindakan. "anusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan di antara pilihan-pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. )erbuat akan menghasilkan akibat, dimana seserang harus menerima akibat-akibat tersebut sebagai pilihannya. /ebebasan tidak pernah selesai, karena setiap akibat akan melahirkan kebutuhan untuk pilihan berikutnya. Tindakan mral mungkin dilakukan untuk mral itu sendiri, dan mungkin juga untuk suatu tujuan. Seserang harus berkemampuan untuk men!iptakan tujuannya sendiri. Apabila seserang mengambil tujuan kelmpk atau masyarakat, maka ia harus menjadikan tujuan-tujuan tersebut sebagai miliknya, sebagai tujuan sendiri, yang harus ia !apai dalam setiap situasi. 8adi, tujuan diperleh dalam situasi. . Pendidikan. +ksistensialisme sebagai filsafat sangat menekankan indi1idualitas dan pemenuhan diri se!ara pribadi. Setiap indi1idu dipandang sebagai makhluk unik, dan se!ara unik pula ia bertanggung jawab terhadap nasibnya. alam hubungannya dengan pendidikan, Sikun Pribadi 4&0>&5 mengemukakan bahwa eksistensialisme berhubungan erat sekali dengan pendidikan, karena keduanya bersinggungan satu dengan yang lainnya pada masalah-masalah yang sama, yaitu manusia, hidup, hubungan anatar manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan. Pusat pembi!araan eksistensialisme adalah ;keberadaan< manusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan leh manusia. a.
Tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk mendrng setiap indi1idu agar mampu mengembangkan semua ptensinya untuk pemenuhan diri. Setiap indi1udu memiliki kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan ditentukan berlaku se!ara umum.
?
b.
/urikulum. /aum eksistensialisme menilai kurikulum berdasarkan pada apakah hal itu berkntribusi pada pen!arian indi1idu akan makna dan mun!ul dalam suiatu tingkatan kepekaaan persnal yang disebut @reene ;kebangkitan yang luas<. /urikulum ideal adalah kurikulum yang memberikan para siswa kebebasan indi1idual yang luas dan mensyaratkan mereka
untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
melaksanakan
pen!arian-pen!arian mereka sendiri, dan menarik kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri. "enurut pandangan eksistensialisme, tidak ada satu mata pelajaran tertentu yang lebih penting daripada yang lainnya. "ata pelajaran merupakan materi dimana indi1idu akan dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dunianya. "ata pelajaran yang dapat memenuhi tuntutan di ats adalah mata pelajaran 2PA, sejarah, sastra, filsafat, dan seni. )agi beberapa anak, pelajaran yang dapat membantu untuk menemukan dirinya adalah 2PA, namun bagi yang lainnya mungkin saja bisa sejarah, filsafat, sastra, dan sebagainya. engan mata-mata pelajaran tersebut, siswa akan berkenalan dengan pandangan dan wawasan para penulis dan pemikir termasyur, memahami hakikat manusia di dunia, memahami kebenaran dan kesalahan, kekuasaaan, knflik, penderitaan, dan mati. /esemuanya itu merupakan tema-tema yang akan melibatkan siswa baik intelektual maupun emsinal. Sebagai !nth kaum eksistensialisme melihat sejarah sebagai suatu perjuangan manusia men!apai kebebasan. Siswa harus melibatkan dirinya dalam peride apapun yang sedang ia pelajari dan menyatukan dirinya dalam masalah-masalah kepribadian yang sedang dipelajarinya. Sejarah yang ia pelajari harus dapat membangkitkan pikiran dan perasaannya serta menjadi bagian dari dirinya. /urikulum eksistensialisme memberikan perhatian yang besar terhadap humanira dan seni. /arena kedua materi tersebut diperlukan agar indi1idu dapat mengadakan instrspeksi dan mengenalkan gambaran
'
dirinya. Pelajar harus didrng untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, serta memperleh pengetahuan yang diharapkan. +ksistensialisme menlak apa yang disebut penntn teri. leh karena itu, seklah harus men!ba membawa siswa ke dalam hidup yang sebenarnya. !.
Prses belajar mengajar. "enurut /neller, knsep belajar mengajar eksistensialisme dapat diaplikasikan dari pandangan "artin )uber tentang ;dialg<. ialg merupakan per!akapan antara pribadi dengan pribadi, dimana setiap pribadi merupakan subjek bagi yang lainnya. "enurut )uber kebanyakan prses pendidikan merupakan paksaan. Anak dipaksa menyerah kepada kehendak guru, atau pada pengetahuan yang tidak fpeksibel, dimna guru menjadi penguasanya. Selanjutnya buber mengemukakan bahwa, guru hendaknya tidak bleh disamakan dengan serang instruktur. 8ika guru disamakan dengan instruktur maka ia hanya akan merupakan perantara yang sederhana antara materi pelajaran dan siswa. Seandainya ia hanya dianggap sebagai alat untuk mentransfer pengetahuan, dan siswa akan menjadi hasil dari transfer tersebut. Pengetahuan akan menguasai manusia, sehingga manusia akan menjadi alat dan prduk dri pengetahuan tersebut. alam prses belajar mengajar, pengetahuan tidak dilimpahkan melainkan ditawarkan. Bntuk menjadikan hubungan antara guru dengan siswa sebagai suatu dialg, maka pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa harus menjadi bagian dari pengalaman pribadi guru itu sendiri, sehingga guru akan berjumpa dengan siswa sebagai pertemuan antara pribadi dengan pribadi. Pengetahuan yang ditawarkan guru tidak merupakan suatu yang diberikan kepada siswa yang tidak dikuasainya, melainkan merupakan suatu aspek yang telah menjadi miliknya sendiri.
d.
Peranan guru. "enurut pemikiran eksistensialisme, kehidupan tidak bermakna apa-apa, dan alam semesta berlainan dengan situasi yang manusia
>
temukan sendiri di dalamnya. /endatipun demikian dengan kebebasan yang kita miliki, masing-masing dari kita harus !mmit sendiri pada penentuan makna bagi kehidupan kita. Sebagaimana yang dinyatakan leh "aCine @reene 4Parkay, &00D5, serang filsf pendidikan terkenal yang karyanya didasarkan pada eksistensialisme ;kita harus mengetahui kehidupan kita, menjelaskan situasi-situasi kita jika kita memahami dunia dari sudut pendirian bersama<. Brusan manusia yang paling berharga yang mungkin paling bermanfaat dalam mengangkat pen!arian pribadi akan makna merupakan prses edukatif. Sekalipun begitu, para guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka menemukan makna dari kehidupan mereka. Pendekatan ini berlawanan dengan keyakinan banyak rang, tidak berarti bahwa para siswa bleh melakukan apa saja yang mereka suka. @uru
hendaknya
member
semangat
kepada
siswa
untuk
memikirkan dirinya dalam suatu dialg. @uru menyatakan tentang ide-ide yang dimiliki siswa, dan mengajukan ide-ide lain, kemudian membimbing siswa untuk memilih alternati1e-alternatif, sehingga siswa akan melihat bahwa kebenaran tidak terjadi pada manusia melainkan dipilih leh manusia. (ebih dari itu, siswa harus menjadi fa!tr dalam suatu drama belajar, bukan penntn. Siswa harus belajar keras seperti gurunya. @uru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berpikir relati1e dengan melalui pertanyaan-pertanyaan. alam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak member instruksi. @uru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luas agar betul-betul menghasilkan diskusi tentang mata pelajaran. iskusi merupakan metde utama dalam pandangan eksistemsialisme. Siswa memiliki hak untuk menlak interpretasi guru tentang pelajaran. Seklah merupakan suatu frum dimana para siswa mampu berdialg dengan teman-temannya, dan guru membantu menjelaskan kemajuan siswa dalam pemenuhan dirinya.
D
BAB III PENUTUP
A. Kes"m$ulan
7ilsafat eksistensialisme lebih menfkuskan pada pengalaman-pengalaman manusia. engan mengatakan bahwa yang nyata adalah yang dialaminya bukan diluar kita. 8ika manusia mampu menginterpretasikan semuanya terbangun atas pengalamannya. tujuan pendidikan adalah memberi pengalaman yang luas dan kebebasan namun memiliki aturan-aturan. Peranan guru adalah melindungi dan memelihara kebebasan akademik namun disisi lain guru sebagai mti1atr dan fasilitatr
0
DAFTAR PUSTAKA
https=33www.a!ademia.edu3D?>&?>3"A/A(A9E72(SA7ATE+/S2ST+NS2A(2S" +EA(A"EP+N22/AN A!hmadi. Asmr. $%%0. 7ilsafat umum. 8akarta. PT. *aja@rafind Persada. )ernadib, 2mam. &0>'. 7ilsafat pendidikan. Fgyakarta. /arang "alang rijarkasa. $%&&. 7ilsafat manusia.Fgyakarta. kanisius. @andhi 9W, TW. $%&&. 7ilsafat pendidikan ma:hab-ma:hab 7ilsafat pendidikan. 8jakarta. Ar-ru::media. 8. Waluy. $%%>. Pengantar filsafat ilmu 4buku Panduan mahasiswa5. Salatiga. Widya Sari. Sadullh, Byh. $%%. Pengantar 7ilsafat pendidikan. )andung= Alfabeta.
&%
MAKALAH
EKSISTENSIALISME isusun untuk memenuhi salah satu tugas "ata /uliah 7ilsafat 2lmu
isusun leh = G2##A N*FANT2+W2
?%'&?%$?&
W2N2 NB*A+N2
?%'&?%&'
2NNA *2HI2FAN2
?%'&?%&'%
AN*2ANSFA9
?%'&?%&0
SA+7B( ANWA*
?%'&?%%$0
*+G2 P*A/ASA PBT*A
?%'&?%&?$
FAKULTAS ILMU S%SIAL DAN P%LITIK UNI&ERSITAS GALUH 'IAMIS ()*+
&&