MAKALAH REKAYASA DRAINASE
DRAINASE PERKOTAAN
OLEH: KELOMPOK V 1. 2. 3. 4. 5.
HARLAN TAUFIK HELZA RAHMANIA UTARI AMALINA GHASSANI MEGA WAHYUNI ZOLID ZEFIVO FOMANDES
(1010942009) (1110941001) (1110942006) (1110942016) (1110942038)
DOSEN :
DENNY HELARD, Dr. Eng
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014 BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu. Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. 2.
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat
mengerti dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan. Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk
merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan disesuaikan dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. 3.
Identifikasi Masalah Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:
a.
Definisi drainase
b.
Fungsi dan tujuan drainase
c.
Jenis- jenis saluran drainase
d.
Faktor-faktor dari drainase
e.
Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan
f.
Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan
g.
Lingkup permasalahan drainase perkotaan dikota Padang dan penanganannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Drainase Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi drainase perkotaan: 1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota; 2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dariwilayah perkotaan yang meliputi daerah permukiman, kawasan industri danperdagangan, kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum, lapanganolahraga, lapangan parkir, instalasi militer, listrik, telekomunikasi, pelabuhanudara.
2.2 Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan
2.2.1 Fungsi Drainase Perkotaan Fungsi Drainase Perkotaan Secara Umum: 1. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air); 2. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik; 3. Mengeringkan bagian wilayah kota
dari
genangan
sehingga
tidak
menimbulkangangguan atau kerugian terhadap lingkungan; 4. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat; 5. Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun. Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fungsi Layanan 1. Sistem drainase lokal Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang melayanisuatu
kawasan
kota
tertentu
seperti
komplek,
areal
pasar,
perkantoran, areal industry dan komersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawabmasyarakat, pengembang atau instansi terkait. 2. Sistem drainase utama Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari sistem drainaselokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fisiknya 1. Saluran primer Saluran primier adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder dan/atau saluran tersier.Saluran primer bermuara di badan penerima air. 2. Saluran sekunder Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. 3. Saluran Tersier Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal dan meneruskan ke saluran sekunder/primer. 2.2.2 Tujuan Drainase Perkotaan Tujuan dibangunnya prasarana saluran drainase perkotaan adalah untuk : 1. menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2. melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air; 3. menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang disebabkan oleh amukan limpasan banjir; 4. memperbaiki kualitas lingkungan; 5. konservasi sumber daya air. 2.3 Jenis-Jenis Drainase Perkotaan Jenis-Jenis Drainase Perkotaan; 1. Saluran drainase regional (Makro) Saluran drainase regional (Makro) yaitu saluran drainase yang berawal dari luar batas administrasikota, hulunya berada relatif jauh dari bataskota, lajur salurannya melintasi wilayahkota. 2. Saluran drainasekota (Mikro) Saluran
drainasekota
(Mikro)yaitu
saluran
drainase
yang
mempunyai
hulu/awalan aliran berada di dalam wilayahkota. Saluran drainasekotamungkin bermuara
pada
saluran
drainase
regional,
baik
yang
berada
di
wilayahkotamaupun yang berada di luar wilayah bataskota. Salurankotayang bermuara di luar bataskota, bagian lajur yang berada di luar bataskotadapat disebutlajur saluran drainase regional. Saluran drainasekotadibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Drainase Mayor I, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) lebih besar dari 100 Ha; 2. Drainase Mayor II, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) 50100 Ha; 3. Drainase Minor, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya < 50 Ha. Drainase minor dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Saluran drainase induk, di mana mempunyai DPS antara 25-50 Ha, juga dapat disebut saluran drainase primer. b. Saluran drainase cabang, dimana mempunyai DPS antara 5-25 Ha, juga disebut saluran drainase sekunder. c. Saluran drainase awalan, di mana mempunyai DPS antara 0-5 Ha, juga disebut saluran drainase tersier. Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Sistem Drainase Mayor Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer.Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5-10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini. 2. Sistem Drainase Mikro Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada.Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro. 2.4 Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain : 1. Peningkatan debit Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan; 2. Peningkatan jumlah penduduk Peningkatan jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk
juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah; 3.
Amblesan tanah Amblesan tanahdisebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang;
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran; 5. reklamasi; 6. limbah sampah dan pasang surut. 2.5 Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan 1. Master Plan (Rencana Induk) Master Plan (Rencana Induk) merupakan perencanaan yang menitik beratkan tujuan jangka panjang dan memiliki ruang lingkup yang luas.Master Plan juga merupakan perencanaan dasar secara menyeluruh pada suatu daerah perkotaan untuk jangka panjang. 2. Feasibility Study (Studi Kelayakan) Feasibility Study (Studi Kelayakan) merupakan rencana kegiatan yang diusulkan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan, seperti: teknis, ekonomi dan lingkungan. 3. Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil) Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil) merupakan rencana teknik suatu prasarana pada suatu daerah perkotaan 2.6 Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan Pada fasilitas penahan air hujan, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu: 1. Pola detensi (menampung air sementara), Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air. 2. Pola retensi (meresapkan) Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air. Pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan rangkaian
usaha
dari
sumber
(hulu)
sampai
muara
(hilir)
untuk
membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai ke badan air (pantai/ laut, danau, situ, waduk dan bozem) dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu mencapai debit puncak). Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, drainase berwawasan lingkungan bekerja dengan berupaya memperlambat aliran limpasan air hujan. Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah seperti kolam tandon, sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain.Hal ini dilakukan mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat pengambilan air. Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan lingkungan ditujukan untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan lingkungan. Konsep inilah yang ingin mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase khususnya di perkotaan. 2.7 Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang 1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung debit aliran hujan; 2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan, sehingga menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase dan menggenang di jalan; 3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah; 4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik; 5. Air Hujan, air limbah rumah sakit dan air limbah rumah tangga bercampur dalam satu saluran; 6. Banyaknya sedimen pada saluran drainase; 7. Sistem perancangan drainase yang tidak optimal. 2.8 Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang 1. Dimensi saluran drainase diperbesar; 2. Meninggikan permukaan jalan atau merendahkan saluran air; 3. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke dalam selokan;
4. Semua kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa pembangunan
fisik
maupun
non
fisik.
Sejak
awal
munculnya
ide
pembangunan infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya. Sehingga masyarakat ikut serta dalam menjaga infrastruktur tersebut; 5. Limbah rumah sakit sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air; 6. Pengurasan dan pengerukan dilakukan secara berkala. 7. Koordinasi dan sinkronisasi antar komponen infrastruktur yang lain harus terlaksana serta melibatkan instansi pengendali tata ruang. Contohnya Koordinasi dan sinkronisasi antara pelaksana jalan raya dengan PLN maupun PDAM.
Sehingga
tercipta
keselarasan
dalam
pembangunan
seluruh
infrastruktur.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang berguna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal; 2. Sistem perkotaan sebaiknya harus berwawasan lingkungan;
3. Permasalahan drainase perkotaan dikota Padang dikategorikan sudah menyeluruh disetiap wilayah. Perancangan drainase yang kurang optimal menjadi permasalahan awal dan utama. B. Saran dan Kritik 1. Kota Padang harus benar-benar mengikuti sistem perkotaan berwawasan lingkungan, ini dikarenakan keadaan kota Padang sekarang yang jauh dari baik dilihat dari fasilitas umumnya seperti drainase; 2. Masyarakat memiliki peran penting dalam perawatan drainase perkotaan, karena itu masyarakat harus lebih memiliki kesadaran untuk menjaga fasilitas bersama ini guna untuk menghindari musibah yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA Civil,
Ratho. 2007. Drainase. http://rathocivil02.wordpress.com/2007/12/23/tugas-drainase/. Akses: 02 Maret 2014
URL: Tanggal
Nastiti, Yulia. 2013. Drainase dan Penyaluran Air Limbah. http://www.academia.edu/5343580/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA? login=&email_was_taken=true#. Tanggal Akses: 02 Maret 2014
URL:
Patriotika. 2011. Drainase Perkotaan.URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25859/3/Chapter%20II.pdf. Tanggal Akses: 02 Maret 2014
Perpustakaan Kementrian PU. 2013. Drainase Berwawasan Lingkungan. URL: http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=331. Tanggal Akses: 02 Maret 2014