BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dacry Dacryocy ocysto stogra grafi fi adalah adalah pemeri pemeriks ksaan aan radiog radiograf raf dari dari sistem sistem kelenjar air mata dengan pemasukan bahan kontras. Sistem kelenjar air mata terdiri dari 2 yang terletak pada superolateral orbita, dan salura saluran n yang yang menghu menghubun bungka gkan n air mata mata melewa melewati ti hidung hidung air mata mata disekresikan oleh kelenjar dan masuk kedalam saluran lacrima melalui lubang kecil yang disebut punctum lacrima pada setiap mata terdapat luba lubang ng!. !. Salu Salura ran n terb terbuk uka a masu masuk k keda kedala lam m kant kantun ung g terb terbuk uka a dan dan berhubungan dengan ca"um nasal oleh saluran naso#lacrima. Dacryosc Dacryoscystog ystografi rafi biasanya biasanya dilakukan dilakukan untuk untuk memperlihat memperlihatkan kan tempat dan tingkat obstruksi pada kasus obstruksi epiphora,kondisi dimana
saluran
dewa dewasa sa,p ,pem emer erik iksa saan an
lac lacrima
terhambat$tertu rtutup.
bias biasan anya ya
diik diikut utii
deng dengan an
%ada anas anaste tesi si
pasien loca local, l,
meskip meskipun un tidak tidak pentin penting. g. %asien %asien anak#a anak#ana nak k memerl memerluka ukan n anaste anastesi si umum. B. &ujua ujuan n %en %enul ulis isan an Adapun tujuan penulisan penulisan dalam makalah ini yaitu' (. )ntuk *emen *emenuhi uhi &ugas &ugas *ata *ata +uliah +uliah 2. )ntuk *engetahui *engetahui Anatomi isiologi dari kelenjar air mata -. )ntuk *engetahui indikasi dan kontraindikasi kontraindikasi dacryocystografi . )ntuk )ntuk memah memaham amii bagaim bagaimana ana prosed prosedur ur dan teknik teknik pemeri pemeriksa ksaan an dari dacryocystografi /. *anfaa *anfaatt %enuli %enulisa san n (. Agar %emateri dan %eserta Dapat *emahami Struktur Anatomi dan isiologi +elenjar Air *ata
1
2. Agar
%ema emateri teri
dan dan
%ese %esert rta a
Dapa apat
*en *enerap erapk kan
&eknik knik
%emeriksaan Dacryocystografi %ada Lapangan +erja 0anti -. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kelenjar air mata Dacryocystografi !
BAB II KAJIAN PUSTAKA (.
Anato natomi mi dan isio isiolo logi gi Sist Sistem em Lak Lakrima rimallis
2
2. Agar
%ema emateri teri
dan dan
%ese %esert rta a
Dapa apat
*en *enerap erapk kan
&eknik knik
%emeriksaan Dacryocystografi %ada Lapangan +erja 0anti -. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kelenjar air mata Dacryocystografi !
BAB II KAJIAN PUSTAKA (.
Anato natomi mi dan isio isiolo logi gi Sist Sistem em Lak Lakrima rimallis
2
1ambar. 1ambar. ( sistem lakrimalis +elenjar lacrimal L, lacrimal, air mata! ukurannya kecil seperti buah almond, tubuhnya terbagi menjadi dua bagian terletak condong kedepan dari sisi lateral atap orbita yang terletak di fossa lacrimal dari tulang frontal. ungsi dari kelenjar itu mengeluarkan air mata. Sekresi berupa air mata dan berperan meminyaki dan membasahi membran lembut pelupuk mata dan menutupi permukaan bagian depan bola mata, membran ini disebut conjuncti"a. Setiap Setiap #(2 menit pembuluh pembuluh *enyalurkan *enyalurkan sekresi air mata dari dari kelenj kelenjar ar ke conjun conjuncti cti"a "a dan gerak gerakan an menged mengedip ip dari dari pelupu pelupuk k membasahi permukaan bola mata. Sebagian cairan itu menguap dan seba sebagi gian an lagi lagi meng mengal alir ir menu menuju ju lacr lacrim imal al lake lake,, lacr lacrim imal al lake lake yang yang dang dangka kall meru merupa paka kan n kant kantun ung g berb berben entu tuk k segi segiti tiga ga atau atau culd culdes esac ac.. Lacrim Lacrimal al lake lake merup merupak akan an bagian bagian yang yang terbe terbesar sar yang yang dimilik dimilikii oleh oleh lacrimal cantuncle, yang seperti daging, berwarna kemerahan terletak disudut mata. Sekresi air mata yag terkumpul dalam lacrimal lake dialirkan men menuju
nasal asal
meatus atus
infe inferi rior or
melalu laluii
siste istem m
naso aso
lac lacrim rimal. al.
%enghubung dari sistem nasolacrimal adalah bagian dari apparatus 3
lacrimal yang biasanya digunakan sebagai subyek dalam penelitian radiologi. %enghubung dari sistem nasolacrimal terdiri dari ' a! dua saluran kecil yang disebut lacrimal cana liculi, salah satu cana culli berada lebih kedepan dari sudut kelopak mata b! kantong lacrimal, berada paling atas melingkar dan mengalami perputaran sedikit pada kantong lacrimal. c! %embuluh naso lacrimal. Lacrimal panjangnya (2 mm yang melingkar diatas dan sedikit tertarik pada persendiannya dengan pembuluh naso lacrimal. osa lacrimal adalah awal dari canal osseous, yang dilewati pembuluh nasolacrimal. %embuluh naso lacrimal ber"ariasi dalam panjangnya tetapi diyakini ukuran rata#rata kira#kira segaris dengan gigi geraham pertama. &iap canaliculus berasal dari sebuah lubang kecil yang disebut punctum lacrimal. %unctum lacrimal terletak pada suatau ele"asi kecil, papilla lacrimal, yang mengarah kedalam danau lacrimal untuk penyurutan cairan. Dalam punctum, canaliculus melewati batas dari tiap kelopak mata, canaliculus memiliki dua bagian, pertama bagian "ertical yang panjangnya kurang lebih ( 3 2 mm dan bagian hori4ontal yang panjangnya kurang lebih 5 mm. /analiculi kadang menyatu kedalam satu jalur pada saat bertemu menuju saluran lacrimal lake, canaliculi bertemu menjadi ampulla yang disebut Sinus *aier. Sinus *aier memiliki empat katup klep ! yang terdapat pada saluran air mata, yaitu ' ( ! 6al"e 7osen *uller dan 6al"e 8ouske, 2 ! 6al"e +rause, - ! 6al"e &ailer, ! 6al"e 8awner. 4
Lacrimal lake terletak di antero inferior pada dinding medial orbita, dimana ia mendiami fossa yang di bentuk oleh tulang air mata dan ma9illa, dan di sisi lain yang merupakan bagian anterior ethmoid air cells. ossa lacrimal adalah awal dari osseus lacrimal canal, melalui di mana saluran nasolacrimal lewat. &ulang canal dibentuk oleh tulang lacrimal, ma9illa dan prosessus lacrimal pada concha nasal inferior. :a melewati bagian lateral posteroinferior antara dinding medial sinus ma9illaries dan dinding lateral nasal ca"ity rongga hidung!. 2.
:ndikasi dan kontraindikasi pemeriksaan dacryocystografi a. :ndikasi a! ;bstruksi pada saluran air mata b! Destruktif epiphora c! Stenosis d! Dacryocystisis e! +etebalan mukosa yang kronik b. +ontra :ndikasi ' a! :nfeksi akut pada mata atau jaringam periorbital b! %asien yang alergi bahan kontras (!
5
Dacryocystografi adalah pemeriksaan radiologi terhadap sistem saluran air mata dengan menyuntikkan bahan kontras. d! *enurut 8*.sa9ton dan Basll S& Dacryocystografi adalah metode
in"estigasi
untuk
mengetahui penyebab kelainan seperti epypora, obstruksi saluran
air
mata
sehingga
dapat
ditentukan
cara
pengobatannya. e! *enurut terminology Dacryocystografi adalah pemeriksaan radiology khusus sistem saluran nasolacrimal yang mengalami kelainan patologis epifora,obstruksi,lain#lain! dengan menggunakan bahan kontras positif yang larut dalam air. b! %ersiapan pasien a. Sebelum pemeriksaan (! %enyesuaian data diri atau identitas pasien Data diri atau identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
indikasi
pemeriksaan,
permintaan
tindakan
radiology dan lain sebagainya. 2! %enjelasan prosedur pemeriksaan inform content! Agar prosedur pemeriksaan dapat berjalan lancar dan waktu dapat dipersingkat seefisien mungkin maka pasien diberi penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana keadaan yang akan dirasakan, apa saja yang perlu
diperhatikan
selama
pemeriksaan
berlangsung
termasuk anjuran dan larangan. b. Saat pemeriksaan )ntuk menghindari kejadian di luar dugaan yang tidak di kehendaki yang dapat menghambat jalannya pemeriksaan maka yang perlu diperhatikan ' 6
(! %eralatan pasien Benda#benda yang
digunakan
pasien
yang
bersifat
radioopa=ue seperti anting, jepit rambut dan sebagainya sebaiknya dilepas. 2! %asien diberi anestesi i. untuk orang dewasa ' anestesi local >ika anestesi lokal digunakan, pasien harus dihangatkan dari bahaya debu atau pasir meniup ke mata ketika meninggalkan gedung, atau dia harus ditahan untuk waktu yang singkat sementara anestesi tidak digunakan. ;phthaine
adalah
anestesi
lokal
pilihan.
8al
ini
cenderung untuk mencegah penyiraman refleks yang disebabkan ketika prosedur yang dicoba tanpa bantuan anestesi dan membuat untuk kerjasama dengan pasien dalam bahwa ia berkedip lebih sedikit. ii. untuk anak#anak ' anestesi umum c! %ersiapan alat dan bahan a. Steril (! Dilator tumpul yaitu alat yang digunakan untuk melebarkan puctum. 2! +anula lacrimal atau 2 nylon cateter -! Dua buah syring ! +ain kasa ?! +apas ! Spon dan aplikator berujung katun 5! orceps sejenis catut! spon b. )n steril (! Ampul bahan kontras 2! Lokal anestesi tetes mata seperti opthoine, amethocdine ( @
c.
atau lebih, pantocaine ,? @. -! 1ergaji ampul ! Bengkok ?! 8anduk kecil Bahan kontras ' Lipiodol, ultrafluid, guerbel 7
d! &eknik 7adiografi a. *enurut *errill (! oto pendahuluan ' sama dengan pada pemotretan sinus paranasal yaitu posisi cadwell atau waters dan lateral
%osisi /aldwell %osisi pasien ' %asien %rone %osisi objek ' dahi dan hidung menempel kaset, *S%,
+aset /7
;*L tegak lurus bidang film. ' ( 9 2 cm , "ertical ' (? caudally untuk ;*L dan 2? C caudally untuk 1*L. ' nasion ' cm
/% D %osisi
midline kaset.;*L
membentuk sudut -5
terhadap bidang
film. >arak hidung normal kurang lebih (# 2 cm dari kaset. ' ( 9 2 cm , "ertical ' hori4ontal tegak lurus menuju mid point. ' Acanthion ' cm
+aset /7 /% D %osisi Lateral %osisi pasien ' berdiri atau duduk %osisi objek ' kepala true lateral. ;s parietal menempel kaset. *S% kepala sejajar dengan film. :%L tegak lurus film. Bagian organ 2,? cm
+aset /7 /% D
psterior outer canthus di mid point kaset. ' ( 9 2 cm ' hori4ontal tegak lurus mid point kaset ' 2,? cm posterior outer canthus ' cm
8
2! &eknik pemasukan bahan kontras a. %asien supine b. %asien diberi anestesi pada conjungti"a dan puncta c. %unctum canaliculus dilebarkan d. *asukan jarum lacrimal yang berujung bundar kedalam canaliculus untuk melebarkan pembuluh e. Setelah pemasukkan bahan kontras, jarum dicabut -! &eknik pemotretan' a. &eknik yang dilakukan sama dengan foto pendahuluan yaitu posisi /aldwell atau waters dan lateral b. %asien diposisikan prone c. %royeksi yang sama kembali dilakukan
selang
beberapa waktu untuk mengetahui kemajuan bahan kontras
melalui
saluran.
Setelah
penyuntikkan,
pemotretan biasanya dilakukan pada menit ke#5 atau ke#( dan pada menit ke#(? atau ke#2, dimana bahan kontras telah melaui saluran yang baik dan terlihat pada lantai atau dasar rongga hidung dan pada mukosa faringeal pharyngeal mucosa !. Sisi lainnya
dapat
disuntik
setelah
pemotretan
sisi
pertama. Bila ini dilakukan, perlu untuk merotasikan kepala pasien sedikit ( 3 (?! menjauhi film untuk memisahkan bayangan opasitas saluran bilateral pada
!
proyeksi lateral. +riteria e"aluasi ' Saluran kelenjar air mata terisi penuh bahan kontras.
b. *E0)7)& 1. B7:A0D' (! oto pendahuluan ' a! ;ccipito mental (. %osisi pasien prone 2. Dagu ekstensi base line membentuk sudut -? derajat 9
-. *S% tegak lurus bidang film . /% dibawah orbital margin b! Lateral (. *S% tubuh parallel dengan film :nterpupilary line tegak lurus film 2. /%' bagian bawah orbital margin 2! &eknik pemasukkan bahan kontras ' a! Dengan canula (. /anula lacrimal dimasukkan melalui pintu masuk diujung kelopak mata ke dalam canalicus 2. >ika canula sudah tepat pada tujuannya, baru bahan kontras disuntikan -. %emotretan harus lengkap
dan
dilakukan
secepatnya segera setelah penyuntikkan, sebab bahan kontras hanya akan berada dalam sistem saluran itu selama (?#- detik saja. b! Dengan cateter (. +ateter dimasukkan kedalam kantung air mata melalui
punctum
lacrimal
kanan
dan
kiri,
sedangkan punctum sebelah atas ditutup dengan dilator 2. Setelah kateter masuk pasien diposisikan prone -. +emudian kedua ujung kateter disambung dengan spuit yang berisi bahan kontras 2 cc dan diplester diantara daun telinga dan pelipis -! &eknik pemotretan a! Dengan canula ' proyeksi occipito mental dan lateral seperti pada foto pendahuluan b! Dengan cateter ' pemotretan dilakukan pada saat sebelum suntikan diberi , pada saat ( cc bahan kontras telah disuntikan dan setelah semua bahan kontras
10
disuntikan, proyeksi yang dilakukan
c.
occipito mental *E0)7)& %A*ELA *. +:*BE7' (! &eknik pemasukan bahan kontras a! Sebelum pemasukan bahan kontras pasien diberi anestesi local kedalam conjungti"a b! %unctum bagian bawah dilebarkan dengan nettleship dilator c! )jung catether$canula dimasukkan kedalam lubang canaliculus sepanjang -# mm d! 2# ml bahan kontras disuntikan e! Lubang kateter yang kecil membuat suntikkan berjalan lebih cepat. +ehati#hatian harus diperhatikan untuk memastikan kateter tidak menjadi bertambah jauh akibat tekanan suntikkan. Bila saluran lakrimal baik, pasien biasanya mengeluh rasa tidak enak pada saat bahan kontras mencapai nasofaring. 2! &eknik pemotretan' a! ronto occipital %% ' supine %; ' ;*BL membentuk sudut - derajat, *S% "ertical, dagu eksternal /7 ' tegak lurus /% ' 2 cm dibawah inner canthus a! Lateral %%' supine %;' *S% sejajar dengan film, interpupilary line tegak
lurus film /7' hori4ontal /%' 2 cm dibawah outher canthus . 8asil radiograf dan kriteria gambar dacryocystografi (! 8asil 7adiograf dacryocystografi
11
1ambar. 2 8asil 7adiograf posisi
1ambar. - 8asil 7adiograf posisi lateral 2! +riteria gambar dacryocystografi 7adiografi yang dihasilkan dari pemeriksaan
harus
menunjukkan empat poin' a! Saluran kelenjar air mata terisi penuh bahan kontras. b! )kuran, bentuk dan posisi dari bagian#bagian dari sistem lakrimalis. c! &ingkat obstruksi aliran air mata. d! Derajat obstruksi.
12
BAB III PEMBAHASAN A. Menurut Nuraeni (. Anatomi dan isiologi +elenjar Lacrimal +elenjar lakrimal memiliki ukuran yang kecil dan berbentuk seperti buah almond .fungsi dari kelenjar yaitu untuk mengeluarkan air mata. Air mata berperan untuk meminyaki dan membasahi membran pelupuk mata, membrane ini disebut juga conjuncti"a. /onjuncti"a berperan untuk menutupi permukaan bagian depan bola mata. Lacrimal panjangnya (2 mm. pembuluh lakrimal mengeluarkan sekresi air mata dari kelenjar ke conjuncti"a setiap #(2 menit. %elupuk mata akan melakukan gerakan mengedip agar membasahi permukaan bola mata.
13
Sebagian dari sekresi air mata akan menguap dan sebagiannya lagi akan mengalir ke lacrimal lake. /airan yang yang berada pada lacrimal lake akan dialirkan menuju naso lacrimal. Fang biasa dijadikan subyek penelitian radiologi adalah penghubung dari sistem naso lacrimal yang terdiri dari ' Dua saluran kecil kanakuli atas dan kanakuli bawah !, +antung lakrimal sakus lakrimal !, %embuluh nasolacrimal ductus nasolacrimal !. &iap canaculi berasal dari lubang kecil yang biasa disebut punctum. %unctum terdiri dari dua yaitu puctum lakrimal atas dan punctum lakrimal bawah. %ada saat menuju lacrimal lake, canaculi atas dan canaculi bawah kadang bertemu dan menyatu menjadi ampulla. 2. :ndikasi pada pemeriksaan dacryocystografi Adapun indikasi pada pemeriksaan dacryocystografi ' a. ;bstruksi pada saluran air mata penyumbatan saluran air mata ! b. Deskruktif epiphora kelebihan sekresi air mata ! c. Stenosis penyempitan saluran air mata ! d. Dacryocystitis infeksi pada saluran air mata ! e. +etebalan mukosa yang kronik -. +ontraindikasi a. :nfeksi akut pada mata atau jaringan periorbital. b. %asien yang alergi terhadap bahan kontras. c.
bahwa
dacryocystografi
adalah
pemeriksaaan
radiologi dengan menggunakan media kontras yang bersifat radiopa=ue untuk mendiagnosa kelainan yang ada. b. %ersiapan pasien 14
(! Sebelum melakukan dacryocystografi &erlebih dahulu dilakukan persiapan pasien ' (! data pasien yang akan melakukan dacryocystografi harus sesuai, 2! pasien diberi penjelasan mengenai apa saja yang perlu diperhatikan bagi pasien sebelum melakukan dacryocystografi sehingga gambar yang didapatkan lebih akurat. 2! %ada saat pemeriksaan dacryocystografi Fang perlu diperhatikan agar tidak hambatan yaitu pasien diperintahkan untuk melepas benda yang dapat mengganggu hasil radiograf seperti anting dan lain#lain. %asien juga harus diberi anestesi dimana pada orang dewasa diberi anastesi local dan pada pasien anak#anak diberi anastesi umum. c. %ersiapan Alat dan Bahan (! Steril a! Dilator tumpul haitu alat yang digunakan
untuk
melebarkan puctum. b! +anula lacrimal atau 2 nylon cateter c! Dua buah syring d! +ain kasa e! +apas f! Spon dan aplikator berujung katun g! orceps sejenis catut! spon 2! )n steril a! Ampul bahan kontras b! Lokal anestesi tetes mata seperti opthoine, amethocdine ( @ atu lebih, pantocaine ,? @. c! 1ergaji ampul d! Bengkok e! 8anduk kecil Bahan kontras ' Lipiodol, ultrafluid, guerbel d. &eknik 7adiografi oto %endahuluan ' menggunakan posisi waters dan lateral &eknik pemasukan bahan kontras # %asien supine # Sebelum pemasukan kontras sebaiknya pasien diberi anastesi. # %unctum lakrimal dilebarkan dengan menggunakan dilator. 15
# *asukkan ujung canula atau ujung cateter kedalam lubang canaliculus. # >ika menggunakan kateter maka kedua ujung kateter disambung dengan spuit yang berisi bahan kontras dan diplester didaun telinga. # Setelah pemasukan bahan kontras,jarum dicabut. Teknik Radiografi %osisi /aldwell %osisi pasien ' pasien prone %osisi objek ' dahi dan hidung menempel kaset, *S% dan
+aset /7
;*L tegak lurus bidang film. ' ( 9 2 cm , "ertical ' (? caudally untuk ;*L dan 2? caudally untuk 1*L. ' nasion ' cm
/% D %osisi arak hidung normal kurang lebih (# 2 cm dari kaset. ' ( 9 2 cm , "ertical ' hori4ontal tegak lurus tengah kaset. ' Acanthion ' cm
+aset /7 /% D %osisi Lateral %osisi pasien ' berdiri atau duduk %osisi objek ' kepala true lateral. ;s parietal menempel kaset. *S% kepala sejajar dengan film. :%L
+aset /7 /%
tegak lurus film. ' ( 9 2 cm ' hori4ontal tegak lurus tengah kaset ' 2,? cm dibawah outer canthus 16
D
' cm
B. Menurut Masit!a Nuru" A#a"ia (. Anatomi dan fisiologi kelenjar lacrimal +elenjar lacrimal memiliki ukuran yang kecil seperti buah almond. ungsi dari kelenjar itu mengeluarkan air yang berguna untuk meminyaki dan membasahi membran lembut pelupuk mata Sekresi air mata yang terkumpul dalam lacrimal dialirkan menuju nasal meatus inferior melalui sistem naso lacrimal. %enghubung dari sistem nasolacrimal adalah bagian dari apparatus lacrimal. %enghubung dari sistem nasolacrimal terdiri dari ' a!
dua saluran kecil yang disebut lacrimal canaliculi, salah satu canaliculli berada lebih kedepan dari sudut kelopak
mata b! kantong lacrimal sakus lacrimal! c! %embuluh naso lacrimal. Lacrimal panjangnya (2 mm yang melingkar diatas dan sedikit tertarik pada persendiannya dengan pembuluh naso lacrimal.
2. :ndikasi dan kontraindikasi pemeriksaan dacryocystografi (. :ndikasi (! ;bstruksi pada saluran air mata 2! Destruktif epiphora -! Stenosis ! Dacryocystisis ?! +etebalan mukosa yang kronik 2. +ontra :ndikasi ' (! :nfeksi akut pada mata atau jaringam periorbital 2! %asien yang alergi bahan kontras -!
-. %rosedur pemeriksaan Dacryocystografi a! Defenisi Dacryocystografi Dacryocystografi adalah pemeriksaan
radiologi system
saluran air mata dengan menyuntikan bahan kontras untuk melihat kelainan pada saluran air mata b! %ersiapan pasien (! Sebelum pemeriksaan a. *emeriksa data diri pasien nama, umur, jenis kelamin, indikasi pemeriksaan, dan permintan radiologi!. b. *enjelaskan prosedur pemeriksaan dan yang perlu diperhatikan oleh pasien agar proses pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar. 2! Saat pemeriksaan )ntuk menghindari kejadian di luar dugaan yang tidak di kehendaki yang dapat menghambat jalannya pemeriksaan maka yang perlu diperhatikan ' a. *elepaskan benda yang melekat pada pasien yang bersifat radioopa=ue seperti anting, jepit rambut dan sebagainya. b. %asien diberi menggunakan
anestesi. anestesi
untuk
local.
orang
>ika
dewasa
menggunakan
anestesi local maka mata pasien harus terhindar dari debu dan pasir sampai anestesi yang digunakan menghilang. ;phthaine.
Anestesi Dan
local
untuk
yang
anak#anak
digunakan
yaitu
anestesi
yang
digunakan adalah anestesi umum. c! %ersiapan alat dan bahan (. Steril
18
a. Dilator
tumpul,
yaitu
alat
yang
digunakan
untuk
melebarkan punctum lakrimal yang tidak dimasukkan
b. c. d. e. f. g.
kontras +anula lacrimal atau 2 nylon cateter Dua buah syring +ain kasa +apas Spon dan aplikator berujung katun orceps sejenis catut! spon
2. )n steril a. Ampul bahan kontras b. 1ergaji ampul c. Bengkok d. 8anduk kecil Bahan kontras ' Lipiodol, ultrafluid, guerbel d! &eknik 7adiografi oto pendahuluan ' posisi cadwell atau waters dan lateral %osisi /aldwell %osisi pasien ' berdiri atau duduk %osisi objek ' dahi dan hidung menempel kaset, *S%, ;*L
+aset /7
tegak lurus bidang film. ' ( 9 2 cm , "ertical ' (?G caudally untuk ;*L dan 2?G caudally untuk 1*L. ' nasion ' cm
/% D %osisi arak hidung normal kurang lebih
3 2 cm
dari kaset. ' ( 9 2 cm , "ertical ' hori4ontal tegak lurus menuju mid point. ' Acanthion ' cm
+aset /7 /% D %osisi Lateral %osisi pasien ' berdiri atau duduk
19
%osisi objek
' kepala true lateral. ;s parietal menempel kaset. *S% kepala sejajar dengan film. :%L tegak lurus film. Bagian organ 2,? cm
+aset /7 /% D
psterior outer canthus di mid point kaset. ' ( 9 2 cm ' hori4ontal tegak lurus mid point kaset ' 2,? cm posterior outer canthus ' cm
$. Menurut Au Hera%ati Rid%an (. Anatomi dan fisiologi kelenjar air mata +elenjar lakrimal berbentuk o"al dan berukuran kurang lebih 2cm, kelenjar ini terdiri atas kelenjar majemuk yang terletak pada sudut luar sebelah atas rongga orbita. +elenja 3 kelenjar itu mengeluarkan air mata. Air mata berguna untuk menjaga bola mata agar tetap basah dan berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk. Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama dan lakrimal tambahan. &erdapat dua tipe sekresi air mata yaitu sekresi basal dan sekresi reflek.kelenjar lakrimal utama berperan dalam sekeresi reflek, yangmerupakan respon dari rangsangan syaraf berupa iritasi fisik stimulasi psikis dan efek dari rangsangan cahaya. Sedangkan kelenjar lakrimal tambahan berperan dalam sekresi basal yang bersifat konstan 2. :ndikasi dan kontraindikasi pemeriksaan dacryocystografi a. :ndikasi
20
(! ;bstruksi pada saluran air mata 2! Destruktif epiphora -!
Stenosis
!
Dacryocystisis
?! +etebalan mukosa yang kronik b. +ontra :ndikasi ' (! :nfeksi akut pada mata atau jaringam periorbital 2! %asien yang alergi bahan kontras -!
pasien
yang
bersifat
radioopa=ue seperti anting, jepit rambut dan sebagainya sebaiknya dilepas. 2! %asien diberi anestesi i. untuk orang dewasa ' anestesi local >ika anestesi lokal digunakan,
pasien
harus
dihangatkan dari bahaya debu atau pasir meniup ke mata ketika meninggalkan gedung, atau dia harus ditahan untuk waktu yang singkat sementara anestesi tidak digunakan. ;phthaine adalah anestesi lokal pilihan.
8al
ini
cenderung
untuk
mencegah
penyiraman refleks yang disebabkan ketika prosedur yang dicoba tanpa bantuan anestesi dan membuat 21
untuk kerjasama dengan pasien dalam bahwa ia
ii.
berkedip lebih sedikit. untuk anak#anak ' anestesi umum
b. &eknik 7adiografi *enurut *errill (!
oto pendahuluan ' sama dengan pada
pemotretan
sinus
paranasal
yaitu posisi cadwell atau waters dan lateral %osisi /aldwell %osisi pasien ' berdiri atau duduk dengan kedua bahu terletak pada bidang trans"ersal. %osisi objek ' dahi dan hidung menempel kaset, *S%, ;*L
+aset /7
tegak lurus bidang film. ' ( 9 2 cm , "ertical ' (?G caudally untuk ;*L dan 2?G caudally untuk 1*L. ' nasion ' cm
/% D %osisi arak hidung normal kurang lebih 3 2 cm dari kaset. ' ( 9 2 cm , "ertical ' hori4ontal tegak lurus menuju mid point. ' Acanthion ' cm
+aset /7 /% D %osisi Lateral %osisi pasien ' berdiri atau duduk
22
%osisi objek ' kepala true lateral. ;s parietal menempel kaset. *S% kepala sejajar dengan film. :%L tegak lurus film. Bagian organ 2,? cm psterior outer canthus di mid point kaset. +aset ' ( 9 2 cm /7 ' hori4ontal tegak lurus mid point kaset /% ' 2,? cm posterior outer canthus D ' cm 2! &eknik pemasukan bahan kontras a. %asien supine b. %asien diberi anestesi pada conjungti"a dan puncta c. %unctum canaliculus dilebarkan d. *asukan jarum lacrimal yang berujung bundar kedalam canaliculus untuk melebarkan pembuluh e. Setelah pemasukkan bahan kontras, jarum dicabut -! &eknik pemotretan' a. &eknik yang dilakukan sama dengan foto pendahuluan
b. c.
yaitu posisi /aldwell atau waters dan lateral %asien diposisikan prone %emotretan dilakukan pada menit ke 5 atau ke ( setelah pemasukkan bahan kontras dan pada menit ke
(? atau ke 2 d. +riteria e"aluasi ' Saluran kelenjar air mata terisi penuh bahan kontras. D. MENURUT RI&ALDI M'K'DENSEH' (. Anatomi dan fisiologi kelenjar air mata +elenjar lakrimal berbentuk o"al dan berukuran kurang lebih 2cm, kelenjar ini terdiri atas kelenjar majemuk yang terletak pada sudut luar sebelah atas rongga orbita. +elenja 3 kelenjar itu mengeluarkan air mata. Air mata berguna untuk menjaga bola mata agar tetap basah dan berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk.
23
Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama dan lakrimal tambahan. &erdapat dua tipe sekresi air mata yaitu sekresi basal dan sekresi reflek.kelenjar lakrimal utama berperan dalam sekeresi reflek, yangmerupakan respon dari rangsangan syaraf berupa iritasi fisik stimulasi psikis dan efek dari rangsangan cahaya. Sedangkan kelenjar lakrimal tambahan berperan dalam sekresi basal yang bersifat konstan 2. :ndikasi dan kontraindikasi pemeriksaan dacryocystografi a. :ndikasi (! ;bstruksi pada saluran air mata 2! Destruktif epiphora -!
Stenosis
!
Dacryocystisis
?! +etebalan mukosa yang kronik b. +ontra :ndikasi ' (! :nfeksi akut pada mata atau jaringam periorbital 2! %asien yang alergi bahan kontras -!
(. %ersiapan pasien sebelum pemeriksaan # %enyesuaian data diri atau identitas pasien Data diri atau identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, indikasi pemeriksaan, permintaan tindakan radiology dan lain sebagainya. # %enjelasan prosedur pemeriksaan Agar prosedur pemeriksaan dapat berjalan lancar dan waktu dapat dipersingkat seefisien mungkin maka pasien diberi penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana keadaan yang akan dirasakan, apa saja yang perlu
diperhatikan
selama
pemeriksaan
berlangsung
termasuk anjuran dan larangann 2. %ersiapan pasien saat pemeriksaan )ntuk menghindari kejadian di luar dugaan yang tidak di kehendaki yang dapat menghambat jalannya pemeriksaan maka yang perlu diperhatikan. c. %eralatan pasien Benda#benda yang digunakan
pasien
yang
bersifat
radioopa=ue seperti anting, jepit rambut dan sebagainya sebaiknya dilepas. (. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dilakukan dalam pemeriksaan Dacryocystografi terdiri dari unsteril dan steril. )nsteril ' # Ampul bahan kontras ' lipiodol, ultra fluid, guerbet, media kontras yang mengandung iodine. # Lokal anestesi tetes mata seperti
opthoine,
amethocdine ( @ atu lebih, pantocaine ,? @ # 1erjaji ampul. # Senter lampu sorot. # 8anduk kecil. # Bengkok. # %elindung mata $ penutup. Steril ' 25
# Dilator tumpul, yaitu alat yang di gunakan untuk melebarkan punctum lakrimal yang tidak di masukkan bahan kontras. # +anula lakrimal logam atau dua nilon kateter. # +ain kassa. # +apas. # Spon dan aplikator. # orceps sejenis catut ! spon. # /airan yang mengandung garam. -. &eknik pemeriksaan a. &indakan %endahuluan Sebelum bahan kontras dimasukkan, dilakukan sebagai berikut ' # :si sakus lakrimal dikosongkan dengan memberi tekanan pada sakus tersebut. # *ata ditetesi anestesi local sebagai penghilang anestesi local. Beberapa detik setelah penetesan akan dirasakan menyengat,
namun
hal
ini
hanya
akan
berlangsung
sementara dalam waktu yang relatif sangat singkat. # Diatas meja pemeriksaan di beri handuk kecil pada bagian dasar kepala penderita untuk menampung bahan kontras yang tumpah. # Salah satu dari lubang mata punctum lakrimal ! yang letaknya di inner canthus dilebarkan dengan dilator. *aksud pelebaran ini adalah untuk memasukkan kanula kedalam reser"oir air mata. # :si sakus dibersihkan dengan irigasi garam fisiologik. Larutan
garam
disemprotkan
dengan
perlahan#lahan
kedalam kantung air mata lakrimal sac !. &eknik %emasukan Bahan +ontras &eknik pemasukan bahan kontras dengan menggunakan kanula
26
*asukkan kanula Sil"er Lacrimal /anule ! kedalam punctum lakrimal yang telah di dilatasi. Lakukan pemasukan kanula terlebih dahulu pada punctum bagian bawah, bila tidak berhasil lakukan pada punctum bagian atas. . &eknik %emotretan oto pendahuluan ' foto dengan posisi /aldwell,
' ( 9 2 cm , "ertical
/7
' (? H caudally untuk ;*L dan 2? H caudally untuk 1*L.
/% D
' nasion ' cm
%osisi arak hidung normal kurang lebih ( 3 2 cm dari kaset. 27
+aset
' ( 9 2 cm , "ertical
/7
' hori4ontal tegak lurus menuju mid point.
/%
' Acanthion
D
' cm
%osisi Lateral %osisi pasien ' berdiri atau duduk %osisi objek ' kepala true lateral. ;s parietal menempel kaset. *S% kepala sejajar dengan film. :%L tegak lurus film. Bagian organ 2,? cm psterior outer canthus di mid point kaset. +aset
' ( 9 2 cm
/7
' hori4ontal tegak lurus mid point kaset
/%
' 2,? cm posterior outer canthus
D
' cm
BAB I( PENUTUP A.
+esimpulan (. Dacryocystografi adalah pemeriksaan radiologi terhadap sistem saluran air mata dengan menyuntikkan bahan kontras. 2. :ndikasi pemeriksan dacryocystografi ' a. ;bstruksi pada saluran air mata b. Destruktif epiphora c. Stenosis d. Dacryocystisis e. +etebalan mukosa yang kronik -. +ontraindikasi pemeriksaan dacryocystografi ' a. :nfeksi akut pada mata atau jaringam periorbital 28
b. c.
%asien yang alergi bahan kontras
pertama . &eknik pemotretan dacryocystografi ada ? dari menurut beberapa ahli ' /adwell,
B.
waters, ;ccipito mental, Lateral,
ronto occipital Saran Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu ' +arena bahan kontras yang berjalan sangat cepat maka pemotretan sebaiknya dilakukan secepat mungkin.pada saat pemeriksaan dacryocystografi %asien diharapkan tidak terlalu banyak atau sering mengedipkan mata.
DA&TAR PUSTAKA
Bryan, 1lenda >. (5. Diagnostic Radiography A Concise Practical Manual . ourth Edition. )nited Stated of America ' /hurchill Li"ingstone. 8arsanto, akarta' A&7; DE%+ES 7: *erril, 6inita. (5?. Roentgenographic position and standard radiologic procedures. ourth Edition. )nited Stated of America ' &he /.6.*osby /ompany Sa9ton, 8.* dan Strikland, Basil. %ractical procedures in diagnostic 7adiology. Second edition. London' 8.+. Lewis I /o. Ltd
29
57adiograher.
2((.
Dacryocystografi
;nline
!
http'$$5radiographerindo.blogspot.co.id$ Diakses pada (- April 2(5 Aftaerego, sahabat. 2(-. Anatomi +elenjar Air mata. ;nline ! http'$$sahabatafterego.blogspot.co.id$ Diakses pada (- April 2(5
BI'DATA PENULIS 0A*A
' *ASF:&8A 0)7)L A*AL:A
0:*
' (?25
&&L
' +;LA+A, 2 *A7E& (
0;. 8%
' 222(2
ALA*A&
' >L0. :0/E 0)7D:0 0;. 5E
0A*A
' 0)7AE0:
0:*
' (?
&&L
' S)011)*:0ASA, (? Sept (5
0;. 8%
' (-5?5?(-
ALA*A&
' >l.Dato 1affa no.(5, mangalli
30
0A*A
' AF) 8E7A
0:*
' (?5
&&L
' &A+ALA7, >)L: (5
0;. 8%
'
ALA*A&
' &A+ALA7
0A*A
' *A)L6: :0AFA& :JJA&:L *.A
0:*
' (?--
&&L
' +;LA+A,
0;. 8%
' 2--(252
ALA*A&
' >L0. :0/E 0)7D:0 0;. 5E
0A*A
' A0D: *):S *)ALL:*
0:*
' (?(
&&L
' *A+ASSA7, 2 0;6 (5
0;. 8%
'
ALA*A&
' >L0. S)01A: /E0DA0A 0;. ?2
0A*A
' A:SAL
0:*
' (?(-
&&L
' %:07A01, 25 >)L: (?
0;. 8%
' ?2(5(
ALA*A&
' >L0.A:SAL 0;. (5
0A*A
' :S0A:0: 7:SA EE0D: 31