BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Keindahan ataupun penampilan ragawi yang menarik, merupakan salah satu aspek penting dalam membuat kesan pertama dan juga bisa membuat orang lain tertarik pada diri kita. Sekalipun penilaian seperti ini tentulah sangat dangkal dan terkesan tidak melihat 'isi' ataupun hal-hal lain di luar penampilan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa orang ora ng memang cenderung melihat penampilan fisik ataupun tampilan luar saja. Menurut pendapat peneliti, kita akan lebih merasa senang jika melihat orang yang memiliki penampilan 'enak dipandang' dan bersih daripada orang yang 'dekil', kotor atau tidak terawat. Salah satu aspek penampilan fisik yang penting dan merupakan hal yang paling 'terlihat' adalah tubuh. Tubuh yang langsing, ramping, kencang bagi wanita ataupun tubuh pria yang berotot, tinggi besar, 'keras' bagi pria merupakan idaman semua orang. Jika dibandingkan dengan tubuh yang 'kerempeng', kurus kering ataupun tubuh gemuk yang buruk, 'malas' dan terlihat tidak lincah, orang lebih ingin memiliki tubuh ideal yang langsing dan kencang, yang menandakan kesehatan dan juga membuat seseorang lebih terlihat percaya diri dan menarik. Penampilan fisik juga merupakan salah satu aspek yang penting untuk menarik perhatian lawan jenis. Dari segi fisiologis, penelitian pada perilaku hewan yang dilakukan oleh ahli zoologi mengemukakan bahwa binatang jantan maupun betina mengalami perubahan fisiologis yang terjadi tanpa disadari ketika mereka berusaha menarik perhatian satu sama lain. Perilaku yang sama juga terjadi pada manusia, karena terjadi secara tidak disadari dan tidak bisa dijelaskan, perilaku-perilaku ini kemungkinan besar merupakan bawaan.
1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan konsep tentang citra tubuh? 2. Jelaskan asuhan keperawatan tentang konsep diri yaitu citra t ubuh?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang konsep citra tubuh. 2. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan tentang citra tubuh
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II LANDASAN TEORI
A. DEFINISI CITRA TUBUH
Citra tubuh merupakan gabungan dari gambaran, fantasi, dan pemaknaan individu tentang bagian dan fungsi tubuh yang dimiliki yang merupakan bagian dari komponen gambaran diri dan dasar representasi diri (Cash dan Pruzinsky, 1990). Schilder mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh individu yang terbentuk dalaam pikiran kita, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri (Glesson & Frith, 2006). Citra tubuh adalah gambaran mental yang kita miliki tentang tubuh kita. Gambaran mental ini meliputi dua komponen, yaitu komponen perseptual (ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan, dan performansi tubuh) dan komponen sikap (apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku) (Rudd dan Lennon, 2000). 2000). Citra tubuh merupakan persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap tubuhnya (Grogan, 1999). Menurut Honigman dan Castle, body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang subyektif (Dewi, 2009). Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005). Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, (Sunaryo, 2004). Sejak lahir individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi tubuhnya dan menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien turut mempengaruhi penerimaan pasien pada dirinya (Keliat, 1998). Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi melip uti ukuran, fungsi, f ungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh merupakan gabungan dari gambaran mental, fantasi, sikap, pikiran, perasaan, pemaknaan, dan persepsi serta ealuasi seseorang mengenai tubuhnya yang meliputi bentuk, ukuran, berat, karakteristik, dan performansi tubuh. Individu dapat memiliki penilaian positif maupun negatif terhadap citra tubuh diri. Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain: 1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya. 2. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek psikologis individu tersebut. 3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4. Gambaran yang realistis tentang te ntang menerima dan menyukai bagian tubuh akan
memberi
rasa
aman
serta
mencegah
kecemasan
dan
meningkatkan harga diri. 5.
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya
dapat mencapai kesuksesan dalam hidup (Mubarak, Wahit & Chayatin, 2008).
B. PERKEMBANGAN MODEL CITRA TUBUH
Pemikiran bahwa tubuh yang kurus sebagai tubuh ideal banyak dipengaruhi oleh nilai dari kebudayaan Amerika. Nilai kebudayaan Amerika mengajarkan individualitas, kerja keras, kontrol diri, dan kesuksesan. Individu mendapat pesan bahwa dengan melakukan diet dan olahraga yang cukup, segala sesuatu bisa diatasi. Perempuan terkhususnya mendapat pesan bahwa dengan tubuh yang sempurna, pekerjaan dan kehidupan pribadinya akan sukses (Barnard, 1992). Standard kecantikan tubuh terus menerus berubah. Setiap zaman memiliki model citra tubuh tersendiri. Seiring dengan berubahnya gambaran tentang kecantikan, tubuh wanita juga diharapkan berubah sesuai dengan gambaran tubuh yang ideal pada zaman tersebut. Cohen (2001) memberikan gambaran tentang perubahan model citra tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik di Amerika, yaitu; 1. Pada abad ke-18, tubuh ideal wanita yaitu tubuh yang berotot, besar, kuat, dan sangat subur. 2. Pada abad ke-19, tubuh ideal wanita, yaitu tubuh yang lemah, lesu, dan pucat. 3. Pada abad ke-20, tubuh ideal wanita mengalami perubahan beberapa kali yaitu mulai dari langsing, kuat dan berotot, keibuan, subur, serta sangat kurus dengan payudara yang besar. 4. Pada abad ke-21, gambaran tubuh ideal wanita adalah tubuh yang kurus, seperti seorang model, Tubuh yang kurus menjadi standard
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Hernita (2006) mengemukakan bahwa perkembangan standard ideal tubuh yang terus menerus dipaparkan oleh media berdampak bagi para wanita di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Indonesia. Tubuh ideal yang ditunjukkan oleh media di Indonesia saaat ini, yaitu tubuh yang langsing dan berkulit putih bersih.
C. KOMPONEN CITRA TUBUH
Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai komponen citra tubuh. Salah satunya adalah Cash (2000) yang mengemukakan adanya lima komponen citra tubuh, yaitu : 1. Appearance Evaluation
(Evaluasi Penampilan), yaitu penilaian
individu mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya, apakah menarik atau tidak menarik, memuaskan atau tidak memuaskan. 2. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan), perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya. 3. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh), yaitu kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, payudara, tubuh bagian bawah (pinggul, pantat, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), dan keseluruhan tubuh. 4. Overweight Preocupation
(Kecemasan
Menjadi
Gemuk),
yaitu
kecemasan menjadi gemuk, kewaspadaan individu terhadap berat badan, melakukan diet ketat, dan membatasi pola makan. 5. Self-Clasified Weight (Persepsi terhadap Ukuran Tubuh), yaitu persepsi dan penilaian individu terhadap berat badannya, mulai dari kekurangan berat badan sampai kelebihan berat badan. Berdasarkan pendapat Cash yang dikemukakan di atas mengenai komponen citra tubuh, maka dapat disimpulkan bahwa komponen citra tubuh meliputi evaluasi dan orientasi individu terhadap penampilan tubuh, kepuasan pada bagian tubuh tertentu, serta persepsi dan penilaian terhadap berat badan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
D. PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Citra tubuh, yaitu perasaan individu yang bersifat subjektif terhadap tubuh diteorikan sebagai komponen utama kepribadian (Freud dalam Rierdan & Koff, 1997). Citra tubuh dianggap sebagai dasar dari perkembangan kepribadian. Hal ini menyebabkan variasi dalam citra tubuh dihubungkan dengan perbedaan individu dalam hal kepribadian dan pengalaman hidup. Peto (dalam Rierdan & Koff, 1997), sebagai contoh, mengemukakan teori bahwa perbedaan citra tubuh dihubungkan dengan perbedaan tingkat harga diri dan tingkat depresi individu. Individu yang memiliki citra tubuh positif cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi serta kecenderungan depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki citra tubuh negatif. Sejalan dengan itu, Keliat (1992) menyatakan bahwa citra tubuh berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya dirin ya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap diri serta kemampuan menerima keadaan tubuh akan membuat individu terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri individu. Pernyataan ini dikuatkan dengan penelitian oleh Casper & Offer (1990) bahwa pada wanita, keinginan untuk mengubah tubuh dan penampilan diasosiasikan dengan menurunnya tingkat harga diri. Hal ini bisa mendorong munculnya gangguan makan. Dalam beberapa kasus, gangguan ini bisa berkembang menjadi patologis, seperti anorexia atau bulimia bulimia (Casper & Offer, 1990). Persepsi negatif terhadap
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang degan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif remaja terhadap citra tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan remaja lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh individu memiliki pengaruh terhadap kepribadian. Individu yang memiliki citra tubuh positif cenderung memiliki kepribadian sehat yang diasosiasikan dengan peningkatan kualitas hidup, seperti peningkatan harga diri, kepercayaan diri, dan kesehatan mental. Sebaliknya, individu yange memiliki citra tubuh negatif cenderung mengembangkan kepribadianya yang tidak sehat, seperti penurunan harga diri, kemampuan interpersonal yang buruk, bahkan dalam banyak kasus berkembang menjadi patologis, seperti anorexia dan bulimia. bulimia.
E. Etiologi Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat menimbulkan gangguan citra tubuh : 1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh a. Enterostomi b. Mastaktomi c. Histerektomi d. Pembedahan kardiovaskuler
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Obesitas 7. Gangguan muskuluskeletal a. Atritis 8. Gangguan integumen a. Psoriasis b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan 9. Lesi otak a. Cerebrovaskular accident b. Demensia c. Penyakit parkinson 10. Gangguan afektif a. Depresi b. Skizofrenia 11. Gangguan endokrin a. Akromegali b. Sindroma chusing 12. Penyalahgunaan bahan kimia 13. Prosedur diagnostik 14. Kehilangan atau pengurangan fungsi a. Impotensi b. Pergerakan/kendali c. Sensori/persepsi d. Memori
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
c. Perceraian d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan) e. Translokasi/relokasi 18. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim) a. Umpan balik interpersonal negatif b. Penekanan pada produktivitas 19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)
F. GANGGUAN CITRA TUBUH
Citra tubuh membangun sebuah kompleks yang didefenisikan oleh kita “persepsi, pikiran dan perasaan mengenai pengalaman tubuh” yang tertanam dan dibentuk dalam konteks sosial budaya kita tidak hanya menyediakan rasa diri, citra tubuh juga mempengaruhi bagaimana kita berpikir, bertindak dan berhubungan dengan orang lain, yang tiba-tiba perubahan dalam satu penampilan fisik sebagai hasil dari pekerjaan yang berhubungan dengan amputasi dapat hadir signifikan dan kompleks kompleks sebagai tantangan psikologis (Wald & Alvaro, 2004). Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
merusak terhadap dirinya sendiri, seperti penurunan pola makan atau usaha bunuh diri (Kozier, 2004). Suatu
gangguan
dengan mewawancarai
dan
citra
tubuh
mengamati
dapat
pasien
secara
diketahui berhati-hati
perawat untuk
mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004). Respon pasien terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan meliputi perubahan dalam kebebasan. Pola ketergantungan dalam komunikasi dan sosialisasi. Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa: 1. Respon penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian, pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan). 2. Respon mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan dengan kelainan bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri. Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Respon terhadap pola kebebasan – kebebasan – ketergantungan ketergantungan dapat berupa: 1. Respon penyesuaian: merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian (membuat keputusan) dalam mengembangkan perilaku kepedulian yang baru terhadap diri sendiri, menggunakan sumber daya yang ada, interaksi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Respon terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa: 1. Respon
penyesuaian:
memelihara
pola
sosial
umum,
kebutuhan
komunikasi dan menerima tawaran bantuan, dan bertindak sebagai pendukung bagi yang yang lain. 2. Respon mal-adaptip: mengisolasikan dirinya sendiri, memperlihatkan sifat kedangkalan kepercayaan diri dan tidak mampu menyatakan rasa (menjadi diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan) (Carol, 1997).
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA TUBUH
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial jugamempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang lain.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
H. NEGATIF DAN POSITIF POSITIF CITRA TUBUH
Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu merasakan
malu,
self-conscious,
dan
khawatir
akan badannya.
Individu
merasakan canggung dan gelisah terhadap badannya (Dewi, 2009). Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori. Individu merasakan yakin dan nyaman dengan kondisi badannya (Dewi, 2009).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI ( CITRA TUBUH )
A. PENGKAJIAN
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh secara efektif (Keliat, 1998).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat, 1998). Diagnosa : gangguan gangguan citra citra tubuh
SP Pasien Tujuan Umum :
Kepercayaan diri klain kembali normal Tujuan khusus :
1. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya . 2. Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif). 3. Pasien dapat melakukan cara untuk meningkatkan citra tubuh. 4. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
11. Dorong melakukan aktifitas sehari dan terlibat dalamkeluarga dan sosial.keluarga dan sosial. 12. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran pentingbaginya. 13. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
SP keluarga Tujuan umum :
Kluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien Tujuan khusus :
1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan. 2. Keluarga dapat mengenal masalah gangguancitra tubuhcitra tubuh. 3. Keluarga mengetahui cara mengatasi. 4. Keluarga mengetahui cara mengatasimasalah gangguan citra tubuhmasalah gangguan citra tubu. 5. Keluarga mampu merawat pasien gangguancitra tubuhcitra tubuh. 6. Keluarga
mampu
mengevaluasi
kemampuanKeluarga
mampu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
D. EVALUASI
Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya, termasuk hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian, mengemukakan perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan kemampuan koping, kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh yang berubah, kemampuan mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan (pekerjaan, rekreasi dan seksual), harapan yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi, mampu mendiskusikan rekonstruksi (Keliat, 1998). Penyesuaian terhadap perubahan citra tubuh melalui proses seperti berikut: 1. Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi melip uti ukuran, fungsi, f ungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23054/3/Chapter%20II.pdf
Susilawati, dkk. 2005. Konsep 2005. Konsep Dasar Keperawatan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, Gail W. 2002. Buku 2002. Buku Saku Keperawatn Jiwa Edisi Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart, Gail W dan Sandra J. Sundeen. 2002. Buku 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edis Jiwa Edis .