16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces. (Sukiya, 2005)
Pada ikan bertulang rawan (chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai spesies dari Chondrichthyes agar kita mampu membedakan ikan bertulang rawan dengan ikan yang lainnya serta spesifikasi mengenai hewan chondricthyes ini.
Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan Chondrichthyes ?
Bagaimana ciri-ciri dari Chondrichthyes ?
Bagaimana struktur tubuh dari Chondrichthyes ?
Apa sajakah Sistematik dari Kelas chondrichthyes?
Bagaimana anatomi dari chondrichthyes?
Bagaimana morfologi dari chondrichthyes?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari Chondrichthyes
Untuk mengetahui ciri-ciri dari Chondrichthyes
Untuk mengetahui struktur tubuh dari Chondrichthyes
Untuk mengetahui Sistematik dari Kelas chondrichthyes
Untuk mengetahui anatomi dari chondrichthyes
Untuk mengetahui morfologi dari chondrichthyes
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Chondrichthyes
Chondrichthyes berasal dari bahasa latin yaitu (chondros = tulang rawan; ichtyes=ikan), yang artinya ikan bertulang rawan. Kelas ini merupakan vetebrata rendah. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin ) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri).
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik tergabung menjadi satu. Kartilago palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Kelas Chondrichthyes yaitu ikan-ikan yang kerangkanya berupa tulang rawan dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder (Simatupang, H., 2010).
Ciri-ciri Chondrichthyes
Ciri-ciri umum dari Chondrichthyes diantaranya yaitu (Simatupang, H., 2010) :
1. Rangka tulang rawan ; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras (Neil A. Campbell, 2003)
2. Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak
3. Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
4. Letak celah insang lateral dan ventral
5. Mulut terletak pada sisi ventral
6. Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
7. Sirip berpasangan
8. Tidak memiliki gelembung udara
9. Lubang hidung sepasang
10. Seks terpisah, fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh; ovipar atau ovivipar
Ciri-ciri Khusus dari Chondrichthyes :
Kulit keras, dengan sisik plakoid kecil dan banyak kelenjar mukosa, terdapat sirip median dan sisrip berpasangan, semua ditopang oleh jejari sirip, sirip pelvic dengan klasper pada jantan.
Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi email, kantung olfaktori berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung dengan rongga mulut, dengan rahang bawah dan atas, usus dengan katup spiral.
Kerangka bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium bergabung dengan kapsul indra yang berpasangan, notokorda bertahan, tulang belakang banyak, lengkap, dan terpisah.
Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus venosus dan konus arteriosus, hanya mengandung darah vena, beberapa pasang lengkung aorta, sel darah merah berinti dan berbentuk oval.
Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing terdapat pada belahan yang terpisah ( 3 pasang pada chimaera ).
Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ auditori dengan tiga kanalis semisirkularis.
Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
Jenis kelamin terpisah, gonad berpasangan secara khas, saluran reproduksi melepaskan isinya ke kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau ovovivipar, telur besar, dengan banyak kuning telur, segmentasi meroblastik, tidak ada membran embrionik, perkembangan langsung, tidak mengalami metamorphosis. Contoh Pari, Hiu, Lumba-lumba
Struktur Tubuh Condrichthyes
Kelas Chondrichthyes memiliki anggota yang tubuhnya ditutupi dengan sisik kecil dan dilengkapi dengan kelenjar lendir. Mulut berada pada bagian ventral, dilengkapi gigi yang kuat. Lubang hidung terdiri atas dua buah atau sebuah, tidak behubungan dengan rongga mulut. Chondrichthyes dilengkapi dengan rahang yang kokoh, Jantung terdiri atas satu ruang atrium dan satu ruang ventrikel. Jantung dilengkapi dengan sinus venosus dan conus arteriosus yang berisi darah.
Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.
Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.
Respirasi pada Chondrichthyes menggunakan 5 sampai 7 pasang insang. Temperatur tubuh bersifat poikilothermal artinya temperatur sesuai dengan lingkunganya. Hewan ini memiliki 10 pasang saraf kranial dan telinga dilengkapi tipa saluran semisirkuler. Contoh hewan ini adalah Squalus acanthias (Ikan hiu).
Sistematik Kelas chondrichthyes
Kelas chondrichthyes mencakup 2 sub kelas yaitu (Simatupang, H., 2010) :
1. Sub kelas Elasmobranchii, yang dibedakan atas :
- Ordo Squaliformes, mencakup semua jenis ikan hiu
- Ordo Rajiformes, mencakup jenis-jenis ikan pari.
Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak celah insang, perlekatan sirip dada dan wujud dari ekornya (Anonim, 2010).
Ikan hiu hidup di samudera dan lautan di seluruh dunia dan beberapa tumbuh dalam air tawar. Mereka tinggal di sebagian besar semua dan suhu kedalaman laut. Ikan hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit dan untuk menambah dinamika air (Nelson, JS. 1994).
Ordo Squaliformes Ordo Rajiformes
Carcharodon carcharias Dasyatus sp
Ikan pari jarang menyerang manusia, walaupun sekiranya ia terinjak, ikan pari akan menggunakan tajinya sebagai satu bentuk untuk mempertahankan diri. Terdapat kira-kira 200 spesies ikan pari. Biasanya terdapat di air tawar dan di lautan. Kebanyakan tidak mempunyai keupayaan untuk menyengat (Nelson, JS. 1994).
2. Sub kelas Holecephali
Mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya. Contohnya yaitu Chimaera monstrosa (Simatupang, H., 2010).
Kelas Chondricthyes terbagi atas dua super ordo (Jasin, M., 1991) :
a. Super Ordo Selachii (bertubuh torpedo), terbagi menjadi 4 ordo yaitu (Jasin, M., 1991) :
- Ordo heterodontida (ikan hiu berkepala bison)
- Ordo hexanchida (ikan hiu sapi)
- Ordo lamnida; merupakan ikan hiu berkepala palu contohnya Sphirna tudes
- Ordo squalida; merupakan ikan hiu berkepala anjing, contohnya Squalus acanthias
b. Super Ordo Hypotrematica, terdiri atas (Jasin, M., 1991) :
- Ordo Rajida; memiliki tubuh dorso ventral, contohnya Ikan hiu pipih Dasyatus Sabina
Super Ordo Selachii
1. Ordo Heterodontida (ikan hiu berkepala bison)
Satu famili ditemukan dalam ordo ini yaitu family heterodontidae. Mereka sering disebut sebagai macan, atau hiu tanduk. Mereka memiliki berbagai gigi yang memungkinkan mereka untuk memahami dan kemudian menghancurkan shellfishes. Hiu macan Heterodontus portusjacksoni adalah salah satu spesies darii ordo heterodontifores (Froese, dkk, 2006).
Contoh Klasifikasi Ordo Heterodontida
Klasifikasi Hiu macan Heterodontus portusjacksoni
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Selachii
Ordo : Heterodontida
Familia : Heterodontidae
Genus : Heterodontus
Spesies : Heterodontus portusjacksoni
2. Ordo Hexanchida
Dua famili ditemukan dalam ordo ini. Spesies pada ordo hexanchida dibedakan dari hiu lainnya dengan memiliki celah insang tambahan (baik enam atau tujuh). Contoh dari kelompok ini termasuk hiu sapi, hiu yang berjumbai dan bahkan hiu yang terlihat pada pemeriksaan pertama menjadi ular laut (Sepkoski, Jack, 2002).
Ordo Hexanchida terdiri dari 2 famili yaitu (Sepkoski, Jack, 2002) :
Famili Chlamydoselachidae, contohnya Chlamydoselachus anguineus, dan Chlamydoselachus Africana
Famili Hexanchidae ( hiu sapi ) contohnya Heptranchias perlo, dan Cepedianus notorynchus
contoh Klasifikasi Ordo Hexanchida
Klasifikasi Hiu berjumbai Chlamydoselachus anguineus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Selachii
Ordo : Hexanchida
Familia : Chlamydoselachidae
Genus : Chlamydoselachus
Spesies : Chlamydoselachus anguineus
3. Ordo Lamnida
Lamnida adalah kelompok hiu yang umumnya dikenal sebagai hiu tenggiri. Tujuh famili ditemukan dalam ordo ini. Mereka umumnya disebut sebagai hiu makarel. Mereka termasuk hiu goblin, berjemur hiu, megamouth, perontok, hiu mako dan hiu putih yang besar. Mereka dibedakan oleh rahang besar dan reproduksi ovoviviparous. Para Lamnida berisi Megalodon punah Carcharodon megalodon, yang seperti kebanyakan hiu punah ini hanya diketahui oleh gigi (tulang hanya ditemukan dalam ikan bertulang rawan, dan oleh karena itu sering hanya fosil diproduksi) (Froese, dkk, 2009).
Anggota ordo ini dibedakan dengan memiliki dua sirip punggung, sebuah sirip dubur, lima celah insang, mata tanpa selaput nictitating, dan mulut memperluas belakang mata (Froese, dkk, 2009).
Famili dari Ordo lamnida terdiri dari (Froese, dkk, 2009) :
a. Famili Alopiidae (hiu thresher)
Spesies, Alopias pelagicus, Superciliosus alopias, Vulpinus alopias
Alopias pelagicus
b. Famili Cetorhinidae c. Famili Lamnidae
Spesies, Hiu putih besar Carcharodon carcharias, Carcharodon Megalodon
Spesies, Cetorhinus maximus
Spesies, Cetorhinus maximus Hiu putih besar (Carcharodon carcharias)
d. Famili Megachasmidae
Genus Megachasma, Spesies Megamouth hiu Pelagios megachasma
e. Famili Mitsukurinidae
Genus Mitsukurina, Spesies Goblin hiu , Mitsukurina owstoni
f. Famili Odontaspididae (Raggedtooths)
Genus Carcharias, Spesies Harimau hiu pasir , Carcharias taurus
g. Famili Pseudocarchariidae
Genus Pseudocarcharias, spesies Buaya hiu , Pseudocarcharias kamoharai
Contoh Klasifikasi Ordo Lamnida
Klasifikasi hiu putih besar Carcharodon carcharias
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Selachii
Ordo : Lamnida
Familia : Lamnidae
Genus : Carcharodon
Spesies : Carcharodon carcharias
4. Ordo Squalida
Ordo ini memiliki satu famili yaitu squatinidae. Ciri yang dimiliki oleh ordo squalida yaitu celah insang di sepanjang sisi kepala seperti semua hiu lainnya, memiliki sirip ekor (ekor) dengan bagian bawah yang lebih lama panjang dari atas, dan sering disebut sebagai hiu malaikat Squatina squatina (Bourdon, J., 2009).
Contoh Klasifikasi Ordo squalida
Klasifikasi hiu malaikat Squatina squatina
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Selachii
Ordo : Squalida
Familia : Squantinidae
Genus : Squatina
Spesies : Squatina squatina
Super Ordo Hypotrematica
1. Ordo Rajida
Rajida adalah salah satu ordo dari super ordo Hypotrematica. Rajida dibedakan dengan adanya sirip dada yang besar, yang mencapai besarnya sisi kepala, dengan rata tubuh secara umum. Mata dan spirakel terletak di atas permukaan tubuh, dan celah insang di bagian bawah. Sebagian besar reproduksinya dengan cara ovipar maupun vivipar (Froese, dkk, 2006).
Famili dari ordo ini terdiri dari : - Famili Rajidae, spesies Pari sepatu luncur Dipturus laevis
Famili Rhinidae (guitarfishes bowmouth)
Famili Rhinobatidae (guitarfishes)
Famili Rhynchobatidae (wedgefishes)
Contoh Klasifikasi Ordo Rajida
Klasifikasi hiu putih besar Rajiformes Raja erinacea
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Hypotrematica
Ordo : Rajida
Familia : Rajidae
Genus : Raja
Spesies : Raja erinacea
Anatomi
Anatomi Eksternal
a) Gigi
Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan moluska dan crustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan plankton seperti Hiu basking lebih kecil dan non-fungsional.
b) Kerangka
Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan vertebrata daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg terbuat dari tulang rawan dan jaringan konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada kelas Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Ikan memiliki kerangka tulang sejati, sama dengan tulang yang dimiliki semua vertebrata daratan. Tulang rawan atau cartilago merupakan kerangka yang lentur yang memiliki kepadatan setengah dari tulang. Hal ini dapat mengurangi bobot kerangka, sehingga dapat menghemat energi
Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.
c) Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut "tesserae", yang merupakan blok Kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar, rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.
d) Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya.
e) Kepala
Terdapat reseptor medan elektromagnetik (disebut ampullae of Lorenzini) dan gerak mendeteksi kanal di kepala hiu. Mereka berjumlah ratusan hingga ribuan. Hiu menggunakan disebut ampullae of Lorenzini untuk mendeteksi medan elektromagnetik dimana semua makhluk hidup menghasilkan. Ini membantu hiu (terutama hiu martil) mencari mangsa. Hiu ini memiliki sensitivitas listrik terbesar binatang. Hiu mencari mangsa tersembunyi di pasir dengan mendeteksi medan listrik yang mereka hasilkan. Arus laut bergerak dalam medan magnet Bumi juga menghasilkan medan listrik yang digunakan oleh ikan hiu untuk orientasi dan navigasi.
Hiu memiliki indra penciuman yang tajam, yang terletak di saluran pendek (yang tidak menyatu, tidak seperti ikan bertulang) antara bukaan hidung anterior dan posterior, dengan beberapa spesies mampu mendeteksi sesedikit satu bagian per juta dari darah dalam air laut.
f) Sistem Muskular
Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan berfungsi untuk menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang dibutuhkan untuk berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip yang berpasangan, daerah insang, dan struktur kepala.
Anatomi Internal
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati (tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari total berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka ke luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh yang besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane halus yang mengkilat yang disebut peritoneum, yang juga melapisi organ-organ.organ0organ yang ditopang dari dinding middorsal selom oleh mesenterium tipis, juga salah satui bentuk peritoneum. Septum transversal memisahkan selom dari rongga yang mengandung jantung.
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus. Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida (garam) dari darah.
a. Sistem Otot
Fungsi utama sistem oto adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh. Gerak otot yang disengaja oleh ikan antara lain yaitu:
1. menggerakan mata
2. membuka dan menutup mulut
3. membuka dan menutup insang
4. menggerakan sirip ke atas atau ke samping
5. melawan arus air
Jika dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak otot-otot tersusun menurut lingkaran lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar ini tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk muskuli (berbentuk kerucut). Otot tersebut disebut miomer yang tersusun segmental. Masing-masing miomer dibungkus dan dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata. (Sukiya, 2005)
Pada ikan bertulang rawan dan sejati, otot aksial dipisahkan oleh septum lateral (septrum horizontal) menjadi epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial dibagian ventral. Otot epaksial diinervensi oleh percabangan dorsal saraf spinal sedangkan otot hipaksial diinervensi oleh percabangan ventral saraf spinal. (Sukiya, 2005)
Otot-otot brankial berfungsi untuk menutup dan membuka lubang insang dan mulut, terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral) dan elevator. Otot ini diinervensi oleh saraf spinal. Kelompok lain adalah otot hipobrankial yang memanjang di ventroanterior insang mulai dari daerah korakoid sampai rahang dan bagian ventral arkus brankialis. Otot tersebut adalah otot aksial yang berasal dari daerah brankiomerik, diinervasi oleh saraf spinal. Otot sirip pada ikan yang paling banyak adalah berupa otot ektensor dorsal dan fleksor ventral. (Sukiya, 2005)
b. Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum) misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut.
Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
c. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang lebar dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini tertanam di dalam daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh barisan gigi baru dari belakang. Lidah yang rata menempel ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar terdapat lubang yang mengarah ke celah insang dan spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang berbentuk J, yang berujung di otot sfringter sirkular, katuk polarik. Usus mengikuti dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang menunda masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.
Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior rongga tubuh. Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-hijauan dan kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior usus. Pankreas terdapat di antara lambung dan usus, salurannya bergabung dengan usus tepat di bawah saluran empedu. Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya tidak diketahui, melekat di dorsal penghubung antara usus dan kloaka.
d. Sistem Peredaran Darah
Jantung terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung perikardium; kantung tersebut terdiri atas:
Sinus venosus, berdinding tipis yang menerima darah dari berbagai vena, diikuti oleh Atrium; Ventrikel, berdinding tebal; dan Konus arteriorus, dari sini darah melintas secara anterior ke aorta ventral , dari aorta ini lima pasang arteri brankial aferen terdistribusi ke kapiler insang untuk aerasi, empat pasang arteri brankial aferen kemudian mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang dinding middorsal selom.
Arteri utama terdiri atas:
Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;
Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang usus;
Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan organ reproduksi; serta
Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal yang menyambung ke ekor.
Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke:
Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain dari daerah posterior melintas ke depan dalam
Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung dan pada
Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh
Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior mengembalikan darah dari daerah kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus besar yang terhubung ke sinuis venosus. Darah dari saluran pencernaan mengalir dalam
Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid seperti kapiler di hati kemudian di kumpulkan di
Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus. Darah melinta melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh, seperti pada cylostomata serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua tidak mengandung oksigen.
e. Sistem Respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut, hiu memasukan air kedalam dan mendorong air keluar melalui belahan insang dan spirakel. Insang yang melapisi lima pasang belahan terpisah (dan spirakel) tersusun atas banyak filamen parallel ramping yang mengandung kapiler. Darah dari aorta ventral melintas melalui kapiler ini, mengeluarkan karbondioksida dan mengabsorbsi oksigen terlarut di air, dan kemudian berlanjut ke aorta dorsal.
f. Sistem Eksresi
Dua ginjal yang ramping terdapat tepat dibawah selom di sepanjang aorta dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental yang bergabung dengan saluran longitudinal
Morfologi
Morfologi pada kelas Chondichtyes dideskripsikan berdasarkan perwakilan kelas yaitu ikan hiu. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal yang di gunakan untuk berenang, celah insang lateral, terdapat spirakel di belakang mata, sirip terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral) dan sirip perut (pelvic), satu atau dua sirip punggung (dorsal), satu sirip ekor, kadang-kadang terdapat sepasang sirip dubur (anal). Hiu adalah sekelompok ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam, tujuh tergantung pada spesiesnya). Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit dan untuk menambah dinamika air. Hiu mempunyai beberapa deret gigi yang dapat di gantikan.
Selain ikan hiu, ada pula ikan pari yang mempunyai ciri khas yaitu memiliki sirip pada dada yang lebar mirip sayap. Hewan ini memiliki sengatan listrik hingga 300 volt yang dapat digunakan untuk menangkap mangsa.
Anggota ikan bertulang rawan (850 spesies) memiliki skeleton berupa tulang rawan sebagai pengganti tulang keras. Pada kedua sisi faring terdapat lima hingga tujuh celah insang dan tidak mempunyai tutup insang (operculum). Ikan bertulang rawan memiliki dua tipe sisik, yaitu plakoid dan ganoid. Bagian dalam sisik plakoid disusun oleh bahan tulang dan bagian luarnya disusun oleh bahan email (mirip email gigi manusia). Karena jika dilihat dari dekat, bentuknya seperti gigi-gigi kecil (dermal denticles). Kulit pari sama dengan hiu, ditutupi oleh sisik plakoid atau denticles dermal. Kulit mereka akan terasa mirip ampelas.
Ikan hiu dan ikan pari rahangnya bersendi pada tulang posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke-2. Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu dengan invaginasi dari luar. Ikan hiu dan ikan pari memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut spirakel. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru.
Ada beberapa ikan hiu dan ikan pari yang mempunyai organ bioluminesen. Bioluminesen adalah pancaran sinar oleh organisme, sebagai hasil oksidasi dari berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substratnya disebut lusiferin dan enzim yang sangat sensitive sebagai katalisator oksidasi disebut lusiferase. Organ luminesen (organ yang mampu menghasilkan sinar) ditemukan pada beberapa ikan hiu, ikan pari berlistrik (Benthobatis moresbyi) dan beberapa ikan tulang keras khususnya yang tinggal di laut dalam. Adanya organ yang memproduksi sinar ini dapat digunakan untuk menaksir kedalaman laut, dimana ikan tersebut tinggal.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri).
Ciri-ciri umum : Rangka tulang rawan, Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak, Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang, Letak celah insang lateral dan ventral, Mulut terletak pada sisi ventral, Sirip berpasangan, Tidak memiliki gelembung udara, Lubang hidung sepasang
Ciri-ciri khusus : Kulit keras, Kerangka bertulang rawan, Jantung beruang dua, Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, Jenis kelamin terpisah
struktur tubuh
Kelas chondrichthyes mencakup 2 sub kelas yaitu :Sub kelas Elasmobranchii (Ordo Squaliformes, Ordo Rajiformes) dan Sub kelas Holecephali (Mencakup jenis ikan langka)
Anatomi eksternal : Gigi, Kerangka, Rahang, Ekor, Kepala, Sistem Muskular
Anatomi internal : Hati, lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh yang besar (selom).
Morfologi pada kelas Chondichtyes dideskripsikan berdasarkan perwakilan kelas yaitu ikan hiu. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal yang di gunakan untuk berenang, celah insang lateral, terdapat spirakel di belakang mata, sirip terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral) dan sirip perut (pelvic), satu atau dua sirip punggung (dorsal), satu sirip ekor, kadang-kadang terdapat sepasang sirip dubur (anal).
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Tanpa tahun. Chondrichthyes. https://id.wikipedia.org/wiki/Chondrichthyes (15-02-2016
Anonym. 2011. Osteichthtyes dan Condrichhthyes https://www.scribd.com/doc/52399205/OSTEICHTHTYES-DAN-CONDRIChHTHYES
Angelia Hendywan. 2013. Ringkasan Biologi Vertebrata "Pisces" . http://www.pendidikankarakter.org/images/vertebrata%20x-3_2013.pdf (01-03-2016
Anonyim.2011. Taksonomi Vertebrata https://aadrean.files.wordpress.com/2011/11/4-1-chondrichthyes.pdf
Ahmad. 2015. Kelas chondrichthyeshttp://blogahmadabbas.blogspot.co.id/2015/04/kelas-chondrichthyes-ikan-bertulang.html