BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1 Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Pangan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar yang penting untuk kehi kehidu dupa pan n manu manusi siaa dan dan yang yang pali paling ng haki hakiki ki untu untuk k memp memper erta taha hank nkan an kelangsungan hidupnya. Pada umumnya dalam mengolah pangan diberikan beberapa perlakuan dalam berbagai cara antara lain dengan penambahan bahan tambahan dengan tujuan untuk memperpanjang memperpanjang umur simpan, memperba memperbaiki iki tekstur tekstur,, kelezata kelezatan n atau kenampakan kenampakan.Men .Menginga gingatt pentingny pentingnyaa keamanan dalam penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) maka telah diujudka diujudkan n oleh pemerint pemerintah ah dengan dengan di keluarkan keluarkannya nya Peratura Peraturan n Menteri Menteri !eseha !esehatan tan "epub "epubli lik k #ndone #ndonesia sia $omor $omor %&& Tahun '%1' '%1' tenta tentang ng Bahan Bahan Tambahan Pangan. Teknologi pengolahan pangan di #ndonesia sekarang berkembang cukup pesat, diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat. Berkembangnya produk pangan aet saat ini, hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan aet. !esalahan teknologi dan penggunaan bahan tambahan yang diterapkan, baik sengaja maupun tidak disengaja dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan atau keamanan konsumen. ala alah h satu satu cont contoh oh Baha Bahan n Tamba ambaha han n Pang Pangan an dian dianta tara rany nyaa adal adalah ah antiok antioksi sidan dan.. tas kesada kesadaran ran penti pentingny ngnyaa mengo mengont ntrol rol penggu penggunaa naan n BTP BTP antiok antioksi sidan dan,, Pemeri Pemerint ntah ah telah telah menge mengelua luarka rkan n Perat Peratura uran n !epal !epalaa Badan Badan Pengaas *bat dan Makanan "epublik #ndonesia $omor &+ tahun '%1& tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan ntioksidan. Munculnya masalah keamanan pangan salah satu penyebabnya adalah adanya bahan kimia berbahaya yang masuk kedalam tubuh manusia yang berasal dari bahan tambahan dan kontaminan. Penggunaan bahan tambahan pangan yang baik dan sesuai dengan ketentuan, menjadi harapan para konsumen. *leh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bahan tambahan pangan (BTP) khusunya khusunya BTP berupa antioksidan. antioksidan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.
pa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
'.
pa saja jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP)
&.
pa
yang dimaksud
dengan
Bahan
Tambahan
Pangan
(BTP)
antioksidan .
pa saja jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP) antioksidan
/.
pa bahaya dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) antioksidan
1.3 Tujuan
1.
0ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP).
'.
0ntuk mengetahui apa saja jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP).
&.
0ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP) antioksidan.
.
0ntuk mengetahui apa saja jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP) antioksidan.
/.
0ntuk mengetahui apa bahaya dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) antioksidan.
'
BAB II PEMBAHAAN
2.1 Bahan Tam!ahan Pangan "BTP#
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi siat atau bentuk bahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala. ebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan
pemakaian BTP secara optimal. 2alam
kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat. !enyataannya masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. 3ek dari bahan tambahan beracun tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan sakit. Penyimpangan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang sering dilakukan oleh produsen pangan, yaitu 4 a)
Menggunakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya untuk makanan5
b)
Menggunakan BTP melebihi dosis yang diizinkan.
Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP yang melebihi batas akan
membahayakan
kesehatan
masyarakat,
dan
berbahaya
bagi
pertumbuhan generasi yang akan datang. !arena itu produsen pangan perlu mengetahui peraturan-peratun yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mengenai penggunaan BTP. ecara khusus tujuan penggunaan BTP di dalam pangan adalah untuk4 a)
Mengaetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba
&
perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan5 b) Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut5 c)
Memberikan arna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera5
d) Meningkatkan kualitas pangan dan5 e) menghemat biaya. Produsen produk pangan menambahkan BTP dengan berbagai tujuan, misalnya membantu proses pengolahan, memperpanjang masa simpan, memperbaiki penampilan dan cita rasa, serta pengaturan keseimbangan gizi.
2.2 $en%s&jen%s Bahan Tam!ahan Pangan "BTP#
Berdasarkan ungsinya, menurut Peraturan Menteri !esehatan "epublik #ndonesia $omor %&& Tahun '%1' tentang Bahan Tambahan Pangan, BTP dapat dikelompokan menjadi '6 yaitu4 ntibuih, ntikempal, ntioksidan, Bahan pengkarbonasi, 7aram pengemulsi, 7as untuk kemasan, 8umektan, Pelapis, Pemanis, Pembaa, Pembentuk 7el, Pembuih, Pengatur !easaman, Pengaet, Pengembang, Pengemulsi, Pengental, Pengeras, Penguat rasa, Peningkat 9olume, Penstabil, Peretensi :arna, Perisa, Perlakuan tepung, Pearna, Propelan dan ekuestran. BTP dikelompokan berdasarkan tujuan penggunaanya di dalam pangan. Pengelompokkan BTP yang diizinkan digunakan pada makanan dapat digolongkan sebagai 4 Pearna5 Pemanis buatan5 Pengaet5 ntioksidan5 ntikempal5 Penyedap dan penguat rasa serta aroma5 Pengatur keasaman5 Pemutih dan pamatang tepung5 Pengemulsi5 Pemantap dan pengental5 Pengeras, ekuestran, 8umektan, 3nzim dan Penambah gizi. Pearna pada makanan dilakukan untuk memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan arna makanan, menstabilkan arna, menutupi perubahan arna selama proses pengolahan, dan mengatasi perubahan arna selama penyimpanan. Pemerintah telah mengatur penggunaan pearna ini, namun masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan-bahan
pearna yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya pearna untuk tekstil atau cat yang umumnya mempunyai arna lebih cerah, lebih stabil selama penyimpanan, dan harga lebih murah. lternati lain untuk menggantikan penggunaan pearna sintetis adalah dengan menggunakan pearna alami seperti ekstrak daun pandan atau daun suji, kunyit, dan ekstrak buah-buahan yang lebih aman. Beberapa pearna alami yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya adalah 4 !aramel, Beta-karoten, !loroil, dan !urkumin. Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami yaitu rasanya lebih manis, membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis, tidak mengandung kalori ataupun mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes) dan harganya lebih murah. Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di #ndonesia adalah spartam, sorbitol, sakarin, dan siklamat yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing &%-+% dan &%% kali gula alami, oleh karena itu sering disebut sebagai ;biang gula<. Pengaet umumnya digunakan untuk memperpanjang masa simpan bahan makanan yang mempunyai siat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh aktor biologi. Penggunaan pengaet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. uatu bahan pengaet mungkin eekti untuk mengaetkan makanan tertentu, tetapi tidak eekti untuk mengaetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai siat yang berbeda-beda
sehingga
mikroba
perusak
yang
akan
dihambat
pertumbuhannya juga berbeda. Beberapa bahan pengaet yang umum digunakan adalah benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulit. Penyedap rasa dan aroma yang dikenal luas di #ndonesia adalah 9etsin, atau bumbu masak dlm berbagai merek. Penyedap rasa tersebut mengandung senyaa yang disebut monosodium glutamat (M7). Peranan asam glutamat sangat penting, diantaranya untuk merangsang dan mengantar sinyalsinyal
/
antar sel otak, dan dapat memberikan cita rasa pada makanan. Pengemulsi, pemantap dan pengent al makanan adalah digunakan untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak. Bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya agar, alginate, dekstrin, gelatine, gum, karagenan, lesitin, >M>, dan pektin. Pengatur keasaman pada makanan adalah digunakan untuk membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan. Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung ke dalam makanan, tetapi seringkali terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan. Beberapa pengatur keasaman yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan, diantaranya adalah aluminium amonim? kalium? natrium sulat, asam laktat, asam sitrat, kalium, dan natrium bikarbonat. ntikempal biasa ditambahkan ke dalam pangan yang berbentuk tepung atau bubuk. !arena itu peranannya di dalam makanan tidak secara langsung, tetapi terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan seperti susu bubuk, tepung terigu, gula pasir dan lain sebagainya. Beberapa bahan anti kempal yang diizinkan di dalam bahan-bahan untuk makanan diantaranya adalah aluminium silikat, kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnsium karbonat, magnesium oksida, dan magnesium silikat. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu hasil pemanggangan, misalnya dalam pembuatan roti, kraker, biskuit, dan kue. Beberapa bahan pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk makanan diantaranya adalah asam askorbat, kalium bromat, natrium stearoil-'- laktat. Pengeras ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat makanan menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi lebih lunak. Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk makanan diantaranya kalsium glukonat, kalsium klorida, dan kalsium sulat.
=
ekuestran adalah bahan yang dapat mengikat ion logam pada makanan sehingga memantapkan arna dan tekstur makanan, atau mencegah perubahan arna-arna makanan. Beberapa bahan sekuestrans yang diizinkan untuk makanan di antaranya adalah asam osat, iso propil sitrat, kalsium dinatrium edetat (32T), monokalium osat, dan natrium piroosat. 3nzim yaitu BTP yang berasal dari hean, tanaman atau mikroba, yang dapat menguraikan komponen pangan tertentu secara enzimatis, sehingga membuat makanan menjadi lebih empuk, lebih larut dll. Penambahan gizi yaitu penambahan berupa asam amino, mineral dan 9itamin, baik tunggal maupun campuran yang dapat meningkatkan nilai gizi makanan. 8umektan yaitu BTP yang dapat menyerap uap air sehingga mempertahankan kadar air bahan pangan. ntioksidan adalah BTP yang digunakan untuk mencegah terjadinya ketengikan pada makanan akibat proses oksidasi lemak, atau minyak yang terdapat di dalam makanan. Bahan antioksidan yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya askorbat, B8, B8T, TB8@, propel galat, dan tokoerol.
2.3 Bahan Tam!ahan Pangan "BTP# Ant%'ks%(an
Menurut Peraturan Menteri !esehatan "epublik #ndonesia $omor %&& Tahun '%1' tentang Bahan Tambahan Pangan, ntioksidan (ntioAidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. ntioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi komponen-komponen makanan yang bersiat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak. Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti 9itamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam strukturnya. Penggunaan antioksidan yaitu pada lemak heani, minyak nabati, produk lemak tinggi, produk daging, produk ikan, dll. danya ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong
6
terjadinya oksidasi lemak. #on-ion logam ini seringkali diinakti9asi dengan penambahan senyaa pengkelat, dan dapat juga disebut bersiat sinergistik dengan antioksidan karena menaikkan eekti9itas antioksidan utamanya. 0ntuk dapat digunakan sebagai antioksidan, suatu senyaa harus mempunyai siat-siat4 tidak toksik, eekti pada konsentrasi rendah (%,%1%,%'), dapat terkonsentrasi pada permukaan?lapisan lemak (bersiat lipoilik) dan harus dapat tahap pada kondisi pengolahan pangan umumnya.
2.) $en%s&jen%s Bahan Tam!ahan Pangan "BTP# Ant%'ks%(an
Berdasarkan sumbernya antioksidan dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu4 1.
ntioksidan yang bersiat alami4 seperti komponen enolik?la9onoid, 9itamin 3, 9itamin > dan beta-karoten.
'.
ntioksidan sintetis4 seperti B8 (Butylated 8ydroAyanisole), B8T (Butylated 8ydroAytoluene), P7 (Propil 7alat), dan TB8@ (di-t-Butyl 8ydroCuinone).
2.).1
BHA "But*late( H*(r'an%s'le#
B8
merupakan
campuran
dua
isomer,
yaitu
'-
dan
&-
tertbutilhidroksianisol. 2i antara kedua isomer tersebut, isomer &-tert memiliki akti9itas antioksidan yang lebih eekti dibandingkan isomer '-tert. Bentuk isik B8 adalah padatan putih menyerupai lilin, bersiat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air. B8 memiliki kemampuan antioksidan (carrythrough) kemampuan antioksidan baik dilihat dari ketahanannya terhadap tahap-tahap pengelolaan maupun stabilitasnya pada produk akhir yang baik pada lemak hean dalam sistem makanan panggang, namun relati tidak eekti pada minyak tanaman. B8 bersiat larut lemak dan tidak larut air, berbentuk padat putih dan dijual dalam bentuk tablet atau serpih, bersiat 9olatil sehingga berguna untuk penambahan ke materi pengemas. Batas maksimum ntioksidan B8 dalam margarine menurut Per !BP*M $o &+ Tahun '%1& Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Panganntioksidan adalah 16/ mg?kg dengan 2# (cceptable 2aily #ntake) %-%,/ mg?kg berat badan.
+
2.).2
BHT "But*late( H*(r'+*t'luene#
iat-siat B8T sangat mirip dengan B8 dan bersinergis dengan B8. Menurut
herin
(1DD%),
antioksidan
sintetik
B8T(Butil
8idroksi
Toluen) memiliki siat serupa B8, akan member eek sinergis bila dimanaatkan bersama B8, berbentuk kristal padat putih dan digunakan secara luas karena relati murah. Batas maksimum ntioksidan B8T dalam margarine menurut Per !BP*M $o &+ Tahun '%1& Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan ntioksidan adalah '%% mg?kg dengan 2# (cceptable 2aily #ntake) %-%,& mg?kg berat badan. 2.).3
Pr',%l -alat
Propil galat merupakan ester propanol dari asam trihidroksi benzoat. Bentuk isik propil galat adalah kristal putih. Propil galat memiliki siatsiat 4 (1) dapat bersinergis dengan B8 dan B8T, (') sensiti terhadap panas, (&) membentuk kompleks berarna dengan ion logam, oleh karenanya jika dipakai dalam makanan kaleng dapat mempengaruhi penampakan produk. Propil galat mempunyai karakteristik sensiti terhadap panas, terdekomposisi pada titik cairnya 1+E>, dapat membentuk komplek arna dengan ion metal, sehingga kemampuan antioksidannya rendah. elain itu, propil galat memiliki siat berbentuk kristal padat putih, sedikit tidak larut lemak tetapi larut air, serta memberi eeksinergis dengan B8 dan B8T. 2.).)
TBH "Tert%ar* But*lh*(r'/u%n'ne#
TB8@ merupakan antioksidan yang paling eekti dalam minyak makan dibandingkan B8, B8T, P7 dan tokoerol. TB8@ memiliki siat-siat4 (1) bersinergis dengan B8 (') cukup larut dalam lemak (&) tidak membentuk komplek dengan ion logam tetapi dapat berubah menjadi merah muda, jika bereaksi dengan basa. 2osis pengunaan tiap-tiap antioksidan sintetik ini tidak sama untuk masing-masing negara. Berikut jenis Bahan Tambahan Pangan ntioksidan yang diizinkan dalam penggolongan (Peraturan Menteri !esehatan "epublik #ndonesia $omor %&& Tahun '%1' tentang Bahan Tambahan Pangan)
D
2.0 Baha*a Bahan Tam!ahan Pangan "BTP# Ant%'ks%(an
ntioksidan adalah merupakan senyaa-senyaa yang keberadaannya mengganggu reaksi rantai radikal bebas seperti halnya dalam reaksi oksidasi lipida. Meskipun beberapa reaksi oksidasi berguna di dalam makanan, reaksireaksi lain dapat berdampak yang merusak misalnya degradasi pigmen, 9itamin dan lipida disertai kehilangan nilai gizinya dan timbul bau yang tidak enak. ecara umum, mekanisme kerja antioksidan adalah menghambat oksidasi lemak. ebenarnya, selama suatu senyaa yang digunakan sebagai antioksidan dalam ungsinya sebagai bahan tambahan pangan, jika tidak digunakan secara berlebihan maka tidak akan menimbulkan eek samping yang buruk. $amun dengan adanya kemungkinan eek samping dari antioksidan sintetik maka yang sangat dibutuhkan kontrol ataupun pengaasan terhadap batas batas penggunaan antioksidan ke dalam makanan sebagai bahan tambahan pangan. Penggunaan antioksidan terlalu banyak dan lama akan menyebabkan
1%
proses penuaan dan penyakit degenerati seperti kanker kardio9askuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stress-oksidati (keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh). da beberapa antioksidan sintetik yang dapat menyebabkan eek karsinogenesis antara lain B8 (Butil 8idroksi nisol), B8T (Butil 8idroksi Toluen) dan P7 (Propil 7alat). !ontro9ersi seputar penggunaan B8 dalam makanan, #nstitusi !esehatan $asional melaporkan baha B8 menyebabkan karsinogen pada manusia berdasarkan bukti carcinogenicity pada hean percobaan. ecara khusus, bila diberikan dalam dosis tinggi sebagai bagian dari bahan tambahan pangan, B8 meyebabkan papiloma dan karsinoma sel skuamosa dari orestomach pada tikus dan hamster emas uriah. Pada tikus, tidak ada eek
kersinogenik
dan
bahan
bukti
eek
perlindungan
terhadap
carcinogenicity bahan kimia lainnya. !etika memeriksa statistik populasi manusia, tingkat asupan biasa B8 tidak menunjukan hubungan yang signiikan dengan peningkatan resiko kanker, namun jika tingkat asupan dinaikkan melebihi dosis biasa makan terdapat peningkatan resiko kanker. 0ntuk penggunan B8T sebagai antioksidan dalam makanan, peraturan 3ropa dan memnungkinkan presentasi kecil unutuk digunakan sebagai bahan tambahan pangan, B8T dianjurkan sebagai suplemen diet dan anti9irus berguna melaan 9irus herpes. Tapi itu bukan tanpa kontro9ersi karena ada yang mengaku baha B8T berlebih menyebabkan anak menjadi hiperakti serta bereek kanker. Propil gallat sering ditambahkan ke dalam bahan pengepak pangan seperti sereal,
keripik kentang, sehingga penambahan propil gallat
dimungkinkan dapat mencemarkan aroma pangan. emua alkil gallat berpotensi menyebabkan iritasi pada lambung dan kulit, memberikan eek negati terhadap penderita asma atau mereka yang sensiti terhadap aspirin. Penggunaan tidak diizinkan untuk pangan bayi atau anak kecil. Pada intinya, selama digunakan sebagai bahan tambahan pangan dalam dosis yang sesuai dengan batas aman, antioksidan kecil kemungkinan untuk
11
bereek negati bagi tubuh dan kesehatan. $amun akan ditemukan eek samping dari penggunaan antioksidan sintetik berupa keracunan dan bersiat karsinogenik jika digunakan dalam jangka aktu yang lama dan dalam jumlah yang berlebihan. *leh karena itu, sangan diperlukannya pengaasan dan pengendalian dalam penggunaan antioksidan sebagai bahan tambahan pangan.
Sumber: Denny Indra Praja “Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya” (!"#$
1'
BAB III PENUTUP
3.1 es%m,ulan
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi siat atau bentuk bahan pangan. Berdasarkan ungsinya, menurut Permenkes "epublik #ndonesia $omor %&& Tahun '%1' tentang Bahan Tambahan Pangan, BTP dikelompokan menjadi '6 jenis yaitu salah satu diantaranya adalah ntioksidan. Menurut Permenkes "epublik #ndonesia $omor %&& Tahun '%1' tentang Bahan Tambahan Pangan, ntioksidan adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Berdasarkan sumbernya antioksidan dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu4 ntioksidan yang bersiat alami (komponen enolik?la9onoid, 9itamin 3, 9itamin >, beta-karoten) dan ntioksidan sintetis (B8 (Butylated 8ydroAyanisole), B8T (Butylated 8ydroAytoluene), Propil 7alat dan TB8@ (di-t-Butyl 8ydroCuinone)) 2engan adanya kemungkinan eek samping dari antioksidan sintetik maka sangat dibutuhkan pengaasan terhadap batas-batas penggunaan antioksidan ke dalam makanan sebagai BTP. Penggunaan antioksidan terlalu banyak akan menyebabkan proses penuaan dan penyakit degenerati seperti kanker kardio9askuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh.
3.2 aran
>ermat memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya zat-zat tertentu terutama BTP ntioksidan adalah salah satu upaya dalam mengurangi resiko zat tersebut. Berikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai BTP ntioksidan, ungsi serta dampaknya bila tidak digunakan sesuai ungsinya. Pengaasan yang ketat oleh pemerintah dan pengambilan
1&
tindakan tegas. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan, mengingat bahaya yang ditimbulkan bila BTP terutama antioksidan tidak sesuai dengan batas aman dosis penggunaan.
1
DATAR PUTAA
nggrahini, ri. '%%+. %eamanan Pangan %aitannya dengan Penggunaan Bahan &ambahan'http4??lib.ugm.ac.id?digitasi?upload?6&'Fpp%D%=%1=.pd 2iakses pada = pril '%1=. ries "usrika, ;ntioksidan<, dalam http4??.Blogdokter. net? '%%+?1%? '+?antioksidan?, diakses pada = pril '%1=. >ahyadi, :isnu ('%%=). Bahan Tambahan Pangan. Bumi ksara. Gakarta. 2enny ('%1/). ;Hat diti Makanan4 Manaat dan Bahayanya<. Penerbit 7arudhaaca. Iogyakarta. Tranggono (1DD%). ;Bahan Tambahan Pangan (Jood dditi9e)<. Pusat ntar 0ni9ersitas. Pangan dan 7izi. 07M. Iogyakarta.
1/