MAKALAH STANDAR KUALITAS TANAH
Dosen Pembimbing : Gusliani Eka Putri,M.Si Oleh Kelompok 5 NR VI IKM
Sari Priyanti Sherly Marselina Silvia aswari Sonya oktarita Sri herlina Teddy kurniawan
PROGRAM S1 IKM TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah kami telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sebagai pertanggung jawaban, kami telah menulis makalah dengan Pokok bahasan “ Standar Kualitas Tanah
”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun demi kesempurnaan laporan dimasa yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua khususnya bagi kami dan juga menjadi amal.
Padang,
Februari 2017 Penulis
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….... .............
TUJUAN........................................................................................................
3 4
BAB II PEMBAHASAN A. STANDAR KUALITAS TANAH....................................................... ......
5
B. PENURUNAN KUALITAS TANAH DAN DAMPAKNYA....……......
10
C. UPAYA MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH...………….
11
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………..…
13
SARA N ………………………………………………………………….
13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG Kualitas Tanah Secara umum kualitas tanah (soil quality) didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk berfungsi dalam suatu ekosistem dalam hubungannya dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan, pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap sumberdaya air dan udara (Karlen et al., 1997). Kualitas tanah dapat dilihat dari 2 sisi (Seybold et al., 1999) : 1. Sebagai kualitas inherent tanah (inherent soil quality) yang ditentukan oleh lima faktor pembentuk tanah, atau 2. Kualitas tanah yang bersifat dinamis (dynamic soil quality), yakni perubahan fungsi tanah sebagai fungsi dari penggunaan dan pengeloaan tanah oleh manusia. Terdapat konsesus umum bahwa tata ruang lingkup kualitas tanah mencakup tiga komponen pokok yakni (Parr et al., 1992) : 1. Produksi berkelanjutan yakni kemampuan tanah untuk meningkatkan produksi dan tahan terhadap erosi. 2. Mutu lingkungan, yaitu mutu air, tanah dan udara dimana tanah diharapkan mampu mengurangi pencemaran lingkungan, penyakit dan kerusakan di sekitarnya. 3. Kesehatan makhluk hidup, yaitu mutu makanan sebagai produksi yang dihasilkan dari tanah harus memenuhi faktor keamanan (safety) dan komposisi gizi. Universitas Sumatera Utara Karena bersifat kompleks, kualitas tanah tiidak dapat diukur namun dapat diduga dari sifat-sifat tanah yang dapat diukur dan dapat dijadikan indikator dari kualitas tanah (Acton dan Padbury, 1978 dalam Islam dan Weil, 2000). Indikator Kualitas Tanah Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam tanah (USDA, 1996). Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994) menyatakan bahwa indikator kualitas tanah harus memenuhi kriteria: a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan berorientasi modeling. b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi tanah. c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh para pengguna. d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas
3
tanah yang bersifat dinamis). e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis tanah. Selama ini evaluasi terhadap kualitas tanah lebih difokuskan terhadap sifat fisika dan kimia tanah karena metode pengukuran yang sederhana dari parameter tersebut relatif tersedia (Larson and Pierce, 1991). Meskipun banyak sifat-sifat tanah yang potensial untuk dijadikan indikator kualitas tanah, namun, pemilihan sifat-sifat tanah yang akan digunakan untuk indikator kualitas tanah sangat tergantung pada tujuan dilakukuannya evaluasi. Karlen et al., (1997) menyatakan bahwa untuk mengimplementasikan penilaian kualitas tanah, perlu dilakukan identifikasi indikatorindikator yang sensitif terhadap praktek produksi pertanian. Jangka waktu suatu pengelolaan juga akan berpengaruh terhadap pemilihan parameter yang akan digunakan. Idealnya indicatorindikator tersebut akan dapat dideteksi perubahannya dalam jangka waktu pendek (1 – 5 tahun) setelah dilakukannya perubahan pengelolaan.
2.TUJUAN
1. Mengetahui defenisi standar Kulaitas Tanah. 2. Mengetahui Indikator yang mengetahui Standar Kualitas Tanah 3. Mengetahui Penurunan Kualitas Tanah dan Dampaknya. 4. Mengetahui Upaya mempertahankan kesuburan Tanah.
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar kualitas tanah Tanah adalah hasil pengalih ragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (Schroeder, 1984). Tanah dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu karena mempunyai sejarah pembentukan yang membangkitkan sifat dan perilaku fungsi tanah. Sifat dan perilaku fungsi tanah mempengaruhi ketermanfaatan tanah sehubungan dengan kemampuan tanah untuk mempertahankan produktivitasnya dan juga secara bertahap meningkatklan resistensi terhadap dampak kerusakan lingkungan. Resistensi tanah dalam istilah ini berhubungan dengan kualitas tanah dalam arti recovery fungsi tanah sedangkan resistensi tanah berhubungan dengan kualitas tanah dalam arti derajat perubahan tanah dalam fungsi tanah sebagai hasil gangguan. Selama gangguan, kualitas tanah menjadi fungsi resistensi tanah, sedangkan setelah gangguan maka kualitas tanah merupakan fungsi dari resiliensi tanah. Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik dan produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan. (Utomo, 2002 dan Reintjes et al, 1999). Tanah yang berkualitas, tidak saja tanah tersebut subur dan produktif akan tetapi harus mencakup aspek lingkungan dan kesehatan. Tanah yang berkualitas tidak akan menunjukkan polusi yang nyata, tidak mengalami degradasi, tidak meracuni tanaman, menghasilkan produksi pertanian yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan dan memberika keuntunga pada petani secara berkelanjutan. Menurut Doran dan Parkin (1993) pengertian kualitas tanah harus mencakup: (1) produktivitas, kemampuan tanah untuk mengahsilkan tanaman (2) kualitas lingkungan, kemampuan tanah untuk menetralisis kontaminan-kontaminan lingkungan, pathogen dan aspek-aspek merusak lainya
5
(3)
Kesehatan, kemampuan tanah mempertahankan kesehatan tanaman, hewan dan manusia.
Sifat Tanah yang mempengaruhi kulitas Tanah
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Bilogi Tanah
Gambar 1.1 Indikator yang mempengaruhi Kualitas Tanah
•
FISIKA
• • • •
KIMIA
•
BIOLOGI
•
• •
• •
Kapasitas menahan air tanah laju infiltrasi agregasi dan struktur tanah berat isi tanah tekstur tanah
Bahan Organisk Tanah ketersediaan Hara keasaman Tanah
Biomassa Biota Tanah Biodiversitas Tanah aktivitas Respireasi dan Mineralisasi Tanah
Kualitas tanah merupakan tanah dapat melakukan fungsinya seperti yang kita inginkan, lebih spesifiknya kualitas tanah adalah kapasitas dari jenis tanah tertentu untuk melakukan
fungsinya
dengan
jaringan
ekosistem
alami
maupun
buatan
untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dan hewan selain itu juga untuk meningkatkan kualitas air dan udara dan mendukung kehidupan serta kesehatan manusia. Beberapa orang memiliki konsep yang berbeda mengenai kualitas tanah, sebagai contoh : 1. Orang pertanian mengartikan kualitas tanah sebagai produktivitas lahan tinggi, keuntungan yang maksimal atau pelestarian tanah.
6
2.
Konsumen mengartikan kualitas tanah sebagai lahan yang dapat ditamani, lahan yang sehat, dan sumber makanan yang murah, saat ini dan untuk generasi yang mendatang.
3.
Ilmuwan, mengartikan kualitas tanah sebagai keseimbangan alam dan lingkungan.
4.
Pecinta alam mengartikan kualitas tanah sebagai fungsi potensial ekosistem dalam meningkatkan keragaman biodiversitas kualitas air, siklus hara dan produksi biomassa.
Dalam tatanan konsepnya, kualitas tanah erat kaitannya dengan kesehatan tanah. Kesehatan tanah memberikan air dan udara yang bersih, kelestarian tanaman dan hutan, produktifitas lahan, keanekaragaman hayati, dan keindahan alam lingkungan. Tanah melakukan kegiatan tersebut melalui 5 fungsi essensial yaitu : a) Mengatur perputaran air, Tanah berperan dalam membantu mengontrol air hujan, Salju yang mencair dan mengalirnya air irigasi b) Menyangga keberhasilan tanaman dan hewan, diversitas dan produktivitas hayati tergantung pada tanah. c) Menyaring bahan-bahan polutan atau racun yang potensial. Mineral dan mikroba dalam tanah peka dalam menyaring, menyangga, mendegradasi, dan mendetoksifikasi bahan organik dan anorganik. d) Daur nutrisi. karbon, nitrogen, fosfor dan berbagai unsur hara disediakan, ditransformasi, dan didaur ulang oleh tanah. e) Meningkatkan struktur. Kestabilan tanah berperan untuk menopang bangunan di atasnya dan fosil arkeologi yang tersimpan dalam tanah yang berhubungan dengan perilaku manusia purba (culture aspect).
3 fungsi tanah yang utama yaitu:
1. Sebagai medium pertumbuhan tanaman. 2. Mengatur dan membagi aliran air dalam ekosistem 3. Sebagai penyangga lingkungan.
Kualitas tanah merupakan kombinasi dari sifat statis dan dinamis tanah. Fokus dari kualitas tanah ialah bagaimana sifat dinamis tanah itu berfungsi dan bagaimana perubahannya sehubungan dengan sifat statis tanah.
7
Kualitas tanah statis adalah fungsi kemampuan tanah alami, contohnya tanah pasiran meloloskan air lebih cepat daripada tanah lempungan. Tanah dengan solum dalam mempunyai ruang yang cukup untuk perakaran dari pada tanah dangkal. Sifat tanah statis mengalami perubahan yang sangat terbatas kaitannya dengan penggunaan dan pengelolaan lahan. Sifat statis ini meliputi tekstur tanah, kedalaman tanah, tipe mineral, kapasitas tukar kation, dan kelas drainase. Karakteristik statis ini tidak mudah d irubah. Pembentukan tanah tergantung dari lima faktor pembentuknya yaitu :
Iklim (presipitasi dan temperatur)
Topografi (bentuk lahan)
Biota (mikroba, hewan dan vegetasi yang mendominasi)
Bahan induk
Waktu
Kualitas tanah dinamik adalah tanah yang berubah tergantung pada pengelolaannya. Sifat tanah dinamis dapat berubah selama penggunaan lahan atau pengelolaannya masih dilakukan. Sifat tanah dinamis meliputi : 1. Bahan organic, 2. Struktur tanah, 3. Kapasitas infiltrasi, 4. Berat jenis, 5. Kapasitas menahan air dan unsur hara.
Perubahan sifat dinamis tanah tergantung pada praktek pengelolaan lahan dan sifat statis tanah. Sebagai contoh kandungan bahan organik tanah tergantung pada praktek pengolahan dan pengelolaan tanaman, tetapi jumlah total bahan organik tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah dan iklim. Beberapa sifat misalnya berdasarkan sifat statisnya berat jenis tanah berada pada kisaran kedalaman 20-50 cm, sedangkan untuk sifat dinamis berat jenis berada di dekat permukaan tanah.
Tujuan utama dari penelitian kualitas tanah adalah mempelajari bagaimana cara mengelola tanah yang dapat meningkatkan fungsi tanah. Perbedaan respon tanah terhadap pengelolaan tergantung pada sifat statis tanah dan keadaan bentang lahan sekitar.
8
Pengelolaan Kualitas Tanah Kombinasi masing-masing tipe tanah dan penggunaan lahan yang dipakai untuk keperluan praktek yang berbeda dalam menetapkan kualitas tanah. Sebelumnya beberapa prinsip digunakan dalam sebagian besar situasi antara lain :
Penambahan bahan organic, umumnya berhubungan dengan berbagai macam aspek kualitas tanah. Bahan organik dan organisme dekomposer dapat meningkatkan kapasitas memegang air, ketersediaan hara dan membantu mencegah peningkatan erosi
Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan. Pengolahan tanah memiliki efek yang positif tetapi ini juga meningkatkan degradasi bahan organik, merusak struktur tanah dan menyebabkan pemadatan.
Pemberian pupuk secara aman dan penggunaan pestisida, dalam penambahan pupuk dan pestisida dapat membahayakan organisme lain dan mencemari air dan udara jika tidak diolah. Kompos dan bahan organik lainnya juga dapat menjadi polutan bila salah diaplikasikan atau aplikasi berlebih. Pada sisi positifnya pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman danjumlah bahan organik yang dikembalikan dalam tanah
Meningkatkan kapasitas penutupan tanah. Bahan penutup tanah tanah terhadap erosi angin, air dan juga pengeringan serta penjenuhan. Bahan penutup tanah melindungi tanah, menyediakan habitat yang lebih luas untuk organisme tanah seperti serangga dan cacing, dan juga dapat meningkatkan ketersediaan air. Bahan penutup tanah dan residu yang terdapat pada permukaan tanah meningkatkan jangka waktu penutupan permukaan tanah setiap tahunnya
Meningkatkan diversitas tanaman. Keanekaragaman menguntungkan untuk beberapa alasan. Setiap tanaman memberikan masukan khusus terhadap struktur akar dan jenis residu ke dalam tanah. Keanekaragaman mikroorganisme tanah membantu dalam kontrol populasi hama, dan keanekaragaman tersebut dapat mengurangi tekanan penyakit. Keanekaragaman menurut bentang lahan dan waktu dapat ditingkatkan dengan menggunakan larik penyangga lahan yang kecil dan penanaman menurut kontur, rotasi tanaman dan melalui praktek pengolahan yang bervariasi. Perubahan vegetasi menurut bentang lahan dan waktu meningkatkan diversitas tanaman dan tipe serangga, mikroorganisme dan kehidupan liar yang hidup di dalamnya.
9
B. Penurunan Kualitas Tanah dan Dampaknya Selain fungsi tanah sebagai penyediaan berbagai sumber daya dan habitat bagi mahluk hidup, tanah juga merupakan reseptor dari sejumlah besar bahan pencemar. Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan penumpukan sampah (landfill), instalasi pengolahan Air limbah, dan sumber-sumber lainya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida menyebabkan terjadinya penumpukan bahan berbahaya dan beracun di dalam tanah.Tidak berbeda dengan udara dan air, tanahpun dapat
mengalami penurunan kualitas tanahnya, tanah tidak dapat lagi memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia secara optimal. Penurunan kualitas tanah terutama di sebabkan oleh kehadiran bahan-bahan pencemaran di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat menurun disebabkan oleh erosi. Pada dasarnya erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas lahan, rusaknya
lingkungan, terganggunya keseimbangan ekosistem dan rusaknya lingkungan. Bila keadaan lebih parah lagi aka terbentuk lahan kritis. Erosi menyebabkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih asam, terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih tinggi, menurunkan kandungan bahan organik, unsure-unsur hara menjadi lebih rendah dan membentuknya lapisan bawah yang lebih padat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa penurunan kualitas tanah telah memberikan dampak nyata pada kesehatan, seperti dampak dari kekurangan unsur-unsur hara mikro yang terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia. Salah satu contoh adalah selenium (se) yang bersifat toksin pada dosis tinggi tetapi sangat di butuhkan dalam konsentrasi mikro. Kekurangan unsure mikro ini memberikan efek yang merugikan bagi manusia dan hewan. Adakalanya dampak kesehatan yang terjadi adalah sebagai akibat pemaparan bahan bahan beracun tidak langsung tetapi melalui air minum, udara ataupun rantai makanan, ketika sumber minuman melalui tanah yang terkonta minasi, maka kontaminan akan masuk kedalam air minum. Ketika makanan tumbuh di tanah yang terkontaminasi, kontaminan masuk melalui rantai makanan. Selain dampak dari kekurangan unsure-unsur hara mikro, tanah juga dapat berfungsi sebagai media penyebar penyakit. Penyakit yang di sebarkan melalui tanah tersebut dapat berupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit yang menular di sebapkan oleh bakteri
10
terutama pembuatan spora seperti bakteri tetanus dan anthrax. Penyakit tidak menular umumnya di akibat kan karena kehadiran bahan berbahaya dan beracun di dalam tanah.
C. Upaya mempertahankan kesuburan tanah 1. Konservasi tanah dan air Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui konservasi tanah. Konservasi tanah yaitu pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestari an. Strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada ketentuan sebagai berikut : a. Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan menutup permukaan tanah. b. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi. c. Meningkatkan stabilitas agregat tanah d. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan lahan. Teknologi konservasi tanah telah diterapkan untuk mengendalikan erosi dan mencegah degradasi lahan. Untuk memanen air dan mencegah kehilangan air melalui aliran permukaan, perkolasi dan evaporasi diperlukan teknologi konservasi air. Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat dilakukan dan satu sama lain harus menunjang, yaitu cara Vegetatif,cara mekanis dan cara kimia. a)Cara Vegetasi Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran perlu dikembangakan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air antara lain adalah :
Rotasi atau pergiliran tanaman
Penghijauan dan reboisasi
Melaksanakan strip cropping
Penanaman dengan rumput makanan ternak
Menutup tanah dengan mulsa
Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.
11
b)Cara Mekanis Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan,memulihkan,meningkatkan kesuburan tanah. Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilangdari tanahpertanian terutama lapisan Top soil. Cara mekanis ini antara lain :
Pengolahan tanah yang tepat, yaitu memotong arah kemiringan lereng.
Pembuatan galengan
Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat Run Off serta menampung dan menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.
c)Cara Kimia Salah usaha untuk mencegah terjadinya pengikisan lapisan Top soil adalah
memperbaiki
struktur
dilakukandengan
tanah.
penambahan
Usaha senyawa
memantapkan kimia
baik
struktur secara
tanah
buatan
dapat maupun
alami.pemberian bahan pemantap tanah ( Top Soil ) bertujuan untuk meningkatkan daya ikat anatara partikel – partikel tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi,porositas, dan infiltrasi. Cara pemberian bahan pemantap tanah kedalam tanah
dapat
dilakukan
dengan
penyemprotan
langsung
keatas
permukaan
tanah,dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara memasukan langsung kedalam lubang tanaman.
2. Penerapan sistem pertanian terpadu Penerapan sistem pertanian terpadu merupakan suatu sistem pertanian yang melibatkan berbagai disiplin ilmu yang mendukung terlaksananya agroekosistem mantap. Dalam mencapai tujuannya perlu melihat bahwa pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem dengan menerapkan teknologi tertentu.
12
BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Kualitas tanah adalah bagaimana tanah dapat melakukan fungsinya seperti yang kita inginkan, lebih spesifiknya kualitas tanah adalah kapasitas dari jenis tanah tertentu untuk melakukan fungsinya dengan jaringan ekosistem alami maupun buatan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan hewan selain itu juga untuk meningkatkan kualitas air dan udara dan mendukung kehidupan serta kesehatan manusia. Karakteristik statis ini tidak mudah dirubah. Kualitas tanah dinamik adalah tanah yang berubah tergantung pada pengelolaannya. Sifat tanah dinamis meliputi perubahan sifat dinamis tanah tergantung pada praktek pengelolaan lahan dan sifat statis tanah. Peningkatan kualitas tanah dapat ditempuh melalui : a. Pengelolaan sifat tanah statis dan dinamis yang meliputi : 1. Penambahan bahan organic. 2. Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan. 3. Pemberian pupuk secara aman dan penggunaan pestisida, 4. Meningkatkan kapasitas penutupan tanah. 5. Meningkatkan diversitas tanaman. b. Pengelolaan tanah: a. Uji tanah. b. Konservasi tanah dan air. c. Penggunaan bahan organik dan pupuk hayati. d. Meningkatkan keadaan fisika tanah. e. Penyelesaian masalah tanah. f. Peningkatan penggunaan unsur hara sekunder dan mikro. B. Saran Dari penjelasan diatas penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen serta pembaca agar makalah ini bisa lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Doran. J.W., M. Sarrantonio, and M.A. Liebig. 1996. Soil health and sustainability. Advances in Agronomy. 56:1-54. Karlen, D. L. and Mausbach, M. J. 2001. Soil Quality Assesment.
14