MAKALAH DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA 1 ANALISIS KONSEP
OLEH ELSA MEILANI (06111181621060) RISKY SISSYLIA (06111181621008) DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ketang Wiyono, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat -nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul Analisis konsep. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar -dasar dan proses pembelajaran fisika 1. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersipat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian dari Analisis Konsep B.Tujuan Analisis Konsep C.Karakteristik Konsep D.Masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis konsep BAB III PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah Konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Analisis adalah proses mengurai konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Konsep yang bisa dianalisis atau didefinisikan adalah konsep yang kompleks, seperti kata “kuda”. Kuda disebut kompleks karena terdiri dari beberapa unsur properties, misalnya, kepala, badan, kaki dan lain-lain serta unsur sifat, misalnya, meringkik. Kalau konsepnya sederhana, maka tidak bisa diurai ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Tentang konsep yang dianalisis harus kompleks supaya bisa didefinisikan. Ketika kita menganalisis suatu konsep atau kata yang kita lakukan adalah: (1) menguraikan unsur-unsurnya; dan (2) melihat hubungan unsur-unsur itu. Apa hubungan analisis dan definisi? Ketika melakukan analisis kita juga membuat definisi. Analisis adalah satu cara membuat definisi yang menuntut pemikiran filosofis. Cara lain membuat definisi adalah dengan melihat kamus atau definisi leksikal . Kita bisa juga membuat definisi dengan cara menunjuk, memperlihatkan atau mendemonstrasikan sesuatu yang kita definisikan dengan menunjuk pakai telunjuk ke objeknya, misalnya disebut definisi ostensif. Kemudian ada definisi dalam penggunaan atau dapat menggunakan kata dalam bahasa yang benar. Untuk menentukan konsep-konsep yang dikembangkan dalam pembelajaran diperlukan analisis konsep . Hasil analisis konsep dapat digunakan antara lain untuk :
merencanakan urutan pembelajaran konsep tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai oleh siswa menentukan metode dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep
B.Rumusan Masalah
Agar pembahasan di dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Antara lain :
1. 2. 3. 4.
Pengertian Analisis Konsep Tujuan Analisis Konsep Karakteristik Konsep Masalah-masalah yang Dihadapi dalam Menganalisis Konsep
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini antara lain : 1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Fisika 1 2. Untuk mengetahui pengertian dari Analisis Konsep 3. Untuk mengetahui tujuan analisis konsep 4. Untuk mengetahui karakteristik konsep 5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis konsep
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Analisis Konsep Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Teknik-teknik semacam ini telah dikembangkan oleh Klausmeier, Ghatala, dan Frayer (1974), dan oleh Markle dan Tiemann (1970), dan oleh beberapa orang lainnya. Walaupun prosedur-prosedur itu mempunyai beberapa perbedaan, beberapa langkah dimiliki oleh semua prosedur itu.
Walaupun para ahli psikologi menyadari akan pentingnya konsep, namun suatu definisi yang tepat belum bisa dibeikan. Definisi-definisi yang di gunakan dalam kamus, seperti “sesuatu yang diterima dalam fikiran” atau suatu “ide yang umum dan abstrak”, terlalu luas untuk digunakan.
Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang kaya dari konsep atau berbagai macam konsep yang diperoleh oleh siswa.Oleh karena konsep-konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok stimulus-stimulus, konsep itu tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku.Walaupun kita dapat memberikan definisi verbal dari suatu konsep, suatu definisi tidak mengungkapkan semua hubungan antara konsep itu dengan konsep-konsep lain.
Hal yang harus disadari saaat ini adalah pentingnya belajar konsep tentang sesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita berikan dari stimulus atau ransangan yang ada didalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari proses belajar ini akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsepkonsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah, mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya dengan apa yang harus dilakukan oleh individu. Untuk melakukan analisis konsep, guru hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini ; a.
Nama Konsep
Orang dapat membentuk konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep-konsep itu, terutama pada tingkat konkret dan tingkat identitas. Anak-anak yang masih kecil menyusun kata-kata mereka sendiri untuk menyajikan konsep-konsep yang mereka bentuk. Tetapi, sesudah mereka masuk sekolah, mereka diberi pelajaran tentang nama-nama konsep yang telah diterima secara luas. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat berkomunikasi tentang konsep itu. b.
Atribut-atribut Kritis dan Atribut-atribut Variabel dari Konsep
Atribut-atribut kritis dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. Walaupun semua atribut-atribut dari suatu konsep tidak diajarkan pada setiap tingkat pencapaian, guru hendaknya menyadari hal ini untuk memastikan, bahwa contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh selalu dibedakan. Atribut-atribut variabel konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru dapat mengubah-ubah atributatribut ini dalam contoh-contoh yang digunakan dalam mengajar. c.
Definisi Konsep
Walaupun para siswa tidak diharapkan untuk belajar definisi formal dari suatu konsep, analisis konsep harus memasukkan definisi, sekalipun anak-anak pada tingkat konkret dan tingkat identitas pada umumnya tidak diharapkan untuk dapat mendefinisikan konsep. Pada tingkat klasifikatori siswa mungkin dapat menyebutkan sebagian dari atribut-atribut, tetapi tidak semuanya, dan pada umumnya hanya yang mencolok ( predominant ). Pada tingkat formal siswa dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan. Kemampuan untuk menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.
d.
Contoh-contoh dan Noncontoh-noncontoh dari Konsep
Dengan membuat daftar dari atribut-atribut dari suatu konsep, pengembangan konsep-konsep dan nonkonsep-nonkonsep dapat diperlancar. Klausmeier, Rosmiller, dan Sally (dalam Rosser,1985) menyarankan agar paling sedikit harus dikembangkan satu himpunan rasional tentang contoh-contoh.
e.
Hubungan Konsep dengan Konsep-konsep Lain
Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain : superordinat, koordinat, dan subordinat. Untuk sebagian besar konsep-konsep, kita dapat mengembangkan suatu hierarki dari konsepkonsep yang berhubungan yang memperlihatkan bagaimana suatu konsep terkait pada konsep-konsep yang lain. Pembentukan suatu hierarki dapat menolong dalam mengajar. Jika siswa telah mencapai suatu konsep superordinat; pelajaran dapat terdiri atas penambahan atribut-atribut kriteria bagi konsep yang akan dipelajari. Definisi 2 dalam analisis konsep merupakan suatu contoh dari prosedur ini; dianggap bahwa siswa telah mengetahui definisi poligon. Jika siswa belum mempelajari konsep-konsep superordinat, suatu definisi yang memberikan atribut-atribut kriteria akan lebih baik. Agar bermakna, setiap atribut hendaknya didefinisikan. Konsep-konsep koordinat memberikan informasi tentang konsep-konsep yang berhubungan yang perlu dibedakan, apakah sebelum atau sesudah konsep itu dipelajari. Guru-guru mungkin tidak melakukan analisis formal untuk setiap konsep yang diajarkannya, walaupun dianjurkan untuk melakukannya. Beberapa analisis konsep-konsep diperlukan untuk dapat memusatkan dan merencanakan pelajaran. Bila tujuan pelajaran ialah agar para siswa dapat membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh, analisis konsep akan menyediakan gambaran-gambaran. Bila tujuan pelajaran ialah untuk dapat mendaftarkan atribut-atribut kriteria, kriteria ini terdapat dalam analisis. Dengan memberikan konsepkonsep yang berhubungan, seperti dalam hierarki, dapat memperlancar pengajaran yang akan datang maupun pengajaran yang sekarang.
B.Tujuan Analisis Konsep
Tujuan utama analisa konsep adalah untuk menetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk pengajaran konsep tersebut. Hal ini berarti bahwa ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan tersebut.
C. Karateristik Konsep
Berdasarkan definisi konsep menurut Gagne (1977), konsep merupakan suatu abstraksi yang melibatkan hubungan antar konsep ( relational concepts) dan dapat dibentuk oleh individu dengan mengelompokkan obyek, merespon obyek tersebut dan kemudian
memberinya label (concept by definition). Oleh karena itu, suatu konsep mempunyai karakteristik berupa hirarki konsep dan definisi konsep. Selain karakteristik tersebut, Herron (1977) mengidentifikasi karakteristik yang dimiliki konsep meliputi: label konsep, atribut konsep (atribut kritis dan atribut variabel) dan jenis konsep. Dengan demikian dalam analisis konsep, perlu diidentifikasi karakteristik konsep, yang meliputi ; label konsep, definisi konsep, atribut konsep, hirarki konsep, jenis konsep, contoh dan noncontoh. 1. Label Konsep Label konsep adalah nama konsep atau sub konsep yang dianalisis. Contoh label konsep ; unsur, senyawa, atom, larutan, dan lain-lain. 2. Definisi Konsep Label konsep didefinisikan sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari siswa. Untuk suatu label konsep yang sama, konsep dapat didefinisikan berbeda sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai siswa dan tingkat perkembangan kognitif siswa. 3. Atribut kritis dan atribut variabel Atribut kritis merupakan ciri-ciri utama konsep yang merupakan penjabaran definisi konsep. Atribut variabel menunjukan ciri-ciri konsep yang nilainya dapat berubah, namun besaran dan satuannya tetap. 4. Hirarki Konsep Hirarki konsep menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep lain berdasarkan tingkatannya, yaitu : –
konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi)
–
konsep ordinat (konsep yang setara)
–
konsep subordinat (konsep yang tingkatannya lebih rendah).
Hirarki konsep dapat direpresentasikan dalam bentuk peta konsep dan digunakan untuk menentukan urutan pembelajaran konsep.
5. Jenis Konsep Umumnya jenis konsep dikelompokkan menjadi dua, yaitu konsep konkrit dan konsep abstrak. Namun dalam ilmu kimia, terdapat banyak konsep yang sukar dikelompokkan
dengan jelas ke dalam konsep konkrit ataupun abstrak. Oleh karena itu Herron (1977) mengembangkan jenis-jenis konsep menjadi delapan jenis konsep, yaitu sebagai berikut: 1. Konsep konkrit , yaitu konsep yang atribut kritis dan atribut variabel dapat diidentifikasi, sehingga relatif mudah dimengerti, mudah dianalisis dan mudah memberikan contoh dan noncontoh. Contoh konsep konkrit antara lain: gelas kimia, tabung reaksi, batu baterai, sel aki, sel Volta. 2. Konsep abstrak, yaitu konsep yang atribut kritis dan atribut variabelnya sukar dimengerti dan sukar dianalisis, sehingga sukar menemukan contoh dan noncontoh. Konsep seperti ini relatif sukar untuk diajarkan/dipelajari, karena tidak mungkin mengkomunikasikan informasi tentang atribut kritis konsep ini melalui pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan model-model atau ilustrasi yang mewakili contoh dan noncontoh. Contoh konsep abstrak antara lain: atom, molekul, inti atom, ion, proton, neutron. 3. Konsep abstrak dengan contoh konkrit, yaitu konsepnya mudah dikenali, namun mengandung atribut sukar dimengerti, sehingga sukar membedakan contoh dan noncontoh. Contohnya antara lain: unsur, senyawa, elektrolit. 4. Konsep berdasarkan prinsip, yaitu konsep yang memerlukan prinsip-prinsip pengetahuan untuk menggunakan dan membedakan contoh dan noncontoh. Contohnya antara lain: konsep mol, beda potensial. 5. Konsep yang menyatakan simbol, yaitu konsep yang mengandung representasi simbolik berlandaskan aturan tertentu. Contohnya antara lain: rumus kimia, rumus, persamaan. 6. Konsep yang menyatakan nama proses, yaitu konsep yang menunjukkan terjadinya suatu ‘tingkah-laku’ tertentu. Contohnya antara lain: destilasi, elektrolisis, disosiasi, oksidasi, meleleh. 7. Konsep yang menyatakan sifat dan nama atribut. Konsep-konsep seperti: massa, berat,muatan listrik, muatan, frekuensi, bilangan oksidasi, dan mudah terbakar merupakan atribut atau ciri-ciri suatu obyek. 8. Konsep yang menyatakan ukuran atribut . Sama seperti diatas, namun bentuknya berupa satuan ukuran untuk atribut. Contohnya antara lain satuan konsentrasi : molaritas, molalitas, normalitas, ppm, pH.
Contoh menganalisis konsep dalam konsep-konsep fisika :
Topik Jenjang Kelas/Semester
: Suhu dan Kalor : SMA : X / Satu
Konsep N o
Label
1 Temperat ur
Jenis Abst rak
Atribut
Defen isi
Kriti s
Deraj Kalo at r, panas pem dingin u-nya aian suatu benda
Variabe l Kerja
Super ordina t Energ i, kalor
Posisi Koo Sub rordinat dinat Volu Kecepata -me, n partikel teka n-an
Conto h
Suhu tubuh
No Co nto h Per uba han wuj ud
C. Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Menganalisis Konsep
1. Konsep yang hadir tanpa masalah Konsep yang hadir tanpa masalah merupakan konsep dengan kejadian yang jelas. Artinya konsep tersebut memiliki atribut yang jelas, contoh dan non contoh yang mudah dipahami dan adanya kejelasan relefansi dengan konsep yang lain.
2. Konsep dengan kejadian yang tidak jelas Berbagai kesulitan muncul ketika kita menganalisis konsep ynag kejadiannya tidak jelas. Misalnya, atom, alam semesta dan tahun cahaya. Kesulitan dihadapi ketika akan nenentukan contoh dan non contoh (contoh dan non contohnya tidak jelas). Ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan misalnya, tidak jelasnya contoh dan non contohnya. Dalam menganalisis konsep dengan kejadian yang tidak jelas, perlu diperhatikan adanya ilustrasi yang dapat menggambarkan kejadian dan dapat menjadi pengganti contoh dan non contoh dari konsep tersebut.
3. Konsep dengan atribut kritis yang tidak jelas
ada banyak konsep yang mempunyai kejadian yang jelas tetapi tidak memiliki atribut kritis yang jelas. Misalnya Unsur dan campuran. 4. Contoh yang memerlukan prinsip
5. Konsep dengan penyajian simbolis Lambang fisika merupakan konsep dengan penyajian simbolis. Masalah yang dapat digambarkan dari konsep seperti itu misalnya apakah pemahaman siswa hanya sekedar pemahaman kata ataumenerima contoh dan non contoh.
6. Konsep yang menyebutkan proses Penyulingan, peleburan, dan elektrolisis merupakan contoh konsep yang disertai proses
7. Konsep yang menyebutkan atribut dan kekayaan konsep yang seperti misalnya massa., berat beban, muatan elektrit, dan fr ekuensi.
8. Konsep yang menguraikan atribut massa merupakan contoh konsep tersebut. Sebagai contoh ton, kiligram dan gram merupakan ukuran berat/ massa. Seseorang akan berasumsi bahwa siswa memahami konsep jika ia mengetahui defenisi dan ukurannya. Bagaimanapun sebagian dari konsep ini sulit untuk diphami dan suatu analisa konsep menggambarakan apa yang harus dipahami oleh siswa tersebut
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Konsep-konsep merupakan dasar-dasar untuk berfikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Tanpa konsep-konsep tak mungkin kita mengajar. Guru hendaknya menentukan konsep-konsep yang akan diajarkan pada para siswa, dan metode yang akan digunakan.
Analisis konsep dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran, dan untuk menentukan apakah para sisswa telah mencapai konsep-konsep pada tingkat yang sesuai. Pencapaian konsep memperlancar belajar melalui proses-proses transfer.
Dalam analisis konsep, perlu diidentifikasi karakteristik konsep, yang meliputi ; label konsep, definisi konsep, atribut konsep, hirarki konsep, jenis konsep, contoh dan noncontoh.
Tujuan utama analisa konsep adalah untuk menetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk pengajaran konsep tersebut. Hal ini berarti bahwa ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan tersebut.
Kritik & Saran Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah kami tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Herron, J. Dudley., et. al. 1977. Problems Associated With Concept Analysis. Journal of Science Education, (61)2: 185-199, (online), (http://online-library.wiley.com/doi/10.1002/sce.3730610210/abstract, diakses tanggal 21 Januari 2018). Zainal, Fikri. 2007. Filsafat Umum: Analisis Konsep << Shariah @ National Law, (online), (http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/, diakses tanggal 22 Januari 2018).