23
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Deplesi,Revaluasi dan Pelaporan ini dengan baik.Tak lupa Sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2,Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah 2.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tetang Deplesi,Revaluasi dan Pelaporan.
Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb.
Surakarta,27 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….….1
Daftar Isi……………………………………………………………………………....2
BAB I (PENDAHULUAN)
Latar Belakang………………………………………………………….……...4
Rumusan Masalah…………………………………………………….………..4
Tujuan dan Manfaat………………………………………………….………...4
BAB II (PEMBAHASAN)
DEPLESI
Definisi Deplesi……………………………………………………………5
Dasar dalam penetapan Deplesi………………………………………...…6
Metode perhitungan Deplesi…………………………………………...….7
Rumus mencari besarnya Deplesi per unit…………………………...……7
Contoh kasus Deplesi………………………………………………...……7
REVALUASI
Definisi Revaluasi……………………………………………………..…...8
Tujuan,manfaat dan Kendala Revaluasi………………………………..….8
Kelebihan dan Kekurangan Revaluasi……………………………….….…9
Dasar Hukum Revaluasi………………………………………………..…..9
Syarat Revaluasi…………………………………………………………..10
Prosedur Revaluasi………………………………………………………..11
Contoh Kasus Revaluasi…………………………………………………..13
PELAPORAN
Definisi Pelaporan………………………………………………………….15
Pihak yang memerlukan informasi Akuntansi……………………………..16
Definisi Laporan Keuangan………………………………………………..17
Jenis Laporan Keuangan……………………………………………..……17
Tujuan Laporan Keuangan………………………………………………...19
Karakteristik Laporan Keuangan…………………………………………..21
BAB III (PENUTUP)
Simpulan………………………………………………………………………….22
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….....23
BAB I
(PENDAHULUAN)
Latar Belakang
Dengan adanya penyusutan yang dialami sebuah benda baik alami atau tidak dan dapat diperbarui atau tidak,maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mengetahui berapa penyusutan yang dialami oleh benda tersebut.Penyusutan untuk benda alami yang tidak dapat diperbarui yaitu disebut dengan Deplesi.
Selain mengetahui tentang penyusutan sebuah benda,perlu juga untuk mengetahui tentang penilaian kembali sebuah aset di dalam perusahaan.Dengan mengetahui aset apa saja yang bisa dinilai kembali kita bisa mengelompokkan aset-aset tesebut dalam berbagai kelompok atau golongan.Dengan demikian kita bisa menilai sebuah aset berdasarkan kelompok atau golongan sehingga dapat dipilah-pilah mana aset yang sangat penting dan aset yang penting saja.
Setelah diadakannya berbagai kegiatan yang berkenaan dengan keuangan tersebut,kita bisa menyusun sebuah laporan keuangan yang berguna untuk mengevaluasi apakah terjadi keuntungan atau justru kerugian dalam perusahaan kita.Dengan adanya laporan keuangan kita bisa mengintrospeksi kegiatan yang telah dilakukan menguntungkan atau justru merugikan untuk selanjutnya kita perbaiki agar sesuai dengan tujuan perusahaan.
Rumusan Masalah
Bagaimana penjelasan tentang Deplesi?
Bagaimana penjelasan tentang Revaluasi?
Bagaimana penjelasan tentang Pelaporan?
Tujuan dan Manfaat
Mengetahui dan memahami penjelasan dari Deplesi
Mengetahui dan memahami penjelasan dari Revaluasi
Mengetahui dan memahami penjelasan dari Pelaporan
BAB II
(PEMBAHASAN)
DEPLESI
Definisi Deplesi
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang digunakan dalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dan lain-lain.Deplesi terkadang juga di gunakan dalam ilmu biologi sebagai penganti istilah penyusutan,berkurangnya jumlah suatu senyawa organik yang terjadi dalam sel.Kata deplesi digunakan jika penyusutan yang terjadi tidak bersifat merugikan tetapi mempunyai manfaat bagi bagian-bagian yang menerima hasil dari penyusutan tersebut.Jadi,dapat disimpulkan dari semua pengertian di atas bahwa Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, dan lain-lain.
Sejalan dengan ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesi jumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya.
Dasar dalam penetapan Deplesi
Biaya pra-eksplorasi
Adalah biaya yang terjadi sebelum hak legal untuk mengeksplorasi wilayah tertentu dilakukan.Biaya ini merupakan biaya prospek untuk memprediksi keberadaan sumber daya mineral di suatu wilayah tertentu.Biaya ini diakui sebagai beban saat terjadi.
Biaya eksplorasi dan evaluasi
Biaya eksplorasi adalah biaya yang berhubungan dengan pemerolehan hak dengan eksplorasi,melakukan studi-studi topografis,geologis,geokemis dan geofisis ; eksplorasi,penyampelan dan aktivitas pengevaluasian kelayakan teknis dan komersial penambangan sumber daya mineral.Sedangkan evaluasi adalah suatu proses dalam menyediakan informasi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut telah dicapai.
Biaya pengembangan
Biaya pengembangan meliputi :
Peralatan berwujud
Termasuk semua transportasi dan peralatan berat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber daya serta menyiapkannya untuk produksi atau pengiriman. Karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran atau penambangan ke lokasi lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak diperhitungkan dalam dasar deplesi.Peralatan harus dikelola terpisah layaknya aset tetap.
Biaya pengembangan tak berwujud
Dianggap sebagai bagian dasar deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti biaya pengeboran, terowongan, gua, dan sumur yang tidak memiliki karakteristik berwujud tetapi diperlukan dalam menambang sumber daya alam.Biaya pengembangan tak berwujud harus dipertimbangkan sebagai komponen penentuan deplesi.
Biaya Restorasi atau perbaikan
Perusahaan kadang memerlukan biaya yang substansial untuk merestorasi (perbaiki)properti kembali seperti semula setelah dilakukannya aktivitas menambang sumber daya alam.Biaya ini termasuk komponen basis perhitungan deplesi.Umumnya,Pemerintah mewajibkan perusahaan ekstraksi sumber alam untuk membuat program restorasi lahan tambang.
Metode perhitungan Deplesi
Metode Biaya
Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan satuan deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai deplesi dan lebih umum digunakan.
Metode persentase
Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban deplesi harus dihitung dengan kedua
metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti.
Rumus mencari besarnya Deplesi per unit
Total Biaya – Nilai sisa
Total estimasi hasil yang diperoleh
Contoh Kasus Deplesi
PT Latanusa memperoleh hak untuk menggunakan tanah seluas 1000 are di daerah Gunung Kidul untuk mengeksplorasi sumber minyak.Proyek ini dikenal dengan proyek A.Biaya sewa yang dikeluarkan untuk proyek A sebesar Rp 100.000.000 , biaya eksplorasi yang berkaitan langsung dengan penemuan sumber alam tersebut sebesar Rp 1.200.000.000.Diperkirakan sumber daya mineral yang ditemukan tersebut akan menghasilkan 1.000.000 barrel minyak,maka deplesi per barrel dihitung sebagai berikut :
Biaya sumber daya mineral = Rp 1.500.000.000
Nilai residu = Rp 0
Taksiran unit tersedia = 1.000.000 barrel
Tarif deplesi dihitung sebagai berikut :
Rp 1.500 per barrel=Rp 1.500.000.000 – Rp 0
Rp 1.500 per barrel
=
1.000.000 barrel
Jika PT Latanusa mengekstraksi sebanyak 50.000 barrel pada tahun pertama,deplesi untuk tahun ini adalah Rp 1.500 x 100.000 barrel = Rp 150.000.000.
Ayat Jurnal untuk mencatat deplesi adalah :
Sediaan minyak Rp 150.000.000
Deplesi Akumulasian Rp 150.000.000
REVALUASI
Definisi Revaluasi
Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.
Tujuan,Manfaat dan Kendala Revaluasi
Tujuan Revaluasi
Tujuan penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Manfaat Revaluasi
Revaluasi aktiva tetap mempunyai manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu:
Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal
Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus)
Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya beberapa rasio keuangan perusahaan,khususnya yang ditunjukkan oleh debt to assets ratio dan debt to equity ratio
Penghematan pajak yang terjadi sebagai akibat bertambah besarnya nilai penyusutan aktiva,yang dapat memberikan penghematan pajak sebesar 30% dari nilai tambah penyusutan.Sementara keuntungan dari revaluasi aktiva hanya dikenakan pajak final sebesar 10%
Kendala Revaluasi
Kegiatan revaluasi ini tergolong kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan dan memerlukan biaya yang besar untuk membayar jasa penilai.
Kelebihan dan Kekurangan Revaluasi
Kelebihan Revaluasi
- Neraca akan menunjukkan posisi kekayaan yang wajar sehingga pemakai laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan tepat.
- Selisih lebih penilaian kembali juga akan meningkatkan struktur modal sendiri, yang artinya perbandingan antara pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity) atau DER membaik.
- Dengan membaiknya DER, perusahaan dapat menarik dana melalui pinjaman dari pihak ketiga maupun emisi saham.
b. Kekurangan Revaluasi
- Naiknya beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam laba rugi atau dibebankan ke harga pokok produksi.
- Dari sisi perpajakan, selisih lebih yang diakibatkan dari revaluasi aktiva tetap merupakan objek pajak yang dikenai pajak final 10%.
Dasar Hukum Revaluasi
a. Undang-undang RI nomor 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
*Pasal 4 huruf m : yang menjadi objek pajak penghasilan adalah selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
*Pasal 11 ayat (5) : apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva tersebut.
b. Keputusan Dirjen Pajak KEP-519/PJ/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Tata Cara Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 486/KMK.03/2002 tentang Penilaian Kembali Aktiva Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Perusahan untuk Tujuan Perpajakan.
Syarat Revaluasi
WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan). Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang dapat melakukan revaluasi.
Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah :
SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP.
SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada keputusan keberatan.
Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada putusan Banding dari pengadilan pajak.
Keputusan PK dari MA.
STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan / penghapusan sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan STP, tetapi belum mendapatkan keputusan.
Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat direvaluasi.
Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat dilakukan setiap tahun atau satu kali dalam setahun. Dilakukan oleh perusahaan penilai yang mendapat ijin pemerintah.
Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat ijin dari Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.
Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan dari KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi nilai revaluasi, dengan hasil :
Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar
Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.
Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar maka terdapat Selisih Lebih Revaluasi, yaitu Nilai Pasar ( Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiskal pada awal bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi sebesar 10 % Final setelah dikurangi / dikompensasi terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal.
Kompensasi Rugi Fiskal :
Tidak lebih dari 5 tahun.
Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT WP.
Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan keberatan.
Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit sebesar 20%.
Prosedur Revaluasi
Prosedur permohonan revaluasi :
Wajib pajak (WP) yang dapat mengajukan permohonan untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah WP Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak termasuk WP yang memperoleh ijin menyelenggarakan pembukuan dengan mata uang asing.
Syarat-syarat pengajuan permohonan :
WP dapat mengajukan permohonan dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.
Aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah aktiva tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
Penelilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian altiva tetap perusahaan termasuk aktiva tetap yang sudah pernah dilakukan penilaian kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dan hanya dapat dilakukan penilaian kembali paling banyak satu (1) kali dalam satu tahun buku.
WP yang melakukan penilaian kembali aktiva tetap wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yang membawahi KPP tempat WP terdaftar (KPP domisili) paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal dilakukan penilaian kembali aktiva tetap dengan melampirkan :
Fotokopi surat ijin usaha jasa penilai yang dilegalisir oleh instansi 8pemerintah yang berwenang untuk menerbitkan surat ijin usaha tersebut.
Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesional yang diakui pemerintah.
Daftar Penilaian Kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan.
Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat WP terdaftar.
Permohonan WP yang terlambat diajukan atau tidak dilengkapi dengan lampiran sampai dengan batas waktu sebagaimana diatur tidak dapat dipertimbangkan.
Apabila permohonan WP menurut hasil penelitian telah memenuhi persyaratan formal dan material, maka Kepala Kantor Wialayah wajib menerbitkan Keputusan persetujuan atau penolakan Direktur Jendral Pajak paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan WP.
Apabila setelah lewat batas waktu 30 hari kerja Kepala Kantor Wilayah belum menerbitkan Keputusan persetujuan atau penolakan, maka permohonan WP dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah wajib menerbitkan keputusan paling lambat tiga (3) hari setelah tanggal berakhirnya batas waktu tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi :
1. Revaluasi parsial atau menyeluruh
Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi atas sebagian aktiva tetap yang ada atas pertimbangan perusahaan. Bagi perusahaan perkebunan, revaluasi tanah tidaklah menarik karena selisih revaluasi akan terkena pajak final sebesar 10% padahal tanah tidak disusutkan sehingga tambahan biaya penyusutan tahun-tahun berikutnya hanya dari selisih lebih revaluasi atas aktiva tetap selain tanah. Karena hal tersebut maka perusahaan lebih untung jika tidak merevaluasi tanah.
2. Pembayaran PPh 10% yang bersifat final
Bagi perusahaan yang akan melakukan revaluasi perlu melakukan penghitungan apakah membayar PPh 10% itu lebih menguntungkan dibanding dengan tariff PPh badan sebesar 25%. Aktiva tetap yang sudah direvaluasi dan biaya penyusutan akan mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP). Umur aktiva akan kembali seperti semula, meskipun sebenarnya telah digunakan lebih dari separuh umur.
3. Pembayaran pajak lebih dari lima (5) tahun untuk perusahaan yang melakukan penggabungan.
Perencanaan Pajak Terhadap Revaluasi Aktiva Tetap
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan pajak terhadap revaluasi aktiva tetap antara lain :
a) Kondisi perusahaan
b) Laba dan rugi perusahaan
c) Dampak revaluasi, dan
d) Apakah perusahaan mempunyai atau tidak mempunyai rugi fiskal.
Contoh kasus Revaluasi
Revaluasi Hotel Montana Dua Malang
Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar Rp. 5.420.090.031,24. Dari selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10% bersifat final, sehingga pajak yang harus dibayar akibat adanya revaluasi adalah sebesar Rp. 542.009.003,12. Selisih revaluasi akan tampak pada neraca sisi pasiva di bagian modal. Sedangkan pengaruhnya terhadap laporan laba rugi perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi aktiva tetap.
Perhitungan penghematan pajak
nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut :
- Tanah Rp 900.000.000.
- Bangunan permanent (20 tahun) Rp 1.200.000.000.
- Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 420.000.000)
- Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000.
- Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun (Rp 1.400.000.000).
Hasil penilaian sesuai harga pasar
- Tanah Rp 3.960.000.000
- Bangunan Rp 2.420.000.000
- Peralatan / kendaraan Rp 920.000.000
Prediksi laba tahun 2002 (sebelum penyusutan) : Rp 350.000.000
Jika melakukan revaluasi
Aktiva Tetap
Nilai Buku
(dalam Rp)
Harga Pasar
(dalam Rp)
Selisih Lebih Revaluasi
(dalam Rp)
Tanah
Bangunan
Peralatan dan Kendaraan
900.000.000
780,000,000
200,000,000
3.960.000.000
2.420.000.000
920.000.000
3.060.000.000
1.640.000.000
720.000.000
PPh final 10%
1.880.000.000
5.420.000.000
542.000.000
Laba
Rp 350.000.000
Penyusutan
- Bangunan = Rp 3.960.000.000 x 5%
(Rp 198.000.000)
- Peralatan&kendaraan = Rp920.000.000 x 12,5%
(Rp 115.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
Rp 37.000.000
Pajak PPh badan 25%
Rp 9.250.000
Jumlah pajak yg harus dibayar
Rp 551.250.000
Jika tidak melakukan revaluasi
Laba
Rp 350.000.000
Penyusutan
- Bangunan
(Rp 60.000.000)
- Peralatan&kendaraan
(Rp 20.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
Rp 270.000.000
Pajak PPh badan 25%
Rp 67.500.000
Pelaporan
Definisi Pelaporan
Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu.
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan.Aspek-aspek tersebut antara lain : lembaga yang terlibat,misalnya,penyusunan standar,badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal,peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum).Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Pelaporan adalah aktivitas yang berlawanan arah dari pengawasan.Jika pengawasan dilakukan oleh pihak atasan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja bawahan,sedangkan pelaporan adalah jawaban dari kegiatan pengawasan tersebut.
Laporan yang disampaiakan kepada atasan tidak harus berupa uraian lengkap seperti memorandum akhir jabatan,atau tidak juga seperti lapran penelitian yang wujudnya tebal dengan sistematika baku,tetapi dapat disusun mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling lengkap.
Pihak-pihak yang memerlukan informasi Akuntansi
Pemakai informasi akuntansi dibagi menjadi :
Pihak Internal
Pihak Internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar.Contohnya, seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
Pihak Eksternal
Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak.Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik,maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Pemegang Saham/pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan.Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditur seperti meminjam uang di bank,berhutang barang pada supplier/pemasok.Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi auntansi suatu organisasi,seperti para karyawan,serikat pekerja,auditor akuntan public,polisi,pelajar/mahasiswa,wartawan dan banyak lagi lainnya.
Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Jenis Laporan Keuangan
Jenis Laporan Keuangan yang diakui oleh IAI maupun FASB adalah :
Neraca
Neraca adalah bagaian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.Neraca terdiri dari 3 unsur,yaitu aset,kewajiabn dan ekuitas.
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan,caturwulan atau tahunan).
Bentuk Neraca :
Neraca bentuk Staffel
Neraca bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan meletakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit.Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum.
Neraca bentuk Scontro
Neraca bentuk Scontro adalah neraca yang memisahkan antara aktiva dan pasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelah menyebelah.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsure-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah :
Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansu dalam bentuk penambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal.
Beban (Expense)
Beban adalah manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva.Dengan kata lain kewajiban yang mengakibatkan penuruan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada peranan modal.
Manfaat laporan Laba Rugi :
Menetapkan besarnya pajak penghasilan
Menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas (keuntungan).
Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan tahun lalu.
Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya/beban dan jenis komposisinya.
Susunan laporan laba rugi dapat dibuat dengan bentuk :
Single step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha,pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumahakan dalam satu kelompok.Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban.Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi.Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Multi step
Penyusunan laporan laba rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha,pendapatan luar usaha dan beban luar usaha.Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lainlain.Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industry.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode.Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
Laporan perubahan posisi keuangan
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana.Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliranmasuk dan keluar uang (kas) perusahaan.Unsur yang berkaitan langsusng dengan pengukuran posisi keuangan :
Aktiva (Asset)
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi yang diharapkan akan diperoleh perusahaan pada masa yang akan datang.
Kewajiban (liabilitas)
Kewajiaban adalah utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu.Penyelesaian utang mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (aktiva)
Modal (Ekuitas)
Modal adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Tujuan Laporan Keuangan secara umum :
Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva,kewajiban dan modal.
Membantu para pemakai dalam memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas belanja.
Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
Tujuan Kualitatif laporan Keuangan :
Relevan
Biasanya relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya karena jika informasi tersebut tidak relevan maka informasi tersebut tidak ada gunanya bagi pemakai informasi tersebut.Terkadang suatu informasi mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk satu pengguna tetapi belum tentu untuk pengguna yang lain.
Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakainya,sehingga pemakai diharapkan mempunyai kemampuan mengenai aktivitas perusahaan,proses akuntansi dan laporan keuangan.
Daya Uji
Untuk dapat meningkatkan manfaatnya maka harus dapat diuji kebenarannya oleh pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama,namun ini bersifat subyektif.
Netral
Informasi harus untuk kepentingan umum pemakai tidak boleh tergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.
Tepat Waktu
Hal ini dimaksudkan supaya dapat digunakan secepat mungkin dan menghindari tertundanya suatu keputusan hanya karena tidak tepat waktu.
Daya saing
Laporan akan lebih berguna jika laporan tersebut disajikan secara komparatif,misalnya dikomparatifkan dengan tahun sebelumnya atau misalnya dikomparatifkan dengan laporan keuangan dengan perusahaan yang sejenis pada tahun yang sama.
Lengkap
Maksudnya bahwa tidak hanya menghendaki pengungkapan fakta keuangan yang penting saja melainkan juga menghendaki penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan bagi para pemakainya.
Karakteristik Laporan Keuangan
Terdapat 4 karakteristik kualitatif pokok,yaitu :
Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna.
Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna.
Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material.
Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
BAB III
(Penutup)
Kesimpulan
Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, dan lain-lain.Di dalam menentukan deplesi terdapat 4 dasar,yaitu : 1.Biaya pra-eksplorasi,2.Biaya eksplorasi dan evaluasi,3.Biaya pengembangan dan 4.Biaya restorasi atau perbaikan.Sedangkan metode dalam perhitungan deplesi ada 2,yaitu metode biaya dan metode persentase.
Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. Tujuan penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu.Serta pihak yang memerlukan informasi akuntansi ada pihak internal dan pihak eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinan,Efraim.Akuntansi Keuangan Menengah 1 : edisi 1.2012.Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
http://ratnadestiningrum.blog.com/2014/09/28/materi-pengantar-bisnis-bab11akuntansi-dan-laporan-keuangan/
http://alfiechientacareer.blogspot.co.id/2013/05/pelaporan-dan-laporan-keuangan.html?m=1
http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-revaluasi-aktiva-tetap.html