AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA Disusun oleh :
NURBAITI (150420036) NURIN HILYATI (150420037) RISKA NAVIRA (150420042) SAFIRA (150420043) SYAHRONI HAITAMI (150420044)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2016-2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukarmenukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan kemajuan peradaban manusia. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang bernama Lucas Paciolo pada tahun 1494.
Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan biaya.
1.2. Rumusan masalah 1. Apa pengertian biaya dan akuntansi biaya ? 2. Bagaimanakah konsep biaya ? 3. Apa sajakah klasifikasi biaya? 4. Bagaimanakah metode pengumpulan dan penentuan harga pokok produk ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian akuntansi biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang menghasilkan barang atau jasa. atau jasa. Biaya Biaya didefinisikan sebagai waktu sebagai waktu dan sumber dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata satuan mata uang. Penggunaan uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai. A. Pengertian menurut para ahli
1. Menurut Schaum
Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa.
2. Menurut Carter dan Usry
Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
2.1.1. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas” .
Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus melalui hutang lebih dahulu. Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang atau kenaikan kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) sebagai akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter
(penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut : Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya. Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching) dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai aktiva, selama pemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkan pendapatan pada priode yang akan datang. FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut. Lepas dari perbedaan tersebut, yang jelas setiap cost yang dinyatakan keluar dalam rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari cost yaang langsung dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva. 2.1.2 konsep biaya
Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan mendefinisikan biaya sebagai “ suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin peroleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisis dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau atas aset lain yang ter jadi pada saat ini atau dimasa yang akan datang. “ Istilah biaya menjadi lebih spesifik ketika istilah tersebut dimodifikasi dengan deskripsi seperti langsung, utama ( primer ), konversi, tidak langsung, tetap, variable, terkendali, produk, periode, bersama ( join ), estimasi, standar. Setiap modifikasi mengimplikasikan mengimplikasikan suatu atribut tertentu yang penting dalam pengukuran biaya. 1. Objek biaya Suatu objek biaya ( cost object ), atau tujuan biaya, didefenisikan sebagai suatu item atau aktifitas yang biaya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah item-item dan aktivitas-aktivitas yang dapat menjadi objek biaya : Produk Batch dan unit-unit sejenis Pesanan pelanggan Kontrak Lini produk
proses departemen divisi proyek tujuan strategis
Konsep dari objek biaya adalah suatu trobosan ide dalam bidang akuntansi. 2. Kemampuan untuk menelusuri biaya ke objek biaya Setelah objek dipilih, pengukuranbiaya sangat bergantug pada kemampuan untuk menelusuri ( traceability ) biaya ke objek bia ya. Kemampuan untuk menelusiri biaya menentukan seberapa objektif, handal, dan berartinya ukuran biaya yang dihasilkan, seberapa yakinnya pengambilan keputusan dalam memahami dan mengandalkan ukuran biaya tersebut sebagai dasar untuk membuat prediksi dan mengambil keputusan. Pada tingkat ekstrem dari biaya yang dapat dap at di telusuri secara langsung adalah item-item item -item secara fisik atau kontrak dapat di identifikasi sebagai kompo nen dari unit produk jadi. Misalnya saja,unit tersebut dapat di periksa,di timbang,dan di ukur u ntuk menentukan jenis dan jumlah dari setiap bahan baku dan komponen yang menyusunnya. S elain itu, perjanjian royalty atau lisensi paten dapat di baca untuk menentukan jumlah yang harus di bayar kepada pemilik paten untuk izin memproduksi unit tersebut. Ini adalah contohcontoh yang paling jelas untuk biaya langsung. Di dekat ekstrem tersebut adalah biaya-biaya yang secara empiris dapat di telusuri ke produksi unit dengan mengobservasi proses produksi. Hal ini termasuk: Biaya tenaga kerja untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan biaya tenaga kerja untuk menangani bahan baku; pola kertas tidak menjadi bagian dari produk itu; serta sebagian dari energi. Di luar item-item biaya yang secara fisik, kontrak atau empiris dapat di telusuri, terdapat suatu tingkat arbiter tertentu dalam usaha untuk mengidentifikasi biaya tambahan dari suatu unit produk. Misalnya, biaya bahan baku dan tenaga krja yang dapat di telusuri ke sejumlah kecil unit rusak, yang bisa saja di produksi bersamaan dengan unit-unit unit -unit yang bagus, dapat di masukkan secara logis sebagai bagian dari biaya unit-unit yang bagus. Berpindah dari ekstrem ke bagian tengah kontinum, kita menemukan biaya-biaya yang dapat di telusuri ke suatu batch atau lot dari unit-unit sejenis dari suatu produk, misalnya; biaya persiapan (setup cost) biaya untuk menyesuaikan mesin sebelum batch tersebut dapat di produksi. Biaya persiapan dapat di identifikasikan ke satu unit produk di batch tersebut hanya dengan cara alokasi. Biaya persiapan dapat di bagi dengan jumlah unit actual yang di produksi dalam satu batch, atau dengan jumlah normal, atau jumlah ideal. Di ujung eksterm yang lain dari kontinum itu adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasikan ke satu unit produk hanya dengan cara alokasi yang paling arbiter dan sulit untuk di pertahankan. Satu contoh adalah lokasi dari sejumlah kecil biaya umum tingkat korporat, seperti pajak penghasilan dan biaya bunga obligasi ke setiap unit produk yang di produksi oleh setiap departemen, setiap pabrik, setiap devisi dari perusahaan. Di antara perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah m emulai untuk memeriksa serta merestrukturisasi system akuntansi biayanya, terdapat kecendrungan untuk mengandalkan pada kemampuan untuk menelusuri sebagai dasar yang paling penting untuk mengklasifikasikan dan memahami biaya.
3 Kemampuan untuk menelusuri biaya di industri jasa
Kemampuan untuk menealusuri biaya adalah penting untuk pengambilan keputasan di industri jasa sebagaimana halnya dengan di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai penetapan harga, tender, serta penghilangan atau penambahan penambahan suatu jasa, mengetahui biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat penting dalam lingkungan kompetitif mana pun, dan kemampuan untuk menelusuri biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti halnya dalam menghitung biaya dari barang hasil manufaktur. 2.1.3 klasifikasi biaya Klasifikasi biaya adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun dan mengalokasi biaya. Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:8386) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara biaya dengan: 1). Obyek Pengeluaran , dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji. 2). Fungsi Pokok Perusahaan , dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi: a. Biaya produksi (Manufacturing) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku (Raw Material Cost) Cost) yakni bahan yang merupakan bagian integral dari produk jadi, biaya tenaga kerja langsung atau upahlangsung (Direct Labour Cost) Cost) yakni upah untuk tenaga kerja langsung untuk keperluan komponen dari produk jadi, dan bia ya overhead pabrik (BOP) atau biaya bia ya umum pabrik (Factory Overhead Cost) yakni segala bahan dan upah tidak lanngsung, serta biaya produksi yang tidak secara langsung dapat dibebankan pada satuan, pekerjaan atau produk tertentu. b. Biaya pemasaran (Marketing) , , yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan. c. Biaya administrasi dan umum (Administration) , yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan/menetapkan kebijakan. iancial) l) yakni biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana. d. Keuangan (F iancia 3) Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai , diklasifikasikan menjadi: a. Biaya langsung , adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai. 4) Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan , diklasifikasikan menjadi: xed C ost) st) adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif a. Biaya tetap ( F i xed tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan b. Biaya variabel ( V ar i able Cost) perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. c. Biaya semi variabel (Semi Variable) adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
5) Atas Dasar Waktu , dibagi menjadi: venue expendi expenditur ture e) , adalah biaya a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan ( r evenue yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang. b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi. 6) Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan , biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu: a. Biaya standar dan biaya dianggarkan . (1) Biaya standar (Standard Cost) , merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk (2) Biaya yang dianggarkan (Budget Cost), merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan. b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali (1). Biaya terkendali (controllable cost) , merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu. (2). Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost) , merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu. c. Biaya tetap commited dan discretionary (1) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen. (2) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen. d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan (1). Biaya variabel teknis (engineered variabel cost) , adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (2). Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost) , adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen. e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan (1) Biaya relevan (relevan cost) , biaya masa mendatang berbagai alternatif untuk mengambil keputusan atau dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen. (2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs) , merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen. f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan (1). Biaya terhindarkan (avoidable costs) , adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternative keputusan. (2). Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs) , adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya. g. Biaya diferensial dan biaya marjinal (1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan aktivitas (misal : penjualan) sejumlah unit tertentu.
nal cost costs), s), adalah biaya di mana produksi harus sama dengan penghasilan (2) Biaya marjinal ( mar ji nal marjinal jika ingin memaksimalkan laba. h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
2.1.4 Metode Pengumpulan Pengumpulan dan Penentuan Harga Pokok Produksi 1. Metode pengumpulan harga pokok produksi Harga pokok produksi merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan yang akan digunakan oleh manajer untuk tujuan yang beraneka ragam. Sebagai contoh, harga pokok produk dari sebuah produk jadi berguna untuk menetapkan harga jual produk. Di samping itu, harga pokok produksi yang akurat juga memungkinkan bagi manajer untuk mengelola operasi secara efektif dan efisien, serta merupakan faktor penting dalam pembuatan laporan keuangan. Ada dua jenis sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk menentukan harga pokok, yaitu: job yaitu: job order cost systems systems dan process cost systems systems seperti Activity Based Costing. Jenis mana yang digunakan untuk menentukan harga pokok sangat tergantung pada jenis proses produksi perusahaan yang bersangkutan.
job order cost co st system adalah Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya biaya-bia ya produksi dikumpulkan d ikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu, atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan harga pokoknya secara individual. Metode ini tepat digunakan bila produksi terdiri dari atau merupakan pesanan khusus serta waktu yang dikehendaki untuk memproduksi suatu unit produksi relatif panjang dimana harga jual banyak tergantung dari biaya produk. 3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. 1. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut LM Samryn, full costing adalah :
“Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.” memperhatikan perilakunya.” Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut. 1. Variabel Costing Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi. Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “ Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”15) pokok.”15) Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsifungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
BAB III KESIMPULAN & PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biayaterhadap biaya biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi suatu organisasi untuk menghasilkan barang menghasilkan barang atau jasa. atau jasa. Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas” . Konsep biaya terdiri dari objek biaya, kemampuan untuk menelusuri biaya ke objek biaya dan kemampuan untuk menelusuri biaya di industri jasa. 3.2 kasus
Kasus Harga Pokok Produksi Perusahaan mebel “ANTIK” mempunyai 2 departemen produksi A dan departemen produksi B. Pada bulan Januari 2009 mendapat pesanan sebagai berikut: - Dari UNY 200 buah kursi kuliah @ Rp60.000,00. - Dari UGM 50 buah meja kerja @ Rp70.000,00. Catatan: Pesanan tersebut diberi kode masing-masing K-1 d an M-3. Pesanan K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan. Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut: 1 Pemakaian bahan: Pesanan
Dept. A
Dept. B
Jumlah
K-1
Rp4.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp5.000.000,00
M-₂
Rp1.500.000,00
Rp250.000,00
Rp1.750.000,00
Rp5.500.000,00
Rp1.250.000,00
Rp6.750.000,00
2 Biaya tenaga kerja langsung: Pesanan
Dept. A
Dept. B
Jumlah
K-1
Rp1.600.000,00
Rp800.000,00
Rp2.400.000,00
M-₂
Rp500.000,00
Rp200.000,00
Rp700.000,00
Rp2.100.000,00
Rp1.000.000,00
Rp3.100.000,00
3 Biaya overhead pabrik: Departemen
BOP-Dibebankan
BOP-Sesungguhnya
A
50% biaya bahan baku
Rp2.700.000,00
B
80% biaya tenaga kerja langsung
Rp950.000,00
Dari data tersebut diminta untuk membuat jurnal-jurnal yang diperlukan dan job order cost sheet masing-masing pesanan. Jawaban :
Jurnal-jurnal yang diperlukan. 1 Mencatat pemakaian bahan: BDP-bahan baku dept. A BDP-bahan baku dept. A Persediaan bahan baku
Rp5.500.000 Rp1.250.000 -
Rp6.750.000
2 Mencatat pembebanan gaji dan upah ke masing-masing pesanan: BDP-TKL dept. A BDP-TKL dept. B Biaya gaji dan upah
Rp2.100.000 Rp1.000.000 -
Rp3.100.000
3 Mencatat biaya overhead yang dibebankan: BDP-overhead pabrik dept. A Rp2.750.000* BDP-overhead pabrik dept. B Rp 800.000** BOP-Dibebankan dept. A BOP-Dibebankan dept. A * 50% x (Rp4.000.000+Rp1.500.000)
Rp2.750.000 Rp 800.000
** 80% x (Rp800.000+Rp200.000) 4 Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya: BOP-sesungguhnya dept. A BOP-sesungguhnya dept. B Macam-macam kredit
Rp2.700.000 Rp 950.000 -
Rp3.650.000
5 Mencatat pemindahan barang selesai dari departemen A ke departemen B: BDP-HPP dept. A dept. B Rp10.350.000 BDP-bahan baku dept. A BOP-tenaga kerja dept. A BOP-overhead pabrik dept. A -
Rp5.500.000 Rp2.100.000 Rp2.750.000
6 Mencatat pemindahan dari departemen B ke produk jadi dan program BDP: Persediaan produk jadi Rp10.040.000 Persediaan BDP Rp 3.360.000 BDP-HPP dept. A dept.B Rp10.350.000 BDP-BB dept.B Rp 1.250.000 BDP-TK dept.B Rp 1.000.000 BDP-OP dept.B Rp 800.000
7 Kartu pesanan
Jurnal-jurnal yang diperlukan. Mencatat penyerahan pesanan: 1 Piutang dagang/Kas Penjualan 2 HPP Persediaan produk jadi
Rp12.000.000 Rp10.040.000 -
Rp12.000.000 Rp10.040.000
Catatan: Hal yang sama dapat dibuat untuk job order cost sheet atas pesanan dari UGM A. Sisa bahan timbul karena: 1. Produksi dijalankan secara efisien. 2. Produksi dijalankan secara tidak efisien. (Sisa bahan ada yang laku dijual, ada yang tidak laku dijual)
B, Produk rusak timbul karena: 1. Sulitnya proses pengerjaan. 2. Sifat normal proses produksi. 3. Kurangnya pengawasan produksi. (Produk rusak ada yang laku dijual, ada yang tidak laku dijual) C, Produk cacat timbul karena: 1. Sulitnya proses pengerjaan. 2. Sifat normal proses produksi. 3. Kurangnya pengawasan produksi. (Produk cacat ada yang laku
dijual,
ada
yang
tidak
laku
dijual)
DAFTAR PUSTAKA
carter, William. K. 2009. Akuntansi 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta:Selemba Empat https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/21/metode-penentuan-harga-pokok produksi/ https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_biaya https://id.wikipedia.org/wiki/Biaya