LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG 11 PERINATOLOGI RSSA MALANG
Disusun oleh: PUTRI PURBORINI KURNIAWATI 1401470048
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN LAWANG 2016
LAPORAN PENDAHULUAN BBLR
A. KONSEP TEORI
1. DEFINISI Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012). sofian,2012). Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya 2500 gram gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman Iman santosa) Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013). 2013). KLASIFIKASI 1. BBLR digolongkan berdasarkan masa gestasinya: a. Prematur Murni Adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan dengan usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan. b. Dismaturitas Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurva perumbuhan intrauterin biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. (Proverawati, 2010) 2. Bayi BBLR digolongkan berdasarkanharapan hidupnya: a. Bayi BBLR, berat lahir 1500-2500 gram b. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir 1000-1500 gram c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1000 gram
2. PATHWAY
3. ETIOLOGI Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah,yaitu : a. Prematur Murni Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan premature atau BBLR adalah : 1. Faktor Ibu :
Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan gangguan pembuluh darah (perokok).
Primigravidarum.
Usia ibu < 20 tahun.
2. Faktor kehamilan:
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor plasenta:
Kelainan plasenta
Plasenta previa
Agresva plasenta
Infark
Tumor
Sindrom transfusi
4. Faktor janin:
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
Infeksi congenital (missal : rubella)
5. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
b. Dismature Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu : 1.
Proportionate IUGR Janin
yang
menderita
distress
yang
lama
dimana
gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu. berminggu-minggu. 2.
Disporpotionate IUGR Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa
hari
sampai
janin
lahir.
Factor-faktor
yang
mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah :
Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali pusat).
Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam kandungan)
Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4. MANIFESTASI KLINIS Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah : a.
Sebelum lahir
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Pergerakan janin lebih lambat.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
b.
Setelah bayi lahir
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah : 1.
Berat badan dari 2500 gram.
2.
Panjang kurang dari 45 cm.
3.
LD < 30 cm.
4.
LK < 33 cm.
5.
Umur kehamilan < 37 minggu
6.
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7.
Otot hipotonik lemah.
8.
Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9.
Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : a.
Pemeriksaan skor ballard
b.
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
c.
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d.
Foto dada dan USG
6. PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN MEDIS a. Penanganan bayi. Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator. b. Pelestarian suhu tubuh. Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat diraw at dalam incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,4 0C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi yang lebih kecil. c. Pemberian oksigen Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box. d. Pencegahan infeksi Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik.
Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi selama 20-30 detik
e. Pemberian makanan. Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin. b. Orang tua
: nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan dan alamat. c. Riwayat kesehatan :
Riwayat antenatal :
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,kelainan congenital.
Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala
II
:persalinan
dengan
tindakan
pembedahan,
karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan.
Riwayat post natal :
Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (03), asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointestinal, muntah, muntah, aspirasi, kelemahan kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB : frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang baik.
Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap cahaya.
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lender.
Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia he rnia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum sempurna.
Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia mayir dan labia la bia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta warna dari feces.
Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang.
2. Diagnosa yang mungkin muncul a. Ketidakefektifan pola nafas b/d tidak adekuatnya ekspansi paru b. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat d. Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan
3. Intervensi Keperwatan No 1.
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan a. Berikan posisi nafas b/d tidak adekuatnya tindakan
kepala
ekspansi paru
ekstensi
keperawatan, diharapakan
Pola b. Berikan
sedikit
oksigen
kecukupan
metode
oksigen
dengan
Kriteria hasil :
yang sesuai.
Menurun b. Nafas b. Nafas
c. Observasi kedalaman
spontan
adekuat c. Tidak sesak d. Tidak ada retraksi
jalan nafas b. Memenuhi
nafas yang efektif
a. Kebutuhan oksigen
Rasional a. Melancarkan
dalam
tubuh irama, dan
c. Mengetahui irama,
frekuensi
kedalaman
pernafasan.
frekuensi pernafasan.
dan
2.
Gangguan pertukaran gas
Setelah
b/d
tindakan
kurangnya
ventilasi
dilakukan a. Lakukan
lendir kalau perlu
alveolar sekunder terhadap keperawatan, defisiensi surfaktan
isap
b. Berikan
diharapakan
dengan
Pertukaran
gas
adekuat.
b. Memenuhi
metode
kebutuhan
yang sesuai.
a. Tidak sianosis. b. Analisa gas darah normal
kulit.
normal.
saturasi
oksigen
d. Memantau kebutuhan
tanda-
perburukan
pernafasan
saturasi
oksigen e. Mengetahui adanya tanda-tanda
f. Lapor
dokter
apabila
perburukan pernafasan.
terdapat tanda
c. Mengetahui adanya sianosis.
d. Ukur
tanda
oksigen
dalam tubuh warna
e. Observasi
c. Saturasi oksigen
jalan
nafas.
oksigen
c. Observasi
Kriteria hasil :
a. Melancarkan
tanda-
perburukan
pernafasan
f. Mendapatkan tindakan yang tepat. g. Memantau
g. Mendapatkan tindakan
hasil
laboratorium. yang
tepat. h. Kolaborasi
dalam
pemeriksaan analisa gas darah. 3.
Perubahan dari
nutrisi
kebutuhan
kurang
Setelah
tubuh
tindakan
dengan
keperwatan,
yang tepat.
berhubungan dengan tidak
adekuatnya persediaan zat diharapkan
dilakukan
a. Berikan ASI/PASI
Nutrisi b. Timbang
besi, kalsium, metabolisme adekuat yang tinggi dan intake yang
Kriteria hasil :
kurang adekuat
a. Berat badan naik 10-30 gram / hari
metode
nutrisi
berat b. Mengetahui
c. Catat intake dan
d. Kolaborasi
kebutuhan tubuh.
badan setiap hari
output
a. Memenuhi
peningkatan penurunan
/ berat
badan. dalam c. Memantau
jumlah
b. Tidak ada edema
pemberiantotal
cairan
c. Protein
parenteral nutrition
keluar.
dan
albumin
darah
dalam
batas
kalau perlu.
Resiko tinggi hipotermi atau Setelah dilakukan hipertermi fungsi
b/d
imaturitas tindakan
termoregulasi
atau keperawatan,
perubahan suhu lingkungan lingkungan
kebutuhan
a. Rawat bayi dengan a. Menurunkan suhu
lingkungan
sesuai.
tubuh bayi stabil.
kontak
langsung
Kriteria Hasil :
dengan
benda
b. Akral hangat
sebagai
hipotermi
/
bayi b. Menurunkan
risiko
hipotermi
/
hipertermi.
sumber c. Memantau
dingin/panas. c. Ukur
risiko
hipertermi.
b. Hindarkan
-37,5 0C
cairan
dan nutrisi.
diharapkan suhu
a. Suhu 36,5 0C
dan
d. Memenuhi
normal
4.
masuk
suhu
terjadinya bayi
peningkatan
setiap 3 jam atau
penurunan
kalau perlu.
tubuh.
/ suhu
d. Ganti popok bila d. Menghindarkan basah.
kontak
langsung
dengan kelembaban.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. 3. Jakarta : EGC. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing.
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. J akarta : EGC. Khadijah, F. 2013. LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BBL (https://www.academia.edu/28562229/BAYI_BERAT_LAHIR_RENDAH_ BBLR_) diakses pada tanggal 28 Oktober 2016
PENDAHULUAN BERAT BADAN BADAN LAHIR Yulia, W. 2015. LAPORAN PENDAHULUAN RENDAH .(https://www.academia.edu/17021064/LAPORAN_PENDAHUL
UAN_LP_BERAT_BADAN_LAHIR_REND UAN_LP_BERAT_BADAN_LAHIR_RENDAH_BBLR_?auto=download) AH_BBLR_?auto=download) diakses pada tanggal 28 Oktober 2016