Laporan Pendahuluan Praktikum Keperawatan Anak Suction Oleh Desty Hersiana M, 0906510741
1. Pengertian tentang tindakan
Suction atau pengisapan merupakan alat untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memudahkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengelurkan sekret pada anak yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
2.
3.
Tujuan
dari tindakan
y
Mempertahankan
y
Membebaskan
kepatenan jalan nafas
jalan nafas dari sekret / lendir yang menumpuk
Indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi dari tindaka n Indikasi y
Ada
atau tida knya sekret sekret yang menyumbat jalan napas dengan ditandai adanya: suara pada
jalan napas, hasil a uskultasi yaitu ditemukannya suara crakels atau atau ronchi, kelelahan pada anak. Nadi dan laju pernafasan meningkat, ditemukannya mukus pada alat bantu napas. y
Anak
mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan
mengeluarkan atau menelan. y
Anak
yang kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan sekret oral.
Komplikasi Infeksi
orofaring
4. Alat dan bahan yang digunakan y
egulator R egulator
y
vakum set
y
T ong
Kateter penghisap steril sesuai ukuran
y
Pinset
y
Air
y
Pengisap
y
Hanscoon
y
Pelumas
y
Selimut/ handuk
y
Masker
steril/ normal salin
anatomis pertebel atau yang terpasang
di dinding dengan selang penghubung
steril
larut dalam air
spatel k/p
y
Cairan
desinfektan untuk mencuci
kateter steril
wajah
1
5. Anatomi daerah yang menjadi target tindakan
Orofaring adalah bagian dari faring merupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan. Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Maka
letaknya di belakang larinx
(larinx-faringeal). Faring atau tenggorok adalah tuba muskular yang terletak di posterior rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Secara deskriptif, faring dapat dibagi menjadi tiga segmen, setiap segmen dilanjutkan oleh segmen lainnya; nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Bagian paling atas (superior) adalah nasofaring, yang terletak di belakang rongga nasal. Nasofaring berhubungan dengan nares internal dan ostium ke kedua tuba auditorius, yang memanjang ke telinga tengah.
Adenoid
atau tonsil faringeal terletak pada dinding posterior
nasofaring, yaitu nodulus limfe yang mengandung makrofag. Nasofaring adalah saluran yang hanya dilalui oleh udara, tetapi bagian faring lainnya dapat dilalui baik oleh udara maupun makanan, namun tidak untuk keduanya pada saat yang bersamaan. Bagian faring yang dapat dilihat ketika bercermin dengan mulut terbuka lebar adalah orofaring, terletak di belakang mulut; mukosa orofaring adala h epitel skuamosa bertingkat, dilanjutkan dengan epitel yang terdapat pada r ongga mulut. Pada dinding lateralnya terdapat tonsil palatin yang juga nodulus limfe.
T onsil
adenoid dan lingual pada dasar lidah, membentuk
cincin jaringan limfatik mengelilingi faring untuk menghancurkan patogen yang masuk ke dalam mukosa. Laringofaring merupakan bagian paling inferior dari faring. Laringofaring membuka ke arah anterior ke dalam laring dan ke ara h posterior ke dalam esofagus. Kontraksi dinding muskular orofaring dan laringofaring merupakan bagian dari refleks menelan.
6. Aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan y
Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat
y
Menggunakan
y
Menggunkan
satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
slang penghisap lendir yang lembut 2
y
Penghisapan
dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
y
Observasi tanda-tanda vital
7. Protokol / prosedur dari tindakan y
Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien
y
Cuci
y
Mengatur
y
Pasang
y
Pilih
y
Tuangkan
y
Sambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
y
Ukur
y
Basahi ujung kateter dengan larutan steril
y
Penghisapan
tangan dan memakai sarung tangan posisi klien (perhatikan keadaan umum anak)
handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
tekanan dan tipe unit vakum yang tepat air steril/ normal salin dalam wadah steril
jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
Orofaringeal: masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring
dengan perlahan y
Sumbat ³port´ penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik.
y
Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress pernafasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
y
Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11.
y
Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara penghisapan.
y
Hisap
secret pada mulut atau bawah lida h setelah penghisapan nasofaringeal dan
orofaringeal.
8.
y
Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon
y
Cuci
tangan
Hal-hal penting yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan tindakan y
Pengkajian
sebelum melakukan tindakan
y
Penjelasan
pada keluarga
y
Pasang
y
Pencahayaan
y
Penjelasan
y
Atur
skerem / tabir untuk menjaga privasi yang baik
terhadap tindakan yang akan dilakukan
posisi anak
3
y
Klien sadar: posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
y
Klien tidak sadar: baringkan klien dengan posisi lateral menghadap perawat (oral/nasal suction)
9. Hal-hal penting yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi) y
Pengkajian
sebelum dan sesudah suction
y
Ukuran
y
Lama tindakan
y
Sekret (warna, bau, jumlah, dan konsistensi)
y
T oleransi
kateter
klien terhadap tindakan yang dilakukan
DAFTAR PUSTAK A Pilliteri, A.
(1999).
Child healt h
nursing: care of t he child and family. Philadelphia: Lippincott
Whaley, L. F. & Wong, D. L. (1987). Nursing care of infants and c hildren. St. Louis: Mosby
4