BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem kelistrikan secara keseluruhan meliputi bagian pembangkitan, transmisi, dan distribusi. distribusi. Sistem distribusi yang berfungsi berfungsi menyalurkan menyalurkan dan mendistribu mendistribusikan sikan energi energi listrik ke konsumen perlu kualitas yang memadai. Berdasarkan informasi dari PT. PLN (Persero) a!a Timur, sebagian besar susut energi listrik terdapat pada "aringan distribusi. #leh karena itu susut pada sistem "aringan tersebut perlu diperhitungkan lebih teliti. $ntuk $ntuk memper memperlua luass sistem sistem "aring "aringan an distrib distribusi usi,, salah salah satu kriteri kriteriaa yang yang perlu perlu dipenuhi adalah efisiensi yang besar, tanpa mengabaikan aspek ekonomi. %fisiensi yang baik akan dicapai bila susut energi dapat ditekan sekecil mungkin. mungkin. Susut pada sistem "aringan distribusi men"adi salah satu pertimbangan, baik dalam perencanaan maupun pengoperasian, karena mempengaruhi biaya in&estasi (Bambang, '* +onen, -* Sulasno, '). Pada umumnya, susut daya pada "aringan distribusi berkisar / (0P%1, '2). Biasanya perhitungan susut energi pada sistem "aringan distribusi dilakukan dengan menggunakan selisih energi ter"ual dengan yang diterima pada setiap penyulang. 3engin 3engingat gat pentin pentingny gnyaa inform informasi asi mengen mengenai ai besarny besarnyaa susut susut pada pada suatu suatu "aringa "aringan n distribusi distribusi yang dipergunakan dipergunakan dalam perencanaan perencanaan pengemban pengembangan gan "aringan, "aringan, maka studi mengenai susut energi pada sistem "aringan distribusi perlu dilakukan. 4alam 4alam perh perhit itun unga gan n susu susutt daya daya ini ini perl perlu u dila dilaku kuka kan n bebe beberap rapaa batas batasan an,, yaitu yaitu perhitungan susut daya diker"akan akibat adanya resistansi dari saluran udara dan saluran kabe kabell tegan teganga gan n mene meneng ngah ah sebag sebagai ai sampe sampel. l. Seda Sedang ngka kan n susu susutt daya daya akib akibat at peng pengaru aruh h
induktansi dan kapasitansi diabaikan. 4an susut akibat tegangan pada saluran, termasuk akibat isolator atau isolasi kabel, tidak diperhitungkan.
1.2
Rumusan Ma Masalah Bagaimana analisa losses pada T3 5 Bagaimana metode perbaikan lossesnya 5
Tujuan 0dapun tu"uan dari laporan ini adalah 6 $ntuk mengetahui losses pada T3 di penyulang yang ditentukan. $ntuk mengetahui metode perbaikan losses pada T3.
1.3
BAB II TINAUAN PU!TA"A
2.1 !I!TEM DI!TRIBU!I TENA#A LI!TRI"
Sist Sistem em dist distri ribu busi si adal adalah ah kese keselu luru ruha han n komp kompon onen en dari dari sist sistem em tena tenaga ga list listri rik k yang ang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar ( Bulk ( Bulk Power Source) Source) dengan dengan konsumen konsumen tenaga listrik. Sedangkan Sedangkan fungsinya fungsinya adalah menyalurkan menyalurkan tenaga listrik
ke beberapa tempat (pelanggan) dan merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelaggan. '.. 7omponen Sistem 4stribusi Secara umum yang termasuk komponen sistem distribusi antara lain 896 . +ardu 1nduk +ardu 1nduk merupakan unit di dalam sistem distribusi yang berfungsi untuk menerima daya dari sistem transmisi untuk kemudian diteruskan ke sistem distribusi. 4i dalam +ardu 1nduk tegangan dari sistem transmisi (:k;<:k;) akan diubah men"adi tegangan untuk distribusi ('k;), '. aringan Subtransmisi aringan subtransmisi merupakan "aringan yang berfungsi untuk mengalirkan daya dari +1 menu"u gardu
untuk
menghubungkan antara gardu distribusi utama dengan gardu tranformator distribusi atau menghubungkan +ardu 1nduk (+1) dengan transgormator distribusi. :. Transformator 4istribusi Transformator 4istribusi berada di dalam gardu
2-;). 7emudian daya dengan tegangan rendah tersebut disalurkan kepada konsumen. . ?angkaian Sekunder
?angkaian Sekunder merupakan rangkaian yang berasal dari gardu
'..' 7arakteristik Sistem 4istribusi Sistem distribusi merupakan sistem terdekat dan langsung berhubungan ke pelanggan listrik. 7ualitas mutu listrik yang dikirimkan merupakan suatu keharusan untuk di"aga agar tidak mengece!akan pengguna listrik. Parameter
'. 7ehandalan Sistem Sistem distribusi yang handal dapat menyalurkan listrik selama '= "am penuh, tidak mengalami gangguan sama sekali. 7ontinuitas penyaluran tenaga listrik ke pelanggan dapat diukur dengan "umlah gangguan yang ter"adi dalam periode tertentu. Selain dari "umlah gangguan yang ter"adi lamanya gangguan "uga dapat di"adikan parameter dari kehandalan sistem. 7ontinuitas penyaluran tenaga lisrik ke konsumen seharusnya tidak sering mengalami pemutusan akibat adanya gangguan ataupun hal
Selain itu proses pemeliharaan ini penting adanya agar mengurangi resiko ter"adinya kegagalan atau kerusakan pada peralatan, mengurangi lama !aktu pemadaman akibat sering ter"adinya gangguan dan meningkatkan keamanan ( safety) peralatan. enis pemeliharaan sendiri dapat dibedakan men"adi 6 Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) • Daitu pemeliharaan yang dilakukan dengan memperkirakan !aktu ter"adinya kerusakan atau kegagalan pada peralatan listrik. 4engan memperkirakan kemungkinan ter"adinya kegagalan, dapat diketahui tanda< tanda kerusakan secara dini. Proses pemeliharaan ini membutuhkan peker"a dan peralatan yang mampu memantau dan menganalisis ter"adinya kerusakan. Pemeliharaan ini disebut "uga dengan pemeliharaan berdasarkan
•
kondisi (conditional maintenance). Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) Daitu pemeliharaan yang dilakukan sebagai bentuk dari tindakan pencegahan agar kerusakan alat tidak ter"adi secara tiba
•
sesuai dengan umur teknisnya. Corrective Maintenance (Currative Maintenance) Pemeliharaan yang dilakukan dengan memperbaiki serta menyempurnakan peralatan yang mengalami gangguan. 0gar peralatan listrik mampu beker"a kembali secara optimal. Pemeliharaan ini disebut "uga sebagai curative
•
maintenance yang berupa trouble sooting . Breakdown Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan apabila ter"adi gangguan yang mengakibatkan peralatan tidak berfungsi dengan baik ter"adi secara mendadak (!aktunya tidak menentu dan bersifat darurat).
2.2 PEN$ALURAN TENA#A LI!TRI"
Terdapat dua cara dalam menyalurkan atau distribusi tenaga listrik ke daerah pemukiman, antara lain melalui gardu
'.'. +ardu 4istribusi Penyaluran daya dengan menggunakan gardu distribusi sistem tiga fasa untuk "aringan tegangan menengah (T3) dan "aringan tegangan rendah (T?) dengan transformator tiga fasa dengan kapasitas yang cukup besar. aringan tegangan rendah ditarik dari sisi sekunder transformator untuk kemudian disalurkan kepada konsumen. Sistem tiga fasa tersedia untuk seluruh daerah pelayanan distribusi, !alaupun sebagian besar konsumen mendapat pelayanan distribusi tenaga listrik satu fasa. aringan tegangan menengah berpola radial dengan ka!at udara sistem tiga fasa tiga ka!at. Sementara "aringan tegangan rendah berpola radial dengan sistem tiga fasa empat ka!at dengan netral. +ardu distribusi sendiri dari instalasinya dapat dibedakan men"adi 8'9 6 •
+ardu Tembok (+ardu Beton) +ardu hubung atau gardu trafo yang secara keseluruhan konstruksinya terbuat dari tembok>beton.
•
+ardu 7ios (+ardu besi) +ardu hubung atau gardu trafo yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.
+ardu Portal +ardu hubung atau gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada ' buah tiang atau lebih.
•
+ardu 3obil +ardu distribusi yang bangunan pelindungnya berupa sebuah mobil (diletakkan diatas mobil), sehingga bisa dipindah
Pada setiap gardu distribusi umumnya terdiri dari empat ruang (bagian) yaitu, bagian penyambungan>pemutusan sisi tegangan tinggi, bagian pengukuran sisi tegangan tinggi, bagian trafo distribusi dan bagian panel sisi tegangan rendah. Pada gardu beton dan gardu metal bagianbisnis tidak terlalu besar, atau pada suatu daerah dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi. $ntuk "aringan tegangan menengahnya menggunakan sistem tiga fasa dengan percabangan satu fasa. Transformator yang digunakan memiliki kapasitas yang kecil dan cenderung dekat dengan konsumen. aringan tegangan menengah berpola radial dengan ka!at udara sistem tiga fasa tiga ka!at bersama netral. Sementara "aringan tegangan rendah berpola radial dengan sistem tiga fasa tiga ka!at bersama netral.
2.3 TE#AN#AN DI!TRIBU!I
Tegangan untuk "aringan distribusi dapat dibagi men"adi beberapa "enis, antara lain 6 '.2. Tegangan 3enengah (T3)
Tegangan menengah adalah tegangan dengan rentang nilai k; sampai dengan 2 k;. $ntuk di 1ndonesia menggunakan tegangan menengah sebesar ' k;. Tegangan menengah dipakai untuk penyaluran tenaga listrik dari +1 menu"u gardu'';. 4engan 2-; merupakan besar tegangan antar fasa dan tegangan ''; merupakan tegangan fasa netral.
'.2.2 Tegangan Pelayanan Tegangan Pelayanan merupakan ketetapan dari penyedia listrik untuk pelanggan< pelanggannya. 4i 1ndonesia besarnya tegangan pelayanan pada umumnya antara lain 6 • • • • •
2->'' ; '' ; k; ' k; ' k;
tiga fasa empat ka!at satu fasa dua ka!at tiga fasa tiga ka!at tiga fasa tiga ka!at tiga fasa tiga ka!at
4alam kurun !aktu beberapa tahun terakhir ini sistem distribusi mengarah kepada sistem dengan tegangan yang lebih tinggi. 4engan sistem distribusi yang lebih tinggi ini, maka sistem akan dapat memba!a daya lebih besar dengan nilai arus yang sama. 0rus yang lebih kecil berarti "atuh tegangan yang lebih kecil, rugi
2.% PEN$U!UTAN ENER#I PADA ARIN#AN DI!TRIBU!I
Susut energy merupakan kerugian yang ter"adi sebagai akibat adanya selisih antara energy yang dikirimkan dengan energy yang diterima atau dapat "uga dikatakan dari sisi transfer energy sebagai adanya selisih antara energy yang disalurkan ke pelanggan dengan total energy yang dibayarkan pelanggan (selisih antara pembelian energy dengan pen"ualan energy ke pelanggan). Berdasarkan sifatnya susut energy dapat dibedakan men"adi dua "enis, yaitu 6 •
Susut 7onstan 3erupakan susut yang timbul secara konstan dan terus menerus pada sistem distribusi yang tidak dipengaruhi oleh perubahan beban. Eontoh dari susut konstan
•
adalah rugi
Sedangkan berdasarkan penyebabnya susut energy dapat dibedakan men"adi 6 •
Susut Teknis 3erupakan susut yang timbul sebagai akibat dari adanya impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam transmisi dan distribusi sehingga terdapat energy yang hilang berupa panas. ?ugi
karena unsur
material.
Pada sistem distribusi,
susut
teknis
dikelompokkan men"adi dua yaitu susut tegangan menengah (T3) dan susut pada tegangan rendah (T?). Susut pada tegangan menengah meliputi susut pada "aringan atau saluran tegangan menengah dan susut pada gardu atau trafo. Susut tegangan rendah terdiri dari susut pada "aringan atau saluran tegangan rendah dan sambungan
•
rumah. Susut Non
enomena penyusutan ini tidak dapat dihindari karena tidak mungkin memiliki efisiensi sebesar /. 0rtinya selalu ada bagian dari daya energy pada saluran "aringan distribusi. Susut teknis pada "aringan dapat disebabkan oleh bebrapa hal, antara lain 7onduktor asa, 7abel 4istribusi dan aktor 4aya.
'.=. 7onduktor asa $mumnya bahan yang digunakan pada konduktor fasa berupa aluminium atau tembaga. 7arena terbuat dari bahan logam, maka konduktor memiliki nilai resistansi tertentu berbeda
7onduktifitasnya cukup baik 7ekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi 7oefisien muai pan"angnya kecil 3odulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
;ariable umum yang mempengaruhi resistansi adalah suhu dari konduktor tersebut, dapat dikatakan resistansi meningkat seiring dengan peningkatan suhu. $ntuk "angkauan suhu yang lebih luas, resistansi akan meningkat hampir linier terhadap suhu baik pada aluminium maupun tembaga. %fek dari suhu terhadap kenaikan resistansi dapat disederhanakan sebagai persamaan linier sebagai berikut 6
4imana 6
α F koefisien temperature dari resistansi F .== untuk .'/ aluminium 10SE pada suhu ' oE F .2=G untuk '
4imana 6 Plosses F daya yang hilang pada rangkaian (!att) 1
F arus yang mengalir pada rangkaian (ampere)
?
F resistansi saluran (ohm)
Sedangkan untuk total energy yang hilang akibat susut selama selang !aktu tertentu dapat diperhitungkan berdasarkan persamaan berikut 6
4imana 6 H losses F energy yang hilang (oule) P losses F daya yang hilang pada rangkaian (Hatt) t
F Haktu (am)
'.=.' 7abel 4istribusi Pada umumnya kabel yang digunakan untuk distribusi terdiri atas konduktor fasa, kemudian terdapat pelindung yang terbuat dari semikonduktor, ka!at netral pelindung, dan pada akhirnya selubung penutup. Sebagian besar kabel distribusi merupakan kabel dengan konduktor tunggal. Terdapat dua "enis kabel, yaitu kabel netral yang tersusun secara konsentrik dan kabel daya. 7abel dengan netral konsentrik umumnya memiliki konduktor yang terbuat dari aluminium, isolasi padat, dan netral yang tersusun secara konsentrik. Netral konsentrik terbuat dari beberapa ka!at tembaga yang dililit mengelilingi (mengitari) isolasi 89. Netral yang konsentrik merupakan netral yang sesungguhnya. 0rtinya ka!at netral tersebut dapat memba!a arusbalik pada sistem pentanahan. 7abel distribusi ba!ah tanah untuk ka!asan perumahan umumnya memiliki netral yang konsentrik. 7abel yang dilengkapi netral konsentrik "uga digunakan untuk aplikasi saluran utama tiga fasa dan penyaluran daya tiga fasa untuk kebutuhan industry dan kebutuhan komersil 89.
Pen"elasan +ambar 6 . '. 2. =. :.
7onduktor penghantar Pelindung konduktor 1solasi dan pelindung isolasi Netral konsentrik Selubung
Sementara itu kabel daya memiliki konduktor fasa yang terbuat dari tembaga atau aluminium, isolasi padat dan umumnya pita pelindung tipis yang terbuat dari tembaga. $ntuk keperluan rangkaian distribusi, kabel daya digunakan untuk apliaksi penyulang saluran utama, penyulang rangkaian dan untuk aplikasi tiga fasa dengan arus besar lainnya. Selain dua "enis kabel utama tersebut "uga terdapat kabel untuk keperluan aplikasi dengan tegangan menengah, seperti kabel daya dengan tiga konduktor fasa, kabel yang tahan terhadap api, kabel dengan fleksibilitas tinggi dan kabel ba!ah laut. Bagian penting dalam isolasi kabel yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut 6 a. 7onstanta 4ielektrik aktor ini mempengaruhi kapasitas kabel. 7onstanta dielektrik merupakan perbandingan dari kapasitansi dengan material isolasi terhadap kapasitansi dengan konfigurasi yang sama di ruang hampa. 7abel dengan kapasitansi lebih besar dapat menarik arus carging yang lebih besar. b. ?esistansi ;olume 0rus bocor yang melalui isolasi merupakan fungsi dari resisti&itas isolasi terhadap arus searah (4E). ?esisti&itas isolasi menurun seiring dengan kenaikan suhu. c. ?ugi 4ielektrik
Seperti pada kapasitor, kabel memiliki rugi dielektrik. 7erugian ini diakibatkan oleh pergerakan dipole dipole di dalam polimer atau sebagai akibat dari pergerakan muatan pemba!a di dalam isolasi. ?ugi dielektrik memiliki kontribusi terhadap arus resistif bocor pada kabel. d. aktor 4isipasi aktor disipasi merupakan perbandingan dari arus resistif yang muncul oleh kabel terhadap arus kapasitif yang muncul. (1r>1I). 7arena arus bocor umumnya kecil, maka faktor disipasi dapat digunakan sebagai pendekatan nilai faktor daya, sebagaimana ditun"ukkan oleh persamaan berikut 6
'.=.2 aktor 4aya akor daya > po!er faktor (P) > cos phi adalah rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber. 4imana daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem 0E dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (a""arent "ower ), satuan &olt
+ambar diatas menggambarkan hubungan antara daya S, P dan J. dimana ada sudut
∅
yang memisahkan daya P dan S. ?asio dari daya P dan S adalah nilai cosines dari sudut ∅
. Eos
∅
ini yang nantinya disebut faktor daya.
aktor daya dibatasi dari hingga . aktor daya dapat dikatakan sebagai besaran yang menun"ukkan seberapa efisien "aringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. 4engan meningkatkan faktor daya, tentu sa"a penggunaan listrik makin efisien.
BAB III PEMBAHA!AN
3.1
en&s "eg&atan
3enganalisa losses pada T3 dan metode perbaikannya 3.2
Tem'at Pengamatan
Sepan"ang alan ;eteran (makam pahla!an) sampai perempatan 1TN
3.3
(aktu Pengamatan
3ei '= "am 2.2 K . H1B 3.%
)*jek +ang D&amat&
Penyulang 3o"olangu 3.,
Dasar Perh&tungan !usut - Lsses
3%T#40 P%?@1T$N+0N S$S$T T%7N17 7orelasi drop tegangan dan susut untuk mendapatkan drop teg dan susut yang dikehendaki perlu memasukkan parameter"enis Penghantar < Beban Nominal Penghantar < Pan"ang aringan < Eos Phi SPLN G' 6 -G 40P0T 414%S01N S%B$0@ 0?1N+0N T3 4%N+0N 7?1T%?10 4?#P T%+0N+0N SBB 6 < 4rop tegangan 0?1N+0N SP1N4%L maI ' / < 4rop tegangan 0?1N+0N #P%N L##P 40N ?0410L maI : / < Susut Teknis 0?1N+0N SP1N4%L maI / < Susut Teknis 0?1N+0N #P%N L##P 40N ?0410L maI ',2 / P#L0 P%3B%B0N0N T?0# 41ST?1B$S1 S%S$01 SPLN N#.: T@N 6 G S$S$T 31N130L P040 P%3B%B0N0N : / S>4 /
7#?%L0S1 0NT0?0 S$S$T 40N 4?#P T%+0N+0N P040 T?0# 41ST?1B$S1 4?#P T%+. 307S13$3 41S1S1 S%7$N4%? P4 S00T B%B0N 30 040L0@ 2/
Pan"ang aringan dapat didesain dengan mempertimbangkan 4?#P T%+0N+0N 40N S$S$T T%7N1S 0?1N+0N. $ntuk mendapatkan 4?#P T%+ 40N S$S$T yang dikehendaki perlu memasukkan parameter"enis Penghantar < Beban Nominal Penghantar < Pan"ang aringan < Eos Phi
3./
Perh&tungan !usut - Lsses
Perhitungan susut > losses diba!ah ini adalah sesuai dengan pembebanan. Pembebanan yang digunakan adalah /, G:/, dan :/ (berdasarkan SPLN :6G). Penghantar yang digunakan oleh Penyulang 3o"olangu dari alan ;eteran 3atos hingga perempatan 1TN adalah 000E 2I:mm dengan pan"ang saluran ,- kms. 4an total trafo distribusinya ada - buah.
Pada perhitungan ini nilai M didapat dari
√ Rx 2 + jx2
dimana nilai ?I dan "I
diambil dari Tabel tahanan (?) dan ?eaktansi () penghantar 000E tegangan 'k; SPLN =6- sesuai dengan luas penampang penghantar. Pada laporan ini menghitung losses nya adalah per pan"ang penyulang antar tiang. 4engan rumus mencari P losses nya adalah 1 ' I ? dan mencari 4rop ;oltage nya adalah
1,73 x L x I x cos phi
A x λ
. Nilai 1 didapat dari 1 F
adalah sesuai dengan daya pembebanan trafo nya.
P √ 3 x cos phi x 20 kV
dimana nilai P
3.0
Mete Per*a&kan !usut - Lsses
3etode perbaikan susut atau losses yang digunakan pada laporan ini ada 2 cara 6 Perbaikan cos phi (missal untuk pembebanan G:/)
•
Dang di ketahui 6 <
Eos phi a!al F ,GG
<
Eos phi yang di inginkan F ,:
<
S F - ;0
<
P F '--' Hatt
a!ab 6 Eos phi a!al 6 Eos phi F ,GG Sin phi F ,= Tg F sin > cos Tg F ,= > ,GG Tg F ,-2 s 'h& +ang & hara'kan
Eos phi F ,: Sin phi F ,2 Tg F sin > cos Tg F ,2 > ,: Tg F ,2' "a'as&tr +ang 'erlu &'asang aalah se*esar
Jc F P ( tg K tg ) Jc F '--' (,-2 < ,2')
45 6 /,/782 9AR : & katlg tera'at ,;; k9AR< 2
JE F
V Xc 1
c
F
( 2 π f C ) 1
E
F
( 2 π f Xc ) Qc
E
F
( 2 π f V 2 ) 500000
E
F
E
F 2,- mikroarad
2
(2. 3.14 . 50 20000 )
;0? sebelum K ;0? sesudah F G-,2G K ='2,= F :=,- k;0? :=,- > : F ,2 F buah
•
3emperbaiki sambungannya 3emperbaiki sambungan "uga dapat memperbaiki nilai losses suatu penyulang.
Sambungan yang tidak rapat menyebabkan nilai resistansi (?) yang besar karena panas. ?umus losses daya adalah P F 1 ' I ?, maka bila ? besar, P "uga akan semakin besar. 3emperbaiki sambungan dengan mengganti "enis sambungan yang terbuat dari bahan berdaya hantar baik akan mengurangi nilai resistansi, sehingga rugi dapat diminimalkan.
•
$prating luas penampang kabel 3engganti luas penampang yang semula :mm men"adi '=mm. @al ini akan
menyebabkan perubahan pada nilai impedansi yang semula nilai impedansinya ,'' O "
,22: (:mm) men"adi ,2== O " ,2:- ('=mm) sesuai dengan Tabel tahanan (?) dan ?eaktansi () penghantar 000E tegangan 'k; SPLN =6-. Sehingga nilai & drop dan p losses akan berubah. Bila nilai ? dan makin kecil maka & drop dan p losses "uga
1,73 x L x I x cos phi '
akan makin kecil sesuai dengan rumusnya P F 1 I ? dan ; drop F
A x λ
.
3.8
Anal&sa Lsses
Pada dasarnya pembebanan pada setiap penyulang itu berbeda dan ber&ariasi, meskipun kapasitas penyaluran yang dapat ditanggung sama besar. Pada beberapa kondisi pembebanan tidak / dari seluruh besar beban tersambung. 4i luar beban puncak pembebanan mungkin hanya sebesar : / atau G: / dari total beban tersambung. 0danya perbedaan pembebanan ini tentu berbeda "uga besar rugi
BAB I9 PENUTUP
%.1 "es&m'ulan < Losses adalah daya yang hilang di saluran penghantar, sehingga ada selisih
nilai pengukuran daya pada konsumen dan di kubikel penyulang tersebut yang ada di +ardu 1nduk. Losses ini disebabkan karena adanya arus sebesar 1 yang mele!ati suatu penghantar yang mempunyai resistansi sebesar ? sepan"ang penyulang yang dile!ati arus tersebut. Sehingga diperoleh P losses F 1'?. Selain rugi daya "uga ada susut tegangan. Susut tegangan ini
1,73 x L x I x cos phi
diperoleh ; drop F
A x λ
. Losses pada sistim penyaluran
tenaga listrik tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalkan sehingga
=
effisiensi penyaluran tenaga listrik men"adi lebih baik. Pada inspeksi losses di penyulang 3o"olangu, berdasarkan data di atas, maka diperoleh rugi
berdasarkan asumsi beban di sekitar tempat inspeksi. = 0da beberapa metode untuk meminimalkan losses, antara lain sebagai berikut6 1. 3emperbesar Penampang Saluran 3emperbesar penampang saluran penghantar akan memperkecil nilai resistansi saluran tersebut, sehingga nilai 1'? akan lebih kecil. 2. 3emperbaiki aktor 4aya aktor daya mempengaruhi perbandingan nilai daya reaktif (yang tidak bias dimanfaatkan) dan daya nyata (yang dimanfaatkan oleh beban). 4aya yang dikirim oleh PLN adalah
daya semu yang
merupakan hasil dari pen"umlahan daya nyata dan daya reaktif secara
&ektoris. Sehingga dengan daya nyata yang sama, namun daya reaktif semakin besar maka arus yang mengalirakan semakin besar. 4an semakin besar arus inilah yang menyebabkan losses semakin besar. Perbaikan factor daya bertu"uan memperkecil daya rekatif yang disalurkan, sehingga arus akan semakin kecil dan losses dapat diminimalkan. 3. 3engganti enis Sambungan Sambungan yang tidak baik akan menyebabkan sambungan tersebut panas dan memiliki resistansi yang besar. Panas ini akan menyebabkan rugi