Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITSB
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi (1)
(2)
Samuel Rigen Ruhukail , Putu Oktavia, Oktavia, S.T., M.A., M.E. (1)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITSB. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITSB.
(2)
Abstrak Sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi memiliki persoalan kemacetan lalu lintas, kepadatan k epadatan penduduk, menurunnya kualitas lingkungan, dan terbatasnya lahan untuk ruang terbuka dan pembangunan yang perlu segera diatasi demi mendukung peranannya tersebut. Konsep TOD (Transit ( Transit Oriented Development ) yang mengedepankan integrasi antara penggunaan lahan dengan transportasi merupakan salah satu konsep inovatif yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut sebagaimana terbukti di kota-kota di negara lain. Konsep TOD perlu dikembangkan pada lokasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik daerah pengembangannya masing-masing. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi yang paling optimal sebagai lokasi pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, studi ini bertujuan menentukan lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD beserta potensi pengembangannya di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi. Penelitian dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat dua lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan konsep TOD di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi, yaitu Kawasan Stasiun Kereta Api Tambun dan Kawasan Stasiun Kereta Api Cikarang. Dengan memperhatikan tipe lokasi dan karakteristik kawasan yang dimilikinya, lokasi potensial TOD tersebut direkomendasikan sebagai regional center TOD dan urban center TOD, yang keduanya potensial untuk dikembangkan melalui kombinasi antara pengembangan redevelopable sites dan infill sites. Kata-kunci: lokasi potensial, perkotaan, prioritas, TOD
Pengantar Sama halnya dengan kondisi perkotaan di negara lain, Perkotaan Kabupaten Bekasi dalam hal ini Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, dan Cikarang Utara telah dihadapkan pada persoalan kemacetan lalu lintas, menurunnya kualitas udara dan lingkungan, serta terbatasnya lahan dan ruang publik sebagai implikasi dari tingginya tingkat urbanisasi dan industrialisasi yang terjadi di Kabupaten Bekasi. Untuk itu, dibutuhkan suatu konsep pengembangan perkotaan yang mampu menyelesaikan setiap persoalan tersebut. Konsep TOD (transit-oriented ( transit-oriented development ) menawarkan pola pengembangan kawasan di
sekitar stasiun transit dengan penerapan guna lahan campuran yang compact dan terpadu, yang dirancang sebagai kawasan yang berorientasi pada pejalan kaki, memfasilitasi kenyamanan pengguna angkutan umum dan transportasi aktif lainnya tanpa termasuk mobil, demi terciptanya transportasi yang berkelanjutan (City of Winnipeg, 2011). Melihat keberhasilan implementasi konsep TOD di kota-kota di negara lain, konsep TOD dapat menjadi solusi tepat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di perkotaan Kabupaten Bekasi tersebut. Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, dan Cikarang Utara merupakan kecamatan-kecamatan dengan kepadatan Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITSB | 1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
penduduk tertinggi di Kabupaten Bekasi (BPS & Bappeda Kabupaten Bekasi, 2014). Di sisi lain, terdapat rencana penyelenggaraan transportasi publik yang terpadu serta pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (20052025) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi (2011-2031). Selain itu, adanya 3 stasiun kereta api aktif dan 1 stasiun yang sedang dibangun, yakni Stasiun Tambun, Stasiun Cikarang, dan Stasiun Lemahabang, serta Stasiun Cibitung (dalam tahap pembangunan) secara implisit mengindikasikan adanya peluang pengembangan konsep TOD di Kabupaten Bekasi. Peluang pengembangan TOD di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi nyatanya belum didukung oleh adanya kajian terkait pengembangan TOD di Kabupaten Bekasi. Hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi yang paling potensial di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi untuk dapat dikembangkan sebagai kawasan berbasis konsep TOD. Identifikasi terhadap lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD perlu dilakukan agar tujuan konsep untuk menyelesaiakan persoalan yang ada dapat tercapai secara optimal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD beserta potensi pengembangannya di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) pendekatan teoretis, (2) pendekatan observatif, dan (3) pendekatan komparatif. Pendekatan penggunaan
teoretis mengarahkan pada sudut pandang teori. Segala
perumusan faktor-faktor penentu lokasi potensial kawasan berbasis konsep TOD. Pendekatan observatif adalah sudut pandang dalam penelitian berdasarkan hasil observasi lapangan (survei primer). Pendekatan ini digunakan untuk mendukung analisis dalam mengidentifikasi kondisi dan karakteristik pada setiap kawasan di sekitar stasiun-stasiun transit. Pendekatan komparatif yakni pendekatan yang mengarahkan pada perbandingan data. Pendekatan ini diterapkan dalam melakukan penilaian kawasan di sekitar stasiun transit yang ada untuk memperoleh lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi. Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan kondisi kawasan di sekitar stasiun dengan faktor-faktor penentu lokasi potensial TOD. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari studi kepustakaan/tinjauan literatur, survei sekunder/survei instansional, serta survei primer melalui teknik observasi. Tinjauan literatur/studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data yang bersumber dari buku, jurnal, makalah, karya tugas akhir, publikasi elektronik, dan peraturan pemerintah, sedangkan beberapa data terkait dokumen rencana dan kebijakan, serta dokumendokumen terkait karakteritik wilayah studi diperoleh juga melalui survei sekunder secara instansional, di antaranya dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Perhubungan, Dinas Bangunan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bekasi, serta kecamatan-kecamatan yang mencakup wilayah penelitian. Survei primer melalui observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung (direct observation). observation). Observasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik kawasan di sekitar
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Samuel Rigen Ruhukail
Gambar 1. 1. Kerangka Pikir Penelitian
Metode Analisis Data Secara umum, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu content analysist (analisis isi), analisis kualitatif deskriptif, dan checklist faktor penentu. Content analysist (analisis isi) digunakan untuk merumuskan faktor-faktor penentu lokasi potensial TOD dari berbagai teori, mengetahui karakteristik umum wilayah dan transportasi Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, dan Cikarang Utara, serta mengetahui potensi pengembangan yang dimiliki setiap lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD yang diperoleh. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi kondisi dan karakteristik kawasan sekitar stasiun-stasiun kereta api serta mengetahui potensi pengembangan yang dimiliki setiap lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di kawasan
untuk mengetahui sejauh mana setiap kawasan di sekitar stasiun-stasiun transit di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi telah mampu memenuhi faktor penentu lokasi potensial TOD, yang selanjutnya akan dibandingkan untuk menentukan lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD. Diskusi Konsep TOD bukanlah konsep yang dapat diterapkan di semua lokasi dengan cara yang sama, sebab konsep TOD memiliki skala, jenis, bahkan kawasan perencanaan dengan karakter yang berbeda-beda. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, TOD berdasarkan lokasinya dapat dibagi ke dalam 7 (tujuh) tipologi, yakni regional center , urban center , suburban center , urban neighborhood , transit town center , special uses, uses, dan high frequency transit corridor . Selain itu, TOD berdasarkan cara mengembangkannya terdiri atas infill sites, sites, redevelopable sites, sites, dan new growth areas (Calthorpe, 1993: 61).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
Dalam penelitian ini, perumusan faktor-faktor penentu lokasi potensial TOD merupakan tahap awal dalam menentukan lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi. Berdasarkan hasil analisis 1 isi, faktor-faktor penentu lokasi potensial TOD
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 17 faktor, yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori (a) guna lahan, (b) urban design design dan pembangunan, (c) kondisi pasar, (d) aksesibilitas dan perparkiran, serta (e) infrastruktur dan layanan jasa transit. Faktorfaktor dari setiap kategori diturunkan ke dalam
Tabel 1. 1. Penilaian (Check List Faktor) Faktor) Lokasi Potensial Prioritas Pengembangan TOD 3 Kategori Faktor No.
Stasiun Transit Stasiun Tambun
Stasiun Cibitung
Stasiun Cikarang
Stasiun Lemahabang
√
√
√
√
√
√
√
√
x
x
√
x
√
√
√
√
√
√
√
√
x
x
x
x
√
√
√
√
Peran lokasi dalam jaringan transportasi dan sistem pusat kegiatan
√
√
√
x
Keberadaan guna lahan yang potensial sebagai pasar lokal Jumlah orang yang bekerja di kawasan per 1.000 m2
√
√
√
√
√
x
√
x
x
x
√
x
x
x
√
x
√
√
√
√
x
x
x
x
Headway time
x
x
x
x
Waktu pelayanan minimal dalam jam per hari Jumlah infrastruktur moda
x
x
x
x
√
x
√
√
Faktor
Ukuran
Guna Lahan 1
Guna lahan campuran
Keberadaan guna lahan campuran • FAR (floor area ratio )
2
Densitas dan keberagaman kegiatan/tujuan
• Jumlah tujuan
3
Keterkaitan guna lahan
perjalanan/kegiatan Guna lahan saling melengkapi
4
Ketersediaan lahan untuk pengembangan/konversi
5
Densitas perumahan
Ketersediaan lahan - lahan yang kurang atau belum dimanfaatkan dalam kawasan Minimal unit rumah per 1.000 m2
Urban Design dan dan Pembangunan
6
7 8
Hambatan akses secara fisik
Kemungkinan intensifikasi densitas pada lahan Potensi tingkat pembangunan
Kemudahan akses langsung pejalan kaki ke dan dari dalam wilayah atau stasiun transit Fleksibilitas intensifikasi
Kondisi Pasar 9 10
Peluang pasar Densitas employment
Aksesibilitas dan Perparkiran Perparkiran 11
Akses dan koneksi pedestrian Fasilitas parkir efisien
12 13 14
Kemacetan Bikeability
Keberadaan trotoar • Jumlah koneksi langsung ke fasilitas transit Ketersediaan lahan parkir atau lokasi potensial untuk shared-parking dalam kawasan Tingkat kemacetan •
Keberadaan jalur sepeda khusus
Infrastruktur dan Layanan Jasa Transit 15 16
Frekuensi layanan transit Waktu pelayanan jasa transit Aksesibilitas angkutan angkutan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Samuel Rigen Ruhukail 4
acuan penilaian yang lebih rinci, yaitu ukuran 5 dan indikator sehingga dalam praktiknya penentuan lokasi yang potensial sebagai prioritas pengembangan kawasan berbasis konsep TOD akan menjadi lebih jelas (lihat Tabel 1).
Faktor-faktor tersebut kemudian menjadi kunci dalam melakukan penilaian terhadap kawasan di sekitar stasiun-stasiun kereta api yang ada di kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi, yakni Stasiun Tambun, Stasiun Cibitung, Stasiun Cikarang, dan Stasiun Lemahabang. Penilaian terhadap kawasan tersebut dilakukan dalam jangkauan 800 meter dari setiap stasiun kereta api. Ukuran tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa jarak 800 meter merupakan batas jarak maksimal orang nyaman berjalan kaki (City (City of Winnipeg , 2011; Department of Infrastructure and Planning Queensland Government , 2010) Identifikasi kondisi kawasan di sekitar stasiun-stasiun transit tersebut kemudian dinilai menggunakan checklist faktor faktor penentu lokasi potensial TOD. Hasil penilaian menunjukkan bahwa dari 17 faktor penentu lokasi potensial TOD yang
digunakan dalam penilaian lokasi potensial TOD di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi: Stasiun Kereta Api Tambun memiliki 10 faktor menguntungkan bagi TOD dan 7 faktor tidak menguntungkan bagi TOD; Stasiun Kereta Api Cibitung hanya memiliki 8 faktor menguntungkan bagi TOD dan 9 faktor tidak menguntungkan bagi TOD; Stasiun Kereta Api Lemahabang memiliki 8 faktor menguntungkan bagi TOD dan 9 faktor tidak menguntungkan bagi TOD; dan Stasiun Kereta Api Cikarang memiliki jumlah faktor menguntungkan TOD paling banyak dibandingkan stasiun lainnya, yaitu 13 faktor menguntungkan bagi TOD dan 4 faktor tidak menguntungkan bagi TOD.
Dengan prinsip bahwa semakin banyak faktor menguntungkan yang dipenuhi oleh suatu kawasan, semakin besar juga potensi yang dimilikinya sebagai prioritas untuk dikembangkan dengan konsep TOD, maka kawasan dalam radius 800 meter dari Stasiun KA Cikarang dan kawasan dalam radius 800
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
meter dari Stasiun KA Tambun adalah 2 lokasi kawasan yang paling potensial sebagai lokasi prioritas untuk dikembangkan dengan konsep TOD. Letak kedua lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Potensi Pengembangan Lokasi Potensial TOD di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi Untuk mengetahui potensi pengembangan TOD di setiap lokasi potensial terpilih, yakni Kawasan Stasiun KA Tambun dan Kawasan Stasiun KA Cikarang, terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap karakteristiknya. Identifikasi karakteristik yang dilakukan, yakni terkait gambaran kondisi stasiun kereta api sebagai stasiun transit utama kawasan dan gambaran kawasan di sekitar stasiun transit tersebut. Selanjutnya karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh setiap lokasi kawasan dikaitkan dengan konsep dasar, serta prasyarat dan prinsip kawasan berbasis TOD, guna menemukenali potensi pengembangan konsep TOD di setiap kawasan sesuai dengan konteks kawasannya masing-masing. Mengacu pada karakteristik yang dimilikinya, kawasan Stasiun Kereta Api Tambun berpotensi untuk dikembangkan sebagai regional center TOD. TOD. Sedangkan berdasarkan cara pengembangan sesuai tipe lokasinya, kawasan ini dapat dikembangkan melalui konsep infill sites sites dan redevelopable sites. sites. Lebih detail, potensi-potensi pengembangan TOD yang dimiliki oleh kawasan Stasiun Kereta Api Tambun, yaitu sebagai berikut. a) Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031, kawasan ini terletak pada lokasi yang strategis, yakni diarahkan sebagai kawasan strategis Kawasan Andalan Berkembang dan Pusat Kegiatan Nasional, sehingga cukup potensial untuk dapat dikembangkan sebagai pusat utama kegiatan ekonomi dan cultural activity skala skala regional; b) Adanya arahan arahan pembangunan pembangunan untuk mengefisienkan fungsi ruang,
c)
d)
e)
f)
g)
perkotaan penunjang ekonomi dan sepanjang jalur kereta api dalam peraturan zonasi RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031 sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 12 tahun 2011. Hal ini menunjukkan adanya potensi tingkat pembangunan secara intensif dan penyediaan hunian berimbang untuk berbagai tingkat pendapatan masyarakat baik berupa mid-rise maupun high-rise building ; Terdapat guna lahan komersial di core area area yang potensial dimanfaatkan untuk membentuk inti kawasan yang aktif atau direvitalisasi sebagai fungsi perkantoran; Memiliki densitas perumahan yang memadai, khususnya perumahan kelas menengah ke bawah/sederhana. Hal ini mengindikasikan adanya potensi pasar lokal dari masyarakat berpenghasilan rendah yang pada umumnya bergantung pada fasilitas transit. Selain itu, densitas employment yang tinggi pada kawasan ini menunjukkan potensinya sebagai pasar lokal dari para pekerja; Adanya potensi pasar lokal dari pekerja sektor industri karena letaknya berada dekat dengan kawasan strategis Kawasan Industri Kabupaten Bekasi. Aktivitas industri, khususnya industri berat/polutif jelas akan bertentangan dengan konsep TOD, namun hal lain, misalnya dengan memanfaatkan adanya kawasan industri tersebut, kawasan ini dapat menjadi pilihan lokasi tempat tinggal yang ideal bagi para pekerja kawasan industri di Kecamatan Tambun; Terdapat banyak lahan kosong, khususnya pada core area area yang potensial untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perencanaan; Terdapat banyak lahan kosong, khususnya pada core area area yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Samuel Rigen Ruhukail
i)
angkutan paratransit, kereta api, dan KRL. Kawasan ini pun direncanakan akan didukung oleh moda KRL Commuter Line Jabodetabek (blue line). Hal ini akan menambah variasi pilihan moda transit yang dapat meningkatkan jumlah transit ridership di kawasan ini; Keberadaan bangunan cagar budaya, Gedung Juang ‘45 Tambun potensial untuk mendukung pengembangan kawasan. Gedung Gedung Juang ‘45 Tambun dapat menjadi opsi pengembangan ruang publik yang sesuai bagi regional center TOD, misalnya recreational open space, regional open space, maupun tempat pariwisata yang dapat menarik banyak pengunjung. Selain itu, karena memiliki desain bangunan yang khas dan mudah dikenal, gedung ini dapat menjadi landmarks bagi kawasan Stasiun Kereta Api Tambun.
Berdasarkan karakteristik kawasan yang dimilikinya, Kawasan Stasiun Kereta Api
Cikarang berpotensi untuk menjadi urban center TOD. TOD. Jika ditinjau berdasarkan cara pengembangan sesuai tipe lokasinya, kawasan ini dapat dikembangkan dengan kombinasi antara redevelopable sites dan infill sites. sites . Adapun potensi pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di kawasan Stasiun Kereta Api Cikarang adalah sebagai berikut. a) Kawasan Stasiun Kereta Api Cikarang berada pada pusat Kota Cikarang yang diarahkan sebagai kawasan strategis ekonomi Kawasan Andalan Berkembang dan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031; b) Adanya arahan pembangunan dengan mengefisienkan fungsi ruang, pembangunan hunian vertikal, upaya menarik minat investasi, dan pengembangan dengan densitas menengah hingga tinggi di kawasan perkotaan penunjang ekonomi dan sepanjang jalur kereta api dalam peraturan zonasi RTRW Kabupaten
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
c)
d)
e)
f)
Bekasi tahun 2011-2031 sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 12 tahun 2011. Hal ini menunjukkan adanya potensi tingkat pembangunan secara intensif dan penyediaan hunian berimbang untuk berbagai tingkat pendapatan masyarakat baik berupa mid-rise maupun high-rise building ; Memiliki campuran campuran guna lahan yang memadai sebagai urban center TOD, yakni perumahan, ritel, perkantoran, pelayanan pemerintah/cultural pemerintah/ cultural activity . Di samping itu, terdapat guna lahan komersial di core area yang potensial dimanfaatkan untuk membentuk inti kawasan yang aktif atau pun direvitalisasi sebagai fungsi perkantoran; Memiliki densitas perumahan yang cukup tinggi sebagai salah satu indikator adanya potensi pasar lokal dalam kawasan. Dengan melihat bahwa sebagian besar perumahan ialah perumahan bagi kelas menengah ke bawah/sederhana, maka kawasan telah mengakomodasi pilihan perumahan khususnya bagi bagi masyarakat berpenghasilan rendah; Densitas employment yang tinggi mendukung viabilitas pasar dalam mengembangkan kawasan TOD di kawasan Stasiun Kereta Api Cikarang; Bagian dalam rencana perluasan rute KRL Commuter Line Jabodetabek, pembangunan jaringan kereta api lingkar luar (Parung Panjang –Citayam –Citayam – Nambo –Cikarang –Cikarang –Tanjung –Tanjung Priok),
g)
Kawasan didukung oleh variasi pilihan moda angkutan umum baik eksisting maupun rencana, seperti angkutan massal berkapasitas tinggi (kereta api, monorel, dan KRL), minibus/bus AKAP/AKDP, angkutan kota, dan angkutan paratransit. Hal ini menunjukkan adanya potensi dukungan angkutan umum yang berkualitas, potensi pertukaran antarlayanan dan antarmoda, serta aksesibilitas yang luar biasa dalam kawasan untuk mendukung spektrum aktivitas perkotaan; h) Tersedia lahan-lahan kosong, bangunan yang sudah tidak termanfaatkan, dan bangunanbangunan komersial yang perlu direvitalisasi, mengindikasikan adanya potensi infill sites dan redevelopable sites dalam kawasan; i) Pola jaringan jalan kawasan berpola linier yang berporos pada jalan utama (Jl. Yos Sudarso) yang merupakan jaringan jalan yang mengarah langsung ke stasiun transit, serta setidaknya terdapat 3 (tiga) alternatif jalan untuk langsung menuju stasiun transit; j) Fungsi komersial umumnya berorientasi di core core dan center area, area, terdapat structured parking dan onstreet parking sehingga sehingga potensial untuk mendukung program shared-parking serta potensi manajemen parkir yang efisien dalam kawasan; serta k) renovasi bangunan stasiun transit dengan struktur bangunan yang tinggi mengindikasikan adanya potensi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Samuel Rigen Ruhukail
Gambar 4. Peta 4. Peta Identifikasi Potensi Pengembangan TOD di Kawasan Stasiun KA Cikarang
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain: Prasyarat kawasan berbasis konsep TOD yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) berada pada atau dekat dengan jaringan jalan utama angkutan umum massal atau angkutan penumpang, (b) memiliki stasiun
parking management, management, dan (e) placemaking. Tipologi TOD berdasarkan lokasinya dibagi ke dalam 7 (tujuh) tipologi, yaitu regional center, urban center, suburban center, town center/transit town center, urban neighborhood, special uses, dan high frequency transit corridor. Tipologi TOD berdasarkan cara mengembangkannya terbagi atas 3 (tiga) jenis: (a) infill sites; sites; (b)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
strategis dan terdapat kebijakankebijakan rencana tata ruang wilayah mendukung pengembangan TOD Wilayah Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, dan Cikarang Utara memiliki banyak persoalan transportasi, namun juga didukung oleh pola jaringan jalan liner dan didukung keberadaan angkutan perkotaan. Wilayah Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, dan Cikarang Utara memiliki 4 (empat) stasiun kereta api, yakni Stasiun Kereta Api Tambun, Stasiun Kereta Api Cibitung (dalam pembangunan), Stasiun Kereta Api Cikarang, dan Stasiun Kereta Api Lemahabang. Terdapat 2 lokasi kawasan yang potensial untuk dikembangkan dengan konsep TOD di Perkotaan Kabupaten Bekasi, yakni Kawasan Stasiun KA Tambun dan Kawasan Stasiun KA Cikarang. Stasiun Kereta Api Tambun potensial dikembangkan sebagai regional center TOD, TOD, sedangkan kawasan Stasiun Kereta Api Cikarang sebagai urban center TOD. Adapun berdasarkan cara pengembangannya, kedua kawasan tersebut dapat dikembangkan dengan kombinasi antara tipe pengembangan infill sites dan sites dan redevelopable sites.
Rekomendasi secara khusus ditujukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi terkait dengan pengembangan kawasan berbasis konsep TOD di kawasan perkotaan Kabupaten Bekasi. Rekomendasi lokasi yang potensial
Adapun untuk dapat merealisasikan pengembangan lokasi-lokasi potensial tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah, yakni sebagai berikut. 1. Secara Umum Melakukan koordinasi pembangunan berorientasi transit baik dalam tingkat daerah maupun dalam tingkat regional (Kawasan Metropolitan Jabodetabek), serta melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan (termasuk masyarakat lokal) sehingga implementasi TOD akan optimal untuk menyelesaikan persoalan perkotaan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bekasi. Mengingat hingga saat ini Kabupaten Bekasi belum memiliki RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) khususnya bagi WP I Kabupaten Bekasi, RDTR WP I Kabupaten Bekasi dapat disusun untuk mendukung konsep TOD, khususnya terkait urban design, jaringan transportasi, peraturan zonasi, serta ketersediaan ruang terbuka publik. Menerapkan manajemen perparkiran yang efektif berupa penerapan kebijakan sharedparking, on-street parking, atau mixed-use parking, dan menerapkan syarat parkir maksimum untuk menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Samuel Rigen Ruhukail
Stasiun Kereta Api Tambun agar sebisa mungkin aktivitas industri tidak memberi eksternalitas negatif bagi kawasan TOD. Melakukan perbaikan dan pembangunan pada elemen urban design, khususnya pada jalur pejalan kaki dan pesepeda, signage, desain parkir, dan navigation tools/pathways. tools/pathways . Pembangunan stasiun yang sedang berlangsung saat ini diarahkan untuk menerapakan prinsip placemaking agar stasiun kereta api mampu berperan sebagai centerpiece/focal point melalui pembangunan ruang publik dengan variasi fungsi komersial di sekitar stasiun untuk menciptakan active core. Merealisasikan rencana pengembangan bangunan cagar budaya, Gedung Juang ‘45 Tambun sebagai bentuk mempertahankan karakteristik lokal yang khas. Mengoptimalkan potensi-potensi pengembangan terkait TOD yang dimiliki Kawasan Stasiun Tambun sesuai dengan konteks daerahnya. Bagi Kawasan Stasiun KA Cikarang Mengarahkan pembangunan/renovasi bangunan Stasiun Kereta Api Cikarang yang sedang berlangsung saat ini untuk mendukung konsep TOD. Perbaikan kondisi jalan dan fasilitas-fasilitas penyeberangan
3.
Kabupaten Bekasi. (2014). Kabupaten Bekasi dalam angka 2014. 2014. Bekasi: Penulis. Calthorpe, Peter. (1993). The next american metropolis: Ecology, community, and the american dreams. dreams . New York: Princeton Architectural Press. Department of Infrastructure and Planning Queensland Government. (2010). Transit oriented development guide . guide. Brisbane: Penulis. Land Use Planning and Policy City of Calgary. (2005). Transit oriented development policy guidelines. Calgary: Penulis. Lehigh Valley Planning Commission. (2011). Transit oriented development: Background, examples, criteria, and site assessements. assessements . Lehigh Valley: Penulis. Ngo, Victor Douglas. (2012). Identifying areas for transit-oriented development in Vancouver using GIS. Trail Six: An Undergraduate Journal Of Geography: 91- 102 . Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bekasi Tahun 2005-2025. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031. Shatu, F.M. & Kamruzzaman Md. (2014). Investigating The Link Between Transit Oriented Development And Sustainable Travel Behavior in Brisbane: A Case-Control Study. Journal Of Sustainable Development 7: 6170 . Suzuki, H., Cervero R., dan Iuchi K. (2013). Transforming cities with transit: Transit and land use integration for sustainable urban
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Berbasis Konsep TOD (Transit-Oriented (Transit-Oriented Development ) di Kawasan Perkotaan Kabupaten Bekasi
banking, housing, and urban affairs, U.S. senate). GAO 15-70 . Washington, DC: Penulis. Catatan Kaki 1
Hal-hal yang mempengaruhi penentuan lokasi potensial TOD. 2 Kumpulan beberapa faktor penentu lokasi potensial TOD yang memiliki konteks yang sama. 3 Faktor-faktor penentu lokasi potensial TOD dirumuskan dari berbagai sumber baik dari pakar maupun praktik penerapan TOD di kota-kota di negara lain, yaitu The Maryland National Capital Park and Planning Commission Prince George’s County Planning Department (2003), Department of Infrastructure and Planning Queensland Government (2010), City of Winnipeg (2011), Federal Transit Administration (2011), Lehigh Valley Planning Commission (2011), Victor Ngo (2012), Shatu dan Kamruzzaman (2014), dan United State Government Accountability Office (2014). 4 Batasan tertentu yang digunakan sebagai acuan dari indikator untuk menilai menguntungkan atau tidaknya suatu faktor penentu lokasi potensial TOD. 5 Hal-hal yang menunjukkan keadaan menguntungkan atau tidak menguntungkannya suatu faktor penentu lokasi potensial TOD.