TEKNIK RADIOGRAFI 4 TEKNIK PEMERIKSAAN LIMFOGRAFI
Disusun Oleh :
1. Chyntia Dewi Ayu S.
P17430212076
2. Ika Mentari Putri R.
P17430212083
3. Ike Ade Nur L.
P17430212084
4. Kiki Rifa Nurhidayati.
P17430212087
5. Malam Laelatus S.
P17430212089
6. Raga Jatra M.
P17430212093
7. Waldi Ahada M.
P17430212098
8. Yusron Adi Utomo
P17430212100
KELOMPOK IV REGULER 2 C
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Teknik
Pemeriksaan Limfografi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi 4 Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang. Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App. Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
2.
Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
3.
Bapak Jeffry Ardiyanto, M.App. Sc, selaku Ketua Program Studi DIV Teknik Radiologi.
4.
Bapak Sudiyono, , selaku dosen pengajar mata kuliah Teknik Radiografi 4 Reguler II C, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
5.
Rekan - rekan Reguler II C yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
6.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan yang ada pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan koreksi dan saran yang membangun dari para pembaca dalam penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya, dan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi pada khususnya. Semarang,
Maret 2014
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
1
DAFTAR ISI ........................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
3
B. Rumusan Masalah ................................................................................
3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
3
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Limfa ......................................................................................
5
B. Indikasi Pemeriksaan Limfografi .........................................................
8
C. Teknik Pemeriksaan Limfografi ...........................................................
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
10
B. Saran ....................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
12
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman bernama Prof. Dr. Wilhem Conrad Roentgen berhasil menemukan sinar-X pada tahun 1895 melalui percobaannya menggunakan sinar katoda. Penemuan tersebut memberikan perkembangan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam dunia kedokteran. Di Indonesia sendiri perkembangan penggunaan sinar-X dipelopori oleh Dr. Max Herman Knoch seorang ahli radiologi berkebangsaan Belanda yang bekerja sebagai dokter tentara di Jakarta. Prinsip dari radiodiagnostik yaitu sinar-X yang mengenai suatu obyek akan menghasilkan gambaran negatif yang disebut dengan radiograf. Sebuah radiograf dapat
membantu
menegakkan
diagnosa
yang
diberikan
oleh
dokter.Seiring
perkembangan zaman, aplikasi pemanfaatan sinar-X dalam pemeriksaan penyakit atau kelainan suatu organ mejadi lebih berkembang dan bervariasi pula. Hal ini tentunya didukung oleh berbagai spesifikasi pesawat radiodiagnostik yang lebih modern. Salah satu pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-X adalah pemeriksaan Limfografi. Limfografi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pemeriksaan radiografi dari pembuluh limfatik dan node setelah injeksi media kontras. Computed
memberikan
visualisasi
yang
sangat
baik
dari
kelenjar
getah
bening,sehingga pemeriksaan limfografi jarang dilakukan. B. Rumusan Masalah Dari penulisan makalah ini, kami memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja anatomi Limfa ? 2. Apa sajakah indikasi pemeriksaan Limfografi ? 3. Bagaimana teknik pemeriksaan Limfografi ? C. Tujuan Penulisan Dari penulisan makalah ini, kami memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui anatomi Limfa. 2. Mengetahui beberapa indikasi pemeriksaan Limfografi. 3. Mengetahui teknik pemeriksaan Limfografi.
3
D. Manfaat Tulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Institusi Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan limfografi. 2. Bagi Penulis Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar serta pedoman sehingga dapat mengembangkan pengetahuan mengenai teknik pemeriksaan limfografi. 3. Bagi Pembaca Pembaca
dapat
memperoleh
informasi
dan
pengetahuan
tentang
teknik
pemeriksaan limfografi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Antomi Limfa Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan system sirkulasi darah.Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang ruang jaringan. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian an aralain bagian permukaankulit, system saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.
Susunan
Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar – kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Fungsi 5
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah. 2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe kesirkulasi darah. 3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah sal uran lakteal. 4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, kebagian lain tubuh. 5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
Pembuluhlimfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup
sehingga
pembuluh
limfe
tampaknya
seperti
rangkaian
petasan.Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas sel apisendotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam viliusus kecil.
Kelenjarlimfeataulimfonodi
Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan di jumpai di tempattempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat .Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil dari pada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya
campuran
ini
dikumpulkan
pembuluh
limfe
eferen
yang 6
mengeluarkannya melalui hilum. Arteridan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluranlimfe
Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran kanan.Ductus thoracicus bermula sebagai resptakulum khili atau sisterna khili di depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan keatas melalui abdomen dan thorax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya ke dalam vena-vena itu. Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran kanan). Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher. Sewaktu suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi. 7
B. Indikasi Pemeriksaan Limfografi Untuk menentukan lokalisasi pada kilotoraks, kiloperitoneum, kiluria, juga untuk mengevaluasi penyebaran / staging pada keganasan, terutama limfoma, termasuk penyakit Hodgkin. Selain itu sangat berguna untuk menentukan luasnya infeksi terutama filarisis yang masih banyak terdapat di Indonesia. Tidak kalah pentingnya dalam bidang radioterapi selain untuk perencanaan penyinaran juga sebagai tindak lanjut pascaradiasi. C. Teknik Pemeriksaan Limfografi 1. Prosedur
Lympography dapat dilakukan pada ruang pemeriksaan biasa, tidak memerlukan flouroskopi. Sama dengan angiography, pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan steril.
Tahap I Persiapan penderita dengan laksansia sesuai seperti persiapan untuk pemeriksaan kolon. Juga dibuat foto thorak karena untuk melihat ada tidaknya proses pada paru paru yang luas karena bias dianggap sebagai kontra indikasi.
Tahap II
8
Setelah dilakukan tindakan asepsis di daerah dorsum pedis, lalu disuntikkan Patent Blue V agar pembuluh terlihat. Disuntikkan anestetik local xilokain 2 % sekitar pembuluh getah bening dan dilakukan insisi. Setelah dibebaskan dari jaringan sekitarnya, dimasukkan kateter polythen atau jarum limfografi yang besarnya disesuaikan dengan besarnya pembuluh getah bening tersebut. Kemudian disuntikkan kontras Lipiodol Ultrafluid dengan injector automatic dengan kecepatan 1 ml per 10 menit sebanyak 8
10 ml. penyuntikkan yang
–
terlalu cepat selain menyebabkam rupture pembuluh getah bening dan terjadinya aliran kontras ke pembuluh pembuluh kulit (dermal back flow) juga dapat menimbulkan emboli ke paru paru. Setelah itu dilakukan, luka insisi dijahit kembali.
Tahap III 1. Limfangiogram mulai dari ekstremitas bawah sampai ke pembuluh pembuluh getah bening paraaortal, sisterna kilii dan duktus torasikus, bila perlu dengan bantuan fluoroskopi 2. Limfadenogram disebut juga sebagai foto sisa. Dilakukan ke esok harinya (lebih dari 24 jam) agar kontras dalam pembuluh sudah menghilang. Penilaian kelenjar getah bening menjadi lebih mudah karena overlapping dengan pembuluh tidak ada lagi. Kontras dapat tinggal di dalam kelenjar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan akibat kuatnya daya fagositosis jaringan retikuler.
2. Kontras Media
Menggunakan penyuntik otomatis, sekitar 6 ml setiap kaki. Kontras ini berjalan lambat, lebih dari 45 menit, karena ukurannya dan pembuluh limfa yang mudah pecah. Menggunakan bahan kontras minyak yodium ( karena
kontras water
soluble terlalu cepat diserap).
3. Kontra indikasi
Untuk penderita yang jelas alergi terhadap yodium dan zat kimia yang dipakai dalam pemeriksaan ini. Sedangkan adanya kelainan paru paru yang luas dan
9
pembesaran kelenjar limfa di bawah diafragma, serta keadaan umum yang buruk harus dilakukan dengan hati hati. 4. Pencitraan
a. Selama penyuntikan, standar prosedurnya ialah memperoleh gambar dari tungkai bawah atau paha untuk memastikan bahwa media kontras berjalan dengan baik pada pembuluh limfa. b. Sekitar 1 jam setelah penyuntikan, memperoleh gambar pembuluh limfa. Sekitar 24 jam kemudian, diperoleh gambar nodes limfa. Media kontras akan tetap berada di nodes limfa selama 3 – 4 minggu. c. Gambar yang diperoleh berfokus pada pelvis dan bagian bawah abdomen. d. Menggunakan proyeksi AP dan lateral dan oblik.
Limfangiogram pada limfangitis kronik non filariasis (limfangitis kronik primer)
10
5. Komplikasi
Umumnya jarang terjadi, walaupun ada beberapa literature penah dilaporkan adanya alergi ringan sampai berat, bahkan kematian, selain itu mungkin juga terjadi emboli paru, limforea dan infeksi di sekitar daerah insisi.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Limfografi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pemeriksaan radiografi dari pembuluh limfatik dan node setelah injeksi media kontras. 2. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, system saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang. 3. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil. 4. Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipat paha. 5. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit. 6. Pembuluh getah bening tidak mudah dilihat, sehingga pewarna biru disuntikkan secara subkutan di antara ruang pada jaringan kaki. Setelah sekitar 15 sampai 20 menit, kaki disiapkan dan digantung untuk pemeriksaan cutdown. Anastesi local diberikan dan cutdown dilakukan. Saat kaki ditoreh, pembuluh limfa tampak seperti bergaris biru tipis (telah menyerap pewarna biru). Pembuluh limfa pada setiap kaki diberi kanula dan penyuntikan dimulai. Saat penyuntikan sudah selesai, sayatan / torehan tadi dijahit. 7. Menggunakan penyuntik otomatis, sekitar 6 ml setiap kaki.
12
B. Saran Teknik pemeriksaan Limfografi merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam mata kuliah Teknik Radiografi 4. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman terutama dalam penerapannya, mengingat teknik pemeriksaan ini harus menggunakan obat atau bahan lain yang digunakan selain hanya pengambilan radiograf dengan menggunakan x ra y.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, Keneth, L. 2001. Text Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy Edition 5, Mosby. Inc, St. Louis : Mosby. Inc.
Rasad, S.2005. “Sejarah Radiologi”. Radiologi Diagnostik .Devisi Radiodiagnostik, Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.Jakarta
Anatomi dan fisiologi limfe, https://www.google.com/search?q=anatomi+limfografi&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a di akses pada : 31 Maret 2014. Pukul 21.15 WIB.
14