Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini PRAKTIKUM PENCUCIAN ( L E A C H I N G ) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN Tanti Elzi Hayatri (240210150002)
Departemen Teknolohi Industri Pangan Universitas Padjajaran, Jatinangor Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844 779570 Fax. (022) 7795780 Email:
[email protected] ABSTRAK
Leaching adalah suatu operasi pemisahan komponen tertentu dari bahan induknya dimana bahan induk tersebut terbebas dari komponen yang dipisahkan. Praktikum kali ini melakukan pemisahan krim dari pencucian kelapa parut dengan tiga tahap serta membandingkan massa krim setiap tahapnya. Pencucian yang dilakukan secara bertahap akan lebih menghemat pelarut daripada pencucian satu tahap, tetapi memerlukan lebih banyak pelarut. Hasil yang didapatkan berbeda, hal ini bisa disebabkan oleh kecepatan difusi yang tergantung pada beberapa faktor yaitu temperatur, luas permukaan partikel, pelarut, perbandingan solut dan solven, kecepatan dan lama pengadukan. Xn praktikum dan teori yang didapatkan berbeda, sehingga diperlukan mencari Xn modifikasi. Tujuan mencari nilai Xn modifikasi adalah untuk mengetahui men getahui jumlah krim yang masih tersisa pada bahan. Kata Kunci : Leaching, kelapa, ekstraksi AB A B STR ST R AC K
Leaching is a specific component of the separation operation in which the parent material of the parent material free of components separated. Practicum this time to separate the cream from washing grated coconut with three phases and compares the mass of cream each stage. Washing is done gradually it will save more solvent than washing one stage, but require more solvent. The results obtained are different, this could be caused by the diffusion speed depends on several factors such as temperature, the surface area of the particles, solvent, solute and solvent ratio, stirring speed and time. Xn lab and got different theories, theo ries, so that the necessary modifications are looking Xn. The purpose of seeking value Xn modification is to determine the amount of cream remaining on the material. Keywords: Leaching, coconut, coconut, extraction
Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini I.
Tahap pertama, solvent berdifusi kedalam
PENDAHULUAN
Istilah pencucian sebagai suatu operasi
massa, dan membawa hasil difusi keluar, sebelum
pemisahan komponen pangan yang dikenal juga pemisahan mempunyai hasil (Treyball, 1981). dengan istilah leaching adalah suatu operasi pemisahan
komponen
tertentu
dari
Difusi dari solute melewati pori
pori struktur
–
bahan dari residu padatan yang merupakan faktor
induknya dimana bahan induk tersebut terbebas pengendali, material itu harus memiliki ukuran dari
komponen
yang
dipisahkan.
Ketika
yang kecil, sehingga jarak yang ditempuh solute
komponen yang tidak diinginkan dihilangkan dari kecil. Jika difusi solute dari permukaan partikel solid dengan menggunakan air, proses ini disebut padatan keras, maka agitasi fluida diperlukan leaching (Geankoplis, 1997). Pencucian ekstraksi
tetapi
(Coulson, 1955).
merupakan
analogi
perbedaannya
operasi
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk
bahwa
menentukan banyaknya komponen bahan yang
adalah
komponen yang terpisahkan bukanlah yang
diinginkan
melainkan
untuk
produk tercuci (terekstrak) dalam pencucian 3 tahap, dibuang. membandingkan
Sebaliknya sisa atau padatan yang tidak terekstrak
banyaknya
komponen
bahan
yang tercuci (terekstrak) dalam pencucian 1 tahap
adalah sebagai produk yang diharapkan karena tetapi dengan jumlah pelarut yang setara dengan tujuan dari
pencucian adalah membebaskan pencucian 3 tahap, dan memodifikasi persamaan
bahan dari komponen yang tidak diinginkan keseimbangan operasi pencucian pada kondisi misalnya kotoran, senyawa toksik, dan senyawa-
tidak ideal.
senyawa penganggu lainnya. Kuantitas zat mampu larut ( soluble) yang dikeluarkan biasanya lebih banyak dibandingkan
II.
METODE
2.1
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
dengan pencucian filtrasi biasa, dan pada operasi leaching sifat-sifat zat padat mungkin terjadi perubahan
(Mc
Cabe,
1999).
Umpan
yang
adalah air dan parutan kelapa segar. 2.2
Alat yang digunakan dalam praktikum
berbentuk kasar, keras dan butiran-butiran besar akan terdisintegrasi menjadi bubur atau lumpur, bila
bahan
mampu
larut
yang
terkandung
didalamnya dikeluarkan (Mc. Cabe, 1990).
Alat
adalah alumunium foil , baskom, beaker glass, gelas ukur, neraca analitik, oven, pipet, saringan kain, sentrifugator, dan tabung sentrifuse. 2.3
Prosedur
Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini Biji kelapa tua di parut 150 gram dan ditambah
dengan
diekstraksi
air
150
menghasilkan
mL,
santan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
kemudian data sesuai dengan tabel terlampir. Xn praktikum dan
ampas pencucian 1 tahap, pada tahap ke-0 memiliki nilai
kelapa. Santan disentifugasi pada sentifugator
yang sama dengan Xn teori, hal ini karena pada
dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit,
tahap 0 belum terjadi pencucian, sehingga pada
sehingga terpisah antara krim dan skim. Krim
tahap ini tidak diperlukan untuk mencari Xn
dimasukkan ke dalam alumunium foil untuk
modifikasi. Karena Xn modifikasi dicari apabila
0
dikeringkan pada oven dengan suhu 105
C,
Xn praktikum dan Xn teori berbeda.
selama 1 jam. Setelah itu hitung berat untuk
Proses leaching 2 tahap, pada tahap ke-1
mengetahui komponen yang terekstrak. Ampas Xn praktikumnya adalah 0.21 sedangkan pada Xn sisa
kelapa
dikeringkan
menggunakan
oven hitungnya 7.3262, Xn praktikum pada tahap ke-2
o
selama 1 jam dengan suhu 105 C untuk membandingkan
berat
ampas
setelah
yaitu 0 sedangkan Xn hitungnya 2.5236. Hasil
dicuci yang didapatkan berbeda, hal ini bisa disebabkan
dengan 3 tahap.
oleh kecepatan difusi yang tergantung pada
III.
beberapa faktor yaitu temperatur, luas permukaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum
kali
ini
adalah
mengenai partikel, pelarut, perbandingan solut dan solven,
leaching dengan tujuan untuk mengambil suatu
kecepatan
konstituen
memisahkan minyak dari pelarutnya, dilakukan
dalam
menggunakan
suatu
pelarut.
Pada
padatan
dengan
percobaan
dan
lama
pengadukan.
Untuk
ini, dengan cara destilasi (Treyball, 1980). Sifat-sifat
menggunakan bahan kelapa parut sebanyak 150 pelarut yang digunakan harus mencakup beberapa gram. Dari percobaan yang dilakukan dapat
hal
yaitu,
pelarut
yang
digunakan
harus
diketahui perbedaan antara Xn praktikum dan Xn mempunyai selektifitas yang tinggi, kemudahan hitung.
pelarut untuk dipisahkan dan viskositas dann Operasi leaching bisa dilakukan dengan
sistem
batch, semibatch ataupun
densitas
pelarut
akan
berpengaruh
terhadap
continue. pengadukan.
Operasi ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi
Nilai Xn praktikum dan Xn teori yang
untuk meningkatkan kelarutan solut di dalam didaptkan berbeda, sehingga diperlukan mencari pelarut. Untuk meningkatkan performance, sistem
Xn modifikasi, tujuan mencari nilai Xn modifikasi
aliran dapat dibuat secara co-current ataupun
adalah untuk mengetahui jumlah krim yang masih
counter current (Geankoplis, 1983).
tersisa pada bahan. Apabila nilai Xn modifikasi
Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini minus, itu menandakan krim sudah tidak ada lagi
kesetimbangan fase. Pada tahap ini krim yang
di dalam bahan, sehingga tidak diperlukan lagi
dihasilkan lebih sedikit, hal ini sesuai dengan
tahap selanjutnya. Dari hasil perhitungan 2 tahap,
literatur
yaitu
cara
multi
stage
operation
pada tahap kedua 2 didapatkan Xn praktikum operasinya lebih sempurna dan produk yang modifikasi
negatif,
berarti
leaching cukup
dilakukan 1 tahap.
dihasilkan lebih banyak (Brown, 1978). Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan
Faktor-faktor
yang
berpengaruh
pada
solvent maka solid yang terekstraksi akan lebih
proses leaching adalah jumlah konstituen (solute) banyak atau proses leaching akan berjalan baik. dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan,
Efektivitas leaching tergantung kepada
dan ukuran partikel. Mekanisme proses leaching pemerasan
yang
dilakukan
saat
ektraksi.
dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke
Pencucian yang dilakukan secara bertahap akan
permukaan solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi
lebih menghemat pelarut daripada pencucian yang
solven ke dalam solid dan pelarutan solut oleh
hanya satu tahap tetapi memerlukan lebih banyak
solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke pelaruut (Suyitno, 1990). permukaan solid, dan desorpsi campuran solut-
Warna
ampas
kelapa
yang
sudah
solven dari permukaan solid kedalam badan dikeringkan dengan oven yaitu agak kecoklatan pelarut (Treyball, 1980). Umumnya permukaan
terjadi
karena mengalami proses browning pada saat
perpindahan sangat
solven
cepat
di
ke pemanasan. Aroma ampas kelapa yang sudah mana dikeringkan lebih segar dan sedap seperti aroma
berlangsung pada saat terjadi kontak antara solid santan. Ampas kelapa yang belum dikeringkan dan solvent, sehingga kecepatan difusi campuran sedikit lebih tengik, aroma tengik tersebut hilang solut-solven ke permukaan solid merupakan akibat pengeringan dan memunculkan aroma khas tahapan yang mengontrol keseluruhan proses
minyak kelapa. Berat ampas kelapa dengan 1
leaching .
tahap adalah 60,8229 gram, 2 tahap yaitu 71,1801
Proses
laeching
1
tahap,
metode
gram, dan 3 tahap sebesar 27,7309. Seharusnya
operasinya sangat sederhana karena dilakukan ampas kelapa 1 tahap lebih berat daripada ampas single stage operation dengan anggapan proses
kelapa 2 tahap maupun 3 tahap. Karena ampas
berjalan stedy state. Keadaan ini dapat digunakan kelapa 1 tahap hanya dilakukan 1 kali pemerasan, dengan mengadakan kontak fase antara campuran yang berarti kandungan air maupun bahan masih zat
dan
solventnya
sehingga
memperoleh yang tersisa masih banyak. Sedangkan 2 tahap dan
Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini 3
tahap
McCabe, W.L. Smith dan J.C. Smith. 1990. Unit Operation of Chemical Engineering . pemerasan. Hasil yang didapatkan salah dapat McGraw Hill Book Kogokhusa Ltd, Tokyo. dikarenakan oleh banyaknya pelarut yang digunakan
sudah
dan
melakukan
saat
beberapa
pemerasan.
Krim
kali
hasil
McCabe, L. Warren, and J.C. Smith. 1999. Operasi Teknik Kimia. Edisi ke-4. praktikum yang sudah di oven beraroma khas Penerbit Erlangga, Jakarta. minyak kelapa dan berbentuk seperti bubur Suyitno, M. Guritno, Haryanto, M. Haryadi, kering. Suksmadji, Supriyanto dan W. Supartono. 1990. Petunjuk Laboratorium Rekayasa IV. KESIMPULAN Pagan. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Proses leaching pada praktikum kali ini yang Treyball, R. E. 1980. Mass Transfer Operation. rd 3 edition. Mc Graw Hill, Kogakusha digunakan, semakin banyak pelarut yang Japan. digunakan maka semakin efektif proses leaching. Treyball, R. E. 1981. Mass Transfer Operations. Efektivitas leaching juga tergantung Mc.GrawHill Book Company, USA. sangat
bergantung
pada
jenis
pelarut
kepada pemerasan yang dilakukan saat ektraksi. Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan solvent maka solid yang terekstraksi akan lebih banyak atau proses leaching akan berjalan baik. DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G. 1978. Unit Operation. John Wiley and Sons Inc., Wiley Eastern Limited, Charles E. Tuttle co, New York. Coulson’s, J. M., and J.F. Richordson.1955. nd Chemical Engineering . Vol. 2 . Butterworth Heinemann, London. Geankoplis, C. J.1983. Transport Processes and nd Unit Operations. Ed. 2 . Allyn and Bacon, London. Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and rd Unit Operation. 3 Edition. PrenticeHall of India, New Delhi.
Nama : Tanti Elzi Hayatri NPM : 240210150002 Asisten : Ziske Noflianrini
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pencucian Kelapa Parut 3.5000
y = -0.1904x + 1.8606 R² = 0.0317
3.0000 2.5000
n K
2.0000
Tahap 2
1.5000
3 Tahap
1.0000
Linear (Tahap 2) Linear (3 Tahap)
0.5000 0.0000 0 1 -0.5000 y = -0.5x + 0.8429
R² = 0.7715
2
3
4
n
Grafik 1. Percobaan 2 Tahap dan 3 Tahap Hubungan antara Kn dengan n
Gambar 2. Neraca Analitik 1 Tahap