PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2012
1. Judul
: Trafo Paralel
2. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat : - Merangkai paralel 2 buah transformator - Menjelaskan manfaat kerja paralel - Menjelaskan hubungan arus pada tiap trafo dan arus beban
3. Pendahuluan
Untuk bekerja paralel transformator - transformator harus memiliki perbandingan belitan dan tegangan kerja yang sama. Konfigurasi yang umum dipakai adalah sisi tegangan tinggi paralel - tegangan rendah paralel. Hubungan belitan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah harus dirangkai dengan polaritas yang benar agar tegangan keluarannya normal.
4. Peralatan
Transformator 1 fasa 220 V / 48 V
6 buah
Multimeter Analog
2 buah
Tang Amper
1 buah
VACPS
Kabel Jumper
1 buah
20 buah.
Reostat 1.5 A
1 Buah
5. Gambar Rangkaian
Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif “+” dan negative “-“ pada keluaran trafo dengan cara sbb : V3
V1
220 V
V2
0 – 220V
Gambar 10.1.Rangkaian percobaan tes pole 1
Tabel 10.1. Polaritas 1 V1
V2
V3
Keterangan
100
25
125
V3 = V1 + V2
V3
V1
V2
220 V 0 – 220V
Gambar 10.2. Rangkaian percobaan tes pole 2
Tabel 10.2. Polaritas 2
V1
V2
V3
Keterangan
100
25
75
V3 = V1 – V2
Gambar 10.3. Rangkaian Percobaan Paralel Pole Sama Tanpa Beban
Gambar 10.4. Rangkaian Percobaan Paralel Pole Beda Tanpa Beban
A
A
A
Gambar 10.5. Rangkaian Percobaan Paralel Berbeban
6. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak. 2) Menentukan polaritas 2 buah trafo 1 fasa yang memenuhi syarat paralel.
3) Membuat rangkaian seperti gambar.
4) Membuka saklar paralel S, dan memberikan tegangan masukan pada sisi tegangan tinggi TT. 5) Mengukur tegangan - tegangan pada Trafo 1 & Trafo 2, dan mengisi tabel 10.3. 6) Menutup saklar paralel S, dan mengukur tegangan tegangan pada trafo Trafo 1 & Trafo 2, dan mengisi tabel.
7) Membuat rangkaian seperti gambar 10.4. ( hubungkan sekunder Trafo 2 polaritasnya dibalik ).
8) Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk mengisi tabel 10.4 9) Membuat rangkaian seperti gambar 10.5
10) Membuka saklar paralel S dan menutup saklar beban SB, dan mengatur nilai beban R 1 & R 2 terbesar. 11) Memberikan tegangan masukan pada sisi tegangan tinggi TT dan mengatur nilai beban R 1 & R 2 hingga terukur arus sekunder trafo Tr.1 & Tr.2 sebesar nominal. 12) Mencatat arus trafo Tr.1 & Tr.2 dan arus beban R 1 & R 2 dalam tabel 10.5 13) Membuka saklar beban SB dan menutup saklar paralel S. 14) Mengukur dan mencatat arus trafo Tt.1 & Tt.2 dan arus beban R 1 & R 2 ke table 10.6 15) Untuk Paralel tiga fasa, Merangkai gambar seperti gambar 10.6
16) Mengukur tegangan dalam keadaan saklar terbuka
17) Mengukur tegangan pada masing-masing sisi masing-masing trafo.
7. Lembar Kerja
Tabel 10.3. Pengamatan Gambar 10.3. Tegangan pada saat saklar S (V) Di buka
sisi
Di tutup
Trafo 1
Trafo 2
Trafo 1
Trafo 2
TT
215
215
215
215
TR
52
52
52
52
Tabel 10.4. Pengamatan Gambar 10.4. Tegangan pada saat saklar S (V) sisi
Di tutup
TR 1
TR 2
TR 1
TR 2
TT
215
215
215
215
TR
52
52
52
52
Tabel 10.5. Pengamatan Gambar 10.5. sebelum diparalel
Sisi TR
Di buka
Arus sebelum diparalel (A) TR 1
TR 2
Beban 1
Beban 2
0,32
0,32
0,32
0,32
Tabel 10.6. Pengamatan Gambar 10.5. sesudah diparalel Sisi TR
Arus sesudah diparalel (A) TR 1
TR 2
Beban 1
Beban 2
0,32
0,32
0,32
0,32
Tabel Pengamatan Trafo Paralel 3 Fasa ( lebih dari 2 Trafo) Tanpa Beban
Teganagn Pada Saat Saklar (v) Sisi
Di Buka
Di Tutup
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
TT
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
TR
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
8. Analisa Data
Dari hasil data di atas dapat dianalisa bahwa pada trafo parallel 1 fasa nilai tegangan tinggi pada rangkaian polaritas (+) / sama trafo tanpa beban dan polaritas (-) / bed a trafo tanpa beban adalah sama. Dan nilai tegangan rendah juga sama. Namun pada rangakaian pembalikan polaritas trafo tidak dapat bertahan lama atau tidak dapat digunakan dalam aktu lama, karena banyaknya kumparan yang tidak sesuai dengan ni lai tegangan atau kapasitas yang tidak semua akan menyebabkan terbakarnya trafo. Nilai tegangan tinggi pada trafo hampir sama atau ekivalen dengan nilai tegangan sumber karena pada sisi tegangan tinggi hanya terjadi drop tegangan pada penghantar dari sumber ke trafo, dan pada sisi tegangan tinggi nilai tegangan beum diturunkan. Sementara pada rangakain trafo parallel berbeban nilai tegangannya drop pada tegangan tinggi dan pada tegangan rendah. Namun pada rangkaian trafo parallel berbeban nilai arus pada sisi tegangan tinggi dan nilai tegangan rendah adalah sama.
9. Pertanyaan dan Tugas
1) Sebutkan beberapa syarat untuk trafo yang akan bekerja paralel. Syarat yang harus dipenuhi pada trafo rangkaian parallel yaitu : a. Perbandingan tegangan primer dan sekunder dari kedua trafo harus sama b. Polaritas masing-msing trafo harus sama c. Tegangan Impedansi beban penuh harus sama d. Perbandingan reaktansi ekivalen dari hambatan ekivalen pada masing-masing trafo sebaiknya sama sehingga trafo akan bekerja pada power faktor yang sama
e. Belitan-belitan primer dari kedua trafo harus cocok dengan sistem tegangan dan frekuensi dari sumber. 2) Terangkan apa yang akan terjadi jika salah satu dari syarat itu tidak dipenuhi. Yang terjadi trafo akan panas dan jika dibiarkan dapat meledak 3) Jelaskan hubungan arus pada tiap trafo dan arus beban dari 2 buah trafo yang bekerja paralel. Ia.Zeq a = Ib. Zeq b Kedua trafo tersebut membagi beban sesuai dengan KVA masing-masing. Dimana besar impedansi ekivalen adalah : Zeq =
Dengan demikian besar arus masing-masing trafo : Ia =
Ib =
4) Apakah manfaat dari trafo yang bekerja paralel ? Manfaat dari tafo yang bekerja parallel yaitu Untuk mengatasi apabila suatu trafo tidak mampu memikul arus atau tegangan yang digunakan
10. Kesimpulan
a. Penggunakan rangkaian pararel pada trafo dapat mengatasi apabila trafo tidak mampu memikul arus atau tegangan yang digunakan b. Dalam memasang trafo parallel harus memenuhi syarat tertentu agar trafo tidak terbakar c. Nilai tegangan pada kumparan primer atau tegangan tinggi hamper sama dengan nilai tegangan sumber