Laporan
Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Tekstur Cynthia Diesta Firly 105040201111051 Hari Selasa,11.00 – 12.40 WIB Assisten : Himawan
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 2010
I. PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Tanah merupakan aspek penting dalam media tumbuh pada tumbuh – tumbuhan. Mengingat tempat dan kegunaannya bagi tumbuhan, tanah dapat disamakan dengan rumah tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya kita perlu mempelajari,memperhatikan,dan mengolahnya dengan baik. Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi,tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu. Kita ketahui bahwa macam,jenis,struktur dan tekstur tanah berbeda – beda. Dalam praktikum dasar ilmu tanah kali ini kami mempelajari tentang tekstur tanah.
I.2
Tujuan
Berdasarkan latar belakang, maka tujuan penulisan laporan praktikum dasar ilmu tanah adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui macam – macam tekstur tanah
Perbedaan tekstur utama ( pasir, debu, liat) dari kemampuan fisik,kimia dan biologinya 2.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan di pengaruhi tekstur 3.
4. Mengetahui hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah
I.3
Manfaat
Manfaat penulisan laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah ini agar para pembaca dapat memahami mengenai tekstur tanah.
II. METODOLOGI II.1 Alat dan Bahan 1.Tanah 2.Tangan 3.Alat tulis
II.2 Alur kerja Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga dapat ditekan
Pijit contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian bentuk seperti benang sambil dirasakan
Langkah pertama yang perlu ditetapkan adalah apakah tanah tersebut bertekstur liat, lempung berliat, lempung
Untuk menentukan kelas tekstur selanjutnya dapat digunakan pedoman penetapan tekstur di lapang
Catat data hasil praktikum lalu buat laporan praktikum
2.3
Analisi Perlakuan
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986). Analisis tanah untuk kromium menggunakan metode destruksi basah dengan asam nitrat (HNO3) dan pengukuran Cr dilakukan dengan AAS di Laboratorium BTKL (SNI 06-2511-1991), analisis tekstur dilakukan dengan metode pipet, melalui 3 tahap yaitu; fraksionisasi, pendispersian dan pemipetan, pengukuran DHL dilakukan dengan menggunakan EC-meter, pH tanah (pHH2O dan pH-KCl) dilakukan dengan pH meter, analisis bahan organik menggunakan metode Walkley & Black. Hasil analisis pada cuplikan tanah Tekstur Tanah
Dari analisis dapat diketahui hasil dari tekstur tanah pertanian yang berada disekitar aliran sungai Code dan menggunakan air irigasi dari sungai tersebut. Jenis tanah pertanian hampir relatif sama dengan penyusun utama fraksi pasir, tetapi pada tanah sekitar bagian aliran tengah sungai Code terutama cuplikan II/2 dan II/3 tanah didominasi oleh fraksi debu. Kadar debu tertinggi pada II/2 sebesar 48,46 %(Tabel 2). Kadar fraksi debu yang tinggi pada tanah sekitar aliran sungai bagian tengah selain dipengaruhi oleh keadaan tekstur asli dari tanah juga ditimbulkan dari penambahan debu yang terbawa dari residu padatan terlarut dan sedimen pada air sungai Code yang terbawa masuk melalui saluran irigasi, hal ini dapat diketahui baik pada analisis air dari nilai padatan total yang terlarut dan warna air sungai Code. Penambahan padatan ini berasal dari bagian hulu maupun partikel tanah yang tererosi pada sekitar sungai. Untuk kandungan lempung terbesar terdapat pada tanah sekitar aliran sungai bagian tengah, cuplikan II/2 sebesar 15,56 % dan cuplikan II/3 sebesar 16,94 %. Tanah pada bagian hulu sungai merupakan tanah Regosol dengan kandungan fraksi pasir terbesar dengan fraksi pasir 81,06% - 87,01%, keadaan ini hampir sama dengan jenis tanah pada bagian hilir sungai Code dengan fraksi pasir antara 77,33 % 97,42 %. Pada grafik korelasi regresi antara Cr dalam tanah vs bahan organik dapat dilihat hubungan antara kadar Cr tanah dengan kadar bahan organik tanah, didapatkan nilai R sebesar 0,187. Dengan demikian kadar bahan organik pada tanah ini kurang berpengaruh pada pengikatan Cr dalam tanah khususnya pada jeluk 20 cm. Dengan bertambahnya kandungan bahan organik dapat meningkatkan pengikatan Cr dalam tanah yang berasal dari pemasukan air irigasi sungai Code yang diindikasikan telah tercemar Cr, khususnya Cr valensi 6+ .Pada tanah sekitar bagian tengah aliran sungai Code mempunyai kandungan bahan organik terbesar antara 16 – 18 %, sehingga akumulasi Cr dalam tanah ini ( sample II/1, II/2 dan II/3 ) relatif lebih tinggi diantara tanah pada bagian sungai yang lain. Bahan organik ini meningkatkan daya ikat partikel tanah terhadap ion-ion logam Cr sehingga Cr tertahan dan terakumulasi pada tanah bagian atas. Tingginya bahan organik juga dipengaruhi oleh
tingkat pengolahan tanah yang dilakukan petani dengan penambahan bahan organik berupa pupuk kandang yang relatif besar di lapangan, selain hal itu bahan organik yang terlarut dari air sungai juga cukup besar berasal dari limbah buangan baik rumah tangga maupun dari industri.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986). Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi serta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988). Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 kelas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat. (Hardjowigeno,1992) (Darmawidjaya,1997), bahwa tekstur tanah mempunyai sifat-sifat yang hampir tidak dapat berubah, berbeda dengan struktur dan konsistensi
3.2 Macam – Macam Tekstur Tanah Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah,yaitu : 1.
Pasir.
2.
Pasir Berlempung
3.
Lempung Berpasir.
4.
Lempung
5.
Lempung Berdebu.
6.
Debu.
7.
Lempung Berliat.
8.
Lempung Liat Berpasir.
9.
Lempung Liat Berdebu
10. Liat Berpasir 11. Liat Berdebu 12. Liat. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
a.
tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir tau pasir berlempung.
b.
tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu, atau liat berpasir.
c.
tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung terdiri dari : i.
tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau lempung berpasi halus.
ii. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasi sangat halus, lempung(loam),lempung berdebu (silty loam)atau debu (silt) iii. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam), atau lempung liat berdebu (sandy-silt loam)
3.3 Perbedaan Tekstur Utama (Pasir,Debu dan Liat) Dari Kemampuan Fisik,Kimia dan Biologi a. 1.
2. 3.
Pasir
Kemampuan Fisik : memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan menahan air lebih sedikit pula. Kemampuan Kimia : Mudah Kekeringan dan miskin kadar air tanah Kemampuan Biologi : Tidak mampu melakukan proses metabolisme dalam tanah berpasir
b.
Debu
Kemampuan Fisik : Tanah bertekstur debu mempunyai luas permukaan yang sedang karena ukuran partikel yang relatif sedang,tidak terlalu besar ataupun kecil. 1.
2.
Kemampuan Kimia : mampu melakukan proses metabolisme tanah
3.
Kemampuan Biologi unsur hara.
c.
: mampu untuk menyediakan
Liat
1.
Kemampuan Fisik : Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar rentangan ukuran partikel yan terbesar dapat dijumpai dalam kelompok tamah lempung (clay) yang diameter partikel-partikelnya mempunyai ukuran 0,0002 mm hingga hamper sebesar molekul.
2.
Kemampuan Kimia : Mampu melakukan proses metabolisme tanah dengan baik dan relatif lebih cepat prosesnya. Kemampuan Biologi : Mampu untuk menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. 3.
3.4
Segitiga Tekstur
3.5 Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Tekstur Faktor yang Mempengaruhi Tekstur : a.Bahan Induk tanah b.Iklim c.Topografi
d.Organisme e.Waktu yang di butuhkan untuk proses pembentukan tanah Faktor yang dipengaruhi tekstur : 1.Struktur tanah 2.
Konsistensi tanah
3.
Perakaran tumbuhan
4.kapasitas menahan air 5.kapasitas tukar kation 6.porositas 7.kecepatan infiltrasi 8.serta pergerakan air dan udara dalam tanah.
3.6 Hubungan Tekstur dengan Sifat Fisik yang Lain A. Hubungan tekstur tanah dan kadar air Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
B. Hubungan tekstur tanah dan konsistensi tanah
Konsistensi atau Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah
C. Hubungan tekstur dengan porositas tanah Porositas tanah adalah Distribusi, kontinuitas pori menentukan aliran air dan udara. Persen pori 50% merupakan kondisi ideal tanah dimana setengahnya makro pori untuk meneruskan air karena adanya gravitasi dan setengahnya mikropori untuk menahan air dari tarikan gravitasi Jumlah pori ditentukan oleh tekstur dan tipe lempungnya.
3.7 kajian Mengenai Pengaruh Tekstur dalam Usaha Pertanian Tekstur juga dapat digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun kesesuaian lahan (Soedomo et al. 1988). Lutz dan Chandler (1965) dalam Purwowidodo (1987) menyatakan bahwa sejumlah pengamatan menunjukkan bahwa tanah-tanah bertekstur lempung akan lebih menguntungkan pertumbuhan tumbuhan dibandingkan tanah bertekstur pasir atau liat halus. Tanah bertekstur kasar umumnya menghasilkan tegakan nisbi buruk. Adanya bahan berukuran diameter kurang dari 0.2 mm pada tanah bertekstur pasir sangat bermanfaat dalam mendukung kualitas tapak. Kualitas tapak tanah-tanah bertekstur pasir akan meningkat sebanding dengan peningkatan kandungan bahan bergaris tengah kurang dari 0.2 mm. Namun, Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara Adanya lapisan-lapisan yang mengandung bahan bertekstur halus di bagian bawah suatu profil tanah akan dapat mengimbangi ketidakbaikan bahan bahan bertekstur kasar di lapisan atasnya karena tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.
Regenerasi dan pertumbuhan pohon pinus pada tanah abu vulkanik berjeluk dalam, umumnya buruk. Namun pada tanah abu vukanik yang dibawahi oleh liat atau lempung, memungkinkan perakaran pinus tumbuh baik sampai perakaran itu mencapai lapisan yang 13 bertekstur lebih berat. Tanah bertekstur liat sangat berat akan menghambat regenerasi atau pertumbuhan pepohonan (Purwowidodo 1987). Namun Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yasng lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.
3.8 Data Hasil Praktikum Di contoh tanah yang berasal dari Joyogrand kami dapati bahwa : Dalam kedalaman 20 cm kita dapatkan tanah dengan tekstur Lempung berat dengan komposisi a.Liat
75%
b.Pasir 5% c.
IV.
Debu
20%
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi
penggunaan tanah dan berupa perbandingan partikelpartikel tanah yang terdiri dari liat, debu dan pasir. Selain itu tekstur tanah ditentukan oleh ukuran perbandingan relatif antara pasir, debu dan liat. Dan tekstur tanah ini sangat mempengaruhi terhadap kesuburan tanah, sebab semakin halus tekstur tanah semakin bertambah kesuburan tanah dan daya menahan air serta unsur – unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman lebih kuat. Tekstur tanah juga ditentukan oleh unsur – unsur penyusun tanah seperti suhu, bahan induk, mikroorganisme, relief dll. Dengan mengetahui tekstur suatu tanah maka kita dapat menentukan jenis tanaman yang cocok untuk mendapatkan hasil yang maksimum.
DAFTAR PUSTAKA Ali K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada . Jakarta.
Anonymous.2010.gambar segiitiga tekstur. http://www.google.com Baroto.2006. TARAF PENCEMARAN DAN KANDUNGAN KROMIUM (Cr) PADA AIR DAN TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CODE YOGYAKARTA.http://www.pdf-searcher.com/6.282-100-baroto.html Foth, H. D., 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Madjid A.2009.sifat fisik tanah bagian 1-tekstur tanah.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/ Yunan.2006. KARAKTERISTIK TANAH YANG BERKEMBANG DARI BATUAN DIORIT DAN ANDESIT KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA.http://www.pdf-searcher.com/ 6.2-109115-yunan.html