KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL J U RU SA N P RO DU K S I PE R TA N IA N P O L I T EK N IK N E G ER I J EM B E R L A B O RA T O RI UM I LM U T A N AH
Acara Acara Praktikum : Pene ntuan Kadar Bahan Organik Tanah
Tujuan
: Mahasiswa d iharapka n mampu, amp u, a. Memahami prosedur pelaksanaan penentuan bahan organik tanah metode empiris Walkley dan Black. b. Menentukan menetapkan kandungan bahan organik tanah secara empirik.
Nama Praktika Pr aktika n : Tulus Yudi W idodo W ibowo
NIM : A4111962
Nama Kel Ke lo mpok : W inarno inarno
NIM : A 4111965
Wagino
NIM : A 4111964
Vey Bona Banoet
NIM : A 4111963
Yetri Zeruya Abisai Abisa i N
NIM : A 4111966
Hari/tangal
: Jum’at/10 Februari 2012
Tempa Tempatt
: Laboratorium Laborato rium Ilmu Tan Ta na h
Pemb Pemb imbing
: Ir. Abdul Maj id, MP
Diperiksa
LABORATORIUM ILMU TANAH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN FEBRUARI, 2012
BAB I DASAR TEORI
Bahan organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60 % dan pada Titik oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. (Pairunan, dkk., 1985).Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman, berupa akar, batang, ranting, daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke Titik bawah serta diinkorporas diinkorporasiikan dengan tanah.(Islami, ta nah.(Islami, T., 1995). Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Titik I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari hancuram bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten, oelapukan berwarna cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad mikro. Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar dalam jumlah jumlah yang kecil. kecil. Jumlah Jumlah dan s ifat kompo komponen-kom nen-komponen ponen organik organik dalam sisa-s sisa-siisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan organik dalam tanah. Terutama Titik I tanah Alfisol memiliki kandungan humus yang lebih banyak sehingga kandungan
bahan
organiknya
lebih
tinggi
dari
Titik
dibawahnya.
(Saifuddin,
1988).Senyawa organik pada tanah Alfisol umumnya ditemukan di permukaan atau pada Titik I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4 %. Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi), sumber energi yang sangat penting bagi mikroorgan mikroorganiisme. (Hardjowigeno, (Hardjowigeno, 1992). Penggunaan tanah secara terus-menerus untuk pertanaman, dengan cepat akan memiskinkan kandungan bahan organik tanah Alfisol, sebab bahan organik merupakan
bahan dari humus sebagai gudang dari unsur hara tanaman maka kandungan bahan organik yang cukup sebaiknyaselalu tersedia untuk mempertahankan sifat dan kesuburan tanah. (Subagyo, 1970). Penambahan dan dimineralisasi bahan organik tanah Alfisol mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat-sifat tanah alfisol dan sifat kimia tanah Alfisol. (Hardj (Ha rdjowigeno, owigeno, 1992).
BAB II METODOLOGI
2.1 Alat Dan Bahan Bahan-bahan dan alat yang digunakan pada praktikum bahan organik tanah adalah
sampel
tanah
kering
udara,
aquades,
larutan
H2SO4,
larutan
K2Cr2O7,larutan K2Cr2O7,larutan H3Po4.oven, H 3Po4.oven, indikator indikator diphenilami d iphenilamin n 1 %, % , kertas label. 3.3 Metode yang digunakan Prosedur pelaksanaannya dimulai dengan menyiapakan bahan dan alat setelah bahan dan alat disiapkan maka langkah pertama yanag dilakukan mencampurkan 1 gram tanah ditambah 10 mil K2CR2072N terus ditambah 10 mil H2SO4 kemudian panaskan selama 90 menit didalam oven dan setiap 15 menit dikocok selanjutnya diginkan dan dihimpitkantkan dengan aquadest sampai minesius dan dibiarkan selama 1 malam,setelah 1 malam diambil dan dikocok dan biarkan hingga jern jernih ih kemudian kemud ian ditambahkan 5 mil ekstrak ekst rak dan dan ditambahkan ditamba hkan dengan 2 mil H3Po4 dan 2 tetes penunjuk diphenilamin ( indikator) indikator) dan dicampurkan dicampurkan dengan titar
ammonium forosul forosu lfat 0,2 sampai sampa i berwarna berwar na hij hijau au dan untuk
menghitung bahan organic organ ic di gunakan gunaka n rumus sebagai se bagai berikut berikut : C- organic= organic= (A-B) x 0,2 0,2 x 10 x 3 x10 X 100 kl 1.000 100 BO : C.organik x 1,724 Keterangan Keteranga n : A.Peni A.Pe nitraa traan n blanko blanko B.penitraan conto c ontoh h
BAB IV HASIL DAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Hasil penentuan bahan organnik tanah C.organik =
= = = = 6,72 x 1,1573 = 7,78 % BO
= C.Organik x 1,724 = 7,78 x 1,724 =13,41 %
Jadi % bahan organiknya adalah 13,41 % 4.2 Pembahasan Berdasar Be rdasarkan kan
hasil has il yang
diperoleh, dipero leh, maka dapat diketa diketahui hui kandungan kandunga n bahan
organik pada tanah yaitu 13,41 %.Tanah %.Ta nah memiliki kandungan kandungan bahan bahan organi organ ik yang leb lebiih tinggi tinggi hal ha l ini ini terjadi karena pada tanah kebun kebun merupakan Titik Titik permukaan, di d imana pada Titik ini tidak terjadi proses pencucian yang dapat menyebabkan tingginya bahan organik yang dikandungnya dan selain itu proses humufikasi berlangsung pada Titik ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985) bahwa kandungan bahan organik tertinggi adalah tanah berada pada Titik I, karena adanya proses pelapukan sisa-sisa mikroorganisme yang mati dan berakumulasi, sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (1992), bahwa tanah yang mengandung bahan organik adalah tanah Titik atas atau top soil, karena semakin ke bawah suatu Titik tanah maka kandungan bahan organiknya
semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras, semakin dalam tanah semakin kurang kandungan bahan organiknya. Hal ini juga disebabkan karena tingginya kandungan liat tanah Titik terdalam. Karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan organiknya kurang tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckman dan Brady (1982), bahwa jumlah kandungan bahan organik sangat ditentukan oleh faktor kedalaman tanah dan tekstur tanah itu, dan semakin tinggi kandungan liat suatu Titik tanah maka semakin rendah kandungan bahan organiknya.Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan dkk (1985) bahwa semakin dalam suatu Titik tanah dan semakin tinggi kandungan liatnya maka kandungan bahan organiknya semakin rendah pula. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik dalam tanah adalah kedalaman Titik tanah, iklim (suhu dan curah hujan), tekstur tanah, drainase, aerasi, aktivitas aktivitas mikroorgan mikroorganiisme, dan vegetasi.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimp K esimpulan ulan Berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada percobaan bahan organik tanah maka diperol diperoleh eh bahan organiknya adalah 13,41 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kandungan kandungan bahan ba han organik dalam tanah adalah kedalaman Titik tanah, iklim (suhu dan curah hujan), tekstur tanah, drainase drainase,, aerasi ae rasi,, akti akt ivitas mi m ikroorganisme, vegetasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno. S, 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta. Baile, 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Islami, T, 1995. Hubungan Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Ta naman. IKIP Semarang Press. Semarang.